Makalah Bahasa Indonesia Revisi
Makalah Bahasa Indonesia Revisi
Masih banyaknya masyarakat buta huruf ini disebabkan adanya pertambahan penduduk buta
huruf baru dikarenakan banyaknya anak yang putus sekolah dasar, adanya rasa malu untuk belajar
karena keterbatasab usia serta kurangnya kepedulian masyarakat lain kepada penyandang buta
huruf (Mokhamat Muhsin, 2006).
Program pengentasan buta huruf memang sangat gencar dilakukan oleh pemerintah. Banyak
metode yang digunakan oleh pemerintah untuk memberantas buta huruf salah satunya adalah
penggunaan metode Keaksaraan Fungsional, metode ini menggunakan bahasa daerah dalam proses
pembelajarannya. Keaksaraan fungsional sangat membantu para pengajar sebab banyak
penyandang buta huruf yang tidak mengerti jika di jelaskan menggunakan bahasa indonesia, oleh
sebab itu penggunaan keaksaraan fungsional sangatlah membantu alam proses pengentasan buta
huruf.
Pembahasan
A. Perbandingan masyarakat buta huruf dengan masyarakat melek huruf di desa
Sumberjo
Desa Sumberjo merupakan salah satu desa yang ada di kelurahan
Girimargo,Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.Desa Sumberjo memiliki luas wilayah sekitar
54 hektar.Desa Sumberjo memiliki total penduduk sebanyak 1435 orang. Di desa Sumberjo
masih banyak warga yang buta huruf.Menurut observasi yang saya lakukan bersama pihak
kelurahan,berikut ini hasil yang bisa saya sampaikan :
Tabel Jumlah Penduduk Penyandang Buta Huruf di Desa Sumberjo
Umur Penduduk
Laki-Laki
Perempuan
10-15
16-20
5 orang
3 orang
21-25
7 orang
26-30
4 orang
6 orang
31-35
9 orang
13 orang
36-40
14 orang
9 orang
41-45
8 orang
15 orang
46-50
29 orang
31 orang
50- keatas
26 orang
38 orang
Total Penduduk
102 orang
115 orang
Dari data di atas,saya dapat menyimpulkan bahwa angka buta huruf di Desa Sumberjo
sebagai berikut :
Jumlah butahuruh
X 100
Jumlah Penduduk Desa Sumberjo
217
X 100
1435
= 15,121%
1435217
X 100
1435
= 84,879%
Jadi jumlah penduduk buta huruf di Desa Sumberjo sebanyak 15,121% dari total
penduduk ,sedangkan 84,879% warga Sumberjo merupakan warga melek huruf. Sehingga
perbandingan jumlah penduduk buta huruf dengan warga melek huruf yaitu 1 : 5,5 .
B. Faktor Penyebab Banyaknya Masyarakat Di Desa Sumberjo Yang Mengalami Buta
Huruf Di Desa Sumberjo
Dari data observasi di atas Angka Buta Huruf di Des Sumberjo masih cukup tinggi
yaitu 15,121% dari total penduduk di Desa Sumberjo. Dari data obsevasi diatas dapat dilihat
bahwa penyandang buta huruf di Desa Sumberjo adalah yang berusia lebih dari 30 tahun. hal
itu yang mendorong saya untuk melakukan wawancara kepada salah satu penyandang buta
huruf di Desa Sumberjo, berikut ini merupakan ulasan dari wawancara saya dengan salah satu
penyandang buta huruf di desa sumberjo :
Nama narasumber
: Sumi
Umur narasumber
: 53 tahun
Hari/tgl. Wawancara
: Senin,22 Desember 2014
Temat wawancara
: Sumberjo RT. 12 (Rumah Narasumber), Girimargo, Miri
Kutipa wawancara
:
Fajar : Mbokde sing marai wong mbiyen ora isoh moco karo nulis niku nopo mawon?
Sumi : Mbiyen kie mbokku anake akeh, mung sing lanang sing di kon sekolah, tunggal ku 7
sing sekolah yo mung pakde waluyo karo lek siman. Sing liyane kon ngewangi dodol
krupuk mbah mu..
Fajar : Mbiyen sekolah opo larang mbokde?
Sumi : Sekolah nak jaman ndhisek yo larang tur isih arang sekolahan, mbiyen lek mu nak
mangkat sekolah terimo mlaku, bedo karo cah sakiki. Cah saiki uripe nak yow wes
kepenak..turo wong mbiyen kie wes seneng nak weruh anake ki kerjo esoh golek duit
dewe .
