Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UPN VETERAN JAWA TIMUR
Praktikum
: Kimia Organik
Percobaan
: Pembuatan Aspirin dan Iodoform
Tanggal
: 4 Juni 2014
Pembimbing : Ir. I Wayan Warsa

Nama
Npm/Semester
Romb./Grup
Npm/Teman Praktek

: Firanda Putri Arumningtyas


: 1331010011 / 2
:3/H
: 1331010006 / Edo Yulianar

DRAFT

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1

Latar Belakang
Ilmu Kimia Organik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
zat-zat organik. Pembelajaran Praktikum Ilmu dasar Kimia Organik
bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara pengaplikasian
dari hasil perkuliahan dari mata kuliah Kimia Organik. Salah satunya dalam
kimia oganik ada cara untuk pembuatan aspirin dan iodofom.
Dalam kehidupan sehari hari kita tentu saja pernah merasakan
sakit terlebih lagi sakit sakit ringan dan nyeri, seperti demam, sakit kepala
atau pusing, itu semua terjadi karena kurangnya daya tahan tubuh terhadap
lingkungan di sekitar kita lalu kita pasti segera minum obat. Obat yang kita
minum tersebut adalah obat yang mengandung aspirin atau bisa juga
mengandung iodofrom Aspirin biasanya sering digunakan sebagai obat
karena mengandung asam salisilat, dan merupakan bagian integral dari
metabolisme manusia dan hewan. Dan Iodofrom biasanya sering digunakan
sebagai obat untuk meningkatkan metaboisme dalam tubuh atau juga dapat
memulihkan tenaga yang telah dikeluarkan oleh tubuh.
Dalam percobaan kali ini kita akan membuat aspirin dan iodoform
Dalam pembuatan aspirin kita menggunakan asam salisilat sebagai bahan
utamanya. Sedangkan untuk pembuatan iodofrom kita menggunakan KI
sebagai komponen utamanya

I. 2

Tujuan
1 Mengetahui cara pembuatan aspirin dari asam salisilat dan asam asetat
anhydride.
2. Mengetahui cara pembuatan iodofom
3. mengetahui sifat-sifat bahan aspirin dan iodofom

I. 3

Manfaat
1. Agar mengenal tentang cara pembuatan aspirin
2. Agar mengenal tentang cara pembuatan iodofom
3. Mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan untuk pembuatan aspirin
dan iodofom

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1

Secara Umum

A. Aspirin
a. Pengertian Aspirin

Asam asetil salsilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat
ini diindikasikan untuk sakit kepala, nyeri otot, dmam dan lain-lain. Saat ii
aspirin makin banyak di pakai di obat-obatan karena sifat anti plateletnya.
(Dra. Murniati, Apt,dkk.2008.farmalogi.Jakarta)
Selain sebagai zat analgesik (penghilang rasa sakit) dan antipiretik
(penurun panas), ternyata aspirin juga dapat digunakan sebagai obat penyakit
jantung. Namun penggunaan dalam jangka waktu lama dapat mengiritasi
lapisan mukosa lambung sehingga menimbulkan sakit maag. Selain itu
aspirin juga dapat menyebabkan gangguan ginjal, alergi, dan asma.
(Sutresna, Nana.2010.chemistry 3B.Jakarta:Acil)
Asam

salisilat

(o-hidroksi

asam

benzoate)

merupakan

senyawa

bifungsional yang mengandung gugus fungsi hidroksi dan karboksil. Dengan


demikian asam salisilat dapat berfungsi sebagai fenol (hidroksibenzena) dan
juga berfungsi sebagai asam benzoate. Baik sebagai asam maupun sebagai
fenol, asam salisilat dapat mengalami reaksi esterifikasi. Bila direaksikan
dengan anhidrida asam, akan mengalami reaksi esterifikasi menghasilkan
asam asetil salisilat (aspirin). Dan apabila direaksikan dengan methanol
(alcohol), juga mengalalmi reaksi esterifikasi menghasilkan ester metal
salisilat (minyak gandapura).
(http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/aspirin-2.html)

b. Pembuatan aspirin
Sintesis Aspirin dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe. Pembuatan asam salisilat dilakukan
dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman
yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide
dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam
untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan
kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam
sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
2. Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill
yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide
berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan
dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC sehingga
membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari
mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif.
Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam
salisilat,

asam

salisilat

dimurnikan

dengan

sublimasi.

