Anda di halaman 1dari 10

Bab IV

Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis yang dibina oleh
Bapak Taufiq Ismail, SE, MM

Disusun Oleh Kelompok BF 03 :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Derry Listyanto
Nur Frastiwi
Dimas Ardian D. N.
Anisa Septaria Residona
Robbiatun Nadawiyah
Zahro Lasarik

125020202111007
155020201111003
155020201111004
155020201111014
155020201111018
155020201111027

Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Maret 2016

BAB IV
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

IV.1 Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Pemahaman terhadap di suatu wilayah, daerah maupun negara sangat
penting bagi pelaku bisnis demi pencapaian organisasi dalm berbisnis.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi verbal ataupun nonverbal
yang digunakan dalam dunia bisnis dengan memperhatikan faktor budaya dari
wilayah, daerah maupun negara. Dalam segi ini, lintas budaya bukanlah
negara asing atau internasional tetapi budaya yang tumbuh di wilayah atau
daerah yang berda di suatu negara.
Indonesia di anggap negara yang sangat tepat di jadikan contoh dalam
penerapan komunikasi bisnis lintas budaya bagi pelaku bisnis, karena
indonesia merupakan negara yang ,memiliki berbagai macam keragaman
budaya. Kergaman budaya di Indonesia bisa di lihat dari, cara berpakaian, cara
berkomunikasi, kepercayaan terhadap nenek moyang dll.
Bagi pelalu bisnis yang ingin melakukan ekspansi ke negara lain
dianjurkan untuk memahami budaya yang berdada pada daerah/negara
tersebut, dan jika perlu harus memahami pula tentang produk musiman di
derah tersebut agar tidak terjadi kegagalan fatal dalam berbisnis. Oleh karena
itu pemahaman tentang budaya keseharian dan produk yang di butuhkan pada
suatu daerah sangatlah diperlukan.

4.2 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Para pembisnis, sejak dini harus mengantisipasi era globalisasi yang
memicu pada perdagangan bebas. Era dimana semakin meningkatnya kemajua
teknologiu dan semakin cepatnya proses pertukaran informasi dari satu derah
ke daerah lain atau di sebit juga proses mendunia. Di indonesia sendiri sudah
di jajahi oleh globalisasi, dimana semakin banyak produk berupa barang dan
jasa yang berasal dari negara asing.
Dalam menyikapi hal ini, perusahaan-perusahaan besar banyak
menggunakan konsultan asing demi perkembangan bisnis mereka. Begitupula
perusahaan di Indonesia. Dalam hal ini komunikasi bisnis lintas budaya di
anggap sangat penting untuk menjalin harmonisasi bisnis di antara mereka.
Karena saling memahami perbedaan dua org atau lebih dalam berkomunikasi
baik verbal maupun nonverbal di dunia bisnis sangat di perlukan.
Saat ini telah banyak pola kerjasama di berbagai kawasan dunia. Oleh
karean itu semakinterbuka peluang kerjasama bisnis multinaisonal, pada saat
itu pula kuminakasi bisnis di butuhkan.

