Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif (colligative properties) sebab sifat-sifat tersebut memiliki sumber yang sama;
dengan kata lain, semua sifat tersebut bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut
yang ada. Yang disebut sebagai sifat-sifat koligatif ialah penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
(sumber: Raymond Chang. Kimia dasar konsep- konsep inti.Edisi ketiga. jilid2 hal. 12)
Penurunan Tekanan Uap
Indikator
4.1.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui penurunan tekanan uap.
3.1.1.1 Menuliskan hasil pengamatan penurunan tekanan uap larutan akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan.
3.1.1.2 Mendiskusikan hasil pengamatan
Bahan
Air
Garam (NaCl)
C. Prosedur Percobaan
1. Masukan dan larutkan garam ke dalam gelas pertama yang berisi 100mL air.
2. Masukkan air sebanyak 100mL air ke dalam gelas kedua.
3. Tutup kedua gelas dengan tutup gelas.
D. Hasil Percobaan
No
Larutan
Banyaknya Uap
Volume Awal
Volume Akhir
.
1
Larutan garam
Air
E. Analisis Data
Diskusikan dengan teman sekelompokkmu dan jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Manakah yang lebih banyak uapnya, gelas yang mengandung larutan garam atau
gelas yang hanya mengandung air???
2. Bagaimana
pengaruh
zat terlarut
terhadap
uap yang terbentuk?
3. Apakah
Indikator
3.1.1.4 Menyimpulkan penurunan tekanan uap
Peristiwa menguap merupakana peristiwa lepasnya partikel-partikel zat cair dari
permukaan cairannya dan membentuk fasa gas atau uap. Uap yang terbentuk memberikan
tekanan (gaya yang bekerja per satuan luas permukaan). Pada saat penguapan, sejumlah
partikel-partikel dalam cairan memiliki energy kinetic yang cukup untuk meninggalkan
permukaan. Partikel-partikel bergerak dari cairan ke ruang kosong. Partikel-partikel
dalam ruang di atas cairan segera membentuk fasa uap.
Jika ke dalam pelarut tersebut dimasukkan zat terlarut yang sukar menguap hingga
terbentuk larutan, maka tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh pelarut dari larutan
disebut tekanan uap jenuh larutan (P). Adanya
Sumber a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_050137_bab_ii.pdf
Indikator
3.1.1.3 Menghitung penurunan tekanan uap berdasarkan data hasil percobaan
Penurunan tekanan uap tidak bergantung dari macam zat terlarut, tetapi berbanding
lurus dengan konsentrasi zat terlarut. Menurut Hukum Roult :
Tekanan parsial pelarut dari larutan, P1, adalah tekanan uap pelarut murni, Po1, diaklikan
fraksi mol pelarut dalam larutan, X1.
P1 = X1Po1
Dalam larutan yang mengandung hanya satu zat terlarut, X1 = 1-X2, dimana X2 adalah
fraksi mol zat terlarut. Dengan demikian dapat dituliskan
P1 = (1-X2)Po1
Po1-P1 = P = X2Po1
Jika dalam kedua komponen mudah menguap (Volatile) (artinya memiliki tekanan uap
yang dapat diukur), maka tekanan uap larutan adalah jumlah dari tekanan parsial yang
masing-masing komponen.
PA = XA PoA
PB = XB PoB
Dengan Pa dan PB adalah tekanan parsial larutan untuk komponen A dan B;
PoA dan PoB ialah tekanan uap zat murni; dan XA dan XB ialah fraksi mol nya masingmasing. Tekanan total diberikan oleh Hukum Dalton untuk tekanan Parsial
PT = PA + PB
Fraksi mol adalah perbandingan banyaknya mol suatu zat yang ada dalam campuran
tersebut. Fraksi mol tidak memiliki satuan dan dinotasikan dengan X. untuk menentukan
fraksi mol zat terlarut dan pelarut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Xt=
nt
nt +n p
atau
X p=
np
n p+ nt
Keterangan: Xt = fraksi mol zat terlarut, n t = jumlah mol zat terlarut, np = jumlah
mol zat pelarut, Xp = fraksi mol zat pelarut.
9 mol air
=
1 mol glukosa
=
larutan glukosa
Xair
= 0,9
Xglukosa = 0,1
Sumber: a-research.upi.edu
Contoh:
Suatu cairan murni mempunyai tekanan uap 50 mmHg pada 25 oC. Hitung penurunan
tekanan uap larutan jika 6 mol zat ini dicampur dengan 4 mol suatu senyawa non elektrolit
yang tidak mudah menguap.
