Anda di halaman 1dari 8

TRANSMISI TENAGA LISTRIK

A.

SCADA Secara Umum

SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition.


SCADA merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan informasi atau data-data dari
lapangan dan kemudian mengirimkan-nya ke sebuah komputer pusat yang akan
mengatur dan mengontrol data-data tersbut. Sistem SCADA tidak hanya digunakan
dalam proses-proses industri, misalnya, pabrik baja, pembangkit dan pendistribusian
tenaga listrik (konvensional maupun nuklir), pabrik kimia, tetapi juga pada beberapa
fasilitas eksperimen seperti fusi nuklir. Dari sudut pandang SCADA, ukuran pabrik atau
sistem proses mulai dari 1.000an hingga 10.000an I/O (luaran/masukan), namun saat ini
sistem SCADA sudah bisa menangani hingga ratusan ribu I/O.
Ada banyak bagian dalam sebuah sistem SCADA. Sebuah sistem SCADA
biasanya memiliki perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan I/O,
kontroler, jaringan, antarmuka pengguna dalam bentuk HMI (Human Machine
Interface), piranti komunikasi dan beberapa perangkat lunak pendukung. Semua itu
menjadi satu sistem, istilah SCADA merujuk pada sistem pusat keseluruhan. Sistem
pusat ini biasanya melakukan pemantauan data-data dari berbagai macam sensor di
lapangan atau bahkan dari tempat2 yang lebih jauh lagi (remote locations).
Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah host pusat
atau master (biasa dinamakan sebagai master station, master terminal unit atau MTU),
satu atau lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan (biasa dinamakan remote
stattion, remoter terminal unit atau RTU) dan sekumpulan perangkat lunak standar
maupun customized yang digunakan untuk memantau dan mengontrol elemen-elemen
data-data di lapangan. Sebagian besar sistem SCADA banyak memiliki karakteristik
kontrol kalang-terbuka (open-loop) dan banyak menggunakan komunikasi jarak jauh,
walaupun demikian ada beberapa elemen merupakan kontrol kalang-tertutup (closedloop) dan/atau menggunakan komunikasi jarak dekat.
Sistem yang mirip dengan sistem SCADA juga bisa kita jumpai di beberapa
pabrik proses, perawatan dan lain-lain. Sistem ini dinamakan DCS (Distributed Control
Systems). DCS memiliki fungsi yang mirip dengan SCADA, tetapi unit pengumpul dan

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


pengontrol data biasanya ditempatkan pada beberapa area terbatas. Komunikasinya bisa
menggunakan jaringan lokal (LAN), handal dan berkecepatan tinggi.

B.

SCADA Pada Sistem Tenaga Listrik


Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga listrik

terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri dari
sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station / RCC (Region Control
Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. RTU
dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini
bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui
pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian
diteruskan ke RCC melalui jaringan telekomunikasi data. RTU juga dapat menerima
dan melaksanakan perintah untuk merubah status peralatan tegangan tinggi melalui
sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari RCC.
Dengan sistem SCADA maka Dispatcher dapat mendapatkan data dengan cepat
setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat
memberikan peringatan pada Dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga
gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan. Data yang dapat
diamati berupa kondisi ON / OFF peralatan transmisi daya, kondisi sistem SCADA
sendiri, dan juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen transmisi.
Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak
valid maka operator akan dapat megetahui dengan mudah.
Fungsi kendali pengawasan mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh,
seperti switching circuit breaker, pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau
mengindikasikan kalau operasi yang diinginkan telah berjalan efektif. Sebagai contoh
pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi lampu, jika lampu hijau menyala
menunjukkan peralatan yang terbuka (open), sedang lampu merah menunjukkan bahwa
peralatan tertutup (close), atau dapat menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi
yang tidak diketahui apakah open atau close. Saat RTU melakukan operasi kendali
seperti membuka circuit breaker, perubahan dari lampu merah menjadi hijau pada pusat
kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan dengan sukses.