Untuk

membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di


dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di
dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat
mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara
filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan.
(http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.com/2013/04/sintesis-aspirin_29.html)
c. Reaksi aspirin :

d. Sifat dari aspirin

1.
2.
3.
4.

Nama resmi : Acidum acetylosalicylicum


Sinonim
: Asetosal, asam asetilsalisilat
Rumus kimia : C8H9O4
Unsur penyusun : Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari

99,5% C9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan


5. Titik lebur : 141o sampai 144oC.
6. Berat molekul : 180,16 gr/ml
7. Pemerian : Hablur tidak berwarna, hablur serbuk, tidak berbau
,rasanya agak pahit.
8. Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%)P larut dalam
iodoform P dan dalam eter P
9. Khasiat
: Analgetik dan antipiretik
(http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.com/2013/04/sintesis-aspirin_29.html)
B. Iodofom

a. Pengertian Iodoform
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan
etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodin digunakan dalam
obat-obatan . iodoform (CHI3) digunakan sebagai antiseptik. Larutan iodin
dalam alkohol yang disebut tinktur iodin, jiga sebagai nantiseptik pada luka.
(Purba, Michael.2004.Kimia.Jakarta:Erlangga)

b. Pembuatan Iodoform
Pembuatan Iodoform serupa dengan pembuatan kloroform, karena
merupakan analog iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan
kloroform, pada pembuatan iodoform pereaksi yang digunakan adalah natrium

hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil yang memiliki gugus


asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang diperoleh
berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200C dan mempunyai bau
yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar.
c. Reaksi Iodoform
Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut
digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga
menghasilkan Iodoform.
d. Sifat sifat iodofom
1. Sifat Kimia Iodoform
a. Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis-( 1ethylguinoline-4-)-trimetinaiomine.
b. Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida)
c. Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH
alkoholat karbilamine membentuk isosianida.
d. Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat.
e. Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen
iodida.
f. Iodoform bila direaksikan dengan dan NaOH akan menghasilkan
warna merah ungu pada lapisan piridin, setelah di panaskan sebentar.
g. Jika iodoform di panaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap
yang berwarna violet dari iodium.
h. Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3 (argentum nitrat)
tidak memberikan endapan kuning perak iodida (Agl).
i. Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.
2. Sifat Fisika Iodoform
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Bentuk berupa kristal kuning berkilauan


Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya
Titik lebur 119-1230C
Berat jenis 4,00 gr/ml
Berat molekul 393,73 gr/ml
Komposisi C=3,05g; H=6,266; I=96,496
Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar
Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO,

I2, H2O
i. Memiliki bau yang khas
j. Sukar larut dalam air tapi mudah laut dalam akohol

k. Perlahan-lahan larut dalam petaoida atom


e. Kegunaan Iodoform
1. Sebagai pemusnah baktei iodoform digunakan sebagai antiseptik terhadap
luka-luka lecet, karena membebaskan I2
2. Sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri.
f. Iodoform dapat dihasilkan dari :
Iodoform dapat dihasilkan dari:
1. Alkohol
Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula
alcohol direaksikan dengan alkanal. Etanol kemudian beeaksi dengan I
sehingga terbentuk triiodeotanol. Dalam lingkungan KOH maka
triodetanal berubah menjadi iodoform dan kalium metanoat
2. Aseton
Aseton direaksikan dengan I2 dan KOH, maka I2 akan mengoksidasi
aseton. Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3 di ubah menjadi
iodoform dan kalium asetat Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3
di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat.
3. Asam laktat
4. Secara elektrolisa Aseton maupun atenal dapat di elektrolisa oleh KI
dan Na2CO3, elektrolisa dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan
yang ada mengandung K+, Na+, I-, CO2 dan H+ serta O- dari air. Ion-ion
akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H+ pada katoda, dan I- serta
OH2 yang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama menghasilkan
iopoiodit CO-. Larutan menjadi mengandung ion NaOI yang bereaksi
dengan atenol atau asenal.
5. Iodoform dapat dibuat dengan semua zat bereaksi positif dengan positif
dengan iodoform test. Iodoform Test
Senyawa yang mengandung salah satu dari gugus I-CH 3 dan OH-CH3
akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH memberikan endapan kuning
iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap test.
(http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/sintesis-iodoform.html)
II. 2

