Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Tim Sukses Partai Politik dalam Kemenangan

Jokowi-JK pada Pemilihan Umum Presiden dan


Wakil Presiden Republik Indonesia

Addri Muhtarom
F1D014028

Tekhnik Penulisan Ilmiah SPP9113


Khairu Roojiqien Sobandi,S.IP,M.Si, MA
11 Desember 2014

Muhtarom

Pendahuluan
Pada abad ke-21 ini, peran dari marketing politik sangat berpengaruh
dalam proses politik di Indonesia. Salah satunya adalah dibutuhkannya marketing
politik dalam proses pemilihan calon presiden dan wakil presiden untuk
memperoleh suara terbanyak atau kemenangan dalam pemilihan umum.
Marketing politik itu sendiri adalah proses yang memungkinkan adanya
pertukaran di zona politik yang mengarah pada saat pemilihan umum, pemilihan
kepala daerah, dan pemilihan gubernur. Marketing politik atau pemasaran politik
tidak hanya dilihat dari periode kampanye saja tetapi, partai politik harus terus
memperhatikan, menampung, dan menyalurkan aspirasi rakyat. Pemasaran politik
yang dimaksud memberikan informasi mengenai kandidat atau calon Presiden dan
Wakil Presiden, visi, misi dan program yang akan dilakukan oleh masing-masing
kandidat melalui saluran-saluran komunikasi yang diarahkan kepada rakyat
Indonesia. Marketing politik sukses diterapkan partai politik pada pemilihan calon
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Pada tahun 2014 ini, telah dilaksanakan pemilihan umum calon Presiden
dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Pemilihan umum dilakukan secara
langsung oleh rakyat Republik Indonesia sehingga lebih terciptanya pemilihan
yang sesuai dengan hati nurani rakyat, jujur dan adil. Pemilihan umum ini
dimenangkan oleh kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yaitu pasangan no urut 2,
Joko Widodo dan Jusuf Kalla atau akrab dengan sebutan Jokowi-JK. Hasil dari
perhitungan akhir, Jokowi-JK mendapatkan perolehan 70.997.859 suara
sedangkan rivalnya dari kubu Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo
Subianto dan Hatta Rajasa atau akrab dengan sebutan Prabowo-Hatta dengan no
urut 1 mendapatkan perolehan 62.576.444 suara.1 Dari hasil tersebut,
membuktikan bahwa rakyat Indonesia benar-benar peka terhadap kemajuan
bangsa Indonesia yang membutuhkan sosok pemimpin yang bukan hanya sekedar
janji manis dan gagah perkasa, namun rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin

1. Eka K. Roban. Hasil Pemilu Jokowi-JK, Diakses pada tanggal 2 Desember 2014,
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/22/jokowi-jk-unggul-84-juta-suara-ini-hasilfinal-rincian-perolehan-tiap-provinsi-versi-kpu.

Muhtarom

yang sungguh-sungguh dalam membenahi kekurangan bangsa indonesia.


Kemenangan Jokowi-JK tidak luput dari dukungan seseorang dan kelompok yang
ikut serta dalam menyuseskan hasil dari pemilihan umum. Dukungan dari awal
kampanye sampai pengumutan suara ini berasal dari partai politik yang tergabung
dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sehingga Jokowi-JK sukses dalam
kemenangan pemilu 2014.

Definisi Partai Politik


Dalam suatu organisasi, berbagai pihak yang sesungguhnya beragam dapat
dikonsolidasikan dalam satu front. Prinsip inilah yang menjadi dasar pendapat
mengapa partai politik memiliki peran penting dalam mendukung calon Presiden
dan Wakil Presiden yang diusungnya. Partai politik juga untuk mencari dan
mengajak orang yang berbakat untuk aktif berpolitik sebagai anggota partai
politik tersebut (politica recruitment), sehingga berpengaruh terhadap citra partai
dan partai politik menjadi sarana penghubung antara masyarakat dengan calon
pemimpin Indonesia kedepan. Partai politik di Indonesia adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan
adanya partai politik, rakyat bisa mengetahui karakter masing-masing kandidat
sehingga ikut berpartisipasi dalam menentukan pemimpin Indonesia kedepan
lewat pemilihan umum. Pengertian partai politik dari beberapa ahli terkemuka,
A. Sigmund Neumann: Partai politik adalah organisasi dari aktivitasaktivitas politik yang berusaha menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut
dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongangolongan lain yang mempunyai pandangan berbeda.2

