Anda di halaman 1dari 24

MODUL 7

MANAJEMEN KONFLIK DALAM


KOMUNIKASI ORGANISASI

KB 1
RINTANGAN KOMUNIKASI
ORGANISASI
A. Rintangan Komunikasi dari Faktor Personal
Faktor personal: berasal dari konsep manusia
mengenai komunikasi sebagai proses
penyampaian pesan. Persepsi manusia juga
termasuk di dalamnya.
Definisi Persepsi:
Desiderato (1976): persepsi adlh pengalaman
tentang objek, peristiwa, dan hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Memberikan
makna pada stimuli indrawi.

Lewis (1987): Persepsi adalah proses


pengamatan, pemilihan, pengorganisasian
stimulus yang sedang diamati dan membuat
interpretasi mengenai pengamatan itu.
Persepsi (general): pandangan seseorang
terhadap suatu realita. Realita dapat berupa
sensori atau realitas normatif.
Persepsi
Persepsi Sensori (realitas
fisik)
Persepsi Normatif
(realitas
secara interpretatif/sesuai
tafsiran kita

Hal-Hal yang dapat mempengaruhi


Komunikasi (Berkaitan dengan
Persepsi, menurut Muhammad Arni)
1. Orang mengamati sesuatu secara
selektif
Ketepatan Informasi dibatasi oleh
pilihan yg dibuat. PILIHAN =
memusatkan diri pada beberapa hal
dan mengabaikan hal yg lain.
Contoh: Bila seseorang memusatkan
perhatian pada apa yang terjadi dalam
dirinya, ia akan mengabaikan apa yg
terjadi di luar dirinya.

2. Orang melihat sesuatu konsisten dengan apa


yang mereka percayai
Persepsi manusia dipengaruhi oleh: Cara
berbicara tentang orang lain, benda-benda, dan
kejadian-kejadian. Apa yang dia percaya dapat
mempengaruhi persepsinya terhadap sesuatu.
Contoh: A melihat B. Menurut A, B itu pintar.
Maka A akan melihat semua tingkah laku B dan
tingkah laku B konsisten dengan anggapannya
itu.
Kepercayaan negatif = melihat secara negatif.

3. Bahasa Kadang-Kadang Kurang Tepat


Persepsi manusia = tidak selalu tepat
Persepsi dinyatakan dengan Bahasa
Bahasa menimbulkan beragam persepsi
MENGAPA?
a. Kata-Kata Benda.
Kata-kata tidak menunjukkan keadaan yang
sebenarnya. Contoh: KATA POHON OBJEK
POHON. Kata hanya menunjukkan apa yang ingin
dimaksudkan dengan kata tersebut. Words
dont mean, people mean it. Kata-kata tidak
memiliki makna, manusialah uang memberinya
makna.

b. Abstraksi Generalisasi. Kata-kata


dan istilah mewakili karakteristik
kelompok.
c. Jika manusia menggunakan bahasa
untuk membicarakan mengenai
perbedaan. Alternatifnya hanya ada
dua, yaitu BAIK dan BURUK. Ini bisa
menimbulkan keterbatasan dalam
komunikasi karena manusia kesulitan
mengungkapkan realita yang ada di
antara dua alternatif tersebut.

4. Arti suatu pesan terjadi pada level isi dan


hubungan
- PESAN: VERBAL & NON-VERBAL
- Orang berbicara + Orang bertingkah laku =
menunjukkan pesan.
- Tiap pesan dapat dianalisis menurut isi atau
tanda menurut level relasi atau interpretasi.
- ISI/TANDA= level arti yang berkenaan dengan
ide-ide, hal-hak, orang, dan kejadian terhadap
pesan yang menunjuk secara harfiah.
- RELASI/INTERPRETASI= level arti, berkaitan
dengan bagaimana pesan itu diambil. Contoh:
dalam keadaan serius, santai, tersenyum,
menangis, dsb.

NON-Verbal: Bahasa yang menyertai bahasa Verbal.


Misal: Senyum.
PERKATAAN = ISI PESAN,
SENYUMAN = RELASI PESAN
5. Tidak adanya konsistensi bahasa Verbal dan Non
Verbal dapat memperkuat distorsi.
- We can not not communicate adalah Aksioma
teori komunikasi yang berarti, kita tidak dapat
tidak berkomunikasi.
- Pesan NON-Verbal diserap lebih besar daripada
pesan Verbal. Oleh karena itu, Sumber arti dan
perasaan yang dominan berasal dari bahasa NON
VERBAL.

INKONSISTENSI bahasa VERBAL


& NON-Verbal = RINTANGAN.
Contoh: Seseorang terlalu sibuk
bekerja, sehingga lupa atau
tidak dapat tersenyum saat
berbicara.

6. Pesan yang meragukan sering


mengarahkan pada gangguan
Macam-macam tipe keraguan:
a. keraguan arti pesan: berkaitan dgn
ketidakpastian perkiraan arti pesan yang
sebenarnya.
b. maksud pesan: keraguan yg berkaitan dgn
ketidak pastian mengapa pengirim pesan
menyatakan atau menulis pesan tertentu
dalam kondisi tertentu
c. efek pesan: ketidakpastian memprediksi
atau memperkirakan konsekuensi yang
mungkin dari suatu pesan

7. Kecenderungan Memori ke Arah


Penajaman dan Penyamarataan
- Manusia memiliki pola sistem memori
yg berbeda. Muhammad (1995):
Memori Penyamarataan = kehilangan
detil berita
(karena seringkali memotong datil pesan
dalam memorinya)