Sifat Bahan

1. Aquadest
a. Sifat fisika :
1. Massa molar : 18.0153 g/mol
2. Densitas dan fase : 0.998 g/cm dalam cairan, 0.92 g/cm,
dalam padatan
3. Titik lebur : 0 C (273.15 K) (32 F)
4. Titik didih : 100 C (373.15 K) (212 F)
5. Penampilan : Cairan tak Berwarna, Tidak berbau
b.

Sifat Kimia :
1.Pelarut yang baik
2.Memiliki pH 7 (netral)
3.Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat.
4.Lebih bersifat reduktor daripada oksidator.
5.Reaksi oksidasi dari air sendiri dapat terjadi jika
direaksikan dengan logam alkali atau alkali tanah.

(http://wikarga.blogspot.com/)
2. Asam salisilat (C7H6O3)
a. Sifat fisika
1. Bentuk : serbuk kristal atau kristal jarum
2. Massa molar : 138,12 g/mol
3. Densitas : 1,44 g/cm3
4. Titik lebur : 157-159 C , Titik didih 211 C
5. Tidak berwarna, menjadi kuning pada larutan dengan bau
kenari pahit
6. Mudah terbakar
b. Sifat kimia
1. Larut pada air, air mendidih, alkohol, aseton, kloroform, eter,
benzene, lemak/minyak
2. Menyublim pada 760C jika dipanaskan dengan cepat pada
tekanan atmosfir tertentu dan teruai menjadi fenol
3. Kelarutan dalam air mengikat oleh Na-phosphate, borax, alkali
asetat
4. Menyebabkan muntah, sakit perut, gangguan pernafasan,
asidosis, ganguan kulit jika digunakan secara berlebihan
(http://blogkesehatan.net/bahan-dan-alat-dalam-sintesis-asam-asetil-salisilat/)
3. Asam asetat
a. Sifat fisika
1. Rumus molekul CH3COOH
2. Massa molar 60.05 g/mol
3. Densitas dan fase, cair 1.049 g cm3, Padat 1.266 g cm3

4. Titik lebur 16.5 C , Titik didih 118.1 C


5. Bentuk Cairan tak berwarna atau Kristal
b. Sifat kimia
1. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO2. Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekulmolekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen
3. Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti
besi, magnesium, dan seng, membentuk gas hidrogen dan
garam-garam asetat
)http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat)
4. Asam sulfat pekat (H2SO4)
a. Sifat fisika
1. Massa molar : 98,08 gr/mol
2. Tidak berwarna, jernih, tidak berbau
3. Titik didih 2900C
4. Densitas : 1,84 gr/cm3
b. Sifat kimia
1.Merupakan asam kuat.
2.Bersifat korosif.
3.Memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air.
4.Bersifat sangat reaktif.
(http://blogkesehatan.net/bahan-dan-alat-dalam-sintesis-asam-asetil-salisilat/)
5. Alkohol
a. Sifat Fisika
1. Mudah terbakar
2. Mudah larut dalam air
3. Bentuk fasa pada suhu ruang : dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau
cair, dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak,
dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4. Titik didihnya tinggi
b. Sifat Kimia
1. Oksidasi alcohol primer,sekunder,tersier
2. Hidrasialkena
3. Hidroborasi
4. Hidrolisisalkil halide
(http:// id.wikipedia.org/wiki/alkohol)

