PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Satu etnis bangsa satu kebudayaan, dari kebudayaan yang bergam itu didalamnya terapat
suatu peninggalan berupa peradaban yang menyisahkan bangunan sebagaisaksi bisu. pula.
Dari sekian banyak perdaban yang telah menghiasi sejarah panjang didunia ini, kita
bisamelihat satu sisi dari peninggalan peradaban yang beragam tersebut yaitu arsitektur.
Diantara kita pasti banyak yang mengenal peradaban, mesir kuno, Kereta, Cina,
Mesopotania, dan banyak perdaban-perdaban lainnya.
Salah satu kejayaan di bidang arsitektur dapat dilihat pada zaman dinasti Turki Ottoman,
sekitar abad ke-16 Turki Usmani berada dalam masa keemasan dengan menguasai tiga
benua (Asia, Afrika dan Eropa) dan dua lautan (Laut Tengah dan Laut Merah) , ini sebagai
bukti pada saat itu Turki Usmani telah berhasil mengkokohkan seluruh aspek
kepemerintahannya secara baik.
Sama halnya dengan Perdaban Mesir ataupun Mesopotania dimana timbulnya sutu
perdaban itu tidak lepas dari pengaruh adanya suatu sungai yang menjadi taraf nadi dari
perdaban tersebut. kalau di Mesir ad sungai Nil, maka di Cina terdapat Sungai Hoang Ho.
Untuk mudahnya, umumnya sutu zaman itu dibagi kedalam beberapa kekaisaran atau
dinasti kaisar. Secara teoritis kebudayaan Cina dapat diungkap setidaknya sampai kurang
lebih 2000 tahun sebelum masehi, akan tetapi untuk peninggalannya terutama arsitektur
dapat kita lihat jauh setelahnya itu. Hal ini disebabkan karena bangunan yang terbuat dari
kayu tidak akan mungkin bertahan sampai beribu-ribu tahun lamanya. Untungnya pengaruh
dari luar yang tidak terlalu pesat masuknya ke Cina sehingga kebudayaan Cina termasuk
arsitektur hingga revolusi Cina seakan-akan keadaannya dari dulu hingga abad ke-18 masih
sepertio berates-raus tahun lamanya.
Kejayaan peradaban karya dinasi Turki Ottoman dan Cina tersebut hingga kini masih
bisa kita saksikan dalam wujud bangunan, baik berupa mesjid, istana, tata kota, rumah
sakit/sekolah, kuburan dan pemandian umum. Untuk itu, tulisan ini mencoba membahas
perkembangan dan corak arsitektur pada masa pemerintahan dinasti Turki Ottoman dan
Cina, mulai dari ragam bangunan yang mengandung nilai arsitekurnya, bentuk dan corak
arsitektur yang di kembangkan, para arsitek yang berjasa pada masa dinasti tersebut dan
hal-hal lain yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan ini khususnya perkembangan
arsitektur pada masa dinasti Turki Ottoman dan Cina.
BAB II
5
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz / Ughuj yang
mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Negeri Cina. Pada Abad ke-13 M, saat
Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan sekitarnya. Kakenya
Usman, yang bernama Sulaiman bersama pengikutnya bermukim di Asia kecil. Dari
perjalanan tersebut Sulaiman, ia tenggelam ketika menyemberangi sungai Efrat
(dekat Allepo). Sulaiman mempunyai empat saudara yang bernama, Shunkur,
Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya kembali ke tanah air mereka.
Sementara yang kedua terakhir bermukim di Asia kecil. Di sana mereka di bawah
pimpinan Sultan Alauddin di Kunia. Saat Mongol menyerang sultan Alauddin di
Anggara (kini Angkara), al-Thugril membantu mengusir Mongol, sehingga berkat
jasanya itu, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya. Al-Thugril,
mendirikan ibukota bernama Sungut, di sana lahir anak pertama bernama Usman pad
1258 M. Al-Thugril meninggal pada 1288 M. dan ia mendeklarasikan dirinya
sebagai Sultan, maka sejak itulah berdiri Kekaisaran Turki Ottoman.
