I.
PENDAHULUAN
a. Pengertian Geologi
Secara etimologi tentang Geologi berasal dari bahasa Yunani, dan terdiri dari dua
kata, yaitu ; Geo diartikan bumi, sedangkan Logos/Logi diartikan ilmu. Jadi, secara
singkat geologi artinya Ilmu bumi.
Definisi secara konstant dan umum yang ditetapkan oleh para geolog terdahulu
tentang Geologi adalah :
Ilmu pengetahuan bumi, mengenai asal, sejarah, materi penyusunnya, proses yang
terjadi padanya dan hasil proses tersebut yang sedang berlangsung sampai saat ini,
(Whitten, Brooks, 1972 dan Bates, Jackson, 1990).
Ruang lingkup secara umum mempelajari geologi, yaitu : lingkungan abiosfer dan
lingkungan biosfer (atmosfer---- lapisan yang melalui jalur udara, hidrosfer dan lithosfer).
Geologi sangat berkaitan dengan ilmu-ilmu lain, seperti :
Fisika ------+ gaya-gaya di bumi (geofisika)
Kimia ------+ materi penyusun bumi (Geokimia)
Biologi -----+ kehidupan masa lalu, yang kini dijumpai fosil ----> 11.000 tahun atau
lebih
Cabang geologi : mineralogi, petrologi, paleontologi (geohistory), sedimentologi,
geomorfologi, geostatistika, geohidrologi, geofisika, geokimia, oseanografi, geologi
lingkungan, geokomputasi, dll.
b. Asal Bumi
Mengenai asal bumi dapat dipelajari di dalam berbagai buku pustaka geologi yang
termuat, seperti ; hipotesis kabut ----> Immanuel Kant & Piere Simon Laplace, hipotesis
planetesimal ----> F.R.Moulton dan hipotesis pasang ---> Sir James Jeans & Sir H.Jeffreis.
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Perkembangan Pulau Papua pada masa ini, dapat dijelaskan secara berurutan, yaitu : 1).
Endapan trias pulau Papua mencirikan batugamping new guinea dapat menutupi
proses magmatisme di dalam tubuh pulau Papua, sehingga tidak menjumpai batuan
volkanik, dan tergenang oleh lautan akibat proses orogenesa, proses ini para geolog
sering disebut orogen Melanesia/pasifik, 2). Endapan jurasic pulau Papua dijumpai di
pegunungan jayawijaya (peg.glasberg) lereng bagian selatan yang terdapat serpih
lempungan dan serpih falitik dengan kandungan fosil Coelocera moanemani. Maka, pada
zaman itu
akibat tergenang oleh laut, maka terbentuk geosiklin papua menjadi
sedaratan dengan Australia dan kepulauan Melanesia di bagian timur laut benua
gondwana, 3). Endapan pada z.kapur pulau Papua bagian utara saling bertemu
dengan pulau philipina terbentuk sedaratan akibat tektonisme dari samudra pasifik, dan
Pulau Papua yang saat itu bersatu dengan benua Australia mengalami beberapa kali
orogenesa, sehingga terjadi perubahan geosiklin.
4. Kenozoikum
Pada masa ini terdiri dari dua subzaman, yaitu : subzaman tersier dan subzaman kuarter.
Subzaman tersier dibagi dua berdasarkan kehidupan organisme yang hidup pada
kedua subzaman itu, yaitu : neogen dan paleogen. Paleosen ------> eosen, oligosen.
Sedangkan neosen -------> miosen dan pliosen. Subzaman Kwarter dibagi dua yaitu :
pleistocen dan holosen sampai saat ini.
Dalam masa kenozoikum, bagi geolog sangat mudah untuk mempelajari berdasarkan
kesediaan alam berupa kandungan fosil yang terekam di dalam lapisan batuan tertentu
di bumi.
Dalam masa kenozoikum dijumpai pembagian dalam berbagai cekungan yang telah
terjadi, yaitu geosiklin lingkar pasifik.
III. SEJARAH GEOLOGI PAPUA
A. Sejarah Tektonik Papua
Geologi Papua merupakan periode endapan sedimentasi dengan masa yang panjang
pada tepi Utara Kraton Australia yang pasif yang berawal pada Zaman Karbon sampai
Tersier Akhir. Lingkungan pengendapan berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut
dangkal sampai laut dalam dan mengendapkan batuan klastik kuarsa, termasuk lapisan
batuan merah karbonan, dan berbagai batuan karbonat yang ditutupi oleh Kelompok
Batugamping New Guinea yang berumur Miosen. Ketebalan urutan sedimentasi ini
mencapai 12.000 meter. Tentang Tektonik Lempeng Pegunungan Tengah, lihat di
lampiran gambar 3a.