2. Indra Bastian, Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik (Jakarta: Erlangga, 2007), 51.

Muhtarom

B. Prof. Meriam Budiarjo: Partai politik adalah suatu kelompok yang


terorganisir di mana para anggotanya mempunyai orientasi, cita-cita dan nilainilai yang sama. Tujuan kelompok ini yaitu memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
kebijakannya.3
C. Mac Iver: Partai politik adalah suatu perkumpulan yang terorganisasi
untuk menyokong suatu prinsip atau kebijaksanaan politik yang diusahakan
melalui cara-cara yang sesuai dengan konstitusi atau UUD;
D. Menurut R.H. Soltau: Pengertian Partai Politik ialah sekelompok warga
negara yang sedikit banyak terorganisir, dimana bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan bertujuan untuk menguasai pemerintahan serta melaksanakan
kebijakan umum organisasi;
E. Carl J. Friedrich: mengemukakan Pengertian Partai Politik adalah
sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan
berdasarkan penguasaan itu, memberikan kepada anggota-anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil.4
Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai
melakukan penggabungan kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan
merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur (interest
articulation). Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa
atau usulan kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan
kebijakan umum yang diterapkan pada masyarakat. Partai memberikan sikap,
pandangan, pendapat, dan orientasi terhadap fenomena (kejadian, peristiwa dan
kebijakan) politik yang terjadi di tengah masyarakat. Sosialisi politik mencakup
juga proses menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Bahkan, partai politik berusaha menciptakan image (citra)
bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Partai politik berfungsi mencari
3. Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), 403.
4. Pengertian Partai Politik Menurut Para Ahli, Diakses pada tanggal 2 Desember 2014,
http://www.pengertianahli.com/2014/2/pengertian-partai-politik-menurut-ahli.html.

Muhtarom

dan mengajak orang untuk turut ktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.
Ketika terjadi perbedaan pendapat di tengah masyarakat, partai politik berupaya
untuk mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk
kepentingan pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum.
Secara garis besar peran dan fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi
dua. Pertama, peran dan tugas internal organisasi. Dalam hal ini, organisasi partai
politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan,
kaderisasi dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang
pendirian partai politik. Kedua, partai politik juga mengemban tugas yang lebih
bersifat ekstrenal organisasi. Disini peran dan fungsi organisasi partai politik
terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara.
Kemenangan Jokowi-JK dalam pemilihan umum 2014, tidak luput dari
dukungan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang
terdiri dari partai PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura. Dalam proses pemilihan
umum, keempat partai tersebut membuat tim sukses yang bertujuan dalam
menyukseskan dan memenangkan kandidat yang diusungnya. Tim sukses dipilih
berdasarkan keahlian yang dimiliki dari masing-masing individu dan dipilih
melalui hasil kesepakatan bersama.
Bagian-bagian dalam tim sukses Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yaitu
sebagai berikut:
1. Penasihat
Penasihat betugas untuk memberikan usulan dan saran terhadap kebijakan yang
akan dilaksanakan oleh kandidat serta mempertimbangkan baik buruknya jalan
yang akan diambil oleh kandidat tersebut untuk memperoleh kemenangan.
Contohnya: Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai
Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum
Partai Hanura Wiranto;

