PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan problema kesehatan utama di negara
maju dan berkembang, sehingga menjadi penyebab kematian nomor satu di
dunia begitu juga di indonesia, baik laki laki maupun untuk perempuan. Dari
data WHO, sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler
atau 30% dari kematian di seluruh dunia. Salah satu penyakit kardiovaskuler
tersebut adalah hipertensi, hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit
tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal (yupitayeni 2009).
Menurut WHO, hipertensi menyumbang angka kematian yang besar di
seluruh dunia yaitu sekitar 7,5 juta warga dunia setiap tahunnya dan
diperkirakan orang yang menderita hipertensi semakin meningkat setiap tahun
(anastasya ika purwaningsih 2014).
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan terbesar di
indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering di temukan
pada pelayanan kesehatan primer. Hal ini merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi yaitu 25,8% sesuai dengan data riskesdas 2013
(kemenkes RI).
Hipertensi bukan sekedar peningkatan tekanan darah di atas normal,
yaitu 140/90 mmHg, melainkan juga faktor risiko utama gangguan fungsi
berbagai organ tubuh seperti otak, ginjal dan jantung. Semakin tinggi tekanan
darah, maka risiko terhadap gangguan fungsi organ lain semakin meningkat
(Dinkesadmin, 2011).
Perbandingan antara perempuan dan pria bila ditinjau dari prevalensi
hipertensi, ternyata hipertensi yang disebabkan oleh pengaruh gaya hidup juga
lebih banyak terjadi pada wanita, khususnya Wanita Usia Subur. Wanita Usia
Subur merupakan wanita yang berusia 15-45 tahun, pada masa ini sering
terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh yang disebabkan oleh pola hidup
yang salah. Umumnya penderita hipertensi adalah orang yang berusia diatas 40
tahun, namun pada saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang
usia muda. Hipertensi pada Wanita Usia Subur sebagian besar terjadi pada usia
25 45 tahun, hanya 20% yang terjadi di bawah usia 20 tahun (yupita yeni,
2009).
Di propinsi Riau Pada laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
Puskesmas Kab./Kota terbanyak adalah penyakit diare. Puskesmas Sentinel
terbanyak adalah penyakit Influenza, selanjutnya penyakit kedua terbanyak
adalah diare. Namun dapat dilihat bahwa penyakit tidak menular menempati
urutan ketiga penyakit terbanyak yaitu hipertensi sebanyak 4182. Hal ini
menunjukkan trend penyakit degeneratif mulai muncul menjadi permasalahan
kesehatan di tengah masyarakat (profil kesehatan riau 2013).
Di kabupaten kuantan singingi kasus hipertensi meningkat tiap tahunnya,
pada tahun 2013 terdapat 1973 kasus, 2014 terdapat 2572 kasus, dan pada
tahun 2015 terdapat 8205 kasus (dinkes kuansing 2015).
Sedangkan di UPTD kesehatan sukaraja penderita hipertensi yang berusia
15 45 tahun adalah sebanyak 64 kasus selama Tahun 2015 dari 648 kasus
2. Tujuan Khusus
a. mengidentifikasi hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi
pada Wanita Usia Subur di UPTD kesehatan Sukaraja Kecamatan Logas
Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2015
b. mengidentifikasi hubungan antara pil KB dengan kejadian hipertensi
pada Wanita Usia Subur di UPTD kesehatan Sukaraja Kecamatan Logas
Tanah Darat Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2015
c. mengidentifikasi hubungan antara pola asupan garam dengan kejadian
hipertensi pada Wanita Usia Subur di
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau referensi bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi pada waita usia subur
1. Hipertensi
a. Defenisi hipertensi
Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri
saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Bila darah
memberikan gaya yang lebih tinggi dibandingkan konsisi normal secara
persisten pada system sirkulasi disebut juga tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh
darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi
organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
Didefinisikan sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita
hipertensi/penyakit
tekanan
darah
tinggi
oleh
tenaga
kesehatan
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
115
<120
75
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi tahap 1
140-159
90-99
Optimal
Normal
Hipertensi tahap 2
>160
> 100
Sumber: (Ekawati,2010)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan
sebagai berikut: (Hartono,dkk 2013).
