PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Bangsa
1. Pengertian Bangsa
Bangsa dapat diartikan sebagai komunitas yang diikat oleh rasa atau
perasaan yang sama atau satu. Dalam pengertian ini Otto Bauer (1970)
memberikan pendapat mengenai pengertian bangsa yakni bahwa bangsa adalah
suatu persatuan karakter atau peringai yang timbul karena persatuan nasib. Dalam
Ensiklopedia Nasional Indonesia bangsa menurut hukum adalah rakyat atau
orang-orang yang berada dalam suatu masyarakat hukum yang terorganisir, yang
menempati bagian atau wilayah tertentu.
Formulasi konsep bangsa merupakan sekelompok manusia yang : (1)
memiliki cita-cita bersama yang mengikat, mereka menjadi satu kesatuan; (2)
memiliki
sejarah
hidup
bersama,
sehingga
tercipta
rasa
senasib
dan
sepenanggungan; (3) memiliki adat, budaya, kebiasaan yang sama sebagai akibat
pengalaman hidup bersama; (4) memiliki karakter, perangai yang sama yang
menjadi pribadi dan jatidirinya; (5) menempati suatu wilayah tertentu yang
merupakan kesatuan wilayah; (6) terorganisir dalam suatu pemerintahan yang
berdaulat, sehingga mereka terikat dalam suatu wilayah hukum.
2. Faktor-faktor Pembentuk Identitas Bangsa
Identitas merupakan ciri khas dari suatu subyek yang membedakan antara
satu dengan yang lain. Identitas sangat dekat sekali kaitannya dengan jatidiri yang
merupakan jiwa dari seseorang. Jatidiri pada dasarnya hasil pergumulan
pengalaman menegangkan ketika seseorang (bangsa) harus memberikan jawaban
baru terhadap tantangan yang tengah dihadapi.
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa identitas dari suatu bangsa
terutama bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang sangat panjang, yang
memiliki potensi diri : (1) pengalaman dalam menghadapi tantangan-tantangan
pada zaman lalu; (2) lingkungan geografis dan lingkungan sosial besar
pengaruhnya terhadap pembentukan karakter bangsa Indonesia; (3) memiliki
pandangan hidup yang dipegang untuk mencapai cita-cita bangsa; (4) memiliki
keadaban menjadi salah satu faktor penting dalam pembentukan identitas bangsa
Indonesia pada masa lalu dan ke depan faktor ini harus diperkuat untuk
menjadikan bangsa Indonesa memiliki jatidiri yang baik.
B. Konsep Dasar Negara
1. Pengertian Negara
Mengenai konsep negara, Miriam Budiarjo (1972), melakukan elaborasi
beberapa definisi negara dari beberapa ahli sebagai berikut :
a. Roger H. Soltau : negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
b. Harlod J. Laski : negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa terhadap individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari pada msyarakat.
c. Max Weber : negara adalah suatu assosiasi yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
d. Robert Mc. Iver : negara adalah assosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan mereka.
2. Tujuan dan Fungsi Negara
Tujuan negara ada bermacam-macam, antara lain : (1) untuk memperluas
kekuasaan semata-mata; (2) untuk menyelenggarakan ketertiban umum; dan (3)
untuk mencapai kesejahteraan umum. Mengenai tujuan negara ini ada beberapa
pandangan, antara lain :
a. Ajaran Plato
Negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan masnusia, sebagai
perseorangan dan sebagai makhluk sosial.
b. Ajaran Negara Kekuasaan
Negara bertujuan untuk memperluas kekuasaan semata-mata dan karena itu
disebut negara kekuasaan. Rakyat menjadi alat belaka dan dikorbankan
untuk perluasan kekuasaan.
c. Ajaran Theokratis
Negara bertujuan mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram
dengan taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan.
d. Ajaran Negara Polisi
Menurut ajaran ini negara bertujuan mengatur semata-mata keamanan dan
ketertiban negara.
e. Ajaran Negara Hukum
Dalam negara hukum segala kekuasaan alat-alat pemerintahan, semua orang
harus tunduk dan taat kepada hukum. Rakyat tidak boleh bertindak
bertentangan dengan hukum.
f. Negara Kesejahteraan
Tujuan
negara
menurut
pandangan
negara
kesejahteraan
adalah
c.
d.
e.
f.
Aristokrasi
Timokrasi
Oligarkhi
Demokrasi
b. Bentuk Kenegaraan
Disebut bentuk kenegaraan karena ikatan itu menyerupai negara tetapi
tidak merupakan negara. Contohnya : (1) Perserikatan Negara-negara; (2) Uni
Personil dan Uni Riil; (3) Daerah Mandat; (4) Daerah Jajahan dan (5) Daerah
Trust.
C. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
1. Hakikat NKRI
Negara kesatuan adalah negara yang di dalamnya tidak ada negara.