2. Pengarah

Muhtarom

Bertugas untuk merumuskan kebijakan, strategi, koordinasi dan memberikan


arahan dalam upaya percepatan pencapaian target dan sasaran rencana yang sudah
dibuat.
Contohnya: Sidharto Danusubroto, Hasyim Muzadi, Abdul Azis Mansyur,
Dimyati Rais, Puan Maharani, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono, As'ad
Said Ali, Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, Laksamana (Purn) Tedjo Edi,
Letjen TNI (Purn) Farid Zainuddin, Marsekal Madya (Purn) Ian Santoso,
Pramono Anung, Sutrisno Bachir, Andi Muawiyah Ramli, dan Nurhayati Said
Aqil Siradj;
3. Ketua tim
Ketua tim bertugas memegang tanggung jawab dalam jalannya pemilu, kampanye
dan mengawasi jalannya tim sukses sehingga tercapainya tujuan yang telah
disepakati bersama guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Contohnya: Sekjen DPP PDI-P Tjahjo Kumolo;
4. Badan Pemenangan Pemilu Presiden
BPPP atau Badan Pemenangan Pemilu Presiden bertujuan untuk membuat ide-ide
yang berkaitan untuk kemenangan dalam pemilihan presiden.
Contohnya: Puan Maharani, Victor B Laiskodat, Marwan Jafar, Chairuddin
Ismail, Andi Widjajanto, Sekjen DPP Partai Nasdem Patrice Rio Capella, Sekjen
DPP PKB Imam Nachrowi, dan Sekjen Partai Hanura Dossy Iskandar;
5. Penghubung partai
Memiliki peranan penting sebagai penghubung dewan pembina partai dengan
dewan pembina partai lain, partai dengan rakyat Indonesia.
Contohnya: Achmad Basarah, Siti Nurbaya, Hanif Dahiri, Saleh Husin Bendahara
Didit MP Juru Bicara Hasto Kristiyanto, Abdul Kadir Karding, Anis Baswedan,
Ferry Mursyidan Baldan, Khofiffah Indar Parawansa, dan Syarifuddin Sudding;
6. Tim ahli
Tenaga ahli yang akan melaksanakan pekerjaan ini disesuaikan dengan muatan
materi pekerjaan, sehingga tenaga ahli yang terpilih adalah tenaga ahli yang
menguasai dan berpengalaman dengan pekerjaan sejenis. Dalam menjalankan

Muhtarom

tugasnya, tenaga ahli diatur melalui mekanisme job description yang sesuai
dengan bidang keahliannya.
Contohnya: Sukardi Rinakit, Andreas Pareira, Arie Sumarmo, Arief Budimanta,
Ady Prasetyono, Heri Achmadi, Ida Fauziah, M Prakosa, Muhtosim Arief,
Musdah Mulia, Pataniari Siahaan, Rizal Sukma, Syaifullah Mashum, Sakti Wahyu
Trenggono, Sihar Sitorus, dan Silverius Sonny;
7. Tim survei
Tim survei berarti meninjau tempat yang akan dipilih sebagai lokasi kampanye
dan menentukan lokasi mana yang menunjang kapasitas penduduk.
Contohnya: Dolfie, Abdul Malik Haramain, Chris Watubun, M Fariza, Y Irawady,
Harry Ashar, Hendra Kusumah, Sarwoto, Susaningtyas Nero Handayani
Kertopati, dan Yunandar Perwira;
8. Tim debat
Tim debat bertugas berkoordinasi dengan tim ahli untuk mempersiapkan debat
visi-misi calon Presiden dan Wakil Presiden di hadapan publik dan memberikan
informasi-informasi penting ke calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusungnya.
Contohnya: Maruarar Sirait, Akbar Faisal, Helmi Faisal Zaini, Poempida
Hidayatullah, dan Samual Watimena;
9. Tim penggalangan
Tugas dari tim penggalangan dana adalah mencari uang di luar partai untuk
menambah modal dalam proses sebelum dan sesudah kampanye.
Contohnya: Jenderal TNI (Purn) Farchrul Rozi, Ameliiyani, Budiman Sudjatmiko
(desa), Christine Hakim (budaya), Djafar Badjeber, Edy Junaidi, Franky Sibarani
(pengusaha), Iqbal Alan Abdullah, Mindo Sianipar (tani dan nelayan), Puti Guntur
Soekarno (guru), Richard Samberra dan Utut Adianto (atlet), Rieke Diah Pitaloka
(buruh), dan Samuel Koto;
10. Tim penggerak pemilih
Tugasnya adalah memberikan blusukan-blusukan ke rumah penduduk dan
membuat rencana yang bertujuan untuk menarik simpati massa agar mendukung
kandidat yang didukungnya.

Muhtarom

Contohnya: Bambang Wuryanto, Abdul Munir Malkan, Imam Addaraqutni, Izzul


Musliman, Willy Aditya, dan Zainul Munasihin;
11. Tim saksi
Saksi merupakan komponen penting karena tim saksi bertujuan agar menjaga
kepercayaan rakyat sehingga tim saksi dipilih berdasarkan komitmen dan loyalitas
dari masing-masing individu.
Contohnya: Djarot S Hidayat, Enggartiasto L, Jazilul Fuwaid, dan Prasetyo;
12. Tim kampanye
Tim kampanye adalah tim yang dibentuk dalam rangka menyukseskan jalannya
kampanye dan di tugaskan membuat atribut seperti spanduk, stiker, baliho dan
lain-lain yang berhubungan dengan kampanye.
Contohnya: Aria Bima, Effendi Simbolon, Fathan Subhi, dan Sri Sajekti
Sudjudnadi;
13. Tim media dan sosial
Tim media dan sosial mengimplementasikan strategi social media, membangun
brand, meningkatkan lalu lintas pengunjung ke situs web dan mendorong
penggunaan. Pemegang jabatan ini banyak berhubungan dengan team Marketing
dan tugas untuk mendukung misi masing-masing tim itu, sambil memastikan
konsistensi dalam pesan-pesan yang disampaikan di jejaring sosial.
Contohnya: Saur Hutabarat, Adi Satryo, Erwin Setiawan, F Reza, Kiki Taher,
Salomo R Damanik, Setia Prijono, Romanus Sumaryo dan Anton DH
Nugrahanto;
14. Tim kreatif
Tugas tim kreatif adalah menentukan ide, perencanaan dan persiapan. Lalu tim
kreatif juga bertugas dalam mengedit foto, video dan animasi yang berhubungan
dengan proses pemilu.
Contohnya: Triawan Munaf dan Lukmanul Hakim;
15. Tim hukum
Tugas tim hukum adalah menanggapi dari semua macam permasalahan yang
terjadi sebelum dan sesudah pembacaan hasil oleh KPU.

Muhtarom

Contohnya: Henry Yosodiningrat, Alexander Lay, Anwar Rahman, Firman Daeli,


Gusti Randa, OC Kaligis, Riska Mariska, Sirra Prayuda, Susilo AB, Taufik
Basari, Teguh Samudera, dan Trimedya Panjaitan.5
Keberhasilan Jokowi-JK tentu karena keberhasilan dalam menggabungkan
dan merangkul semua kekuatan tim sehingga dapat memperoleh suara terbanyak
dalam pemilu. Tim sukses Jokowi-JK juga sudah membawa citra yang baik
mengenai Jokowi-JK di mata publik. Keberhasilan ini merupakan strategi politik
yang tentunya mengandalkan marketing politik yang baik dan terkonsep.

Marketing Politik
Sejak Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan
bahwa marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan
dari marketing ini sangatlah luas.Marketing politik merupakan metode dan konsep
aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai seperangkat
metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai politik) dalam
memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi partai,
karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat atau
kontestan.6 Marketing menurut Bruce I Newman adalah proses memilih customer,
menganalisa kebutuhan mereka dan kemudian mengembangkan inovasi produk,
advertising, harga dan strategi distribusi dalam basis informasi. Marketing dalam
pengertian Bruce bukan dalam pengertian marketing biasa, melainkan produk
politik berupa imeg politisi, platform, pesan politik dan lain-lain yang dikirim ke
audiens yang diharapkan menjadi konsumen yang tepat.7 Contoh penerapan
marketing yang paling nyata di Indonesia adalah positioning dalam kampanye
politik. Mengingat keberagaman masyarakat Indonesia, maka positioning seorang
kandidat ataupun parpol harus dilakukan secara berbeda untuk setiap segmen

5. Tim Sukses Jokowi-JK, Diakses pada tanggal 3 Desember 2014,


http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/23/1833256/Ini.Tim.Sukses.Pemenangan.JokowiJK.di.Pilpres.
6. Firmanzah, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2008), 39.
7. Bruce I. Newman, Handbook of Political Marketing (California: Sage Publication,
1999), 84.

Muhtarom

masyarakat yang berbeda. Wring (1996) menunjukkan bahwa aktifitas marketing


politik telah lama dilakukan oleh partai politik di Inggris, dinyatakan bahwa
semasa periode pemilu di Inggris tahun 1929, partai konservatif menjadi partai
pertama menggunakan biro iklan (Halford-Bottomley Advertising Service) dalam
membantu mendesain dan mendistribusikan poster dan pamphlet. Ini
membuktikan bahwa partisipasi politik saat pemilu sudah tinggi dari dulu sampai
sekarang, dan caranya berbeda-beda.