4.3 Memahami Budaya dan Perbedaanya


Setiap orang hidup,tumbuh dan berkembang dalam suatu kelompokkelompok tertentu, baik yang berkaitan dengan kelompok keagamaan, profesi,
dan bisnis. Mereka masing-masing menerapkan suatu aturan maupun perilaku
yang sesuai ddengan budayanya. Contoh sederhananya adalah penampilan,
cara berpakaian, bertemu, berjalan, da berbicara di antara kelompok masingmasing akan berbeda. Cobalah anda amati masing-masing kelompok yang ada
di lingkungan anda sendiri, baik dalam hal berpakaian,bertemu, berjalan, dan
berbicara.
A. Definisi Budaya
Budaya dapat didefinisikan bermacam-macam bergantung pada sudut
pandang setiap ahli. Berikut ini ada beberapa definisi tentang budaya.
1. Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, budaya diartikan sebagai
sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka
sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan
variatif, termasuk didalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau
kepercayaan masyarakat itu sendiri.
2. Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemograman kolektif atas
pikiran yang membedakan anggota-anggota dari suatu kategori orang dari
kategori lainnya. Dalam hal ini yang menjadi kata kunci budaya adalah
pemograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang mengikat
setiap orang segera setelah kita lahir di dunia ini. Sebagai contoh, di
Jepang ketika seorang bayi baru lahir, untuk beberapa tahun awal si bayi
tidur di kamar orang tuanya. Sedangkan di Inggris dan Amerika, bayi yang
baru lahir ditempatkan di kamar yang berbeda beberapa minggu atau bulan
kemudian.
3. Menurut Boove dan Thill, budaya adalah system sharing atas simbolsimbol , kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan dan norma-norma untuk
berperilaku. Dalam hal ini, semua anggota dalam budaya memiliki asumsiasumsi yang serupa tentang bagaimana orang berpikir, berperilaku, dan
berkomunikasi, serta cenderng untuk melakukan berdasarkan asumsiasumsi tersebut. Beberapa budaya ada yang dibentuk dari beberapa
kelompok yang berbeda-beda dan terpisah, tetapi ada juga yang memiliki
kecenderungan homogen. Kelompok berbeda (distinct group) yang ada
dalam wilayah budaya mayoritas lebih tepat dikatakan sebagai subbudaya
(subcultures). Indonesia adalah sebuah contoh Negara yang memiliki
subbudaya yang sangat beragam baik etnis maupun agama. Hal ini berbeda
dengan Jepang yang hanya memiliki beberapa subbudaya dan cenderung
bersifat homogen.
4. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal
karakteristik petilaku dalam suatu kelompok. Pengertian tersebut juga

mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu


kelompk juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung
unik atau berbeda dengan yang lainnya.
5. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai nilai inti,
kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hokum dan perilaku yang
disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan
bagaimana seseorang bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta
orang lain. Budaya suatu masyarakat disampaikan dari generasi ke
generasi dan aspek-aspek seperti bahasa, kepercayaan/keyakinan, adat dan
hukum, akan saling berkaitan dan membentuk pandangan masyarakat akan
otoritas,moral dan etika. Pada akhirnya budaya akan bermanifestasi ke
dalam bagaimana seseorang menjalankan bisnis, menegosiasikan kontrak
atau menangani hubungan bisnis potensial.
Berdasarkan beberapa pengertian budaya tersebut, ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan, antara lain bahwa budaya mencakup
sekumpulan pengalamn hidup, pemograman kolektif, system sharing, dan
tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat,
termasuk didalamnya tentang bagaimana system nilai, norma, simbol-simbol
dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
B. Komponen Budaya
Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang
berkaitan dengan dimensi hubungan antar manusia,meskipun bentuk dari
setiap komponen budaya dapat berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh
beberapa komponen utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol,
bahasa, dan pengetahuan.
Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa,
kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor,
dan organisasi sosial.
Sementara itu menurut cateora, budaya memiliki beberapa elemen,
yaitu budaya material,lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika dan
bahasa.
1. Kebudayaan material(material culture)
Kebudayaan material dibedakan kedalam dua bagian, yaitu
teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang
digunakan untuk mengubah atau membentuk material menjadi suatu
produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya. Penduduk di
negara-negara yang sudah maju dan mempunyai tingkat teknologi tinggi
seperti Amerika Serikat, Jepang dan Jerman, akan lebih mudah
mengadopsi teknologi baru daripada penduduk di negara dengan tingkat
teknologi ynag rendah.

2. Organisasi Sosial (Sosial instution)


Suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang
berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan mereka
untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar prilaku
yang dapat di terima oleh generasi berikutnya. Kedudukan pria dan wanita
dalam suatu masyarakat, keluarga, kelas sosial, dan kelompok umur dapat
di tafsirkan secara berbeda atau berlainan dalam setiap budaya.
3.
Sistem
kepercayaan
(believe
sistem)
Yang dianut suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem
nilai yang ada di masyarakat tersebut. Keyakinan yang di anuti oleh suatu
masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di
masyarakat tersebut. Keyakinan yang dianuti oelh suatu masyarakat juga
akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka, bagaiman mereka
memandang hidup dan kehidupan ini, jenis produk yang merkea kosumsi
dan catra bagaimana mereka membeli suatu produk.
4. Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng,
hikayat, drama dan tari tarian, yang berlaku dan berkembang dalam
masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai
estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar
pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan
membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah
buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota
besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
5. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa
untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat
komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen
komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek,
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan
dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar
komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan
simpati dari orang lain.

C. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, terdapat tiga tingkatan budaya,
yaitu: formal, informal dan teknis.
a. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan
yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi.

Contohnya, dalam dunia pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah


termasuk salah satu budaya tingkat formal yang mempunyai suatu aturan
yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang.
b. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat
dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat,
dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal
itu dilakukan.
Contohnya, di masyarakat, mengapa setiap hajatan (pernikahan atau
sunatan) selalu ditandai dengan janur kuning? Jawaban atas berbagai
pertanyaan tersebut sering kali sulit ditemukan secara logika, karena apa
yang dilakukan didasarkan pada apa yang dilihat dari orang-orang
sebelumnya atau dari generasi-generasi sebelumnya, sehingga hanya
mengikuti tradisi terdahulu.
c. Teknis
Teknis (technical). Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan
merupakan hal hal yang terpenting. Terdapat suatu penjelasan yang logis
mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan.
Contohnya, matematika adalah salah satu contoh yang sangat logis,
sehingga suatu kegiatan tertentu dapat diprediksi waktunya secara tepat,
seperti kapan suatu kegiatan peluncuran roket bisa dimulai.
D. Mengenal Perbedaan Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan interaksi
dengan orang lain dari berbagai macam latar belakang yang berbeda,
terlebih di era globalisasi dimana banyak perusahaan asing melakukan
kegiatan bisnis di Indonesia. Sehingga mengenali perbedaan merupakan
sebuah keharusan untuk menghindari kesalahpahaman dalam
berkomunikasi selain itu cara terbaik untuk berkomunikasi secara efektif
sehingga pesan atau informasi dapat tersampaikan dan diterima dengan
baik.

Perbedaan budaya dapat dilihat dari :


1. Nilai Sosial
Nilai merupakan sesuatu yang diyakini oleh masyarakat mengenai
apa yang dianggap baik ataupun buruk. Sehingga nilai sosial antara negara
satu dengan negara yang lain tentu berbeda. Misal :
Di Amerika Serikat berpandangan bahwa kekayaan yang diperoleh dari
usahanya sendiri merupakan sinyal superioritas dan sangat menghargai
kerja keras atau kemandirian sedangkan di Indonesia terutama daerah
pedesaan nilai yang dijunjung tinggi adalah gotong oyong dan
kebersamaan daripada individualistis
2. Peran dan Status

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Peran dan status sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat


kemajuan negara. Di Negara maju peran wanita dalam dunia bisnis cukup
dominan dibandingkan wanita di negara berkembang. Contoh di Negara
Indonesia masih banyak wanita memilih menjadi ibu rumah tangga karena
beranggapan bahwa peran atau kodrat wanita adalah mengurus rumah
tangga sedangkan di Amerika banyak wanita yang menduduki posisi
penting dalam perusahaan.
Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen puncak
antara negara satu dengan negara lain berbeda ada yang cepat dan ada
yang lama.
Di Amerika persoalan pokok diselesaikan oleh manajer puncak
sedangkan masalah yang lebih sederhana diserahkna kepada manajer
tingkat di bawahnya sedangkan di Jepang permasalahan cenderung
diselesaikan pada manajer tingkat atas.
Konsep waktu
Sebagian negara maju beranggapan bahwa waktu sangat berharga
Time is Money sehingga sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan
efisiensi waktu. Hal tersebut berpengaruh terhadap perilaku. Di Amerika
dalam berkomunikasi cenderung to the poin sedangkan di Asia cenderung
lebih luwes karena mengutamakan nilai kesopanan dan keharmonisan
hubungan.
Konsep Jarak Komunikasi
Jarak dalam komunikasi antar negara memiliki perspektif yang
berbeda. Misal di Kanada jarak komunikasi ideal adalah 5 kaki dari lawan
bicara sedangkan masyarakat Asia cenderung berkomunikasi dengan jarak
dekat
Konteks Budaya
Pemanfaatan sinyal komunikasi verbal dan non verbal sangat
dipengaruhi oleh konteks budaya. Negara dengan kebudayaan tinggi
seperti Korea cenderung memakai komunikasi non verbal berupa ekspresi
atau gerakan sedangkan negara seperti Jerman cenderung menggunakan
komunikasi verbal.
Bahasa Tubuh
Penggunakan bahasa tubuh yang sama namun dapat memiliki
makna yang berbeda antara negara satu dengan yang lain. Misal
menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri di Negara Indonesia bermakna
tidak atau menolak sedangkan di India hal tersebut bermakna iya atau
setuju.
Perilaku Sosial
Perbedaan nilai kesopanan perilaku negara satu dengan yang lain
berbeda dipengaruhi oleh budaya dan nilai yang diyakini bisa jadi perilaku
yang dianggap sopan bermakna sopan di negara lain.
Perilaku Etis
Standar perilaku etis berbeda-beda karena setiap negara memiliki
persepsi tersendiri tentang perilaku etis. Misal di beberapa negara

