TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Definisi
Smeltzer dan Bare (2002) mendefinisikan Diabetes Mellitus adalah
sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Sedangkan Price dan Wilson
(2006) mengatakan
disimpulkan
bahwa
Diabetes
Mellitus
adalah
gangguan
10
4. Endokrinopati:
sindrom
Cushing,
Phaeochromocytoma,
Glucagonoma,Hyperthyroidism,Somatostatinoma
dan
akromegali.
5. Karena obat / zat kimia
6. Karena infeksi
7. Penyebab imunologi yang jarang ; antibodi ; antiinsulin.
8. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus:
Down's syndrome, Friedreich's ataxia, Huntington's chorea,
Klinefelter's
Myotonic
syndrome,
dystrophy,
Lawrence-Moon-Biedel
Porphyria,
Prader-Willi
syndrome,
syndrome,
11
Secara
normal
insulin
mengendalikan
glikogenolisis
12
13
berlebihan
terhadap
kemampuan
insulin
dalam
14
15
16
pembuluh
darah
besar.
Berbagai
tipe penyakit
retina
menyebabkan
retinopati
diabetik.
Sedangkan
17
18
diet
pada
diabetes
adalah
mencapai
dan
latar
belakang
kulturnya,
tingkat
pendidikan
dan
penghasilannya.
akut
dan
kegiatan
jasmani
untuk
mencapai
dan
19
2) Kurangi lemak
Makanan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol, selain
membuat kerja insulin menjadi tidak efesien, juga dapat
mempertinggi resiko penyakit jantung. Menurut Instansi gizi RSCM
(2006) bahwa asupan lemak jangan lebih dari 30% dan kolesterol
kurang dari 300 mg/hari.
3) Karbohidrat
Karbohidrat jenis itu terdapat pada bakery seperti cake, roti halus
cepat sekali diserap dan akan meningkatkan kadar glukosa darah.
Dengan diet tinggi karbohidrat dan tinggi serat menjadi kadar
kolesterol dan trigliserida akan menjadi baik.
4) Pemanis
Gula pasir dan es krim adalah penyebab masalah besar bagi
penderita diabetes. Makanan yang manis-manis tetapi bahannya
tidak seluruh dari gula pasir atau gula buah yang sederhana,
kombinasinya dengan protein, lemak dan karbohidrat dapat
memperlambat penyerapan gula sederhana.
5) Serat
Menurut Instansi gizi RSCM (2006) menunjukkan bahwa pasien
diabetes untuk konsumsi seratnya 30-40 g/hari dan serat pada
diabetes lebih banyak berasal dari sayur-sayuran yang mengandung
lebih banyak serat tak larut dibandingkan dengan serat yang berasal
dari buah-buahan.
Penentuan status gizi, dapat dipakai Indeks Massa tubuh (IMT) dan
rumus Broca. Indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung dengan rumus:
IMT = BB ( Kg ) / TB ( M2 ). IMT Normal Wanita = 18.5 23.5; IMT
Normal Pria = 22.5 25 dan BB kurang = < 18.5. Dan BB lebih,
Dengan resiko = 23.0- 24.9; Obes I = 2.5.0 - 29.9 dan Obes II = 30.0.
Setelah IMT dihitung maka kebutuhan kalori, dapat ditentukan jenis
dietnya. Menurut Instansi gizi RSCM (2006) jenis diet ada 2 yaitu :
20
21
sangat
penting,
namun
data
yang
berguna
untuk
GPAQ mencakup 4 area aktivitas fisik yaitu aktivitas fisik pada harihari kerja, aktivitas fisik di luar pekerjaan, dan olahraga, transportasi,
pekerjaan rumah tangga, dan merawat anak/orangtua (Kristanti,2002).
