Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi pengaktifan reaksi
(Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi
alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa
katalis. Semakin rendah nilai Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik
yang cukup untuk mengatasi halangan Ea yang rendah ini. Hal ini menyebabkan jumlah
tumbukan efektif akan bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat.
2. Proses pelarutan material karbonat pada bentanglahan karst terjadi di tempat yang
mengalami konsentrasi pelarutanyang berasosiasidengan konsentrasi struktur kekar,
konsentrasi mineral mudah larut, maupun tempat dengan perpotongan struktur geologi berupa
kekar dan bidang perlapisan.
Mekanisme kimiawi yang berpengaruh terhadap dinamika proses karstifikasi adalah
perubahan suhu yang memiliki hubungan dengan tekanan gas karbondioksida (CO2), proses
percampuran (mixing) dengan air yang memiliki agresivitas berbeda.
suatu kondisi ketika terjadi banjir atau hujan yang memiliki peran sebagai input air dengan
kondisi tidak jenuh akan mempengaruhi kondisi aliran berupa penurunan derajat keasaman
air (pH) sehingga mempercepat proses pelarutan.
Cepat lambat atau tingkat laju pelarutan batugamping bergantung pada besar kecilnya
konsentrasi gas karbondioksida (CO2) yang terdapat pada sistem akuifer karst terbuka
ataupun sistemakuifer karst tertutup.
Secara harfiah hidrogeokimia merupakan suatu pendekatan dalam proses interpretasi reaksi
kimiawi antara airtanah dengan material penyusun akuifer. Secara praktis hidrogeokimia

digunakan sebagai salah satu alat dalam menjawab berbagai permasalahan dalam ruang
lingkup kajian ilmu geohidrologi, seperti menghitung laju reaksi kimia airtanah
Evaporasi dan transpirasi merupakan dua proses dalam siklus hidrologi yang dipengaruhi
oleh suhu
3. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi.Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi
hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Suatu reaksi yang diturunkan secara
eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : v = k (A) (B) 2 Persamaan tersebut
mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2 terhadap
zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3. Orde reaksi atau tingkat reaksi
terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen tersebut dalam
hukum laju. Sebagai contoh, v = k [A]m [B]n, bila m=1 kita katakan bahwa reaksi tersebut
adalah orde pertama terhadap A. Jika n=3, reaksi tersebut orde ketiga terhadap B.. Orde total
adalah jumlah orde semua komponen dalam persamaan laju: n+m+. Pangkat m dan n
ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan tidak selalu sama dengan
koefisien a dan b. Hal ini berarti, tidak ada hubungan antara jumlah pereaksi dan koefisien
reaksi dengan orde reaksi
p

A+q

v = k[A]x[B]y;

C+

adalah

Anda mungkin juga menyukai