8. Motivasi bisa menjadi rintangan


- 3 motif rintangan dalam Komunikasi
(Muhammad, 1995):
1. Keinginan untuk menyampaikan pesan secara
sederhana. (Adanya keinginan memangkas
pesan yg ingin disampaikan)
2. Keinginan untuk menyampaikan pesan yg
pantas (kecenderungan menyambaikan pesan
yg terkesan bagus)
3. Keinginan untuk membuat pengiriman pesan
menyenangkan bagi penerimanya
(menghindari berita buruk atau membuat
keadaan sedikit baik)

Hal-Hal yang menyulitkan persepsi


(LEWIS, 1987)
1. Steel Trap Syndrome: Fakta bahwa pemikian
manusia cenderung untuk menjadi semakin
benar ketika bertambah usia.
2. Strereotyping: Proses ketika manusia
mengategorikan orang atau suatu kejadian
berdasarkan kesamaan yg dia persepsi.
3. Efek Halo: mendakwa atau mengevaluasi
seseorang, tempat, atau kejadian berdasarkan
suatu pengalaman.
4. Self Fulfilling Prophecy: Prasangka terhadap diri
yang akan membawa pada kenyataan.

B. Rintangan Komunikasi dari Faktor


Organisasional.
Rintangan Komunikasi Organisasional menurut Arni
Muhammad:
1. Kedudukan atau Posisi dalam Organisasi
2. Hierarki dalam organisasi
3. Keterbatasan Komunikasi
4. Hubungan yang tidak personal
5. Sistem aturan dan kebijaksanaan
6. Spesialisasi tugas
7. Ketidakpedulian pimpinan
8. Prestise
9. Jaringan Komunikasi

C. Usaha-Untuk Mengatasi
Rintangan Komunikasi
4 cara umum yang dapat dilakukan organisasi
untuk menambah ketepatan Komunikasi:
1. Menetapkan lebih dari 1 saluran komunikasi
2. Menciptakan prosedur untuk mengimbangi
distorsi pesan
3. Menghilangkan pegantara antara pembuat
keputusan dengan pemberi informasi
4. Mengembangkan pembuktian gangguan
pesan

KB2
Konflik dan Kekuasaan dalam
Organisasi

A. Definisi Konflik
. Frost & Wilmot: perjuangan yg diekspresikan antara
sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung,
yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan,
imbalan yg langka, dan gangguan dari pihak lain dalam
mencapai mereka.
. Putnam & Poole: interaksi pada orang-orang yang saling
tergantung, yang mempunyai persepsi berbeda
mengenai tujuan, cara, dan nilai, dan mereka melihat
orang lain berpotensi mengganggu pencapaian tujuan
tersebut.
. Titik pusat definisi konflik: ketidakcocokan tujuan,
saling tergantung, interaksi

B. Tingkat Konflik Organisasi


1. Konflik interpersonal: Anggota
organisasi mempersepsi tujuan
sebagai individu dan bukan kelompok.
2. Konflik antarkelompok: terjadi antara
kelompok-kelompok dalam organisasi.
Contoh: divisi keuangan berseteru
dengan divisi humas
3. Konflik antarorganisasi: antar dua
organisasi atau lebih, terutama
karena memperebutkan pasar.

C. Sebab-sebab timbulnya
konflik
1. Faktor internal: faktor dalam
organisasi, biasanya terdiri dari
perbedaan pendapat, kesalah
pahaman, salah satu pihak
merasa dirugikan, dan perasaan
yang terlalu sensitif.
2. Faktor Eksternal: misalnya dipanasi
oleh pihak lain di luar organisasi,
baik sengaja atau tidak.

D. Cara mengetahui adanya


konflik
Konflik dapat merusak organisasi,
oleh karena itu penting untuk
mendeteksi konflik seawal mungkin
Menurut Nitisemito (1992):
1. Menciptakan komunikasi timbal
balik
2. Menggunakan jasa pihak ketiga
3. Menggunakan jasa pengawas
informal

E. Akibat-akibat konflik
1. Akibat positif:
a.
b.
c.
d.

Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri


Meningkatkan prestasi
Menyebabkan hubungan yang lebih baik
Mengembagkan alternatif yg lebih baik.

2. Akibat negatif:
a. Menghambat adanya kerjasama
b. Menimbulkan sikap atau perilaku subjektif dan emosional
c. Menimbulkan sikap apriori (selalu berprasangka negatif
sebelum tahu kenyataan sebenarnya)
d. Saling menjatuhkan
e. Frustasi

F. Hubungan Konflik dan Tujuan


Organisasi
Konflik dapat mendorong
tercapainya tujuan organisasi atau
malah menghambatnya
G. Cara menyelesaikan konflik
Jika konflik pada tingkat dini: tidak
masalah dibiarkan selama tidak
mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi
Pada tingkat parah: harus diambil
tindakan untuk menanganinya karena
bisa berbahaya bagi pencapaian tujuan

H. Konflik dan Kekuasaan


Dahl (1997): A memiliki kekuasaan
terhadap B sehingga A dapat meminta B
melakukan sesuatu yang tanpa kekuasaan
A tersebut, tidak akan dilakukan B.
Boulding (1989): sampai tingkat mana dan
bagaimana seseorang memperoleh apa
yang diinginkannya
Filley (1975): keuntungan konflik yang
berhubungan dengan kekuasaan adalah
bahwa konflik memberikan peluang kepada
individu atau kelompok untuk mengukur
kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan

I. Manajemen Konflik
5 Karakteristik bagi manajemen
konflik, menurut De Vito:
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Sikap mendukung
4. Sikap positif
5. Kesamaan

Anda mungkin juga menyukai