membayar sejumlah uang sebagai bukti persetujuan kontrak dengan


pemerintah namun bagi Negara Amerika hal tersebut dapat dinilai tidak
etis dan dianggap sebagai bentuk penyuapan.
10. Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi merupakan cara perusahaan mlaksanakan
sesuatu dan berpengaruh terhadap perilaku dan cara interaksi. Contoh di
Perusahaan milik Jepang cenderung menerapkan prinsip 5S. Di Korea
dalam perusahaan sangat mengenal budaya senioritas dan profesionalitas
kerja.
4.4 Komunikasi Dengan Orang Berbudaya Asing
A. Belajar Tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang
memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif
bila ia telah mempelajari budayanya.Disamping itu, ketika tinggal di negara
lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal budaya
maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut.
Bahasa asing tentunya tidak dapat dipelajari secara cepat, namun
demikian mulai mengenal beberapa kata dalam bahasa asing untuk suatu
pergaulan di lingkungan bisnis merupakan suatu langkah baik yang perlu
dikembangkan. Kalau perlu dalam pertemuan informal bisa menyelipkan katakata dalam bahasa asing yang telah dipahami. Disamping belajar bahasa, juga
harus membaca buku dan artikel tentang budaya asing tersebut. Dan
selanjutnya bisa menanyakan langsung kepada mitra bisnis. Usahakan agar
berkonsentrasi belajar pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sejarah
budaya, agama,politik, nilai-nilai dan adat istiadat.
Beberapa contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan
perjalanan ke suatu negara :
1. Di Spanyol orang berjabat tangan antara lima sampai tujuh ayunan,
melepas jabat tangan dengan segera dapat berarti sebuah penolakan.
2. Di Prancis orang berjabat tangan cukup dengan sekali ayunan atau
gerakan.
3. Di Pakistan atau negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim,
jangan heran kalau ditengah-tengah pertemuan bisnis mereka minta izin keluar
untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap muslim wajib sholat lima kali
sehari.
4. Tekankan usia perusahaan anda jika berhubungan bisnis dengan Negara
Jerman, Belanda dan Swiss.

B. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya

Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya


tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan
bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Namun perlu diingat dua hal penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa
seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna.
Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku
seseorang dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umunya akan
membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika sesorang
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
C. Negoisasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai
pendekatan negoisasi yang berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan
pun bervariasi. Sebagai contoh, negosiator dari Amerika Serikat cenderung relatif
impersonal dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan negosiasi mereka
dari sudut pandang ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur kepercayaan
penting diantara mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan Jepang lebih
suka pada suasana hubungan sosial.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik
pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika
mempelajari budaya partner sebelum bernegosiasi, maka kita akan lebih mudah
memahami pandangan mereka. Menunjukkan sikap luwes,hormat,sabar, dan sikap
bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang
berjalan, yang akhirnya dapat ditemukan solusi menguntungkan antara kedua
belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko.2011. Komunikasi Bisnis.Jakarta : Erlangga


Perak, Gustikomang.2013. definisi KLB.
http://definisiklb.blogspot.co.id/2013/10/definisi-komunikasi-lintas-budayadari.html (tanggal akses 1 Maret 2016)

Amiko,Eway.2013. Komunikasi Bisnis dan Budaya.http://


http://kombisdanbudaya.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-bisnis-lintasbudaya.html (tanggal akses 1 Maret 2016)
Novita, Ines Ayu .2013.Komponen
Budaya.http://inesayunovita.blogspot.co.id/2013/03/komponen-budaya.html
(tanggal akses 2 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai