Anda di halaman 1dari 111

FIELD MANAGEMENT

BAB I
AKTIVITAS PENGUSAHAAN
MIGAS

Didalam pengelolaan lapangan migas ada 3 bagian pokok


yang satu sama lain berkaitan erat. Ketiga pokok tersebut
yaitu :
Engineer (keteknikan)
Ilmu ekonomi
regulasi / peraturan yang berlaku saat itu
Hubungan dari ketiga pokok diatas dapat dilihat pada
diagram Venn berikut :

Pada bagian engineering akan diperoleh masukan-

masukan dengan besaran-besaran reservoar dan


besaran-besaran produksi misalnya besarnya
reserve atau cadangan, besarnya produksi per
tahun, kapan di pasang pompa, dll.
Pada bagian ilmu ekonomi akan dibicarakan
beberapa konsep ilmu ekonomi seperti indikator
ekonomi, nilai sekarang dari uang (present value),
inflasi, faktor penyusutan dari modal dll.
Pada bagian Regulasi akan dibicarakan mengenai
besarnya pajak, besarnya pembagian keuntungan
antara pemerintah dan kontraktor dan beberapa
aturan lain yang berlaku pada project migas.

Didalam proyek pengembangan migas


dicirikan :
padat teknologi
padat modal
penuh resiko
Usaha yang demikian pada umumnya
perusahaan akan menuntut keuntungan
yang besar.

KEGIATAN USAHA MIGAS


UU Migas no:22 / 2001

Kegiatan Usaha Hulu Migas


Eksplorasi
Produksi

Kegiatan Usaha Hilir Hilir


Pengolahan
Pengangkutan
Penyimpanan dan distribusi
Niaga

11

4/4/16

OIL & GAS ACTIVITIES FLOW


-Oil &DIAGRAM
Gas Law: 22/2001PSC

UPSTREAM

SHIPPIN
G

EXPORT

DEVIS
A

Arm
EXPLORATION &
DEVELOPMENT

PRODUCTION
PIPELINE

USER

DOWN STREAM
REFINERY
SPBU
EXPORT
DEPO
TRANSPORTATION

INDUSTRY

Industri migas sektor hulu (upstream)


Ciri Ciri Industri Migas (E&P):
Investasi dan pembiayaan operasi memerlukan

Modal yang sangat besar (padat modal)

Pengambilan data

Keberhasilan usaha mengandung


Resiko tinggi

Interpretasi data

Pelaksanaan operasi memerlukan

Teknologi tinggi
Kompetensi dan Profesionalisme
SDM Tinggi

Pengeboran
Berhasil

Risk

Gagal

Menemukan cadangan
Besar

Pengembangan
Sumber:
CPI-Exploration

Kecil

Mencari
Daerah Baru

Reservoir Management (INTEGRATION OF GEOSCIENCE AND ENGINEERING),


Yang melibatkan PEOPLE, TECHNOLOGY, TOOL AND DATA
Courtesy : Ganesh Thakur/ Kuswo Wahyono

Pengambilan data

Interpretasi data

Pengeboran
Berhasil

Risk

Gagal

Menemukan cadangan
Besar

Pengembangan

Kecil

Mencari
Daerah Baru

RESERVOIR LIFE PROCESS

LINGKUP MANAJEMEN MIGAS DALAM


SIKLUS RESERVOIR
Reservoir
Engineering

Production
Engineering
Gas and
Chemical
Engineering

Geology and
Geophysics

Design and
Construction
Engineering

Reservoir
Managem
ent Team

Drilling

Petroleum System Elements

Gas
Cap

Entrapment

Production
Operations

Oil
Water

Research and
Service Labs

HSE, Land
and Legal

Economics
&
Manageme
nt

Seal Rock
Reservoir
Rock

Migration
120 F

Generation

350 F

Batuan Res.Lapisan Penutup


Perangkap Res. (antiklin)

Tahapan Industri
Industri Hulu
Hulu Minyak
Minyak &
& Gas
Gas Bumi
Bumi
Tahapan
UU Migas no:22 / 2001

tahun
00tahun
Periode
Periode
Pra-Kontrak
Pra-Kontrak
(NewVenture)
Venture)
(New
PHASE-1