Jawab:
Diketahui: mol zat A = 6 mol
PO 1= 50 mmHg
= 1- 0,6 = 0,4
P = Po1XB
= 50 mmHg x (0,4) = 20 mmHg
Indikator
3.1.1.5 Memberi contoh penurunan tekanan uap dalam kehidupan sehari-hari
Bahan
Air
Garam dapur (NaCl)
Gula (glukosa)
C. Cara Kerja
1. Mengisi gelas kimia 100 mL dengan air sampai setengah volum
D. Data Pengamatan
No
.
1
Pengulangan percobaan
Titik didih air = . C
E. Analisis Data
Pertanyaan :
2. Bandingkan titik didih air ketika dilarutkan gula, dan ketika dilarutkan garam!
Jika ke dalam cairan yang mendidih ditambahkan zat yang sukar menguap maka tekanan
uap larutan yang terbentuk akan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Adanya
partikel zat terlarut akan mengurangi fraksi mol partikel pelarut yang akan menguap
sehingga jumlah partikel pelarut yang meninggalkan cairan dengan yang kembali ke
cairan berkurang pada saat titik didih pelarut. Akibatnya agar larutan itu mendidih
diperlukan tambahan suhu untuk menyamakan tekanan uap larutan dengan tekanan
udara luar. Dengan demikian, larutan akan mendidih pada suhu lebih tinggi dari suhu
didih pelarut murni. Gejala ini yang disebut sebagai kenaikan titik didih.
Sumber a-research.upi.edu/operator/upload/s_pkim_050137_bab_ii.pdf
Gambar 2 memperlihatkan diagram fasa dari air dan perubahan yang terjadi dalam
larutan berair. Karena pada suhu berapa pun tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murninya, kurva untuk larutan akan terletak di bawah kurva untuk
pelarut murninya. Akibatnya, kurva larutan (garis putus-putus) memotong garis horizontal
yang bertanda P = 1 atm pada suhu yang lebih tinggi daripada titik didih normal pelarut
murni. Hal ini menunjukkan bahwa titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih air.
(sumber: Raymond Chang. Kimia dasar konsep- konsep inti.Edisi ketiga. jilid2)
Indikator
Konstanta
Kenaikan
Titik
Didih
Molal
dan
Konstanta
Titik Beku
o
Kb
o
Titik Didih
o
Kd
o
Normal ( C)*
( C/m)
Normal ( C)*
( C/m)
1,86
100
0,52
5,5
5,12
80,1
2,53
-117,3
1,99
78,4
1,22
Asam asetat
16,6
3,90
117,9
2,93
Sikloheksana
6,6
20,0
80,7
2,79
Air
Benzena
Etanol
Kd = 0,512 C /m
Indikator
4.1.3
4.2.1 Mengidentifikasi antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat
koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.
4.2.2 Membedakan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif
larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.
3.1.3.1 Menuliskan hasil pengamatan penurunan titik beku larutan akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan
3.1.3.2 Mendiskusikan hasil pengamatan penurunan titik beku larutan akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan
Pengaruh partikel zat terlarut terhadap titik beku larutan
A. Tujuan
Mengamati pengaruh partikel zat terlarut terhadap titik beku larutan
B. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Aquades
Es batu
Gula (glukosa)
Garam dapur (NaCl)
C. Cara Kerja
1. Masukan bongkahan es yang telah dihancurkan menjadi butiran ke dalam gelas
kimia 250 mL hingga dicapai setengah volume gelas tersebut.
2. Selanjutnya ukur suhu es tersebut dengan termometer hingga suhunya konstan.
3. Ke dalam gelas kimia berisi es tadi tambahkan 6 gram garam, catat suhu larutan.
4. Ulangi langkah kerja di atas denagn menambahkan 12 gram garam, 10 gram gula
dan 20 gram gula.
D. Data Pengamatan
No
.
1
Air es = . C
Pengulangan percobaan
Air es = . C
3
4
Pengulangan percobaan
Air es = . C
Pengulangan percobaan
Air es = . C
gula = .... C
gula = .... C
E. Analisis Data
Pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh penambahan gula/garam terhadap titik beku air es?
2. Bandingkan perbedaan perubahan titik beku es ketika dilarutkan gula dan ketika
dilarutkan garam. Mengapa bisa terjadi perbedaan?
3. Tentukan harga
Indikator
3.1.3.3 Menghitung penurunan titik beku berdasarkan data hasil percobaan
3.1.3.4 Menyimpulkan penurunan titik beku berdasarkan hasil percobaan
Empat titik potong dinyatakan dalam Gambar 12-13, yaitu titik beku dan titik didih pelarut murni
serta untuk pelarut dari suatu larutan. Titik beku dari pelarutan diturunkan, sedangkan titik
didihnya ditingkatkan.
(Petrucci.Kimia dasar prinsip dan terapan modern.edisi keempat jilid 2. hal. 69-70)
Penjelasan kualitatif untuk fenomena penurunan titik beku ialah sebagi berikut. Pembekuan
melibatkan transisi dari keadaan tidak teratur ke keadaan teratur. Agar proses itu terjadi, energi
harus diambil dari sistem. Karena larutan lebih tidak teratur dibandingkan pelarut, maka lebih
banyak energi yang harus diambil darinya untuk menciptakan keteraturan dibandingkan dalam
kasus pelarut murni. Jadi, larutan memiliki titik beku lebih rendah dibandingkan pelarut.
Perhatikan bahwa bila laruta membeku, padatan yang memisah ialah kompenen palarutnya.
(Raymond Chang. Kimia dasar konsep- konsep inti.Edisi ketiga. jilid2 hal. 15)
Indikator
3.1.3.5 Memberi contoh penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari
Gejala penurunan titik beku juga mempunyai terapan praktis. Barangkali metode yang
paling berguna adalah dalam hal penurunan titik beku air. Zat anti beku (biasanya
etilenglikol) yang ditambahkan ke dalam sistem pendingin mesin mobil, mencegah
pembekuan air radiator pada musim dingin. Penggunaan CaCl 2 atau NaCl untuk
menurunkan titik leleh es, juga sering diterapkan, misalnya untuk menyiapkan campuran
pendingin dalam pembuat es krim.
(Petrucci.Kimia dasar prinsip dan terapan modern.edisi keempat jilid 2. hal. 72)
Antibeku untuk Mencairkan Salju
Fenomena penurunan titik beku larutan banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
di negara yang mengalami empat musim. Di negara
yang
mengalami
musim
dingin
akan
mudah
salju
yang
menutup
mengakibatkan
jalan
sangat
menyebabkan
kendaraan
licin
jalan
akan
dan
dapat
tergelincir.
Untuk
mencampurkan
garam
dapur
dengan
steel.
Bejana
ini
kemudian
Tekanan Osmosis
Pada tahun 1748, Abbe Nollet telah berhasil mempelajari suatu peristiwa yang
disebut osmosis. Ia mengamati, jika larutan alkohol dan air dipisahkan dengan selaput
hewan, dan ditempatkan ke dalam air murni, air menerobos
melalui selaput masuk ke dalam larutan alkohol, tetapi alkohol
tidak dapat menerobos masuk ke dalam air. Penerobosan pelarut
melalui suatu membran dan masuk ke dalam larutan disebut
osmosis. Dengan masuknya air ke dalam larutan alkohol
tekanan dalam larutan bertambah. Pembesaran tekanan akan
memperkecilnya lebih lanjut, hingga mencapai suatu tekanan
yang tepat menghentikan penerobosan pelarut itu.
(KIMIA II, Penerbit Karunika Jakarta Universitas Terbuka
1986, Drs. Harun Halim, M.Sc, dkk)
Pernahkah kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Adakalanya seorang pasien di rumah
sakit harus diberi cairan infus. Sebenarnya apakah cairan infus tersebut? Larutan yang
dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah haruslah memiliki tekanan
yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila tekanan cairan infus lebih tinggi maka
cairan infus akan keluar dari sel darah. Prinsip kerja infus ini pada dasarnya adalah
tekanan osmotik. Tekanan di sini adalah tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan
untuk mencegah masuknya molekul-molekul solut melalui membran yang semipermiabel
dari pelarut murni ke larutan.
(Kimia 3 untuk SMA dan MA. Wening Sukmanawati, Departemen Pendidikan Nasional,
2009)
Indikator
4.1.4
4.2.1 Mengidentifikasi antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat
koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.