Partisipasi Politik oleh Masyarakat


Partisipasi politik yang dikemukakan beberapa sarjana ilmu politik, secara
substansial menyatakan bahwa setiap partisipasi politik yang dilakukan
termanifestasikan dalam kegiatan-kegiatan sukarela yang nyata dilakukan, atau
tidak menekankan pada sikap-sikap.8 Kegiatan partisipasi politik dilakukan oleh
warga negara preman atau masyarakat biasa, sehingga seolah-olah menutup
kemungkinan bagi tindakan-tindakan serupa yang dilakukan oleh non-warga
negara biasa. Setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak lepas dari
campur tangan warga negara dan setiap keputusan yang diambil tersebut secara
tidak langsung mempengaruhi kehidupan warga negara, di katakan seperti itu
karena pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.9 Oleh karena itu,
partisipasi dari masyarakat itu sendiri penting adanya. Dalam negara-negara
demokratis pada umumnya semakin tinggi partisipasi warga negara nya maka
semakin baik pula. Secara universal pemilihan umum adalah lembaga sekaligus
praktik politik yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan
perwakilan (representative goverment). Pemilihan umum disebut juga dengan
political market pemilihan umum adalah pasar politik tempat
individu/masyarakat berinteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian
masyarakat) antara peserta pemilihanumum (partai politik) dengan pemilih
(rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan serangkaian

8. Miriam Budhiardjo, Partisipasi dan Partai Politik (Jakarta: PT.Gramedia, 1982), 12.
9. Mochtar Masoed, Negara, Kapital dan Demokrasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), 43.

Muhtarom

aktivitas politik yang meliputi kampanye, iklan politik melalui media massa cetak,
audio (radio), maupun audio visual (televisi), serta media lainnya seperti spanduk,
pamflet, selebaran, bahkan komunikasi antar pribadi yang berbentuk face to face
(tatap muka) atau lobby yang berisi janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih
sehingga pada pencoblosan dapat menentukan pillihannya terhadap salah satu
partai politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam
badan legislative maupun eksekutif.10
Adapun tujuan pemilihan umum Asas pemilu menurut UU No.23 tahun
2003, tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, menurut Undang-Undang
No.23 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, yaitu pemilu
presiden dan wakil presiden diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih
Presiden dan Wakil Presiden yang memperoleh dukungan yang kuat dari rakyat
sehingga mampu menjalankan fungsi-fungsi kekuasaan pemerintah negara dalam
rangka tercapainya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1. Langsung
meliputi: Artinya rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung
memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.
2. Umum
Artinya semua warga negara yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah
berhak untuk ikut memilih dan telah berusia 21 tahun berhak dipilih dengan tanpa
ada diskriminasi.
3. Bebas
Artinya rakyat pemilih berhak memilih menurut hati nuraninya tanpa ada
pengaruh, tekanan, atau paksaan dari siapa pun.
4. Rahasia
Artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui oleh pihak
siapa pun dan dengan jalan apa pun siapa yang dipilihnya atau kepada siapa
suaranya diberikan.
10. John T. Ishiyama, Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21 (Jakarta: PT. Kencana,
2013), 456.

Muhtarom

Perilaku politik dilihat sebagai sebuah alat analisis untuk melihat


bagaimana masyarakat ikut berpartisipasi di dalam pemilihan umum, baik itu
melalui pemberian suara (voting), keikutsertaan seseorang dalam kampanye, dan
keanggotaan seseorang dalam partai politik.Kampanye merupakan salah satu
bentuk partisipasi politik. Kampanye adalah sebuah tindakan politik bertujuan
mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh
peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian
suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa
juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan, pembelokan pencapaian.
Sebagaimana yang dikutip di dalam buku perilaku partai politik M.Khoirul
Anwar.
Kampanye politik mengarahkan psikologi dan perilaku pemilih untuk
menyesuaikan dan pada saatnya menuruti apa yang di programkan oleh partai
politik. Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para
pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta pemilu termasuk
mengajak memilih seseorang atau partai tertentu. Kampanye pemilu merupakan
kampanye jangka pendek, yang mana ajang kompetisi jangka pendek menjelang
pemilu untuk mengingatkan, membentuk dan mengarahkan opini publik dalam
waktu singkat. Tentunya untuk menciptakan kampanye politik yang efektif adalah
memilih orang yang bisa menguasai dan memahami perencanaan dan penggunaan
media komunikasi.

Strategi Komunikasi Politik dalam Pemilu


Komunikasi politik membicarakan tentang alokasi sumber daya publik
yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas yang
mempunyai kewenangan dalam memberi kekuasaan dan keputusan dalam
pembuatan undang-undang atau aturan.11 Komunikasi politik tidak hanya
berbicara mengenai kekuasaan, tetapi juga mencakup simbol-simbol bahasa,
seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti baikot, protes, dan
11. Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi Komunikasi
Politik Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 28.

