Anda di halaman 1dari 16

Cara Mengatasi

Kelangkaan & Membuat


Pilihan
HASNAH SABRINA SIREGAR

X-5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Menga
Adapun judul dari makalah ini adalah Cara tasi Kelangkaan & Membuat Pilihan
yang merupakan salah satu materi pembelajaran kami pada BAB I ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 4
Medan yaitu ibu Evidelrin yang turut membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini denan
baik.
Saya menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadikan laporan ini jauh lebih baik dan sesuai
dengan yang diharapkan.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar belakang ......................................................................................................1

BAB II MASALAH DAN PEMBAHASAN ......................................................................3


A. Defenisi Sumberdaya ........................................................................................ 3
B. Pengendalian Sumber Daya Alam Lingkungan dan Alternatif yang Digunakan untuk
Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya .............................................................. 4
C. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan............................................ 5
D. Perspektif Pemerintah daerah terhadap Pengendalian Sumber Daya Alam ..... 7
BAB III. KESIMPULAN.................................................................................................... 10
BAB IV. KRITIK DAN SARAN ....................................................................................... 12
E. KRITIK.............................................................................................................. 12
F. SARAN.............................................................................................................. 12

iI

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini pemerintah maupun dunia mulai merasakan bahwa
sumber daya energi menjadi barang langka, sulit didapat dan mahal dengan harganya
yang terus meningkat. Energi yang selama ini kita gunakan seperti minyak (premium,
pertamax, solar, miyak tanah yang mengandung BBM, batu bara, gas dan listrik yang
selama ini dianggap sebagai barang mewah) semakin susah dicari, serta dalam waktu
relatif singkat akan segera habis.
Pembaruan sumber daya minyak ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk dapat
digunakan, sehingga tidak terpikirkan oleh manusia. Masyarakat yang selama ini hanya
dapat menggunakan apa yang sudah tersedia di alam ini, sudah telanjur menikmati
gemerlap dan indahnya energi untuk berbagai keperluan termasuk dalam rangka
kemajuan ilmu dan teknologi. Tanpa memikirkan bahwa sumber daya tersebut juga dapat
habis apabila tiak digunakan dengan sebaik-baiknya.
Selama ini masyarakat sudah terlalu boros dalam menggunakan energi yang merupakan
sumber daya alam non renewable (tidak dapat diperbarui). Hal ini menjadi pemandangan
yang dapat diamati setiap hari. Seperti pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnya
dengan hampir setiap manusia di Indonesia memiliki kendaraan ataupun perangkat yang
menggunakan energi, misalnya mobil, sepeda motor, handphone, komputer, laptop dan
permainan lainnya.
Semua itu menggunakan sumber daya yang tidak sedikit, semua dibuat menggunakan

bahan yang juga bersumber dari alam yang sudah dieksplorasi dan diekploitasi terlebih
dahulu. Seingga untuk menekan pemborosan ini perlu ada tindakan nyata pemerintah
pusat dan daerah untuk menata kembali sumber daya yang tersebut dengan melakukan
efisiensi penggunaan sumber daya alam non renewable. Dengan itu dirasa perlu adanya
pengaturan dan kesadaran bersama dari bantuan semua pihak, tanpa terkecuali, tentang
penggunaan energi ini.
Berdasarkan kenyataan yang dihadapi saat ini, penulis memandang penting untuk dibahas
lebih jauh dalam bentuk makalah dengan judul Perlunya Pengadaan Efisiensi untuk
Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya yang tidak dapat Diperbaharui

BAB II
MASALAH DAN PEMBAHASAN
A. Definisi Sumber Daya
Dalam literatur ekonomi sumber daya, pengertian atau konsep didefinisikan dengan
cukup beragam
Dalam ensiklopedia Webster mendefinisikan sumber daya antara lain sebagai:
kemampuan untuk memenuhi atau menangani sesuatu
sumber persediaan, penunjang atau bantuan
2

sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang

Dalam pengertian umum, sumber daya sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai
ekonomi atau komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Dalam ilmu ekonomi, sumber daya merupakan komponen yang diperlukan untuk
aktivitas ekonomi atau dengan kata lain, sumber daya diartikan sebagai seluruh faktor
produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output.
Tetapi jenis sumber daya yang akan dibahas berikut adalah jenis sumber daya alam
lingkungan. Dimana sumber daya alam lingkungan adalah faktor produksi yang
bersumber dari alam dan digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan
ekonomi.