4.2.2 Membedakan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif
larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan.
3.1.4.1 Mengamati tekanan osmosis larutan akibat penambahan zat terlarut melalui
percobaan
3.1.4.2 Mendiskusikan hasil pengamatan tekanan osmosis larutan akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan
Bahan
3 buah gelas
Sebuah pisau
Kertas
Pensil atau pena
Air
Garam
Gula
Sebuah kentang
C. Cara Kerja
1. Isi masingmasing gelas dengan air setengah penuh dan letakan di atas meja. Buat
label untuk masingmasing gelas, masingmasing berbunyi "Air murni", "Air
garam" dan "Air gula." Masukkan ke dalam gelas yang berlabel Air garam dengan
garam dan aduk. Tambahkan garam sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk
sampai tidak ada lagi garam yang bisa larut. Lakukan hal yang sama untuk gelas
berlabel Air gula dengan diisi gula.
2. Iris bagian tengah kentang tipistipis (tebal kirakira 5 mm) sebanyak tiga iris.
Semakin tipis semakin baik. Masukkan satu iris kentang ke dalam setiap gelas.
3. Biarkan selama kurang lebih 30 menit.
4. Setelah 30 menit, Keluarkan irisan kentang dari gelas berlabel Air murni, Air
garam, dan Air gula dan amati. Apa yang Anda lihat? Diskusikan dengan teman
sekelompokmu dan catat hasilnya!
D. Hasil Percobaan
No
Bahan
Setelah
.
1.
30 menit
murni
2.
30 menit
gula
3.
30 menit
garam
E. Analisis Data
Pertanyaan:
1. Di dalam kehidupan seharihari, ketika manusia banyak mengeluarkan keringat
(misalnya atlet olahraga) sangat dianjurkan untuk minur air (garam). Jelaskan
mengapa?
2. Hewan yang banyak bergerak akan mengonsumsi air lebih banyak dibandingkan
dengan hewan yang tidak aktif. Mengapa?
Indikator
3.1.4.3 Menghitung tekanan osmosis berdasarkan data hasil percobaan
3.1.4.4 Menyimpulkan tekanan osmosis berdasarkan hasil percobaan
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada
jumlah partikel zat terlarut per satuan volume larutan. Tekanan osmotik tidak tergantung pada
jenis zat terlarut. Persamaan yang ditulis di bawah ini (dikenal sebagai persamaan vant Hoff)
cocok digunakan untuk menghitung tekanan osmotik dari larutan encer. Tekanan di lambangkan
dengan , R adalah tetapan gas (0,082 L atm/mol. K); dan T dalam suhu kelvin. Tanda n
mengatakan mol zat terlarut dan V adalah volume (dalam liter) larutan; sehingga nisbah n/V
adalah molaritas larutan (M).
( Vn )
RT = M . RT
(Petrucci.Kimia dasar prinsip dan terapan modern.edisi keempat jilid 2. hal. 73)
Gerakan bersih molekul pelarut melewati membran semipermeabel dari pelarut murni atau dari
larutan encer ke larutan yang lebih pekat disebut osmosis. Tekanan Osmosis (osmotic pressure)
() suatu larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis.
(Raymond Chang. Kimia dasar konsep- konsep inti.Edisi ketiga. jilid2 hal. 16-17)
Indikator
3.1.4.5 Memberi contoh tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari
Fenomena tekanan osmotik dapat kita amati dalam banyak contoh yang menarik. Untuk
mempelajari kadar sel darah merah, yang terlindungi dari lingkungan eksternal oleh
membran semipermeabel, boikimiawan menggunakan suatu teknik yang disebut hemilisis.
Sel darah merah diletakan dalam larutan hipotomik. Karena larutan hipotomik kurang
pekat dibandingkan larutan di dalam sel, air bergerak ke dalam sel, seperti diperlihatkan
pada gambar 13.10(b). Sel akan mengembung dan akhirnya pecah, membebaskan
hemoglobin dan molekul lain.
Pengawetan selai dan jeli yang dilakukan di rumah merupakan contoh lain dari penerapan
tekanan osmotik. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan
botulisme. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 13.10(c), bila sel bakteri berada dalam
larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar
dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat lewat osmosis. Proses ini, yang disebut krenasi
(crenation), menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi, keasaman alami
buah-buahan juga menghambat pertumbuhan bakteri.