Arsitektur Ottoman merupakan peninggalan dinasti Ottoman di turki, istanbul.
dimana dinasti ini yang mampu mengalahkan kekuasaan Byzantium di
constantinople atau Istanbul, yang sebelum-sebelumnya tidak ada yang dapat
menundukan Constantinople selama ber abad-abad, oleh Sultan Mahmud II 1453.
Arsitektur Masa ini berawal ketika mulai runtuhnya bani seljuk dan
terpengaruhnya oleh jejak arsitektur Byzantium kekaisaran Romawi, Seperti gereja
Hagia Sophia pada waktu penaklukkan di Istanbul yang menjadi acuan dan referensi
pada pembangunan masjid kemudian.dan juga banyak dipengaruhi oleh peradaban
Islam di Timur tengah dengan gaya mediterania.
Kekuasaan Ottoman berlangsung sangat panjang, dimulai 1300 hingga 1800,
Karenanya ragam arsitekturnya pun mengalami beberapa periode dan perubahan
Dalam budaya awal bangsa turki, sama seperti bangsa di Asia Tengah, menghuni
Kubah seperti tenda yang mana menyesuaikan dan beradaptasi dengan alam dan
lingkungan sekitar, yang mana model seperti ini mempengaruhi arsitektur Turki dan
ornamennya hingga kelak.
Periode awal (1300 - 1453)
Pada awal pemerintahan Ottoman, merupakan awal pencarian identitas,
merupakan perkembangan arsitektur peralihan,dari pemerintahan Byzantium ke
pemerintahan Islam. periode ini mempunyai tiga jenis arsitektur keIslaman, yang
mana juga dijadikan central kegiatan,beribadah dan pemerintahan, kubah
tunggal,bentuk bertingkat dan basement. Masjid Hac zbek merupakan masjid yang
dibangun pertama kali
Periode Bursa (1299 - 1437)
Arsitektur Kubah menjadi elemen utama dalam periode ini, Masjid pada
pemerintahan Seljuk yang pertama kali dirubah menjadi bentuk kubah tunggal.
Periode Klasik (1437 - 1703)
Masa ini merupakan puncak dalam perkembangan arsitektur Ottoman, masa ini
banyak dipengaruhi arsitektur Sinan, Penyatuan elemen dan bagian - bagian
arsitektural dan harmonisasi fungsi dan bentuk.
Periode Modern
Dibawah kekuasan Sultan Ahmed III (1703 - 1730) dan Ibrahim Pasa, Ottoman
menjalin hubungan dengan Perancis, hal itu membawa pengaruh pada langgam
bangunannya, dipengaruhi oleh gaya dekorasi Baroque dan Rococo,yang terkenal di
Eropa pada saat itu. Bahkan Arsitek dari Perancis didatangkan untuk mendekorasi
bangunan Puri dan kediaman megah disekitar pesisir pantai disekitar Istanbul,
hingga menjadi bangunan yang monumental, seperti Ishak Pasha Palace in bagian
timur Anatolia.
7
Masjid Nusretiye
2.1.2 Arsitektur
Jika arsitektur Ottoman terbatas hanya pada unit kubah, masjid Selim I di
Istanbul akan menjadi puncak teratas.. Seperti kompleks Beyazit di Edirne, hostel
dibentuk sayap dibayangi oleh ruang doa yang dimahkotai dengan kubah seluas
8
batas teknikal yang diizinkan saat itu. Tidak ketinggalan juga gereja besar Hagia
Sophia menantang konsep ini.
Arsitektur Ottoman dipengaruhi oleh arsitektur Persia, Yunani Bizantium,
dan Islam. Pada masa kebangkitan, muncul periode arsitektur Ottoman awal atau
pertama dan kesenian Ottoman sedang dalam tahap pencarian ide-ide baru.
