DKL Kasus
DKL Kasus
(P23133015039)
(P231330150
BOGOR - Puluhan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terserang penyakit Hepatitis A
dalam dua bulan terakhir. Kasus ini membuat IPB menetapkan status Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof Yonny Koesmaryono,
menjelaskan, beberapa bulan ini merupakan masa tersibuk bagi mahasiswanya. Sebagian dari
mereka ada yang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) dan
mempersiapkan kelulusan. Kesibukan menyelesaikan tugas kampus, kata Yonny, membuat
mahasiswa kurang memperhatikan kesehatan mulai dari istirahat yang cukup, maupun mengatur
pola makan yang baik dan sehat.
"Ditambah dengan kondisi cuaca yang sudah musim hujan, kondisi sanitasi di kawasan koskosan yang kurang memenuhi standar kebersihan, dan tempat makan yang tidak higienis menjadi
pemicu mereka terserang Hepatitis A," tuturnya, Selasa (15/12/2015).
Yonny mengatakan, upaya cepat tanggap mencegah penularan Hepatitis A di kalangan
mahasiswa telah dilakukan di antaranya pengobatan massal kepada seluruh civitas IPB,
sosialisasi dan penyuluhan tentang gizi seimbang, dan cara menyediakan makanan yang higienis
yang ditujukan kepada pengelola kantin atau warung makan yang ada di dalam maupun luar
kampus.
"Selain sosialisasi juga dilakukan upaya preventif supaya tidak ada lagi mahasiswa yang
terjangkit hepatitis," tandasnya.
Guna menanganinya, IPB membentuk kelompok kerja (pokja) khusus yang terdiri dari berbagai
unit terkait serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
Guna mencegah penularan penyakit hepatitis A, Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
& Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Kusnadi mengimbau para
mahasiswa untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
Selain itu, dia mengingatkan kepada mahasiswa untuk selalu mengonsumsi makanan dan
minuman yang matang. Kendati demikian, terkadang makanan sudah bebas kuman, tetapi alat
makan tidak bersih.
"Kalau makan bakso itu kan panas. Kuman sudah mati di suhu 85 derajat celcius. Tapi
masalahnya mangkuknya suka tidak bersih. Dicucinya hanya dicelupkan dalam ember lalu dilap
dengan kain yang sudah kotor," terangnya.
Untuk itulah, ucap Kusnadi, alat makan, seperti sendok, mangkuk, dan piring juga harus higienis
karena penularan penyakit hepatitis A bisa melalui oral antarorang. Selain itu, dia juga punya trik
tersendiri untuk mengidentifikasi rumah makan bersih atau tidak.
C. Akar Masalah
Hepatitis A di
IPB
Beban Perkuliahan
dan Praktikum
Mahasiswa
Kurang
Istirahat
Pola makan
tidak sehat
Lingkungan Sekitar
Kampus yang padat
penduduk
Sanitasi di kawasan
kos-kosan yang
kurang memenuhi
standar kebersihan
Model Holistik dari HL. Blum menyatakan bahwa status kesehatan manusia
(sehat atau sakit) dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yang juga berinteraksi antara satu
dengan yang lain. Faktor tersebut berdasarkan besar kecil perannya terhadap status
kesehatan manusia terdiri dari :
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan Kesehatan
4. Herediter (keturunan)
Catatan: gambar panah dengan ukuran berbeda menggambarkan urutan besarnya
pengaruh ke empat faktortersebut.
Teori HL Blum menyimpulkan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor yang terbesar
yang mempengaruhi status kesehatan manusia. Selanjutnya diikuti faktor perilaku,
pelayanan kesehatan dan herediter (keturunan).
Faktor utama yang berpengaruh dalam kasus ini adalah faktor lingkungan karena
kasus ini diduga akibat kondisi lingkungan yang kurang higienis sehingga makanan yang
dikonsumsi mahasiswa tidak sehat.