Muhtarom

unjuk rasa. Dalam hal ini, efek komunikasi politik yang diharapkan adalah
terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di
mana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum.12
Pemberian suara ini sangat menentukan dalam kemenangan Jokowi-JK di pemilu
2014.
Komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar, yakni
sebagai berikut.
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keadaan yang sedang
dialami oleh bangsa indonesia itu sendiri.
2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikansi fakta yang ada.
3. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung aspirasi rakyat sehingga
bisa dijadikan sebuah topik dalam menjalankan kebijakan.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada calon Presiden dan Wakil Presiden.
5. Menyalurkan program-program yang akan dijalankan oleh masing-masing
kandidat yang diusungnya kepada media massa.13
Sedangkan pemilihan umum adalah salah satu pilar utama dari sebuah
demokrasi. Salah satu konsepsi modern diajukan oleh Joseph Scumpeter, yang
menempatkan penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas dan berkala sebagai
kriteria utama bagi sebuah sistem politik agar dapat disebut sebagai sebuah
demokrasi. Pemilu merupakan cara yang paling kuat bagi rakyat untuk
berpartisipasi dalam demokrasi perwakilan modern. Joko Prihatmoko mengutip di
dalam Journal of Democracy, bahwa pemilu disebut bermakna apabila
memenuhi tiga kriteria, yaitu keterbukaan, ketepatan, dan keefektivan. sebagai
salah satu sarana demokratis. Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk
pendidikan politik yang terbuka dan bersifat massal, sehingga diharapkan dapat
berfungsi dalam proses pendewasaan dan pencerdasan pemahaman politik
masyarakat. Melalui pemilu akan terwujud suatu infrastruktur dan mekanisme
demokrasi serta membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.
12. Hafied Cangara, Komunikasi Politik: konsep, teori dan strategi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009), 75.
13. Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori, Tujuan, Strategi
dan Komunikasi Politik Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 34.

Muhtarom

Masyarakat diharapkan pula dapat memahami bahwa fungsi pemilu itu adalah
sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, keabsahan pemerintah, dan
pergantian pemerintahan secara teratur.
komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap masyarakat
sangat diperlukan dalam menghadapi sebuah pemilihan umum.14 Keberhasilan
suatu strategi komunikasi politik oleh partai politik dalam merencanakan dan
melaksanakan, akan ikut berperan pada hasil perolehan suara partai politik dalam
pemilu. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh partai politik harus
menyesuaikan dengan sistem politik yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,
sistem politik mau tidak mau turut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
komunikasi yang dilakukan oleh partai politik. Melihat bahwa komunikasi politik
merupakan salah satu masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam
sistem politik, Bisa dikatakan komunikasi politik sebagai bagian dari sistem
politik merupakan satu konsepsi yang menyatakan bahwa semua gejala sosial,
termasuk gejala komunikasi dan politik, adalah saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.15
Penggunaan media sangatlah penting dalam proses kampanye dan
sosialisasi politik pada pemilu. Dalam konteks politik modern, media massa
bukan hanya menjadi bagian yang integral dari politik, tetapi juga memiliki posisi
yang sentral dalam politik. Media massa merupakan saluran komunikasi politik
yang banyak digunakan untuk kepentingan menyebarluaskan informasi, menjadi
forum diskusi publik dan mengartikulasikan tuntutan masyarakat yang beragam.
Semua itu dikarenakan sifat media massa yang dapat mengangkut informasi dan
citra secara massif dan menjangkau khalayak yang begitu jauh, beragam, dan luas.
Dengan karakter yang dimilikinya, media menjadi kekuatan yang bisa
menyatukan dan menggiring opini masyarakat kepada salah satu partai politik
perserta pemilu dengan memberikan arah ke mana mereka harus berpihak dan
prioritas- prioritas apa yang harus dilakukan. Dengan kemampuannya, media

14. Ardial, Komunikasi Politik (Jakarta: Indeks, 2010)


15. John T. Ishiyama, Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21 (Jakarta: PT. Kencana,
2013), 337.

Muhtarom

dapat memberi semangat, menggerakkan perubahan, dan memobilisasi


masyarakat untuk memilih pada pemiihan umum.