a. Hipertensi Esensial/Primer
Hipertensi primer merupakan tipe hipertensi yang paling sering
ditemukan dan 95% kasus hipertensi adalah penderita hipertensi
primer. Meskipun tidak terdapat penyebab tunggal yang dapat
diidentifikasi, namun factor genetic, asupan garam yang berlebihan
dan peningkatan tonys adrenergic semuanya terlibat dalam hipertensi
primer.
Beberapa
faktor
diduga
berkaitan
dengan
berkembangnya
ditekankan
pada
factor
penyebabnya.
Jika
Hipertensi
DIASTOLIK
(mmHg)
Normal
<120
dan <80
Prahipertensi
120-139
atau 80-89
Stadium 1
140-159
atau 90-99
Stadium 2
160
atau 100
sekunder.
Hipertensi
sekunder.
kelebihan
primer
Adrenal-meated
aldoteron,kortisol,
hypertension
dan
disebabkan
katekolamin.
Pada
8) Luka bakar
9) Peningkatan volume intravaskuler
10) Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah.
selain
d. Gejala klinis hipertensi
Pada sebagian besar kasus hipertensi tidak menunjukkan gejala
apapun. Cara satu-satunya untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur
takanan darah. Sejalan dengan yang direkomendasikan panduan yang
dikeluarkan oleh British Hypertension Society, sebaiknya mengukur
tekanan darah sedikitnya sekali dalam lima tahun, bahkan sering lebih
dianjurkan. Bila tekanan arah tidak terkontrol dan menjadi sangar tinggi
(hipertensi berat atau hipertensi maligna), maka mungkin akan muncul
gejala seperti: (Yasmine,2007).
1) Pusing
2) Pandangan kabur
3) Sakit kepala
4) Kebingungan
5) Mengantuk
6) Sulit bernapas
e. Komplikasi Hipertensi
Jika sudah terdiagnosa menderita hipertensi sebaiknya pengobatan segera
dilakukan, namun jika tidak dikontrol dan tidak ditangani maka akan dapat
menghadapi masalah serius, seperti: (Yasmine, 2007).
1) Gagal jantung
2) Angina
3) Serangan jantung/Infark miokard
4) Stroke
5) Penyakit ginjal
6) Gangguan sirkulasi
f. Diagnosis Hipertensi
Dilakukan
terdengar
di bruit
semakin
meningkatkan
risiko
serangan jantung karena otot jantung tidak bekerja dengan efisien dan
perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah. Aktivitas fisik adalah
vasodilator: dengan berolahraga dapat mengembangkan pembuluh
darah.
Kombinasi
gaya
hidup
pasif
dan
obesitas
akan
konsumsi
dalam
jumlah
secukupnya
justru
dapat
e. Stres
Stress mempercepat produksi senyawa berbahaya, meningkatkan
denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah, kemudian
meningkatakan tekanan darah serta menimbulkan serangan jantung
dan stroke.
f. Pil kontrasepsi
Para peneliti menyimpulkan bahwa kontrasepsi oral atau pil KB dapat
meyebabkan peningkatan tekanan darah pada beberapa wanita,
terutama jika mereka gemuk.
g. Kehamilan
Hipertensi mungkin berkembang dengan cepat pada trimester ketiga
kehamilan. Jika tidak ditangani, hal ini bias membahayakan baik ibu
maupun
bayinya.
Hipertensi
gestasional/hipertensi
pada
masa
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Variable Independent
Variabel Dependen
obesitas
Pil KB
E. Hipotesis
1. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada Wanita Usia
Subur
2. Ada hubungan antara pil KB dengan kejadian hipertensi pada Wanita Usia
Subur
3. Ada hubungan antara pola asupan garam dengan kejadian hipertensi pada
Wanita Usia Subur