Pada masa perkembangan, muncul periode arsitektur klasik dan kesenian Ottoman
sedang jaya-jayanya. Pada masa penurunan, arsitektur Ottoman menjauh dari gaya
klasik.
Sepanjang Era Tulip, arsitektur ottoman dipengaruhi oleh gaya ornamen tinggi
Eropa Barat; Baroque, Rococo, Empire, dan gaya-gaya lain saling bercampur.
Konsep arsitektur Ottoman lebih berpusat pada masjid. Masjid adalah bagian tak
terpisahkan dari masyarakat, tata kota, dan kehidupan komunal. Selain masjid,
contoh sempurna arsitektur Ottoman dapat ditemukan di dapur sup, sekolah teologi,
rumah sakit, pemandian Turki, dan pemakaman.
Contoh arsitektur Ottoman dari periode klasik selain Istanbul dan Edirne juga
dapat ditemukan di Mesir, Eritrea, Tunisia, Algiers, Balkan, dan Rumania. Di sana
banyak masjid, jembatan, air mancur, dan sekolah Utsmaniyah. Seni dekorasi
Utsmaniyah berkembang seiring banyaknya pengaruh dikarenakan keragaman etnik
di Kesultanan Ottoman. Para pengrajin memperkaya Kesultanan Utsmaniyah dengan
pengaruh seni pluralistik, seperti mencampurkan seni Bizantium tradisional dengan
elemen-elemen seni Cina.
Arsitektur Byzantine adalah satu dari empat gaya arsitektur gereja-gereja di
Eropa, yaitu Byzantine, Romanesque, Gotik, dan Barok. Gaya ini berkembang di
Byzantium atau disebut juga Konstantinopel (sekarang Istanbul, ibu kota Turki).
Ketika Konstantinopel akhirnya dikuasai oleh pasukan Muslim pada tahun 29 Mei
1453, gaya inipun kemudian diadopsi oleh umat Islam dan memunculkan apa yang
sekarang menjadi ciri khas semua masjid di dunia: kubah. Keunikan inilah yang
membuat gaya arsitektur Byzantine sebagai satu-satunya gaya arsitektur yang
dipakai oleh gereja sekaligus masjid. Dengan kata lain, gaya ini merupakan jembatan
antara kebudayaan Islam dan Kristen.
Gaya Byzantine muncul ketika Kaisar Konstantinus memutuskan untuk
memindahkan ibu kota kekaisaran Romawi ke arah timur, yaitu ke kota
Konstantinopel (Byzantium) di Turki. Letak Byzantium yang jauh dari pusat agama
Katolik di Roma membuat gaya arsitektur gereja-gereja di wilayah ini jauh berbeda
dengan gereja-gereja di Eropa.
9
Saat itu, ada dua tipe model bangunan gereja, yaitu tipe basilika yang
berbentuk lorong memanjang (banyak dipakai sebagai model gereja di Indonesia saat
ini) dan gaya yang lebih geometris dengan kubah pada pusatnya.
Gaya kedua inilah yang kemudian menjadi ciri khas gaya Byzantium. Secara
umum gaya Byzantium memiliki ciri khas sebagai berikut.
1
4
5
6
10
12
13
Jepang, Korea dan Vietnam, dan setelah abad ke-17 bahkan pernah memberikan
pengaruh kepada bangunan di Eropa.
Tiongkok memiliki wilayah yang luas dan etnis yang banyak. Berdasarkan
kondisi alam dan geografi yang berbeda, orang di Tiongkok zaman kuno telah
menciptakan bangunan yang berbeda struktur dan gaya seninya. Di Daerah Aliran
Sungai Kuning di Tiongkok utara, orang zaman kuno membangun rumah dengan
kayu dan tanah kuning sebagai bahan untuk menahan udara dingin serta terpaan
angin dan salju; sedang di Tiongkok selatan, digunakan bahan bangunan seperti
bambu dan gelagah perumpung, dan di sementara tempat, dibangun rumah
panggung untuk menangkal udara lembab dan menambah sirkulasi udara.