B. Pengendalian Sumber Daya Alam Lingkungan dan Alternatif yang Digunakan untuk
Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya
Dan untuk mengendalikan dan mengatasi kerusakan sumberdaya lingkungan perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penggunaan transportasi massal untuk berbagai aktivitas perlu ditertibkan, dikembangkan
dengan diberikannya kenyamanan dan keamanan yang tinggi. Pemerintah dirasa perlu
memperbaiki sistem transportasi massal ini agar terjangkau sehingga dapat memenuhi tujuan
aktivitas manusia.
2. Menjaga dengan penuh kesadaran untuk memanfaatkan transportasi massal yang sudah
disediakan oleh pemerintah. Seperti menyingkapi peraturan dan kebijakan ini dapat dilakukan
dengan pemberlakuan four in-one dan three in-one untuk mobil, dan twoin-one untuk sepeda
motor.
3. Para peneliti perlu terus berusaha mencari dan mengolah sumber daya alam kontinu untuk
mengganti sumber daya alam yang sudah makin menipis, seperti penggunaan tenaga surya atau
matahari yang secara kontinu selalu ada, baik secara kualitas maupun kuantitas. Masih banyak
lagi sumber daya alam kontinu di daerah tropis seperti Indonesia yang tersedia sepanjang tahun
dan belum dimanfaatkan.
4. Pemanfaatan dan pengolahan SDA kontinu ini menjadi sumber energi masih perlu penelitian
dan masih termasuk biaya tinggi, begitu juga sumber daya angin, air laut maupun air tawar.
Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat pulih menjadi sumber energi alternatif masa depan
perlu mendapat perhatian pemerintah khususnya Menteri ESDM.
5. Penanaman dan pengembangan kelapa sawit, biji jarak untuk biodiesel dan berbagai tanaman
lain sangat diharapkan. Pengolahan limbah ternak dan manusia menjadi energi sebagai potensi

yang besar untuk dikembangkan.Percepatan pemanfaatan sumber daya ini perlu terus
ditingkatkan, karena SDAL ini dapat kita tingkatkan seluas-luasnya.

Di Indonesia sebagai negara besar, tersedia lahan yang sangat luas dan potensial untuk
dikembangkan. Di samping itu pengembangan sumber daya alam ini dapat membangkitkan
sektor pertanian. Pemanfaatan sumber daya manusia terdidik yang tersedia sangat besar bisa
dioptimalkan, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan manusia dan tersedianya sumber
energi untuk menghadapi kemajuan peradaban manusia serta persaingan di era global.

C. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Sebagai salah satu negara yang luas di dunia, Indonesia tidak hanya memiliki wilayah daratan
dan perairan yang luas tetapi juga kaya dengan sumber daya alam. Hutan tropis yang luasnya
diperkirakan mencapai 144 juta hektar sangat kaya dengan ribuan jenis burung, ratusan jenis
mamalia dan puluhan ribu jenis tumbuhan. Perairan yang luas menjadi tempat bagi
perkembangan populasi ikan dan hasil perairan lainnya. Demikian pula dengan buminya yang
mengandung deposit berbagai jenis mineral dalam jumlah yang tidak sedikit.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Lingkungan (SDAL) merupakan suatu hal yang sangat penting
dibicarakan dan dikaji dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional kita.
Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah sesungguhnya kita dapat melaksanakan
proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan tanpa harus dibayangi rasa cemas dan takut
akan kekurangan modal bagi pelaksanaan pembangunan tersebut. Pemanfaatan secara optimal
kekayaan sumber daya alam ini akan mampu membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi
seluruh bangsa Indonesia.

Namun demikian perlu disadari eksploitasi secara berlebihan tanpa perencanaan yang baik
bukannya mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan namun malah sebaliknya akan
membawa malapetaka yang tidak terhindarkan. Sebagai akibat dari pengelolaan sumber daya
alam yang tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan dapat kita lihat pada
kondisi lingkungan yang mengalami degradasi baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Hutan tropis yang kita banggakan, setiap tahun luasnya berkurang dengan sangat cepat, sehingga
jenis flora dan dan fauna yang ada di dalamnya sebagian besar sudah terancam punah. Perairan
yang sangat luas sudah tercemar dengan lmbah dan polusi, menyebabkan ekosistemnya
terganggu.
Begitu juga dengan dampak eksploitasi mineral yang terkandung dalam perut bumi juga mulai
merusak keseimbangan dan kelestarian alam sebagai akibat proses penggalian, pengolahan dan
pembuangan limbah yang tidak dilakukan secara benar. Pengelolaan sumber daya alam selama
ini tampaknya lebih mengutamakan meraih keuntungan dari segi ekonomi sebesar-besarnya
tanpa memperhatikan aspek sosial dan kerusakan lingkungan.
Pemegang otoritas pengelolaan sumber daya alam berpusat pada negara yang dikuasai oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah tidak lebih sebagai penonton. Berbagai kebijakan yang
dikeluarkan cenderung bersifat sektoral, sehingga kadangkala menjadi kebijakan yang tumpang
tindih. Sentralisasi kewenangan tersebut juga mengakibatkan pengabaian perlindungan terhadap
hak azasi manusia.
Selama puluhan tahun praktek pengelolaan sumber daya alam tersebut dilaksanakan telah
membawa dampak yang sangat besar bagi daerah. Sumber daya alam yang seluruhnya berada di
daerah tersebut, disamping memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan nasional
hendaknya juga menciptakan pemerataan pembangunan di daerah. Pada kenyataan daerah lebih

banyak menjadi penanggung akibat daripada menikmati keuntungan.


Bagian terbesar dari hasil pengelolaan sumber daya alam dinikmati oleh kelompok tertentu
sedangkan daerah hanya menerima sebagian kecil tetesan keuntungan tersebut. Pengelolaan
sumber daya alam yang tidak memperhatikan AMDAL menimbulkan berbagai dampak dan
permasalahan di daerah. Lahan kritis, bencana alam, limbah pengolahan SDAL, kecemburuan
sosial, dan masalah perselisihan penguasaan lahan akhirnya menjadi beban pemerintah daerah
untuk diselesaikan. Padahal kemungkinan mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun
pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya alam tersebut pemerintah daerah jarang
diikutsertakan.

D. Perspektif Pemerintah daerah terhadap Pengendalian Sumber Daya Alam


Memperhatikan berbagai permasalahan dan dampak yang timbul dari pengelolaan sumber daya
alam selama ini, serta seiring dengan jiwa dan semangat desentralisasi pemerintahan daerah
maka pemerintah daerah mendukung lahirnya suatu Undang-Undang tentang pengelolaan
sumber daya alam yang adil, demokratis dan berkelanjutan.
Kecenderungan sentralisasi kebijakan pengelolaan sumber daya alam selama ini lebih banyak
merugikan daerah. Sehingga sejalan dengan penyelenggaraan otonomi daerah ini pengelolaan
sumber daya alam dapat memberikan manfaat yang sangat berarti pembangunan dan
pengembangan daerah.
Berdasarkan penyusunan RUU-PSDA tersebut perlu dimulai dari adanya nilai demokratis yang
didalamnya memuat semangat keadilan dan program yang berkelanjutan. Penyusunan RUU-

PSDA tersebut harus dilakukan secara demokratis. Kemudian substansi tersebut hendaknya
mengandung nilai keadilan bagi kepentingan seluruh masyarakat bangsa dan akhirnya proses
5
6

pengelolaan sumber daya alam tersebut harus dapat berkelanjutan. Dan untuk itu RUU-PSDA
perlu memperhatikan beberapa hal sebaga berikut:
Demokratis
Pengelolaan sumber daya alam selama ini yang telah mendatangkan berbagai dampak dan
permasalahan berawal dari berbagai produk perundang-undangan yang berkaitan dengan sumber
daya alam memberikan legitimasi kepada praktek pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
memperhatikan keseimbangan sumber daya alam dan kepentingan masyarakat daerah.
Adil
Melalui proses penyusunan dan pembahasan yang demokratis diharapkan RUU-PSDA yang akan
mengatur kegiatan pengelolaan sumber daya alam di negara ini dapat mengandung muatan nilai
keadilan.
Dengan demikian tidak akan ada lagi monopoli dari pihak tertentu dalam pengelolaan SDA.
Semua kalangan dunia usaha baik dipusat maupun daerah diberi kesempatan secara fair untuk
ikut serta dalam pengelolaan sesuai aturan main yang berlaku. Demikian juga kepada daerah
diberi kesempatan secara adil untuk dapat menikmati hasil pengelolaan sumber daya alam
tersebut.
Berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan merupakan suatu prinsip mutlak yang harus
dimiliki oleh RUU-PSDA yang akan disusun. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan yang
dimaksudkan sebagai adaptasi dari definisi pembangunan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh
World Commmision on Environment and Development (WCED) dalam Our Common Future
yaitu ;
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pemenuhan generasi masa

kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.


Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam yang lebih
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang. Melalui prinsip
pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan ini diharapkan dari masa ke masa seluruh generasi
anak bangsa ini akan dapat menikmati kekayaan potensi sumber daya alam yang dimiliki bangsa
sebagai warisan untuk generasi yang akan datang.

98

BAB III
KESIMPULAN

Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya alam yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang. Sumber daya alam
yang renewable dikelola seoptimal mungkin secara terencana dengan baik sehingga dari waktu
ke waktu semakin meningkat kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan SDAL yang non
renewable tidak dieksploitasi habis-habisan hanya demi kepentingan generasi sekarang.
Dari berbagai Undang-Undang yang mengatur tentang pengendalian sumber daya alam
mempunyai kelemahan substansial antara lain;
Berorientasi pada ekspolitasi SDAL untuk mengejar keuntungan ekonomi semata, sehingga
lebih berpihak kepada para pengusaha besar.
Berpusat pada negara, sehingga menggunakan pendekatan kekuasaan secara sentralisitis.
Bersifat sektoral, sehingga banyak regulasi, kebijakan, kepentingan maupun pengelolaan yang
tumpang tindih.
Mengabaikan keadilan terhadap masyarakat daerah setempat.
Namun dalam kenyataannya, dengan memperhatikan aspek demokratis, keadilan dan
berkelanjutan, permasalahan mengenai pengelolaan sumber daya alam yang selama ini terjadi
dapat diatasi dengan baik dan juga dapat memenuhi kepentingan para stakeholders.
Keikutsertaan para stakeholders yang meliputi: pemerintah pusat, pemerintah daerah, legislatif,
kalangan dunia usaha, unsur dari masyarakat lokal/adat, unsur pencinta lingkungan dan

sebagainya dapat memberikan masukan dan pertimbangan yang komprehensif terhadap substansi
dalam materi RUU-PSDA ini.

10

11

BAB IV
KRITIK DAN SARAN

A. Kritik
Penggunaan sumberdaya yang mengguna kan media tumbuhan belum tentu bisa
membantu kelangkaan sumber daya, karena pemakaian sumberdaya hasil bumi masih di
perlukan dalam membuat bahan bakar dari hasil tumbuhan.
B. Saran
Diharapkan dalam proses penyusunan dan pembahasan RUU-PSDA lebih memperhatikan
aspek demokrasi. Jika selama ini para stakeholders tidak dilibatkan secara optimal maka
sekarang untuk ini dapat diikutsertakan.
Dengan demikian proses penyusunan dan pembahasan RUU secara demokratis akan
melahirkan RUU yang mampu menampung berbagai kepentingan dari para stakeholders
dan sekaligus akan mengurangi kemungkinan masuknya substansi yang bersifat
diskrimatif.
Selanjutnya, dengan adanya aspek keadilan ini hendaknya juga dapat menetapkan
kebijakan pengelolaan sumber daya alam. Jadi disamping kewenangan yang dimiliki
pusat hendaknya daerah juga diberikan kewenangan dalam menetapkan kebijakan
pengelolaan SDA sesuai dengan aspirasi masyarakatnya.
Karena pemerintah daerah lebih mengetahui dan memahami secara dekat dan langsung
tentang kondisi daerah dan masyarakatnya. Desentrali-sasi kewenangan kepada daerah
akan membatasi dominasi berlebihan pusat terhadap daerah.
Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia betul-betul demokratis

dalam penyusunan dan pembahasannya, substansi yang mengandung nilai keadilan dan
juga menggunakan prinsip berkelanjutan untuk mendukung penyelenggarakan otonomi
daerah dalam rangka desentralisasi serta bisa dijadikan panduan dan tolak ukur bagi
pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya alam di daerah. Disamping mengatur
kewenangan pemerintah daerah juga mampu membina dan membimbing daerah
sebagaimana seharusnya.

12

13

Anda mungkin juga menyukai