Akibat lebih lanjut tektonik ini adalah terjadinya sekresi (penciutan) Lempeng Pasifik
ke atas jalur malihan dan membentuk Jalur Ofiolit Papua. Tentang Daerah Subduksi
Pegunungan Tengah Zaman Miocene, lihat di lampiran gambar 3b.
Dari pertengahan Miosen sampai Plistosen, cekungan molase berkembang baik ke
Utara maupun Selatan. Erosi yang kuat dalam pembentukan pegunungan menghasilkan
detritus yang diendapkan di cekungan-cekungan sehingga mencapai ketebalan 3.000
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
lingkungan
Metamorfik Derewo
pegunungan new guinea yang sering disebut dengan jalur magmatic ofialit Papua
sebagai bagian dari lingkar api fasifik (ring of fire in pacific).
B. Tahapan Pembentukan Evolusi Pulau Papua
1. Periode Oligosen sampai Pertengahan Miosen (35-5 JT)
Pada bagian belakang busur Lempeng kontinental Australia terjadi pemekaran yang
mengontrol proses sedimentasi dari Kelompok Batugamping New Guinea selama
Oligosen Awal Miosen dan pergerakan lempeng ke arah utara berlangsung cepat dan
menerus. Tentang Keadaan Tektonik Geologi Papua pada periode oligosen tengah sampai
Miosen Tengah, lihat di lampiran gambar 4a-b.
Pada bagian tepi utara Lempeng Samudera Solomon terjadi aktivitas penunjaman,
membentuk perkembangan Busur Melanesia pada bagian dasar kerak samudera selama
periode 44 24 Juta Tahun yang lampau (JT).
Kejadian ini seiring kedudukannya dengan komplek intrusi yang terjadi pada
Oligosen Awal-Miosen seperti yang terjadi di Kepatusan Bacan, Komplek Porphir West
Delta Kali Sute di Kepala Burung Papua. Selanjutnya pada Pertengahan Miosen terjadi
pembentukan ophiolit pada bagian tepi selatan Lempeng Samudera Solomon dan pada
bagian utara dan Timur Laut Lempeng Australia. Kejadian ini membentuk Sabuk Ofiolit
Papua dan pada bagian kepala Burung Papua diekspresikan oleh adanya Formasi Tamrau.
Pada Akhir Miosen terjadi aktivitas penunjaman pada Lempeng Samudera Solomon
ke arah utara, membentuk Busur Melanesia dan ke arah selatan masuk ke lempeng
Australia membentuk busur Kontinen Calc Alkali Moon Utawa dan busur Maramuni di New
Guinea.
2. Periode Miosen Akhir Sampai Plistosen (15 2 JTL)
Mulai dari Miosen Tengah bagian tepi utara Lempeng Australia di New Guinea sangat
dipengerahui oleh karakteristik penunjaman dari Lempeng Solomon. Pelelehan sebagian
ini mengakibatkan pembentukan Busur Maramuni dan Moon-Utawa yang diperkirakan
berusia 18 7 Juta Tahun. Busur Vulkanik Moon ini merupakan tempat terjadinya prospek
emas sulfida ephitermal dan logam dasar seperti di daerah Apha dan Unigolf, sedangkan
Maramuni di utara, Lempeng Samudera Solomon menunjam terus di bawah Busur
Melanesia mengakibatkan adanya penciutan ukuran selama Miosen Akhir. Tentang
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Keadaan Tektonik Pulau Papua periode Miosen sampai Pliosen awal, lihat di lampiran
gambar 4b-c.
Pada 10 juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng Australia terus berlanjut dan
pengrusakan pada Lempeng Samudra Solomon terus berlangsung mengakibatkan
tumbukan di perbatasan bagian utara dengan Busur Melanesia. Busur tersebut terdiri
dari gundukan tebal busur kepulauan Gunung Api dan sedimen depan busur membentuk
bagian Landasan Sayap Miosen seperti yang diekspresikan oleh Gunung Api Mandi di
Blok Tosem dan Gunung Api Batanta dan Blok Arfak.