Tekanan osmotk juga merupakan mekanisme utama dalam pengangkutan air ke bagian
atas pada tumbuhan. Karena daun terus-menerus kehilangan air ke uadara, dalam proses
yang disebut transpirasi, konsentrasi zat terlarut dalam cairan daun meningkat. Air
didorong ke atas lewat batang, cabang, dan ranting-ranting pohong oleh tekanan osmotik.
Diperlukan tekanan sebesar 10-15 atm untuk mengangkut air ke daun di pucuk pohon
redwood di California, yang tingginya mencapai sekitar 120 m.
(Raymond Chang. Kimia dasar konsep- konsep inti.Edisi ketiga. jilid2 hal. 18)
Dalam sistem analisis, dikenal larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi, larutan isotonik yaitu dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama, dan larutan hipotonik yaitu larutan dengan konsentrasi
terlarut rendah. Air kelapa merupakan contoh larutan isotonik alami.
Secara ilmiah, air kelapa muda mempunyai komposisi mineral dan gula yang sempurna
sehinggga memiliki kesetimbangan elektrolit yang nyaris sempurna setara dengan cairan
tubuh manusia.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Contoh bintang laut dan kepiting
memiliki cairan sel yang bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika cairan sel bersifat
hipotonik maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air. Tetapi jika sel berada pada
larutan hipertonik maka sel akan kehilangan banyak molekul air.
(Kimia 3 untuk SMA dan MA. Wening Sukmanawati, Departemen Pendidikan Nasional,
2009)
Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Yang
mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik.
Sedangkan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut
hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam
ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.
Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur
digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab
makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh
sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk
merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air
tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara
spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air
limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
http://www.slideshare.net/tyaakotori/aplikasi-sifat-koligatif-dalam-kehidupan-sehari-hari
Indikator
3.2.1 Menguraikan yang membedakan antara sifat koligatif larutan non elektrolit
dengan sifat koligatif larutan elektrolit
3.2.2 Menyimpulkan perbedaan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan
sifat koligatif larutan elektrolit
Vant Hoff telah mengamati penyimpangan ini dan menjelaskan perbedaan ini dengan
menggunakan koreksi yang dikenal sebagai faktor i atau faktor Vant Hoff. Faktor ini
merupakan perbandingan jumlah partikel sesungguhnya dalam larutan dengan jumlah
partikel
dapat
sebelum
dituliskan
ionisasi,
yang
dalam rumus :
Larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna ( derajad ionisasi = 1) maka nilai i
mendekati jumlah partikel ion yang diuraikan. Dengan mengukur i, maka pengukuran
sifat koligatif larutan elektrolit dapat ditentukan dengan hubungan berikut :
Namun untuk larutan elektrolit lemah nilai i tergantung dari derajad ionisasinya. Sebagai
contoh untuk larutan elektrolit AB dengan derajad ionisasi a , dalam keadaan seimbang
akan diperoleh :
Contoh :
Hitung titik beku larutan NaOH yang dibuat dari 8 gram NaOH dan 100gram air. K b air =
0,52 dan kf= 1,86 Mr NaOH = 40
Jawab:
Na+(aq)
OH-(aq)
Soal Evaluasi
1. Manakah yang lebih banyak uapnya, gelas yang mengandung larutan garam atau gelas
yang hanya mengandung air? Jelaskan beserta alasannya!
2. Tekanan uap jenuh air pada 30oC adalah 3,18 mmHg dan fraksi mol zat Y dalam air
adalah 0,56. Pada suhu 30oC, berapa tekanan uap jenuh larutannya?
3. Bagaimana pengaruh penambahan gula atau garam terhadap titik didih air? Jelaskan beserta
alasannya!
4. Di antara kelima larutan berikut ini : KAl(SO4)2 0,03 M, NaCl 0,02 M, C6H12O6 0,03 M,
Mg(NO3)2 0,02 M, Al2(SO4)3 0,01 M manakah yang mempunyai titik didih paling
rendah? Jelaskan beserta alasannya!
5. Air laut mengandung sekitar 0,5 M NaCl. Berapakah tekanan minimum yang harus
diterapkan pada 25 celcius untuk menurunkan air laut dengan teknik osmosis balik?
Daftar Pustaka
Sulistiyani. Powerpoint larutan dan sifat koligatifnya. UNY; Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id diakses pada 12 November 2015