10tahun
tahun
10

30tahun
tahun
30

Periode
Periode
Eksplorasi
Eksplorasi

PeriodePengembangan
Pengembangan
Periode
DanProduksi
Produksi
Dan

PHASE-2

PHASE-3

Kontrak
Kontrak
ditandatangani
ditandatangani

Maksimum
Maksimum
periodeEkplorasi
Ekplorasi
periode

Periode
Periode
Extention
Extention
Contract
Contract
PHASE-4

PeriodePSC
PSCKontrak
Kontrak
Periode
30tahun
tahun
30

LINGKUP MANAGEMENT MIGAS DALAM SIKLUS RESERVOIR

Pada hakekatnya,
manajemen migas adalah
suatu kegiatan pengelolaan
reservoir
migas
yang
mengandalkan penggunaan
sumberdaya yang tersedia
(manusia,
teknologi,
finansial)
untuk
memaksimalkan
keuntungan/produksi
dengan
mengoptimalkan
perolehan
dan
meminimalkan investasi dan
biaya-biaya
operasi
(perhatian gambar2 ini)

Reservoir
Engineerin
g

Production
Engineerin
g

Geology and
Geophysics
Design and
Constructio
n
Engineerin
g

Reservoir
Managem
ent Team

Drillin
g

LINGKUP RESERVOIR MANAGEMENT DALAM SIKLUS RESERVOIR

Productio
n
Operatio
ns

Research
and Service
Labs

Gas and
Chemical
Engineerin
g
Environme
nt, Land
and Legal
Economics
and
Manageme
nt

Reservoir Managemen Team

Manajemen Migas

Reservoir Hidrokarbon
Pertanyaan yang selalu muncul !!!
Seberapa besar jumlah minyak dan

gasbumi yang terkandung dalam


Reservoir (OOIP/OGIP, Cadangan/EUR, RF)
Seberapa besar produktivitas Reservoir
(Qmax, AOF, Qopt, PI, IPR)
Bagaimana cara memproduksikannya
(metode produksinya: NF, AL (Gas lift,
SRP, ESP, PCP)
Bagaimana prediksi perilaku produksinya
selama 20 th yad (metode prod, optimasi
prod)

TAHAPAN EKSPLORASI
MIGAS

Pencarian dan Pengumpulan Data


Interpretasi dan Analisa Data
Pembuktian Lapangan Migas (Pemboran)

RESERVOIR LIFE PROCESS

SURVEI SEISMIK

USULAN PEMBORAN
EKSPLORASI

PEMBORAN
EKSPLORA

si
SI

INTERPRETASI SEISMIK

Operasi Pemboran
1. Hoist

attachment
2. Derrick (mast)
3. Traveling block
4. Hook
5. Injection head
6. Mud injection column
7. Turntable driving the drilling pipes
8. Winches
9. Motors
10. Mud pump
11. Mud pit
12. Drilling pipe
13. Cement retaining the casing
14. Casing
15. Drill string
16. Drilling tool

Jungle

Dessert

Mountain

Semi submersible

Drillship

Sumber:
www.canadian -wellsite.com | www.fotofx.com | www.msnbc.com | Schlumberger

Jackup

Arctic

Evaluasi Hasil Pemboran


Untuk mengetahui zona minyak

Analisa drill cuttings & cores


Batuan
Indikasi hidrokarbon

Wireline logging

Well Testing
3800 SD
3809 (-3662)
15 Prob. Oil

Zona Minyak

Evaluasi Log
3860 SD
3864 (-3717)

Wireline Logging

Perforasi

Produksi
Sumber:
www.elf.com.pl/odyssee/us/genese/

Upaya Dalam Meningkatkan Produksi Minyak


Penambahan Cadangan Minyak baru :

Ekstensifikasi (Kegiatan tahap eksplorasi) :


Seismic dan studi G&G : prospect & lead baru
Well Cat & Deliniasi : Penemuan & pengembangan lapangan baru
Intensifikasi (Kegiatan tahap ekploitasi)
Advanced & attribute Seismic 2D & 3D : step out drilling, attic oil
Pengembangan tahap lanjut : Secondary & tertiary recovery
Petrophysic : Low permeability, low resistivity

Optimasi Produksi :
IOR (improve oil recovery) : Pemboran infill, workover, well service,
artificial lift, fracturing, acidizing, pressure maintenance, reduce well
spacing, upgrading facilities, reactivating idle wells
Secondary Recovery : pressure maintenance, water/gas flood
EOR (Enhanced Oil Recovery ) : Chemical Flooding, Gas Flooding,
Thermal
23

Alternatif Teknologi Pengembangan


Lapangan

History

Prediction

qo

Infill and waterflood


Waterflood

Depletion

POD/POFD

REVITALISASI LAPANGAN MIGAS


REKAYASA SUMURAN (WELL ENGINEERING)
Advanced Drilling Technology ( Horisontal,

Multilateral, Deepening , Infill Drilling)