Pasca tumbukan gerakan mengiri searah kemiringan ditafsirkan terjadi sepanjang
Sorong, Yapen, Bintuni dan Zona Patahan Aiduna, membentuk kerangka tektonik di
daerah Kepala Burung. Hal ini diakibatkan oleh pergerakan mencukur dari kepala tepi
utara dari Lempeng Australia. Kejadian yang berasosiasi dengan tumbukan busur
Melanesia ini menggambarkan bahwa pada Akhir Miosen usia bagian barat lebih muda
dibanding dengan bagian timur. Intensitas perubahan ke arah kemiringan tumbukan
semakin bertambah ke arah timur.
Akibat tumbukan tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan di bagian
cekungan paparan di bagian selatan dan mengarahkan mekanisme perkembangan Jalur
Sesar Naik Papua. Zona Selatan tumbukan yang berasosiasi dengan sesar searah
kemiringan konvergensi antara pergerakan ke utara lempeng Australia dan pergerakan
ke barat lempeng Pasifik mengakibatkan terjadinya tekanan deformasi. Hal itu
mengakibatkan pergerakan evolusi tektonik Papua cenderung ke arah Utara Barat
sampai sekarang.
Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang
diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambarkan oleh
irisan stratigrafi di bagian tubuh pulau Papua, mulai dari batuan dasar yang ditutupi
suatu sekuen dari bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik
Papua.
Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf dan teras
ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian selatan dari sesar
naik ini ditandai oleh adanya batuan dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang
jalur Sesar Naik. Jejak mineral apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa
pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada 4 3,5 juta tahun yang lalu
(Weyland, 1993).
Selama Pliosen (7 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe
magma I suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi
sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Oketadi.
Menurut (Smith 1990), Sebagai akibat benturan lempeng Australia dan Pasifik
adalah terjadinya penerobosan batuan beku dengan komposisi sedang kedalam batuan
sedimen diatasnya yang sebelumnya telah mengalami patahan dan perlipatan.
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Tiom,
Soba-Tagma,
Kupai,
Etna
Paririm
Ilaga
sampai
jajaran
IV. PENUTUP
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Pada, diskusi tentang ilmu geologi ini, kita hanya diskusi fokus pada sejarah geologi
secara umum & sejarah geologi papua. Seharusnya banyak cabang ilmu bumi
(geologi) yang perlu didengar dan didiskusikan bersama pada se-generasi papua saat ini,
sambil saya mempromosikan ilmu ini kepada adik-adik papua agar adik-adik juga ikut
jalan saya dan melewati saya demi masa depan tanah Papua yang sering disebut surga
kecilnya jatuh ke bumi itu.
LAMPIRAN
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
a).
Pada Kala Oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang merupakan akibat dari tumbukan
Lempeng Australia dengan busur kepulauan berumur Eosen pada Lempeng Pasifik. Hal ini menyebabkan
deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau berbutir halus, turbidit karbonan pada sisii benua membentuk
Jalur Metamorf Rouffae yang dikenal sebagai Metamorf Dorewo
b).
Peristiwa tektonik penting kedua yang melibatkan Papua adalah Orogenesa Melanesia yang berawal
dipertengahan Miosen yang diakibatkan oleh adanya tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik.
c).
Dari pertengahan Miosen sampai Plistosen, cekungan molase berkembang baik ke Utara maupun Selatan.
Erosi yang kuat dalam pembentukan pegunungan menghasilkan detritus yang diendapkan di cekungancekungan sehingga mencapai ketebalan 3.000-12.000 meter.
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta
Sumber :
1. Ir.Soetoto, Geologi dasar,penerbit ombak, Yogyakarta 2013
2. Sukandarrumidi, geologi sejarah, Universitas Gadja Mada press, Yogyakarta, 2005
3. Pohelmus. A J., Marshall and Bruce M. Beehler. 2007. Tectonic Geology of Papua
Unit 3. The Ecology of Papua part one. Jakarta
4. Herbert A.Smith and Milo K.Blecha. 1998. Earthqueke and Tectonic Plats Of The
World. Modern Science Level Four of USA
5. John Douglas, January, 2004. Ground motion estimation equations 19642003,
page 21 and 22. Imperial College London or Source : www.imperial.ac.uk
6. Ismail Sulaiman 1988, Parameter Gempa dan Penentuannya. Diklat Meteorologi dan
Geofisika Jakarta
7. Nawipa, analisis penentuan nilai gerakan tanah maksimum di wilayah nabire dan
paniai berdasarkan peta geologi belanda, sebagian Isi tugas akhir geolog muda
UNIPA, 2012, http: //demimaki.wordpress.com/
Oleh : Demi Nawipa (Mahasiswa Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi Djananadharma APRIND Yogyakarta