Pentingnya Media Massa untuk Memperoleh Suara


Peran media dalam kampanye pemilu sangatlah penting dalam memperoleh suara.
Hampir tidak ada satupun partai politik yang tidak menggunakan media dalam
sosialisasi dan kampanye partai. Pada Koalisi Indonesia Hebat (KIH), biaya dan
anggaran terbesarnya banyak dialokasikan untuk belanja iklan di media. Karena
media dianggap sebagai sarana yang efektif dan massif dalam menginformasikan
dan memperkenalkan suatu partai berikut program-programnya yang akan
dijalankan kedepan. Selain visi misi partai, tentunya sosok masing-masing
kandidat juga banyak bermunculan dan menghiasi wajah media massa baik
elektronik maupun cetak. Ini akan bisa merubah cara pandang masyarkat khalayak
terkait peristiwa-peristiwa seputar pemilu.
Dalam konteks pemilu 2014, media massa tetap mempunyai peran penting
dalam sosialisasi program partai dan pengenalan sosok kandidat dari masingmasing koalisi. Sementara, penguasaan atas arus informasi publik kerap terbukti
menjadi alat yang ampuh untuk membentuk opini dalam masyarakat yang pada
gilirannya memberi daya dorong politik.16 Akibatnya, penguasaan atas informasi
media kerap ditempatkan sebagai alat tawar politik untuk menang dalam
pertarungan politik. Peran media massa seperti yang di akui oleh Koalisi
Indonesia Hebat (KIH), karna Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tetap menggunakan
media massa dalam strategi komunikasi politik partai.
Pentingnya koalisi partai melakukan komunikasi melalui media karena
komunikasi massa mempunyai beberapa ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan
anonym.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin khalayak secara serempak dan sifatnya sementara.
16. Heri Budianto, Media dan Komunikasi Politik (Jakarta: Pusat Studi Komunikasi
Dan Bisnis UMB, 2011), 122.

Muhtarom

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang


kompleks dan mungkin membutuhkan biaya yang besar.17
Pada dasarnya semua calon peserta atau kandidat pemilu harus memiliki
integritas dan kapabilitas. Integritas dalam arti bermutu, bisa dipercaya dan
kapabilitas dalam arti memiliki kemampuan pintar, berwawasan mampu
memimpin dan menguasai dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya.
Integritas dan kapabilitas calon atau kandidat itu lebih dipentingkan bagi
masyarakat supaya pemimpin tersebut bisa menguasai pemerintahan dan seluruh
sektor pembangunan. Dibandingkan pencitraan baik yang dipropagandakan oleh
tim suksesnya pada saat kampanye. Melalui pengalaman, masyarakat atau pemilih
dapat melihat kapabilitas calon atau kandidat tersebut. Berbekal dari pengalaman
Jokowi memimpin Solo selama dua periode telah membuktikan diri membangun
kota dan masyarakat solo, yang mengantarkannya menjadi salah satu walikota
terbaik dunia dan pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Jussuf Kalla
adalah mantan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Pengaruh tersebut membawa citra positif yang dimiliki Jokowi-JK sebagai
pemimpin yang ideal. Pada dasarnya pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang
memiliki pencitraan positif dan memiliki program kebijakan yang bagus pula.
Tanggung jawabnya pun sangat tinggi yang akan membawa Indonesia baru
nantinya yang diserukan pada saat kampanye. Namun, cara Jokowi-JK
berkampanye merupakan permainan cerdas dari tim suksesnya dalam meraup
suara. Sehingga dapat dipastikan bahwa Jokowi-JK dapat memenangkan pemilu
2014 bukan sekedar pengalaman mereka saja, tetapi ada dalang di balik semua itu
yaitu tim sukses Jokowi-JK. Tim sukses Jokowi-JK berhasil mengelola cara-cara
yang dapat mengambil hati para warga Republik Indonesia dan menata keuangan
yang baik sehingga terciptanya kampanye yang sehat, adil, dan efisien.