Advanced Well Completion and Perforation
Work Over and Well Services
Production Optimation
Stimulation (Acidizing or Hydraulic Fracturing)
REKAYASA RESERVOIR (RESERVOIR ENGINEERING)
Improved Oil Recovery ( Pressure maintenance,
improved Reservoir Description and Characterization,
Reservoir Management Practices )
Waterflooding
Enhanced Oil Recovery (EOR)

BAB II
POLA KERJA SAMA
PENGELOLAAN MIGAS

KSO
KSO (Kerja Sama Operasi) adalah bentuk perjanjian

kerjasama dengan pihak lain, dimana Mitra Usaha


tidak memiliki Participating Interest pada PT.
Pertamina EP, yang meliputi kegiatan eksplorasi,
pengembangan dan operasi yang berada didalam
wilayah kerja pertambangan PT. Pertamina EP.
Didalam pelaksanaan operasinya, salah satu pihak
akan menjadi operator (KSO Contractor). KSO adalah
istilah yang mengantikan TAC setelah UU Migas No.
22 Tahun 2001

BAB III
PRODUCTION SHARING CONTRACT
(PSC)

43

PROSES BISNIS HULU MIGAS


INDONESIA
Kementerian ESDM lwt Ditjen Migas menawarkan wilayah
kerja lwt tender. Investor akan menyampaikan minat mrk
trmsk komitmen eksplorasi

Penandatanganan kontrak. Sbg wakil pemerintah adlh SKK


Migas
Kontrak Kerja Sama dilaksanakan paling lama 30 tahun dan
dpt diperpanjangan lagi paling lama 20 tahun
Kontrak terdiri atas jangka waktu eksplorasi & eksploitasi.
Jangka waktu eksplorasi adlh 6 thn & dapat diperpanjang
selama 4 tahun
Jk berhasil menemukan cadangan komersil, KKKS akan menyusun
POD I

SKK Migas menyampaikan evaluasi & rekomendasi POD I kpd


Menteri ESDM. Persetujuan POD I tanda bahwa wilayah kerja
Introduction PSC
44
tlh
masuk fase produksi

PROSES BISNIS HULU MIGAS


INDONESIA
Dlm fase produksi, SKK Migas melakukan pengendalian
kontrak dgn mekanisme WP&B KKKS
Pengendalian oleh SKK Migas ini bertujuan memaksimalkan
hasil kegiatan usaha hulu migas untuk kesejahteraan rakyat
Seluruh hasil penerimaan negara dr kegiatan hulu migas, tdk
msk ke rekening SKK Migas, tp langsung ke kas negara lwt
Menteri Keuangan

Introduction PSC

45

Fase Kegiatan Hulu Migas


GreenFields
Fase
Eksplorasi

Fase
Pengembang
an
Pre FEED

Studi &
Analisa
Geologi &
Geofisika
Seismik
Drilling

46

FEED
Konstruksi
&
Pembangu
nan

Introduction PSC

BrownFields
Fase
Produksi
Pengoperasi
an &
Pemeliharaa
n
Optimisasi
Peralatan
Pengemban
gan
Lanjutan

Fase
Abondement
Penutupan
Sumur
Decommision
ing mesin &
peralatan
Penutupan &
penyerahan
kembali
lahan

PEMBIAYAAN DALAM PROYEK HULU


MIGAS

1. Eksplorasi termasuk kegiatan survey seismik


2.
Pengembangan
(development)
3. Produksi
POD, WP&B, AFE

47

Indonesia PSC Characteristic


1. PSC adalah sistem pengelolaan
kegiatan hulu migas berdasarkan
Rezim Kontrak.
2. Terms and Conditions Kontrak
PSC dibuat oleh Pemerintah dan
diterima oleh Kontraktor PSC,
yang mengatur aturan main
(rights and obligation para Pihak)
dalam pelaksanaan Kontrak.
3. SKKMIGAS bertindak sebagai
Manajemen Pengawas
Pengendali, sedangkan
Kontraktor PSC bertindak sebagai
Pelaksana yang mengeksekusi
kegiatan operasional perminyakan
itu.
Introduction PSC

48

Indonesia PSC Characteristic


4. Kontraktor wajib membawa
modal dan teknologi serta
menanggung risiko operasi
dalam rangka pelaksanaan
operasi perminyakan
berdasarkan kontrak kerja sama
pada suatu wilayah kerja
5. Pelaksanaan operasi
perminyakan wajib dilakukan
berdasarkan prinsip efektif dan
efisien, prinsip kewajaran, serta
kaidah praktek bisnis dan
keteknikan yang baik.

