Anda di halaman 1dari 6

PENYIMPANAN BAHAN PADAT DAN TRANSPOR BAHAN PADAT

KARAKTERISTIK BAHAN PADAT


Karakteristik bahan, terutama bahan padat, sangat menentukan dalam
pemilihan jenis alat ataupun rangkaian alat untuk transport bahan padat
ataupun storing bahan padat dalam industri. Karakteristik bahan padat
mencakup:
1. Sifat fisis bahan, antara lain ketahanan bahan terhadap pengaruh
cuaca, ukuran bahan, angle of repose bahan, dan sifat flowability
bahan.
2. Sifat khemis bahan, antara lain tingkat korosifitas hazardous
properties (fire ability, explosive, and toxicity).
Ketahanan terhadap Pengaruh Cuaca
Bahan padat dikatakan tahan terhadap pengaruh cuaca jika bahan
tersebut berhubungan dengan cuaca (curah hujan, panas, angin, dsb) bahan
tersebut masih dapat dipakai di industri (masih memenuhi persyaratan
kualitas bahan) yang termasuk bahan ini antara lain:
a. Batu kapur, pasir besi, di industri persemenan.
b. Bahan galian alam, pasir kuarsa, gips, dan lain-lain.
Bahan padat dikatakan tidak tahan terhadap cuaca jika bahan tersebut
bersinggungan dengan cuaca (air. Humiditas, panas, angin) maka bahan
tersebut tidak dapat dipakai lagi (tidak memenuhi baku mutu sebagai bahan
baku atau produk) yang termasuk jenis bahan ini antara lain clikers semen,
semen Portland, bahan-bahan pada senyawa kimia, kristal gula pasir dan
sejenisnya. Untuk transportasi atau penyimpanan bahan ini dipilih alat atau
tempat yang terlindung dari pengaruh cuaca tersebut. Pada umumnya bahan
padat bersifat higroskopis tergolong tidak tahan terhadap cuaca.
Ukuran Bahan Padat
Dalam industri yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran bahan padat
dibedakan menjadi empat jenis ukuran yaitu:
- Ukuran sangat halus, ukuran butiran lolos saringan 100 mesh ( < 149
mikron)
- Ukuran halus, yaitu ukuran lolos saringan 1/8 in dan tertahan 100
mesh
- Ukuran butiran atau glunular, bahan padat dengan ukuran lebih besar
3,18 mm sampai dengan 12,7 mm

- Bahan padat berupa gumpalan/ lumpy material dengan ukuran > 12,7
mm
Yang terkait dengan sifat bahan, flowability (kemampuan bahan untuk
meluncur dengan sendirinya) bahan padat sangat terkait dengan ukuran
bahan. Flowability bahan dibedakan menjadi:
- sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir
bahan (angle of repose) < 300,
- free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudt gelincir antara 30 0
450,
- sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban untuk menggelincir,
angle of repose > 450.
Bahan padat yang tergolong dry and loose material pada umumnya
bessifat free flowing.
Angle repose bahan adalah sudut kemiringan papan terhadap posisi datar
(horizontal) sedemikian sehingga bahan padat diatas papan mulai
menggelincir dengan sendirinya.
Di industri tingkat kekasaran bahan/abrasivitas bahan padat akan
mempengaruhi terhadap pemilihan alat transport bahan yang akan dipakai.
Abrasiveness bahan dibedakan menjadi tiga yaitu:
- non abrasive, permukaan bahan halus pada umumnya untuk bahan
halus dan granular,
- abrasive, permukaan bahan kasar,
- sangat abrasive, permukaan bahan kasar dan tajam atau runcing,
contohnya pecahan batu.
Selain sifat-sifat di atas karakteristik bahan padat juga dapat ditinjau dari
sifat kimia atau yang lainnya, antara lain:
- korosifitas bahan, dibedakan menjadi highly corrosive dan middle
corrosive,
- harm-full to life, yaitu berdebu, berasap, beracun, explosive.
Sifat-sifat bahan diatas akan mempengaruhi terhadap pemilihan alat atau
sistem penyimpanan ataupun storing/ delivering equipment dan juga jenis
alat transport yang dipakai.
PENYIMPANAN BAHAN
Semua
masalah yang berhubungan dengan pengankutan atau
perpindahan bahan juga meliputi masalah penyimpanan bahan. Sehingga
perlu diketahui metode yang umum dipakai untuk penyimpanan bahan
didalam industri kimi, dan harus menunjukkan bagai mana sistem