6. FeCl3 (Ferri Chlorida)


a. Sifat fisika
1. Berat molekul : 295.6 gr/mol
2. Bentuk : lembaran / serpihan

gelap,

merah

karena

mentransmisikan cahaya, hijau karena merefleksikan cahaya


3. Titik didih 316 0C
4. Densitas 2,9 gr/cm3
b. Sifat kimia
1. Larut dalam air, alkohol, eter, aseton, CS2
2. Menyebabkan iritasi jika dalam bentuk anhidrat
3. Berfungsi sebagai mengetahui sempurnanya reaksi dengan
mendeteksi adanya asam salsilat
4. Menyerap air dari udara unuk membentuk heksahidrat
(http://blogkesehatan.net/bahan-dan-alat-dalam-sintesis-asam-asetil-salisilat/)
7. KI
a. Sifat fisik
1. Berat molekul: 166 gr/mol
2. Bahan kimia kategori: anorganik
3. Bentuk : Putih kristal kubik atau bubuk
4. Sifat senyawa: netral atau sedikit basa,
5. Kepadatan relatif dari 3,12
6. Titik lebur 680 . Titik didih 1420 .
b. Sifat kimia
1. Dalam udara lembab mikro-higroskopis, curah hujan
panjang rumah yodium bebas dan menjadi kuning, dan
dapat membentuk jejak iodat
(http://id.swewe.com/word_show.htm/?69565_1&Kalium|iodida)
8. KCl
a. Sifat fisika
1. Berat Molekul
: 74.5513
2. Titik lebur
: 7700C
3. Kelarutan air
: 40 g/L (20
4. tidak berbau. Memiliki vitreous kristal putih atau berwarna,
dengan struktur kristal yang memotong mudah dalam tiga
arah.
b. Sifat kimia
1. KCl dalam bentuk bubuk memberikan hasil tes nyala api ungu.
2. akan mengendap garam klorida larut bila ditambahkan ke
dalam larutan ion logam yang sesuai

3. KCl dapat dikurangi dengan logam melalui reaksi dengan


logam natrium pada 850 C karena kalium akan dihapus oleh
distilasi
(http://dadalikapiuhanngebloguy.blogspot.com/2011/02/kalium-klorida-senyawakimia-kcl.html)
9. Aseton
a. Sifat fisika
1. Molekul rumus C3H6O
2. Massa molar 58,08 g mol-1
3. Penampilan tak berwarna cair
4. Titik lebur -95 - 93 C, Titik didih 56-57 C,
5. Mudah terbakar
b. Sifat kimia
1. Aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam
kebanyakan reaksi organik
2. Seton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan
transpor asetilena dalam industri pertambangan
3. Sering dipakai sebagai pembersih, pelarut dan pengenceran
4. Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari
propena
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aseton)

10. Kaporit (Ca-(OCl)2)


a. Sifat fisika
1. Bentuk granula atau pelet pipih, berwarna putih keabu-abuan
dan memiliki aroma klorin
2. Berat molekul 142,98
3. Titik peruraian 212oF (100oC)
4. Kelarutan dalam air: 21,4% pada 76F (25C).
b. Sifat kimia
1. Tidak larut dalam alkohol, asam-asam encer
2. Jika terhirup, sangat berbahaya karena bersifat korosif, merusak
jaringan membran mukosa dan saluran pernafasan bagian atas
3. Reaktivitas Stabil pada tekanan dan suhu normal
4. Tidak terpolimerisasi
(http://info.fuadshifu.com/kalsium-hipoklorit-kaporit/)
11. Spiritus

a. Sifat fisika
1. Sifat Rumus molekul CH3OH .
2. Massa molar 32.04 g/mol .
3. Densitas 0.7918 g/cm.
4. Titik leleh 97 C, -142.9 , Titik didih 64.7 C
5. bentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna,
mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas
b. Sifat kimia
1. Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk
karbon dioksida dan air
2. memiliki kemampuan bakar (nilai oktan) yang lebih tinggi
dibanding bahan bakar bensin
3. dapat menyebabkan korosi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III. 1 Bahan
a. Pembuatan aspirin
1. Asam salisilat
2. Asam asetat
3. Asam sulfat pekat
4. Alkohol
5. FeCl3
6. aquadest

7. asam asetat anhidrit


b. Pembuatan iodoform
1. KI atau KCl
2. Aseton
3. Kaporit
4. spiritus

c.
d. III. 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat
Pipet tetes
Beaker glass
Gelas ukur
Neraca analitik
Spatula
kaca arloji
eksikator
Steam bath

9. Termometer
10. Corong
11. Oven
12. Statif dan klem
13. Erlenmeyer
14. Labu ukur
15. Kertas saring

e.

