1 Kreativitas
1 Kreativitas
TRANSFORMASIONAL PADA
PT. PAMINDO PRIMA UTAMA MANDIRI
ABSTRAK
apakah
gaya
kepemimpinan
transformasional
menumbuhkan
menumbuhkembangkan
kreativitas
dengan
menerapkan
pemikiran kritis dan standar moral yang baik bagi karyawannya, memberikan
tugas-tugas baru untuk membangun potensi serta memberikan pelatihan dan
pengarahan agar pekerjaanya dapat selesai tepat waktu dan efisien. Hal unik
yang dimiliki subjek adalah kemampuannya mempercayakan seluruh tanggung
jawab yang diberikan kepada karyawan untuk dapat menyelesaikan tugastugasnya dengan cara dan ide-ide sendiri namun tetap sesuai prosedur kerja.
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Kepemimpinan
(leadership)
adalah
kemampuan
individu
untuk
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas ,maka penulis
ingin mengetahui :
1. Apakah gambaran gaya kepemimpinan transformasional yang mampu
menumbuhkembangkan kreativitas pada PT. Pamindo Prima Utama
Mandiri ?
2.
Faktor-faktor
apa
yang
menyebabkan
gaya
kepemimpinan
proses
gaya
kepemimpinan
transformasional
mampu
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu :
1.
Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah bagi
psikologi industri dan organisasi khususnya dalam memperkuat gaya
kepemimpinan transformasional menumbuhkan kreativitas karyawan
perusahaan sehingga bermanfaat bagi ilmu psikologi maupun
perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan gaya
kepemimpinan transformasional.
2.
Manfaat Praktis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pemimpin pada sebuah organisasi untuk dapat mengaplikasikan gaya
kepemimpinan transformasional dalam kreativitas pribadi memotivasi
kreativitas pemimpin PT. Pamindo Prima Utama Mandiri dalam
mencapai tujuan organisasi.
Pengertian Kepemimpinan.
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut
mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Berbagai pandangan atau pendapat mengenai batasan atau definisi
kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari
sudut pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan merupakan suatu gejala
sosial.
Bass (1999), mendefinisikan bahwa gaya kepemimpinan transformasional
sebagai, suatu cara meningkatkan ketertarikan karyawannya terhadap organisasi.
Karyawan menjadi termotivasi dan menjadi percaya, kagum, hor-mat serta setia
kepada pemimpinnya. Meningkatnya usaha karyawan disebabkan memiliki
motivasi kerja intrinsik yang mendorong untuk bekerja mandiri. Karakteristik
gaya kepemimpinan transformasional yang efektif adalah menunjukkan perilaku
karismatik,
memunculkan
motivasi
inspirasional,
memberikan
stimulasi
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan
transformasional
memiliki
b.
c.
d.3. Pelatihan.
Karakteristik
bagian
dalam
pemimpin
transformasional
yang
menghasilkan perilaku yang efektif. Dapat ditunjukan bahwa percaya diri (saya
dapat membuat perbedaan), integritas dari dalam, kejujuran dan nilai pribadi
mempengaruhi perilaku pemimpin. Bahan kunci dalam performa yang efektif
adalah bagi pemimpin agar dapat menghubungkan pengalaman hidupnya dengan
perilaku transformasional (Avalio, 1994). Hubungan dari dalam perilaku yang
dihasilkan mengarah pada perilaku eksternal yang mengubah organisasi.
Perilaku eksternal dan terlihat pemimpin memiliki dampak pada
organisasi. Avolio (1994), terdapat efek yang mengalir ke bawah dari pemimpin
tingkat lebih tinggi menuju pemimpin tingkat lebih rendah karena pembuatan
model perilaku yang efektif memperkerjakan orang lain dengan perilaku yang
sama, dan perilaku yang diperkuat oleh organisasi. Perilaku pemimpin memotivasi
dan menciptakan sebuah kesan dimana pemimpin memiliki kopetensi dan visi
untuk dicapai keberhasilannya (Keller, 1992). Perubahan pada perilaku
diperlihatkan untuk mengubah budaya. Dengan demikian perilaku relasional
pemimpin mempengaruhi organisasi.
Setiap orang dapat belajar untuk mengembangkan berpikir kreatif dan
mengintegrasikan
kemampuan
tersebut
dengan
berpikir
tinggi
sehingga
mampu
tingkat
lain
keterampilan-keterampilan
menyelesaikan
berbagai
10
11
dan konsep baru) dan mampu menciptakan keterlibatan dan partisipasi serta
mempelajari budaya baru.
Ukuran dan efektifitas pemimpin adalah seberapa banyak kemampuan
bawahan dalam menyelesaikan tugas tanpa kehadiran pemimpin (Bass dan
Avolio, 1990). Bawahan belajar memecahkan masalah dengan cara sendiri secara
kreatif dan inovatif. Melalui praktik intelektual ini, mitra kerja diberi kesempatan
seluas-luasnya oleh pemimpinnya untuk bertindak secara kreatif dan inovatif
dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan kata lain bawahan diberi kesempatan
oleh pemimpin untuk berekspresi diri dan mengembangkan diri.