Jadi dalam NKRI tidak akan mempunyai bagian di dalamnya yang
bernama negara. Bentuk NKRI tidak boleh diubah lagi menjadi bentuk
lain. Pada NKRI terdapat ikatan yang kuat antara pemerintah ousat dengan
pemerintah daerah.
Bentuk negara kesatuan lebih cocok untuk kondisi masyarakat
Indonesia yang memiliki keragaman geografis dan sosial budaya. Bentuk
kesatuan itu pun telah menjadi cita-cita Pendiri Negara (the founding
father) sejak tahun 1945.
2. Sejarah Berdirinya NKRI
a. Situasi Menjelang Proklamasi
Di tengah-tengah situasi yang terdesak, pemerintah di Jepang
menjanjikan memberikan kemerdekaan bagi Indonesia pada tanggal 24
Agustus 1945 (Pringgodigdo, A.K., 1989). Dibentuknya Badan Penyelidik
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 April 1945. Tersusul
jatuhnya bom atom didua kota di Jepang Hirosima dan Nagasaki. Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Para pemimpin Indonesia menentukan sipak untuk menyatakan
kemerdekaan atas tanggung jawab sendiri, terlepas dari janji penjajah.
Namun Jepang berusaha menghalang-halangi. Tanggal 16 Agustus 1945
dirumah Laksamana Maeda diselenggarakan rapat menyusun teks
Proklamasi.
b. Proklamasi Kemerdekaan
Republik
kepala
daerah
kabupaten/kota
disebut
Bupati/Walikota.
5.201.002
Luas
Wilayah
(km2)
56.500,51
Medan
12.450.911
72.427,81
Sumatera Barat
Padang
4.566.126
42.224,65
Riau
Pekanbaru
4.579.219
87.844,23
Jambi
Jambi
2.635.968
45.348,49
Sumatera Selatan
Palembang
6.782.339
60.302,54
Bengkulu
Bengkulu
1.549.273
19.795,15
Lampung
7.116.177
37.735,15
1.043.456
16.424,14
10
Kepulauan
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
1.274.848
8.084,01
11
DKI Jakarta
Bandar
Lampung
Pangkal
Pinang
Tanjung
Pinang
Jakarta
8.860.381
740,29
12
Jawa Barat
Bandung
38.965.440
36.925,05
13
Jawa Tengah
Semarang
31.977.968
32.799,71
14
Daerah Istimewa
Yogyakarta
Yogyakarta
3.343.651
3.133,15
Nama Provinsi
Ibukota
Banda Aceh
Nanggroe Aceh
Darussalam
Sumatera Utara
Populasi
(Jiwa)
15
Jawa Timur
Surabaya
36.294.280
46.689,64
16
Banten
Serang
9.028.816
9.018,64
17
Bali
Denpasar
3.383.572
5.449,37
18
Mataram
4.184.411
19.708,79
Kupang
4.260.294
46.137,87
Pontianak
4.052.345
120.114,32
Palangkaraya
1.914.900
153.564,50
Banjarmasin
3.446.631
37.530,52
Samarinda
2.848.798
194.849,08
24
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Sulawesi Utara
Manado
2.128.780
13.930,73
25
Sulawesi Tengah
Palu
2.294.841
68.089,83
26
Sulawesi Selatan
Makassar
7.509.704
46.116,45
27
Kendari
1.963.025
36.757,45
28
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Gorontalo
922.176
12.165,44
29
Sulawesi Barat
Mamuju
969.429
16.787,19
30
Maluku
Ambon
1.251.539
47.350,42
31
Maluku Utara
Ternate
884.142
39.959,99
32
Papua Barat
Manokwari
643.012
114.566,40
33
Papua
Jayapura
1.875.388
309.934,40
19
20
21
22
23
11
III. PENUTUP
Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir bersama dengan
peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan
bersamaan dengan pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena
itu, Proklamasi dan UUD 1945 sekaligus sebagai landasan NKRI.
Sebagai negara yang berdiri secara berdaulat NKRI memiliki kedaulatan
akan wilayah yang jelas serta pengaturan penyelenggaraan pemerintahan secara
berdaulat tanpa pengaruh dari negara lain.
Dinamika NKRI, mengharuskan seluruh potensi bangsa untuk bertekad
mempertahankan keutuhan NKRI, dari berbgai ancaman dan gangguan yang
membahayakan eksistensi NKRI sebagai negara yang berdaulat.
Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI dapat ditempuh dengan cara
mengetahui kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya
Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam
Negara Indonesia, selain itu sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan
bahwa kita sedang mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan
cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya
sekedar memahami saja.
Saran
Kita sebagai mahasiswa seharusnya sadar akan kewajiban kita untuk
menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa ini. Hal yang harus kita lakukan
agar bangsa ini tetap terjaga keutuhannya dengan belajar sebaik-baiknya, dengan
demikian kita akan mampu mem-filter apa yang baik dan mana yang buruk atau
yang dapa membuat bangsa kita menjadi terpecah belah.
12
Daftar Rujukan
-
13