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


Operasi pengawasan disini memakai metode pemindaian (scanning) secara
berurutan dari RTU-RTU yang terdapat pada Gardu Induk-Gardu Induk. Sistem ini
mampu mengontrol beberapa RTU dengan banyak peralatan pada tiap RTU hanya
dengan satu Master Station. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu mengirim dari jarak
jauh data-data hasil pengukuran oleh RTU ke Master Station, seperti data analog
frekuensi, tegangan, daya dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan untuk
keseluruhan / kekomplitan operasi pengawasan .
Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi jumlah
data yang ditransfer antar Master Station dan RTU. Hal ini dilakukan melalui prosedur
yang dikenal sebagai exception reporting dimana hanya data tertentu yang dikirim pada
saat data tersebut mengalami perubahan yang melebihi batas setting, misalnya nilai
frekuensi hanya dapat dianggap berubah apabila terjadi perubahan sebesar 0,05 Herzt.
Jadi apabila terjadi perubahan yang nilainya sangat kecil maka akan dianggap tidak
terjadi perubahan frekuensi. Hal ini adalah untuk mengantisipasi sifat histerisis sistem
sehingga nilai frekuensi yang sebenarnya dapat dibaca dengan jelas.
Master Station secara berurutan memindai (scanning) RTU-RTU dengan
mengirimkan pesan pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai
informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan,
RTU akan mengirim pesan balik pada Master Station, dan data akan diterima dan
dimasukkan ke dalam memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada
mesin

printer

di

Master

Station

dan

ditampilkan

pada

layar

monitor.

Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik (maksimal 10 detik).
Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh remote terminal dalam sistem. Ketika Master
Station memberikan perintah kepada sebuah RTU, maka semua RTU akan menerima
perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang alamatnya sesuai dengan perintah itulah yang
akan menjalankannya.

Sistem ini dinamakan dengan sistem polling. Pada

pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk mencegah kesalahan yang berkaitan


dengan umur data analog.
Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental
( segera setelah aksi manuver terjadi ) misalnya terjadi penutupan switch circuit breaker
oleh operator gardu induk, maka RTU secara otomatis akan segera mengirimkan status

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


CB di gardu induk tersebut ke Master Station. Dispatcher akan segera mengetahui
bahwa CB telah tertutup.
Ketika operasi dilakukan dari Master Station, pertama yang dilakukan adalah
memastikan peralatan yang dipilih adalah tepat, kemudian diikuti dengan pemilihan
operasi yang akan dilakukan. Operator pada Master Station melakukan tindakan
tersebut berdasar pada prosedur yang disebut metode select before execute (SBXC),
seperti di bawah ini:
1.) Dispatcher di Master Station memilih RTU.
2.) Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
3.) Dispatcher mengirim perintah.
4.) Remote Terminal Unit mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
5.) Remote Terminal Unit melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada Master
Station ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar VDU dan cetakan pesan pada
printer logging.
Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi.
Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami
gangguan tadi ke Master Station, dan pemindaian yang normal akan mengalami
penundaan yang cukup lama karena Master Station mendahulukan pesan gangguan dan
menyalakan alarm agar operator dapat mengambil tindakan yang diperlukan
secepatnya. Pada saat yang lain, pada kebanyakan kasus, status semua peralatan pada
RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi kondisi sistem yang sedang
terjadi pada operator di Pusat Kendali (RCC).
Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada komputer,
yang memungkinkan Master Station terdiri dari komputer digital dengan peralatan
masukan keluaran yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesan-pesan kendali ke RTU
serta menerima informasi balik. Informasi yang diterima akan ditampilkan pada layar
VDU dan/atau dicetak pada printer sebagai permanent records. VDU juga dapat

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


menampilkan informasi grafis seperti diagram satu garis. Pada RCC (pusat kendali),
seluruh status sistem juga ditampilkan pada Diagram Dinding (mimic board), yang
memuat data mengenai aliran daya pada kondisi saat itu dari RTU.
C.

Komponen Dasar SCADA


1. Komponen-komponen

pusat

pengendalian,

Control

Centre,

berupa

computer-komputer;
2. Komponen-komponen perangkat interface dengan rangkaian proses di gardu
induk maupun di gardu distribusi seperti RTU, perangkat komunikasi,
perangkat pekerjaan adaptasi dan perangkat-perangkat pencatu daya;
3. Perangkat meter-meter dan terminal pelanggan untuk otomatsasi.
4. Sarana telekomunikasi yang diperlukan untuk memungkinkan dua atau lebih
terminal dapat saling berkomunikasi.
1.

Control Centre
Control centre merupakan bagian dari system pengendalian yang akan dibangun

setelah gardu-gardu yang akan disupervisi disiapkan dan semua kebutuhan infrastruktur
seperti sarana telekomunikasi dan bangunan-bangunan gardu induk dan lain-lain telah
tersedia.
Pengembangan perangkat-perangkat RTU untuk keperluan gardu induk, gardu
hubung dan gardu distribusi secara bertahap mengikuti perkembangan jaringan dengan
tetap memperhatika keperluan dan urgensi dari setiap titik remote control. Hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan instalasi dari perencanaan system SCADA dapat
dilaksanakan secara setahap demi setahap tanpa perlu melaksanakannya secara
keseluruhan pada waktu yang sama terutama bila dipertimbangkan pelaksanaan
otomatisasi pada bagian-bagian jaringan tertentu belum mendesak.
2.