K. Ulasan Teori Timbangan
Dalam masalah penyakit akan selalu ditemui triangle/ segitiga antara agent-hostenvironment yang selalu berubah secara dinamis yang mana hubungan antara
agent/penyebab penyakit dengan host/ pejamu dapat menyebabkan wabah bila kondisi
yang ditopang lingkungan tidak seimbang tetapi tidak akan terjadi wabah apabila
lingkungan yang mendukung kondisi
seimbang. Hubungan antara agent-hostenvironment dapat digambarkan dengan Neraca model John Gordon.
Timbangan yang sesuai dengan kasus ini adalah dimana host ada dalam jumlah
yang besar, sehingga tidak seimbang dan mendukung menyebabkan wabah terjadi.
Timbangan tersebut dapat digambarkan dengan :
E
H
"Kalau makan bakso itu kan panas. Kuman sudah mati di suhu 85 derajat celcius.
Tapi masalahnya mangkuknya suka tidak bersih. Dicucinya hanya dicelupkan dalam
ember lalu dilap dengan kain yang sudah kotor," dr Kusnadi.
L. Ulasan Teori Epidemiologi
Penyebab penyakit adalah Virus Hepatitis A yang disebarkan oleh tinja/kotoran
penderita. Biasanya melalui makanan atau minuman yang tidak matang.
Gejalanya adalah mual (nausea), muntah-muntah, mencret, kulit kuning (terutama
bagian putih dari mata), demam, dan nyeri.
M. Prinsip Pengawasan/ Pengendalian/ Rekayasa Kesehatan Lingkungan
Pengawasan dalam kesehatan lingkungan dilakukan dengan beberapa upaya yang dapat
digolongkan dalam 5 kegiatan antara lain :
1. ISOLASI
Adalah pengumpulan berbagai materi/bahan yang bersifat
pencemar/pollutant dapat juga bersifat beracun dan berbahaya sehingga dapat
dicegah adanya pencemaran, penyakit yang dapat menular dan kecelakaan.
Sebagai contoh pembuatan septic tank kotoran manusia dikumpulkan dan diisolasi
untuk tidak menimbulkan adanya pencemaran tanah dan air tanah.
2. SUBSTITUSI
Penggantian bahan /materi yang biasanya digunakan masyarakat oleh
karena bahan yang dipakai mengandung bahan berbahaya dan beracun perlu
diganti dengan bahan yang tidak menimbulkan efek berbahaya dan beracun seperti
bensin dengan Pb/ timbal diganti molybdenum /bio premium.
3. SHIELDING
Penggunaan alat pelindung /shield untuk tidak terkena atau terpapar media
yang tercemar seperti udara, getaran ataupun sinar cahaya. Hal tersebut dijumpai
pada saat orang bekerja sebagai contoh penggunaan alat pelindung diri/APD.
4. TREATMENT
Penggunaan alat / instalasi untuk tujuan pemisahan , pembebasan dan
pemusnahan bahan-bahan yang perlu dibuang dan dihancurkan oleh karena sudah
tidak dapat dimanfaatkan lagi seperti pengurangan BOD/ BOD removal
Yang dilakukan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL atau waste water
treatment.
5. PREVENTION
Pencegahan dengan cara memberikan kekebalan baru seperti immunisasi
pada penyakit cacar , campak ,dan vaksinasi tuberculosis dengan vaksin BCG.
Pencegahan yang tersebut diatas berprinsip pada PEMUTUSAN HUBUNGAN
antara sumber penyebab penyakit dengan media lingkungan yang menjadi jalur
penularan penyakit.
Upaya yang mencakup dalam kasus ini adalah Prevention. Dr Naufal mengatakan,
virus hepatitis A mudah menyebar. Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia (FEMA) itu mengimbau, hal penting yang harus dilakukan adalah pencegahan
dengan memerhatikan kebersihan diri dan makanan.
Sementara pihak pengelola asrama juga melakukan kegiatan bersih lorong, kamar,
dan toilet guna mencegah bertambahnya mahasiswa yang terjangkit hepatitis.
N. Intervensi Sesuai Akar Masalah
Kerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor. Untuk dilakukan
sosialisasi kebersihan kepada pedagang, baik di dalam maupun di lingkungan lingkar
kampus
Pengobatan massal kepada seluruh civitas IPB