Berikut ini adalah paparan cakupan 4 area dari aktivitas fisik tersebut :
Aktivitas fisik pada hari-hari kerja membutuhkan energi lebih banyak
daripada energi yang dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas
fisik di luar pekerjaan dan olahraga. Berikut ini adalah tabel nilai MET
(metabolic energy turnover) dari sejumlah aktivitas fisik yang sering
dilakukan :
Tabel 1.1
Nilai MET (metabolic energy turnover) dari sejumlah aktivitas fisik
yang sering dilakukan
Aktivitas
Konstruksi umum luar gedung
Tukang kayu, umum
Membawa barang berat
Kehutanan, umum
Duduk, pekerjaan kantor yang ringan, pertemuan,
perakitan/perbaikan yang ringan
Berdiri, ringan (penjaga toko, piata rambut, dll)
Berdiri sedang (pedagang, mengangkat barang yang ringan)
Nilai MET
5,5
3,5
8,0
8,0
1,5
2,5
3,5
22
Aktivitas
Membersihkan, umum (sambil berdiri)
Mencuci piring (sambil berdiri)
Memasak (sambil berdiri)
Menyetrika
Menggosok lantai
Lebih dari satu pekerjaan rumah tangga
Bermain musik, umum
Merawat anak
Berbaring atau duduk diam (sambil menonton TV,
mendengarkan, musik)
Memperbaiki rumah, mereparasi kendaraan
Mereparasi rumah, mencuci dan memoles mobil
Memotong rumput dengan alat potong manual
Memetik buah dari pohon
Berkebun, umum
Menanam tanaman
Mengemudikan kendaraan
Mengendarai bus, kereta api
Mengemudikan sepeda motor
Menarik becak
Bersepeda umum, pergi pulang tempat kerja (<16km/jam)
Bersepeda (<16 22 km/jam )
Bersepeda (<22 km/jam )
Berjalan, perlahan (< 3,2 km/jam)
Berjalan, sedang (4,8 km/jam)
Berjalan, cepat (6,4 km/jam)
Bola basket, umum
Bola basket, pertandingan
Bowling
Golf, umum
Berkuda, umum
Bermain skateboard
In-line skating
Sepak bola, pertandingan
Sepak bola, umum
Squash
Tenis meja
Bola voli, pertandingan
Berlari (8 10 km/jam)
Berlari (11 13 km/jam)
Berlari (14 16 km/jam)
Mendaki bukit
Enuruni bukit, umum
Berenang, umum
Nilai MET
3,5
2,3
2,5
2,3
5,5
3,5
2,5
2,5
1,0
3,0
4,5
4,5
3,0
6,5
4,0
2,0
1,5
2,5
6,5
4,0
6,5
10,0
2,0
3,5
4,0
6,0
8,0
3,0
4,5
4,5
5,0
7,0
10,0
7,0
10,0
4,0
8,0
8,0 10,5
11,5 14,0
14,5 17,0
16,0
6,0
4,0
Sumber : WHO
Penilaian intensitas aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden,
GPAQ dikelompokkan intensitas menjadi 3 tingkatan menurut nilai
METs (menit), yaitu :
23
c. Farmakologi
Menurut Gibney (2009) tujuan penatalaksanaan pengobatan pada
diabetes adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup. Dalam membuat perencanaan pengobatan
harus dilakukan secara teratur dalam mengkonsumsi obat anti diabetes
berdasarkan dosis dan waktu minum obat dalam sehari. Semakin baik
praktik pengelolaan pengobatan pasien diabetes mellitus maka resiko
terjadinya komplikasi sangat rendah sedangkan semakin buruk praktik
pengelolaan pengobatan pasien diabetes mellitus maka resiko terjadinya
komplikasi sangat tinggi.
1-3
kali
sehari
(pagi-siang-sore).yang
termasuk
24
25
dengan
pencapaian
tujuan
kesehatan
individu
dan
26
27
penyakit
Diabetes
Mellitus
harus
direncanakan
dan
terstruktur
dilakukan
dengan
tanpa
adanya
observasi,
masyarakat mungkin tidak ingat apa yang telah diberikan dan jika
diberikan dengan tanpa adanya tindak lanjut dari penyuluh mungkin
masyarakat akan banyak tidak melakukan tindakan dari apa yang sudah
diberikan oleh peneliti. Idealnya pendidikan kesehatan dibagi dalam
28
berbagai
periode
waktu
untuk
memungkinkan
masyarakat
29
E. Kerangka Teori
Faktor Pemudah
(Predisposing Factor) :
a. Pendidikan.
b.Pengetahuan.
c. Lingkungan.
d.Ekonomi.
e. Sikap.
Faktor Pemungkin
(Enabling Factor) :
a. Fasilitas Fisik :
Kesehatan:
Puskesmas, Rumah
Sakit.
b.Fasilitas Umum :
Media Massa ( TV,
Koran, Radio).
c. Pendidikan
Kesehatan
Praktik Pengelolaan
Diabetes Mellitus
Faktor Penguat
(Reinforcing factor) :
a. Dukungan Anggota
Keluarga.
b.Dukungan Tenaga
Kesehatan.
30
F. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Pendidikan Kesehatan
Terstruktur
Variabel Dependen
Praktik Pengelolaan Diabetes
Mellitus
G. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dikemukakan dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas (independent) : Variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependent (terikat) jadi variabel
independent adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas
(independent) dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan
terstruktur. Dalam penelitian ini variabel independent juga berfungsi
sebagai kontrol, yang dimaksud kontrol ialah perlakuan pada
responden kode ganjil sesuai definisi operasional.
2. Variabel terikat (dependent) : Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah praktik
pengelolaan diabetes mellitus.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah hipotesis minor, yaitu :
1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terstruktur terhadap praktik
pengelolaan diet pada klien diabetes mellitus di wilayah kerja
Puskesmas Srondol Semarang.
2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terstruktur terhadap praktik
pengelolaan latihan jasmani pada klien diabetes mellitus di wilayah
kerja Puskesmas Srondol Semarang.
31