Menurut Penelitian Shung Jae Shin (2003) data 290 karyawan dan para
penyelia dari 46 Perusahaan Korea, peneliti menemukan bahwa kepemimpinan
transformational secara positif berkolerasi dengan kreativitas karyawan, pengikut
"konservasi" terhadap suatu nilai, mempererat hubungan dengan pemimpin, dan
memiliki motivasi intrinsik memberikan kontribusi dari interaksi kepemimpinan
transformational
dan
konservasi
secara
parsial
memberikan
kontribusi
mendiskusikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998). Bogdan dan Taylor
(1984, dalam Moleong, 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
12
Menurut Kirk dan Miller (1986) pada mulanya bersumber pada pengamatan
kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu mereka
mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kekhasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif
memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dengan penelitian jenis
lainnya. Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari
mensintesakan pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982) dengan Lincoln dan Guba
(1985) ada sebelas ciri penelitian kualitatif, yaitu:
1. Penelitian kualitatif menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari
suatu keutuhan (enity).
2. Penelitian kualitatif intrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain.
3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif.
4. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan
teori subtantif yang berasal dari data.
6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukan angka-angka.
7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil.
8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitian nya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian.
9. Penelitian
kualitatif
meredefinisikan
validitas,
realibilitas,
dan
13
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
F. Pelaksanaan Penelitian.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, observasi dan wawancara dilakukan
secara terpisah, pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan, agar hasil wawancara
dapat di check dengan observasi. Pelaksanaan dilakukan di kantor dan di proyek
tempat subjek bekerja dan berhubungan dengan pekerja. Wawancara dengan
subjek dan significant other dilakukan satu kali, yaitu pada saat sore hari selepas
pulang kerja subjek dan juga sore hari selepas pulang kerja significant other.
Kendala yang ditemui dalam penelitian ini adalah peneliti sulit
menyampaikan hasil penelitian dengan bahasa dan kalimat yang tepat serta mudah
dipahami, namun kemudahan dalam penelitian ini subjek tidak sulit untuk
ditemui.
Data
mengenai
gaya
kepemimpinan
transformasional
dalam
BAB. V
14
PENUTUP
A. Kesimpulan.
a.
Gaya
kepemimpinan
transformasional
menumbuhkembangkan
kreativitas.
Pada penelitian ini, subjek merupakan pemimpin dalam organisasi
perusahaan konstruksi dan dapat diketahui bahwa kreativitas dalam gaya
kepemimpinan transformasional pada subjek terlihat subjek memiliki dan
mendapatkan rasa hormat dari karyawannya sehingga karyawan percaya kepada
pemimpin mereka sebagai bentuk perilaku karismatik. Subjek memberikan
kepercayaan bagi karyawannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, subjek mempercayakan sepenuhnya tugas dan tanggung jawab kerja
kepada karyawannya untuk mengetahui potensi yang diyakini bahwa karyawan
tersebut mampu dan mau bekerja lebih baik, memberikan tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan porsi yang diyakini mampu dijalankan dimana sebelum
dimulai suatu pekerjaan diberikan pengarahan serta dengan melihat hasil progress
pekerjaan, memberikan sepenuhnya kepercayaan bagi karyawannya untuk bekerja
dengan potensi, cara dan kreativitas yang dimiliki karyawannya. Subjek
menyampaikan dan memberikan pemahaman bagi karyawannya tentang visi dan
misi perusahaan yang harus sama-sama dipahami. Standar moral yang
ditampilkan berupa komitmen, kepercayaan dan kejujuran yang selalu diterapkan,
menerapkan standar moral religius yang dimana sebagai karyawan yang memiliki
religi yang baik akan memiliki hati yang bersih sehingga dapat dipercaya. Tujuan
dan tugas-tugas yang menantang dibangun oleh subjek agar dapat mendorong
potensi yang dimiliki karyawan. Subjek merasa tidak memahami dapat menjadi
model sehingga menimbulkan ide-ide baru, tetapi dengan gaya kepemimpinan
yang tampilkan diharapkan dapat dicontoh setiap hasil pemikiran kritis yang
dimiliki subjek. Subjek menggunakan gaya kepemimpinan transformasional
karena mereka mendapatkan hasil yang baik dari karyawannya dengan
15
Faktor-faktor
gaya
kepemimpinan
transformasional
menumbuhkembangkan kreativitas.
Dalam hal ini subjek memiliki karakter personal yang unik sebagai
pemimpin, dimana mereka membangun proses dalam memajukan potensi yang
dimiliki oleh karyawannya dengan memberikan tugas baru dan menantang
sehingga mereka lebih percaya diri, serta memberikan dorongan kepada karyawan
untuk lebih maju dalam pola piker yang kritis dan inovatif meski tidak selalu
menghasilkan produk baru tetapi hasil lain yang juga bermanfaat bagi orang lain.
c.
Cara-cara
gaya
kepemimpinan
transformasional
menumbuhkembangkan kreativitas.
Dalam hal ini subjek mempercayakan hasil pekerjaan yang dilaksanakan
oleh karyawannya dengan caranya sendiri namun sesuai dengan prosedur kerja
yang aman. Dengan kepercayaan tersebut diharapkan dapat membangun karyawan
lebih percaya diri dan lebih kritis. Tantangan menyelesaikan pekerjaan baru guna
mendorong karyawan lebih inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan.
B. Saran.
Berikut ini adalah saran yang dapat penulis berikan pada kreativitas dalam
gaya kepemimpinan transformasional, serta bagi kemajuan manajemen organisasi
perusahaan:
1. Kepada subjek, disarankan untuk lebih banyak membangun potensi yang
dimiliki karyawannya sehingga visi dan misi yang ingin dicapai dapat
16
DAFTAR PUSTAKA
Bass, B. M. (1990), Bass and Stogdill's Handbook of Leadership, 3rd Edition,
Free Press.
Basuki, A.M.H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan
dan budaya. Depok: Universitas Gunadarma.
Crainer, Stuart (1996), Leaders on Leadership: 12 personal reflections on the
theme of leadership, Institute of Management.
17