Perangkat-perangkat RTU
Pada setiap pengimplementasian RTU untuk gardu induk maka semua jaringan

out going dan incoming 20 kV serta semua jaringan transmisi 150 kV dan pembangkit-

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


pembangkitnya harus dapat dipantau dan di-remote control baik status perlatanperalatannya maupun besaran-besaran listriknya. Sedangkan pada gardu hubung semua
pemutus-pemutus daya LBS harus dapat dimonitor dan di-remote control.
3.

Perangkat-perangkat Meter Pelanggan Beserta Perangkat Interface


Perlu dilakukan pengembangan dan penggantian meter yang dilengkapi dengan

perangkat elektronik untuk memungkinkan dilaksanakannya komunikasi elektronis


pelanggan dengan remote centre, pembacaan meter, remote control, dan lain
sebagainya.
Penerapan otomatisasi pelanggan tersebut akan dilaksanakan dengan terlebih
dahulu pada jaringan spindle 20 kV yang banyak pelanggan-pelanggan besarnya
dengan menggunakan sarana telekomunikasi distribution line carrier. Hal ini
mengingat konfigurasi distribution line carrier yang tersambung pada suatu spindle
akan dapat melayani semua pelanggan yang tersambung ke spindle tersebut dengan
komunikasi broadcasting.
4.

Sarana Penunjang
Sarana penunjang seperti media komunikasi, catu-catu daya dan bangunan-

bangunan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari suatu
system pengendalian tenaga listrik. Dengan studi yang konprehensif dan terpadu dapat
dilakukan pengembangannya secara efektif dan setahap demi setahap mengikuti
tahapan-tahapan pengintegrasian setiap gardu-gardu baru ke dalam system pusat
pengendalian.
5.

Penjadwalan Pengembangan
Pada umumnya penjadwalan pengembangan SCADA mencakup beberapa

langkah-langkah, yaitu :
a. Feasibility study;
b. Proses alokasi dana;
c. Penunjukan konsultan;
d. Survey lapangan;

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


e. Pembuatan tender dokumen;
f. Tender proses;
g. Penandatanganan kontrak;
h. Implementasi;
i. Test uji coba.
D.

Keuntungan-keuntungan Penerapan Sistem SCADA/EMS


Secara umum keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan

menerapkan system SCADA/EMS pada kelistrikan, yaitu:


a. Dengan menggunakan system SCADA/EMS pada system kelsitrikan dapat
diperoleh dengan system pengoperasian dengan organisasi yang lebih ramping
dan sederhana. Pada prinsipnya, dengan adanya system SCADA/EMS system
gardu induk tanpa orang seharusnya dapat dilakukan, dimana hal ini dapat
mengurangi biaya-biaya yang cukup signifikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penerapan system SCADA.
b. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengoperasian system kelistrikan
dengan menggunakan system SCAD/EMS adalah system pengoperasian yang
lebih

ekonomis.

Dengan

menggunakan

system

SCADA/EMS

system

pengoperasian kelistrikan dapat menghemat keseluruhan biaya operasi, misalya


dengan load forecast dan unit-unit komitmen yang lebih baik, optimasi rugi-rugi
transmisi maupun pembangkit dan lain sebagainya yang secara keseluruhan
akan mengoptimumkan sumber daya secara ekonomis.
c. Peningkatan

keandalan

system.

Factor-faktor

pertimbangan

pengimplementasian SCADA/EMS bukan hanya terdiri atas pertimbangan


ekonomis semata-mata melainkan juga factor sekuriti dan keandalan. Sejauh ini
diakui masih sulit menjelaskan keuntungan-keuntungan diatas secara kuantitatif
dalam arti nilai ekonomis yang akan diperoleh bila system dilengkapi dengan
SCADA/EMS. Biasanya bila terjadi gangguan serius yang menyebabkan
pemadaman total (black out), baru akan terfikirkan betapa pentingnya sarana
dan fasilitas yang dapat digunakan untuk membantu mengoperasikan dan
menganalisa keandalan system. Dari berbagai pendapat disepakati keandalan
system akan bisa dinaikkan mulai 20% hingga 50% bila system kelistrikan
dioperasikan dengan system SCADA/EMS. Angka tersebut diharapkan akan
TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK


semakin meningkat seiring dengan kemajuan fungsi-fungsi perangkat lunak
aplikasi yang terus berkembang.

TRI ISRA JANWARDI (16388/10)

Anda mungkin juga menyukai