III. 3

Gambar alat

f.

pipet tetes

g.

beaker glas

h.

statif dan klem oven

spatula

kaca arloji

gelas ukur

termometer

neraca analitik

erlenmeyer

steambath

corong kaca

kertas saring

eksikator

labu ukur

i.
j.

III. 4

Prosedur praktikum

a. Pembuatan Aspirin :
1. Masukkan 10 gram asam salisilat kering,tambahkan kedalamnya 14 cc
asam asetat anhidrid dan 5 tetes asam sulfat pekat kedalam labu
Erlenmeyer dan aduk hingga sempurna.
2. Campurkan dipanaskan diatas penangas air pada suhu 50-60oC sambil
diaduk selama 15 menit.
3. Campuran didinginkan,ditambah aquadest 150 cc,diaduk dan disaring.
Hasilnya (endapan) dicuci dengan aquadest.Ini merupakan aspirin
yang berupa kristal yang masih harus dimurnikan lagi
4. Permurnian Hasil.
k. Kristal dilarutkan dalam 30 cc alkohol panas (alkohol yang
dipanaskan dalam penangas air) + 55 cc aquadest panas hingga larut
semua,didinginkan lagi. Diambil sedikit kristal lalu tambahkan FeCl3,
jika terjadi warna ungu berarti aspirin belum murni.
b. Pembuatan Iodoform :
1. Membuat larutan kaporit jenih :

l. Memanaskan air sampai 700C, kemudian kaporit dimasukkan


perlahan-lahan sambil diaduk.penambahan serbuk kaporit dihentikan
apabila pada penambahan berikutnya tidak dapt larut lagi.Campuran
disaring,residu dibuang dan filtratnya yang diperoleh adalah kaporit
jenuh.
2. Menimbang 6 gram KI dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
3. Mengambil 5 ml aceton, kemudian ditambahkan kedalam larutan
diatas.
4. Larutan kemudian diaduk perlahan-lahan sampai endapan tidak lagi
bertambah.
5. Kaporit ditambahkan tetes demi tetes, sampai campuran tidak timbul
warna coklat lagi pada penambahan kaporit brikutnya.
6. Diamkan 10 menit
7. Disaring dengan saringan penghisap,endapan dicuci 2-3 kali dengan
aquadest dan dikeringkan di dalam oven.
8. Memurnikan endapan yang terjadi :
m. Endapan yang terdiri dari iodoform dan dimasukan dalam labu
ukur, lalu di tambahkan sedikit sepiritus dan dimasukan dalam water
bath 50-600C. Jika iodoform belum larut semuanya perlu ditambah
spiritus lagi tetes-demi setetes sampai iodoform larut semua.
Penambahan spiritus tidak boleh exess. Kemudian larutan disaring
dalam keadaan panas dengan dengan saringan penghisap. Filtrate di
tuang dalam beaker glass dan didinginkan sampai terbentuk kristal
iodoform.
9. Kristal yang disaring dikeringkan dalam oven.
10. Penimbangan hasil dengan neraca analitis.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.

v.
w.
x.
y.
z. DAFTAR PUSTAKA
aa.
ab.

Anonim, http://id.wikipedia.org/wiki/

ac.

Dra. Murniati, Apt,dkk.2008.farmalogi.Jakarta

ad.

http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/aspirin-2.html

ae.

http://alexschemistry.blogspot.com/2012/09/sintesis-iodoform.html

af.

http://blogkesehatan.net/bahan-dan-alat-dalam-sintesis-asam-asetil-

salisilat/
ag.

http://dadalikapiuhanngebloguy.blogspot.com/2011/02/kalium-klorida-

senyawa-kimia-kcl.html
ah.

http://id.swewe.com/word_show.htm/?69565_1&Kalium|iodida)

ai. http://info.fuadshifu.com/kalsium-hipoklorit-kaporit/
aj.

http://wiwiksatrianiputrijb.blogspot.com/2013/04/sintesis-aspirin_29.html

ak.

http://wikarga.blogspot.com/

al.

Purba, Michael.2004.Kimia.Jakarta:Erlangga

am.

Sutresna, Nana.2010.chemistry 3B.Jakarta:Acil

Anda mungkin juga menyukai