Tien Yuan Ti Fang Yaitu filosofi yang mengatakan bahwa langit berbentuk
bulat sedangkan bumi itu sebenarnya kotak (persegi). Dimana jika ditelisik
lebih mendalam, bentuk kotak/persegi merupakan lambang keteraturan dan
intelektualitas manusia dan bentuk bundar merupakan lambang
ketidakteraturan sifat alam. Filosofi ini diterapkan pada arsitektur Cina,
dimana bangunan yang berfungsi tempat-tempat pemujaan kebesaran Tuhan
memiliki bentuk dasar 4 bulat (lingkaran) sedangkan permukiman
masyarakat memiliki bentuk dasar kotak.
14
Yin Yang Adalah sebuah konsep dualitas yang saling bertentangan (oposisi)
satu dan lainya namun memiliki maksud untuk saling melengkapi demi
terciptanya keseimbangan, keselarasan dan keharmonisan alam ini.
Simbolisasinya merupakan roda lingkaran anasir Yin dan Yang, dimana
masing-masing anasir menguasai setengah bidang lingkaran yang
melambangkan hukum keseimbangan, juga roda siklus kehidupan yang
berputar aktif dan tidak statis. Contoh Yin-Yang: Utara-Selatan, LakiPerempuan, Air-Api, Siang-Malam. Aplikasi Yin-Yang dalam ilmu arsitektur
Cina adalah pada pengguanaan sumbu-sumbu berlawanan pada tiap
bangunan Cina seperti Utara Selatan, Timur Barat.
Feng Shui Feng Shui adalah tradisi dari arsitektur Cina yang umumnya
berhubungan dengan pemilihan site, mendesain, konstruksi, dekorasi interior
dan eksterior. Kalau diartikan per kata Feng berarti angin dan Shui berarti air.
Feng Shui mengkombinasikan antara Surga, Bumi, dan Manusia untuk
mencari keselarasan antara lokasi yang dipilih, orientasi, doktrin alam dan
nasib manusia itu sendiri. Kemudian Feng Shui juga dipengaruhi oleh
keberadaan suatu lima elemen dasar, yaitu kayu, api, tanah(bumi), logam,
dan air. Dan kelima unsur tersebut di disimbolkan dengan arah mata angin
yang berbeda-beda.
15
suatu gaya atau langgam tersendiri. Terdapat lima macam bentuk atap bangunan
bergaya Cina, yaitu (Widayati 2003:48): 1. Atap pelana dengan struktur penopang
atap gantung (pelana di luar gavel) atau overhanging gable roof; 2. Atap perisai
(membuat sudut) atau hip roof; Atap piramid atau pyramidal roof; 3. Atap pelana
dengan dinding sopi-sopi (pelana sejajar gavel) atau flush gable roof; dan 4.
Gabungan atap pelana dan perisai atau gable and hip roofs.
Konstruksi Bangunan Cina
Usia dari Arsitektur Cina sama tuanya dengan usia Peradaban Cina. Bahwa Etnis
Cina selalu menggunakan sistem konstruksi asli (lokal) yang menjaga dan
memegang teguh prinsip - prisip karakteristiknya mulai dari jaman dahulu kala
sampai saat ini. Di berbagai tempat yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Cina,
ditemukan bangunan-bangunan dengan sistem konstruksi yang sama.
Beberapa karakter arsitektur Cina
Pada buku tulisan Gin Djin Su (1964) dijelaskan bahwa karakter arsitektur Cina
dapat dilihat pada:
1
Prinsip Simetris
Ciri khas yang paling terlihat dari arsitektur cina yaitu prinsip simetris
yang
melambangkan keseimbangan. Walaupun bangunan dapat
dikembangkan, prinsip simetris tersebut masih tetap dipertahankan.
