kasus
Keracunan
Jengkol Pada
Anak
Oleh
Shabrina, S. Ked
110610043
Pembimbing : dr. Mauliza, M.Ked
(Ped), Sp.A
Pendahulua
n
Etiologi : Asam
Jengkolat
Asam
jengkolat
membentuk kristal yang
akan
menyebabkan
Laporan
Kasus
Identitas Penderita
Nama
: An. Z
Umur
: 12 tahun
JK
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Suku : Aceh
Anak ke : 6
Alamat
: Desa Buket
Makarti Kecamatan
Tanah Luas
No. MR
: 06.99.96
Alloanamnes
is
Keluhan Utama : Buang air kecil berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk dari IGD Rumah Sakit
Umum Cut Meutia dengan keluhan BAK
berdarah. BAK berdarah dialami pasien 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pada saat BAK
pasien mengeluarkan darah terlebih dahulu
dan kemudian disusul dengan keluarnya air
kencing. Air kencing keluar bersamaan
dengan batu berwarna putih kecil. Nyeri di
bawah pusat juga dirasakan pada saat BAK.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 14 September 2015
Kesan Umum :
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
Kesadaran: kompos mentis
Nadi : 84 x/menit, regular
Laju nafas
: 19x/menit, reguler
Tekanan darah : Suhu
: 36,8 0 C
Data Antropometri
Berat badan
: 32 Kg
Tinggi Badan : 144 cm
Status
generalisata
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1.Keracunan Jengkol + Vulnus
Laceratum a/r mentus
2.Urolitiasis + Vulnus Laceratum a/r
mentus
3.Infeksi Saluran Kemih + Vulnus
Laceratum a/r mentus
PENATALAKSANAAN
Terapi suportif :
Tirah baring
Diet : MB
Medikamentosa
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/i
Na Bicarbonat (Meylon) 25 mEq dalam
IVFD Dex 5%
Inj. Cefotaxime 750mg/12 jam
Inj. Ondancetron 1A/12 jam
Inj. Kalnex A/12 jam
Inj. Ranitidin 1A / 12 jam
Kesan :
Distensi sistema usus
halus
dan
colon
ascendens
dengan
fecal
prominent
suspect
gangguan
pasase
Tak tampak radioopaq
di
proyeksi
traktus
urinarius
Sistema tulang tak
tampak kelainan
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Qou ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam
: Dubia ad bonam
Follow up
Epidemiologi :
Keracunan jengkol hanya
terjadi pada daerah
tertentu yang banyak
mengkonsumsi jengkol.
Pohon jengkol biasanya
hanya tumbuh pada
daerah tropis, yaitu Asia,
termasuk Indonesia.
Insiden pada anak Lk : Pr
adalah 9:1. Kejadian
tertinggi pada usia 4-7
Patogenesis
Faktor Biji jengkol
a.Maturitas
b.Cara pengolahan
Faktor Inang
a. Kerentanan tubuh seseorang
Diagnosi
s
Diagnosis
keracunan
jengkol
mudah
ditegakkan dari anamnesis riwayat konsumsi
jengkol sebelumnya dan bau jengkol yang khas
pada napas dan urin penderita. Pemeriksaan fisik
menemukan
tanda-tanda
obstruksi
saluran
kencing.
Riwayat makan jengkol
Sakit perut, muntah, nyeri supra pubik, dan
dysuria
Serangan kolik saat berkemih
Napas/urin bau jengkol
Oliguria atau anuria
Hematuria (mikroskopik atau makroskopik)
Ditemukannya kristal asam jengkolat dalam urin.
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan Urin
2. Pemeriksaan Darah
Rutin
3. AGDA
4. USG
Klasifikasi
1. Keracunan jengkol
ringan
2. Keracunan jengkol berat
Penatalaksanaa
n
Kasus ringan
a. Minum banyak (hidrasi agresif)
b. Tablet Na bikarbonat 1mg/kgBB/hari atau 1-2 g/hari
Kasus berat
a. Dirawat/ditangani sebagai kasus GGA
b. Bila terjadi retensi urin segera kateterisasi dan buli-buli dibilas
dengan bikarbonat 1,5%
c. Pada oliguria diberikan infus cairan dextrose 5% + NaCl 0,9%
(3:1)
d. Pada anuria diberikan dekstrosa 5-10% (kebutuhan cairan
seperti GGA)
e. Na bikarbonat 2-5 mEq/kgBB dalam dextrose 5% per infus
selama 4-8 jam.
f. Diuretik dapat diberikan (misalnya furosemide 1-2
mg/kgBB/hari)
g. Bila dengan cara diatas tidak berhasil atau terjadi gagal ginjal,
maka harus dilakukan dialysis peritoneal/hemodialysis.
Pembedahan
Komplikasi
GGA
Hidronefrosis
Asidosis metabolic
Prognosis
Umumnya baik,
mortalitas 6%
Terimakasih