Kesimpulan

17. Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012), 63

Muhtarom

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki segudang
masalah, mulai dari kemacetan, banjir dan masalah sosial. Jumlah penduduk yang
semakin meningkat tidak didukung dengan lahan yang ada mengakibatkan banjir
karena tidak adanya lahan resapan air pada saat hujan. Saat inilah rakyat
membutuhkan ide segar yang tentunya pemikiran dan kebijakan baru yang
berjangka panjang, bukan yang semata-mata berjangka pendek untuk kepentingan
pribadi atau kelompok sehingga Indonesia menjadi lebih baik. Seperti yang
dikampanyekan Jokowi-JK Revolusi Mental yang dalam kampanyenya banyak
mengumbar janji dan program-program yang akan dijalani ketika terpilih. Dalam
kampanyenya, peran tim sukses sangat dibutuhkan untuk dapat menjalankan
marketing politiknya. Tim sukses dibentuk melalui seleksi secara ketat. Melalui
seleksi tersebut dapat menghasilkan aktor-aktor politik yang bisa mengelola
elemen-elemen marketing politik. agar marketing politik dapat efektif, maka
partai atau politisi harus mampu merumuskan satu fokus atas sasaran yang dituju.
Partai politik melalui tim suksesnya harus mampu mengenali simpatisannya.
Dengan demikian, maka partai politik akan mampu merumuskan citra kandidat
atau kontestan yang diinginkan dan fokus dalam membidik tujuannya.
Pengelolaan marketing politik membawa pengaruh besar terhadap
elektabilitas sebuah partai politik dan calon kandidatnya. Pengaruh tersebut
membawa citra positif yang dimiliki Jokowi-JK sebagai pemimpin yang ideal.
Pada dasarnya pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki pencitraan
positif dan memiliki program kebijakan yang bagus pula. Tanggung jawabnya pun
sangat tinggi yang akan membawa jakarta baru nantinya yang diserukan pada saat
kampanye. Namun, cara Jokowi-JK berkampanye merupakan permainan cerdas
dari tim suksesnya dalam meraup suara. Cara berkampanye itu adalah terobosan
baru yang efektif. Serta bersih dari kesan buruk kampanye-kampanye kandidat
lain yang setelah pemilu selesai hanya bisa mengotori lewat atribut kampanyenya.
Kampanye lewat media jejaring sosial, blusukan, membuat branding atau ciri khas
ini termasuk kampanye yang hemat, efisien dan sederhana.

Muhtarom

Saran
Pada akhirnya, semua ini merupakan sebuah pembelajaran politik bagi
partai politik maupun koalisi dan juga masyarakat. Agar bisa lebih kritis dan
cerdas dalam memilih pemimpin yang baru. Serta, bagaimana pengelolaan
elemen-elemen marketing politik bisa memberikan pengaruh besar terhadap
kemenangan pada saat pemilu. Dipihak lain masyarakat Indonesia juga harus
memperlihatkan kesadaran politik dan berpartisipasi dalam memilih, dari hasil
pemilu masih terdapat sekian pensen masyarakat yang golput. Selain itu, memiliki
banyak uang dan kekuasaan tidak selalu memberikan jaminan untuk menang dan
hanya dapat mengotori Indonesia lewat kampanyenya. Menjadikan Jokowi-JK
sebagai contoh kampanye yang hemat, sederhana namun efektif dalam menarik
simpatik masyarakat Indonesia. Pasangan yang memiliki slogan Salam 2 Jari itu
harus mampu memenuhi harapan publik mengurai benang kusut permasalahan di
Indonesia.

Bibliografi
Ardial. Komunikasi Politik. Jakarta: Indeks, 2010.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi
Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
Bastian, Indra. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga, 2007.
Budhiardjo, Miriam. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: PT. Gramedia, 1982.
Budianto, Heri. Media dan Komunikasi Politik. Jakarta: Pusat Studi Komunikasi
dan Bisnis UMB, 2011.
Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik: konsep, teori dan strategi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009.
Firmanzah. Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2008.
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/05/23/1833256/Ini.Tim.Sukses.
Pemenangan.Jokowi-JK.di.Pilpres.

Muhtarom

http://www.pengertianahli.com/2014/2/pengertian-partai-politik-menurutahli.html
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/22/jokowi-jk-unggul-84-jutasuara-ini-hasil-final-rincian-perolehan-tiap-provinsi-versi-kpu.
Ishiyama, John T. Ilmu Politik Dalam Paradigma Abad Ke-21. Jakarta: PT.
Kencana, 2013.
Masoed, Mochtar. Negara, Kapital, dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003.
Newman, Bruce I. Handbook of Political Marketing. California: Sage Publication,
1999.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2012.

Anda mungkin juga menyukai