Bangunan biasa nya dirancang dengan jumlah kolom yang genap agar
menghasilkan bentangan atau dinding yang ganjil.
Kebalikan
dari
bangunan, desain taman nya berbentuk asimetris.
Hierarkial
Prinsip hierarkial diterapkan cukup ketat pada arsitektur cina. Misalnya
bangunan yang memiliki pintu di depan dan menghadap lahan, memiliki
17
4
Konsep Horizontal dan Kosmologi
Orientasi horizontal dengan penekanan bentuk yang melebar dan berkesan
ringan merupakan ciri arsitektur cina lainnya. Kosmologi seperti Feng Shui
juga diterapkan secara serius mulai dari bangunan rumah tinggal biasa,
kerajaan hingga tempat ibadah. Feng Shui diterapkan dari layoutruang
hingga struktur
Material
Material kayu memiliki sifat yang tidak tahan lama dan mudah usang
dimakan waktu. Di era arsitektur cina kuno, material kayu banyak di
gunakan. Namun Pagoda Songyue yang di bangun pada 523 merupakan
pagoda tertua yang struktur nya masih kokoh hingga saat ini karena terbuat
dari bata dan batu. Kemudian sejak dinasti Tang ( 618 907 ) hingga
sekarang, material batu dan bata lebih banyak digunakan menggantikan
kayu.
18
10 Bentuk atap, ada beberapa tipe atap yaitu, wu tien, hsieh han, hsuah han
dan ngang shanti. Studi arkeologis menerangkan bahwa, terdapat dua
macam struktur kayu yang memberikan perbedaan besar pada perletakan
kolom dan perbedaan sistem penyangga atap. Dua sistem konstruksi tadi
adalah Tai Liang dan Chuan Dou. Dua sistem struktur ini, menurut
arkeolog berasal dari dua cara membangun rumah tinggal Tailiang berasal
dari gua primitif yang berkembang di Cina Utara dan Chuan Dou berasal
dari rumah di atas pohon (Knapp, 1986: 6-7). Sistem struktur Tai Liang
adalah sistem tiang dan balok yang mana balok terendah diletakkan di atas
kolom ke arah lebar bangunan. Sistem struktur kedua dinamakan Chuan
Dou. Sistem ini memiliki Kolom-kolom yang didirikan kearah tranvesal
dan saling di ikat.
11 Penggunaan warna, penggunaan warna pada arsitektur Cina juga sangat
penting karena jenis warna tertentu melambangkan hal tertentu pula. Hal
ini berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan
orientasi baik dan buruk. Prinsip dasar komposisi warna adalah
harmonisasi yang mendukung keindahan arsitekturnya. Umumnya warna
yang dipakai adalah warna primer seperti kuning, biru, putih, merah dan
hitam yang selalu dikaitkan dengan unsur-unsur alam seperti air, kayu, api,
logam dan tanah. Warna putih dan biru dipakai untuk teras, merah untuk
kolom dan bangunan, biru dan hijau untuk balok, siku penyangga, dan atap.
Warna-warna di sini memberikan arti tersendiri, warna biru dan hijau
berada di posisi timur dan memberikan arti kedamaian dan keabadian,
20
warna merah berada di selatan dan memberikan arti kebahagiaan dan nasib
baik, sedangkan warna kuning melambangkan kekuatan, kekayaan, dan
kekuasaan. Putih berada di barat dengan arti penderitaan (duka cita) dan
kedamaian. Hitam berada di utara yang melambangkan kerusakan. Warnawarna tersebut di antaranya:
1. Warna merah yang melambangkan kebahagiaan;
2. Warna kuning juge melambangkan kebahagiaan dan warna
kemuliaan;
3. Warna hijau melambangkan kesejahteraan, kesehatan, dan
keharmonisan;
4. Warna putih melambangkan kematian dan berduka cita;
5. Warna hitam merupakan warna netral dan digunakan dalam
kehidupan
sehari-hari; dan
6. Warna biru gelap juga merupakan warna berduka cita;
12 Gerbang, Gih Djin Su memasukkan pintu gerbang sebagai Ciri Arsitektur
Cina, khususnya bangunan rumah tinggal. Pintu gerbang biasanya
berhadapan langsung dengan jalan menghadap ke selatan (orientasi baik).