penyimpanan (storing system) pengambilan bahan dari alat penyimpanan


teersebut (delivering equipments).
Bahan yang dapat disimpansebagai berikut:
a. bahan padat, yang terbagi dalam
: - Jumlah banyak;
- jumlah sedikit (dalam container).
b. bahan cair, yang terbagi dalam
: - Jumlah banyak;
- jumlah sedikit (dalam container).
c. bahan gas.
Tujuan dilakukan penyimpanan bahan (padat, cair, gas) baik sebagai bahan
baku ( raw material) ataupun bahan hasil (product) adalah untuk menjaga
kelangsungan produksi, yang diartikan sebagai kelangsungan produksi ialah
pabrik tetap dapat mengeluarkan/ menjual produknya ke konsumen dalam
batas waktu tertentu walaupun terjadi hambatan/ kemacetan supply raw
material ataupun terjadi kerusakan alat-alat pabriki. Penyimpanan bahan di
dalam proses industri biasa dijumpai di tiga tempat yaitu:
- Pada permulaan/ awal proses, untuk penyimpanan bahan baku
- Ditenggah-tenggah proses, disini untuk penyimpanan bahan setengah
jadi,
- Diakhir proses, untuki penyimpanan bahan jadi.
Jumlah bahan yang disimpan dan ukuran alat penyimpanan.
Besar kecilnya bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dengan
kapasitas/ tonnage tiap hari dari pabrik. Jumlah ini tergantung dari:
- alat-alat (equipments) dari pabrik secara keseluruhan,
- metode operasinya,
- frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (duration)
dan shut dari masing-masing unit secara individu yang ada di plant,
- mudah sukarnya bahan tersebut didapat dan juga didistribusi bahan
produknya, beserta transporasi dari bahan tersebut.
Untuk bahan yang sangat mudah didapat (pad umumnya raw material dalam
negeri), maka jumlah bahan disimpan relatif lebih sedikit disbanding dengan
bahan yang sukar didapat.
Untuk produk-produk yang terikat kontrak jual-beli dengan pabrik lain,
jumlah bahan yang disimpan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk
yang dipasarkan on retail. Untuk penyimpanan bahan baku (dipermulaan
proses), biasanya diperlukan persediaan bahan untuk satu bulan produksi,
demikian juga untuk bahan produknya. Penyimpanan ditengah proses,
sangat tergantung dari proses p-roduksinya.

A. Penyimpanan Zat Padat


Penyimpanan zat padat dalam jumlah banyak dilakukan sebagai
berikut:
- ditimbun dengan sisten outdoor,
- ditimbun dengan sistem indoor. Disimpan dalam bin/ banker dan silo.
a) Penyimpanan dengan sistem outdoor.
Bahan yang disimpan dengan cara ini ialah bahan yang tidak
dipengaruhi oleh udara, hujan, panas, dan lain-lainnya. Bahan yang
disimpan biasanya : coal, batu, kayu, belerang, dan sebagainya.
Pilihan dari metode penyimpanan bahan tergantung dari:
- bahan yang disimpan (sifat bahan)
- jumlah bahan yang disimpan
- cara handling bahan ke letak penyimpanan dab cara pengangkutan
bahan dari letak bahan/ letak penyimpanan ke unit produksinya
(delivering system).
Ada 4 macam metode penyimpanan bahan dengan sistem outdoor yaitu:
1. Penimbunan dibawah traveling bridge
Pe4nyimpanan/ pemindahan bahan
Motor crane
ke alat yang lain dipakai alat
crane yang dilengkapi dengan
bucket. Disini juga dipikirkan
alat lain yang dipakai untuk
membawa bahan tersebut ke unit/
bucket
tempat yang lain, biasanya dipakai:
- lori-lori
- conveyor system,
- langsung dengan crane
bahan
lori

2. Penimbunan dikiri kanan jalan.


Sebagai alat yang dipakai adalah locomotif crane yang dilengkapi
dengan bucket. Untuk memindahkan bahan tersebut ke alat transport lain
(truk, lori, hopper) atau langsung ke unit, dilanjutkan juga oleh :locomotif
care tersebut.

3. Overhead sistem.
Siatem ini dipakai untuk jarak jauh. Ini dilakukan dengan monorial
car, cable way car dan sebagainya, yang dilengkapi dengan bucket.
4. Drag Scrapper Sistem
Sistem ini sangat banyak dipakai
yang terdiri dari scrapper bucket
yang dikaitkan dengan kabel yang
bergerak pada suatu pulley. Alat
yang dipakai untuk mengangkut
bahan ke unit biasannya: lori,
conveyor, bucket elevator. Besar
kecilnya bahan yang disimpan
dengan sistem outdoor (sistem
penimbunan secara outdoor), tidak
diketahui dengan pasti.

b). Penyimpanan bahan secara indoor


Penyimpanan bahan dengan sistem ini dibagi menjadi 2 cara:
- penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan,
- penyimpanan indoor dalam bin atau silo,
1. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan
Ini biasanya digunakan untuk menyimpan bahan yang dipertahankan
tetap kering atau bahan yang memerlukan perlindungan terhadap atmosfer
pada musim tertentu. Misalnya: bahan keramik, mineral, hasil pertanian dan
sebagainya.
Alat yang dipergunakan untuk sistem ini:
- monorial crane, baik untuk storing maupun delivering,

- conveyor sistem, misalnya belt conveyor, bersama dengan bucket


elevator (storing) dan belt conveyor yang terangkai dengan feed
hopper untuk reclaiming.
- Conveyor sistem (belt) yang dilengkapi dengan tripper.
Bila jumlah yang dijumlah sedikit maka akan lebih ekonomis dengan sistem
manual. Untuk jumlah intermediate lebih ekonomis menggunakan electricak
industrial truck, traktor.

Anda mungkin juga menyukai