Fajar : Hla sampeyan wes pernah sekolah, mbokde?
Sumi : Mbiyen yo pernah melu sekolah buta huruf nak nggone pak carik ning yo wes lali.
Fajar : Nggih mbokde, matur suwun.
Dari kutipan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahaw faktor yang menjadi
penyebab banyaknya warga Buta huruf di Desa Sumberjo yaitu :
1. Tidak pernah merasakan bangku sekolah, sehingga belum pernah mendapat pembelajaran
sekolah dasar.
2. Faktor kemiskinan,hal itu yang menyebabkan dulu banyak orang yang putus sekolah dan
lebih baik bekerja untuk membantu orang tua.
3. Orang tua menganggap sekolah tidak penting,pada jaman dulu orang tua tidak begitu
paham arti pendidikan dan manfaat pendidikan.
4. Pada zaman dulu jumlah anak juga mempengaruhi tingkat kemiskinan di dalam
masyarakat sehinng hanya anak laki-laki yang biasanya di sekolah kan
5. Pada jaman dulu biaya pendidikan cukup malah serta masih jarangnya lembaga
pendidikan juga mempengaruhi tingkat buta huruf.
6. Dulu telah dilakukan sekolah buta huruf di desa Sumberjo, tetapi karena setelah program
selesai tidak ada evaluasi dan tindak lanjut lagi dari pemerintah, sehingga banyak warga
yang sudah lupa karena sudah tidak di asah kembali.
C. Cara mengurangi Angka Buta Huruf
Buta aksara dapat diselesaikan dengan berbagai cara, diantaranya dengan:
1.
Mengurangi jumlah anak yang tidak bersekolah.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemerintah harus berupaya untuk menekan anak usiaa sekolah yang tidak sekolah dan
putus sekolah yang diakibatkan oleh masalah kemiskinan, maupun yang diakibatkan oleh
jauh dari layanan pendidikan.Membuat cara-cara baru dalam proses pembelajaran.
Membuat cara-cara yang baru yang asyik agar peserta didik tidak bosan untuk belajar dan
menjaga kemampuan beraksara bagi peserta didik.
Adanya niat baik dan sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah harus mempunyai niat yang baik, sungguh-sungguh dan serius untuk
memberantas buta aksara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia.
Pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah beserta ormas-ormas lain untuk
keberhasilan pelaksanaan program ini agar angka buta aksara di Indonesia dapat berkurang
semaksimal mungkin. Diharapkan dengan adanya bantuan dari ormas lain, angka buta
aksara dapat berkurang lebih cepat dan lebih terarah.
Pemerintah dapat bekerjasama dengan dinas pendidikan dimana upaya pemberantasan buta
aksara dilaksanakan oleh perguruan tinggi, utamanya oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan:
(pertama) para mahasiswa dapat dijadikan sebagai tutor yang telah mempunyai bekal
kemampuan akademis dan usia yang masih muda sehingga mempunyai idealisme yang
tinggi dalam rangka pencapaian tugas yang akan dibebankan. (kedua) mahasiswa akan
lebih intens bertemu dengan warga belajar karena berada di lingkungan warga belajar.
(ketiga) dengan pendekatan ini diharapkan waktu untuk pemberantasan akan empat kali
lebih cepat dibanding dengan pemberantasan yang ditangani oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan organisasi lain. (keempat) adanya sebuah fakta bahwa nilai
mahasiswa dae di mata masyarakat masih sangat tinggi sehingga diharapkan kepercayaan
masyarakat terhadap program ini juga meningkat.
Perlunya keterlibatan berbagai pihak dalam upaya percepatan pemberantasan buta aksara.
Sosialisasi program pendidikan keaksaraan kepada masyarakat luas, terutama pada
masyarakat pedesaan agar jumlah penduduk buta aksara menurun melalui berbagai media.
Mempersiapkan, menyediakan dan meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pendidikan
keaksaraan fungsional seperti ketenagaan, baik tenaga pelaksana maupun tutor,
meningkatkan insentif atau kesejahteraan bagi pelaksana, tutor dan penyelenggara
pendidikan keaksaraan fungsional lainnya, menyediakan sarana dan prasana pendidikan
keaksaraan.
Meningkatkan kinerja pendidikan dasar bagi kelompok usia sekolah guna menghindari
penambahan jumlah buta aksara akibat bertambahnya angka putus sekolah.