Pintu gerbang ini berfungsi sebagai ruang transisi antar luar bangunan dan
di dalam bangunan. Pada pintu gerbang biasanya dipasang tanda pengenal
penghuni dan juga gambar-gambar dewa atau tokoh dalam Mitos Cina atau
tulisan-tulisan yang berfungsi sebagai penolak bala.
13 Detail balkon, detail balkon atau angin-angin biasanya menggunakan
bentuk-bentuk tiruan bunga krisan atau bentuk kura-kura darat, yang
memiiki makna panjang umur.
Pengaruh Arsitektur china Kuno dalam Perkembangan Arsitektur Kontemporer
Dalam menghadapi gerakan arsitektur modern, posisi Tiongkok sebenarnya
mirip dengan Indonesia, yakni mengikuti arus besar arsitektur global yang harus
diakui memang berasal dari barat. Meski para Arsitek tiongkok dan indonesia
berusaha menemukan apa yg disebut arsitektur nasional yang berakar dari tradisi
budaya sendiri, belum nampak hasilnya. Meski berusaha menghadirkan warna
lokal, yang dipakai tetap prinsip-prinsip arsitektur global. Meski dunia arsitektur
Tiongkok semakin maju, tetap tak bisa lepas dari arus arsitektur global.
Di Indonesia
21
22
BAB III
ANALISIS KARYA KARYA
Gaya arsitektur St. Sophia dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantium (abad ke-6)
yang ada sebelum Konstantinopel berdiri. Sehingga ruang-ruang atau relung yang
mendampingi ruang utama berformasi radial dengan pusatnya yaitu makam atau
meja altar di tengah. Karena formasinya yang terpusat, denahnya pun tidak lepas
dari bentuk-bentuk simetris seperti bujur sangkat atau segi delapan/segi banyak
dengan ukuran sisi-sisinya yang sama, bahkan berbentuk lingkaran.
Bentuk-bentuk lengkung dan kubah yang pada akhirnya menjadi ciri arsitektur
Islam, awalnya bertujuan untuk meredam kesan kaku dan keras dari bahan
23
Denah utama Hagia Sophia adalah ruang tengah berbentuk bujur sangkar yang
berukuran 32,6 x 32,6 m2. Di sudut-sudutnya terdapat kolom struktural yang sangat
masif dan besar. Kolom ini menyangga pelengkung setengah lingkaran yang
menyangga kubah utama. Selain itu terdapat lagi seperempat kubah yang
menyangga kubah utama selain pelengkung tadi. Sehingga ruang shalat utamanya
(nave) berbentuk oval dengan panjang 68,6 m dan lebar 32,6 m. Terdapat banyak
jendela yang menerangi nave, terletak berkeliling di kaki kubah dan hampir seluruh
sisi bangunan dengan beragam ukuran.
24
Sophia merupakan bentuk akhir dari gaya Byzantium dan juga bagian dari arsitektur
Islam awal.
3.1.2 Masjid Selimiye
Edirne, 1569-75.
Arsitek: Sinan
Masjid ini dibangun di atas bukit yang menghadap
kota ketika Sinan hampir 80 tahun. Kubah ini adalah
yang terbesar dalam sejarah Ottoman dan terletak
antara empat menara paling mulia dan bangunan yang
lebih rendah di kompleks dibuat lebih rendah.
Seperti semua masjid Utsmani lainnya pada
periode sebelumnya, Masjid Selimiye memiliki
banyak kubah kecil dan kubah setengah. Untuk
menonjolkan dan menarik perhatian pada
sentralisasi struktur masjid, penempatan
tradisional
menara
berukuran
berbeda
ditinggalkan dari desain sebagai Sinan percaya
bahwa riam kubah yang lebih kecil dan
setengah kubah digunakan sebelumnya akan
mengecilkan kubah tunggal shell raksasa .
Selain itu, empat menara identik ditanam di setiap sudut halaman depan marmer
untuk menegakkan perhatian pada kubah dikelilingi pusat. Keempat vertikal
bergalur simetris menara memperkuat dorongan ke atas, menembak ke arah langit
seperti roket dari setiap sudut masjid. Dengan kehalusan kubah besar naik dari
pusat, itu harmonis interplayed dengan kubah setengah, menara berat badan, dan
penopang ramai sekitarnya. Ia percaya bahwa arsitektur melingkar adalah untuk
menegaskan kesatuan dalam kemanusiaan dan berseru ideologi sederhana dari
lingkaran kehidupan. Simetri terlihat dan tak terlihat yang
dipanggil keluar dari eksterior dan interior masjid ini adalah
untuk membangkitkan kesempurnaan Illahi melalui struktur
polos dan kuat kubah dan batu alami.
1. Mihrab
2. Minarets
3. Prayer Hall
25
4. Court
26
ubin atap
Salah satu dari banyak aula istana berisi tahta kerajaan kaisar
27
28
2. Yuchang Jou
yang
di
Cluster
terletak
daerah
Nangjing kabupaten Shuyang desa Xiabanliao ini dibangun pada tahun 1308
dinasti Yuan oleh keluarga Liu klan. Ini adalah salah satu tulou tertua di Cina.
Yuchanglou telah dijuluki bangunan zigzag, karena struktur kayu vertikal yang
tidak lurus dan tidak tegak lurus, tapi berbentuk zigzag kiri dan kanan. Dibangun
demikian karena adanya kesalahan mengukur bahan bangunan. Tapi meskipun
kelemahan ini tampak jelas, tulou ini bertahan hinga 700 ratus tahun. Ring paling
Luar Yuchanglou mempunyai diameter 36 m, terdiri dari 5 lantai dengan 50 kamar
di setiap lantai.
Yuchanglou
29
BAB IV
KESIMPULAN
Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari
penemuan arkeologi (ilmu sejarah kebudayaan material.) dan antropologi ( ilmu tentang
manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu
sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora), daerah Tiongkok telah didiami
oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu.
Beberapa karakter arsitektur Cina :Prinsip Simetris, Area Terbuka Di Dalam, Hierarkial,
Konsep Horizontal dan Kosmologi, Material (Kemudian sejak dinasti Tang ( 618 907 )
hingga sekarang material batu dan bata lebih banyak digunakan menggantikan kayu.), Pola
tata letaknya, Keberadaan panggung dan teras depan/balkon, Sistem struktur bangunan,
Tou-Kung, Bentuk atap : ada beberapa tipe atap yaitu, wu tien, hsieh han, hsuah han dan
ngang shanti, Penggunaan warna, Gerbang, Detail balkon.
30
Dalam menghadapi gerakan arsitektur modern, posisi Tiongkok sebenarnya mirip dengan
Indonesia, yakni mengikuti arus besar arsitektur global yang harus diakui memang berasal
dari barat.
DAFTAR PUSTAKA
Goodwin, Godfrey. 1977. Islamic Architecture Ottoman Turkey. London: Scorpion Publications
Limited.
http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/09/dekorasi-atap-bangunan-cina.html
https://niganku.wordpress.com/2011/02/12/fujian-tulou-komplek-perumahan-tradisional-bangsachina/
31