Introduction PSC

49

Indonesia PSC Characteristic


6. Seluruh barang dan peralatan yang
dibeli oleh kontraktor dalam
rangka operasi perminyakan
rnenjadi barang milik negara yang
pembinaannya dilakukan oleh
Pemerintah dan dikelola oleh
Badan Pelaksana (SKK MIGAS)
7. Dalam melaksanakan operasi
perminyakan, kontraktor wajib
menyusun WP & B terdiri atas:
a. pengeluaran rutin
b. pengeluaran proyek.
WP & B wajib mendapat
persetujuan Kepala Badan
Pelaksana (SKK MIGAS)
Introduction PSC

50

Indonesia PSC Characteristic


8. Kontraktor mendapatkan kembali
biaya operasi sesuai dengan rencana
kerja dan anggaran yang telah
disetujui oleh Kepala Badan
Pelaksana, setelah wilayah kerja
menghasilkan produksi komersial.
9. Dalam hal wilayah kerja tidak
menghasilkan produksi komersial,
terhadap seluruh biaya operasi yang
telah dikeluarkan menjadi risiko dan
beban kontraktor sepenuhnya

Introduction PSC

51

Production Sharing Contract

Introduction PSC

52

Production Sharing Contract

Introduction PSC

53

Indonesian PSC Fiscal


Terms

FTP: First Tranche Petroleum

Sejumlah Tertentu Minyak Mentah Dan/Atau Gas Bumi Yang


Diproduksi Dari Suatu Wilayah Kerja Dalam Satu Tahun Kalender,
Yang Dapat Diambil Dan Diterima Oleh Badan Pelaksana Dan
atau Kontraktor Dalam Tiap Tahun Kalender, Sebelum Dikurangi
Pengembalian Biaya Operasidan Penanganan Produksi (Own
Use)

Investment Credits

Tambahan Pengembalian Biaya Modal Dalam Jumlah


Tertentu, Yang Berkaitan Langsung Dengan Fasilitas
Produksi, Yang Diberikan Sebagai Insentif Untuk
Pengembangan Lapangan Minyak Dan/Atau Gas Bumi
Tertentu.

Cost Recovery

Pengembalian Atas Biaya-biaya Yg Telah Dikeluarkan


(Recoverible Cost) KKKS dg Menggunakan Produksi
PSC
55
Minyak Dan Gas BumiIntroduction
Sesuai
Dg Ketentuan Yg Berlaku.

Indonesian PSC Fiscal


Terms

Equity to be Split

Hasil Produksi Yang Tersedia Untuk Dibagi (Lifting) Antara Badan


Pelaksana Dan Kontraktor Setelah Dikurangi FTP, Insentif
Investasi (jika Ada) , Dan Pengembalian Biaya Operasi (Cost
Recovery)

Domestic Market Obligation


Kewajiban Penyerahan Bagian Kontraktor Berupa
Minyak dan atau Gas Bumi Untuk Memenuhi
Kebutuhan Dalam Negeri

Introduction PSC

56

First Tranche Petroleum


20 Persen dari produksi tahun berjalan
atau jumlah tertentu mengacu pada
kontrak
Kesepakatan antara pemerintah &
Kontraktor
Berdasarkan PSCs sharing percentage

FTP adalah penghasilan kena pajak

DMO (Domestic Market


Obligation)

Kontraktor harus menyerahkan sebagian


(25%) dari produksi untuk pasar domestik
Fee DMO diterima oleh kontraktor besarnya
sesuai dg yg tertera di kontrak PSC.

Investment Credit
Berlaku terutama untuk investasi minyak,
gas pd pack II (deep sea) dan pack III
(pre-tertiary)
Rate investment credit :
- 20% dr direct investment amount
(jika tax rate
56%)
- 17% dr direct investment amount
(jika tax rate
48 %)

Cost Recovery
Tahun berjalan non capital costs
Inventories akan direcovery pd saat
barang sampai di Indonesia
Depresiasi tahun berjalan untuk capital
cost
Declining balance method, yearly,
grouping per PSC
Memungkinkan recovery tahun berjalan biaya
operasi yg belum direcovery tahun
sebelumnya

Cost Recovery
Operating cash directly terkait dengan
produksi gas alam akan langsung dikenakan
biaya terhadap pendapatan gas alam
Biaya lainnya:
- Alokasi Overhead, harus konsisten
dan disetujui oleh SKK Migas

Capital
and
Non
Capital
Cost
Ada dua jenis pengeluaran biaya
dalam industri minyak dan gas
(migas) , yakni:
1. Biaya bukan modal (non capital cost)
adalah biaya yang dikeluarkan pada
kegiatan operasi tahun berjalan yang
mempunyai masa manfaat kurang dari 1
(satu) tahun, termasuk survei dan
intangible drilling cost.
2. Biaya modal (capital cost) adalah
pengeluaran yang dilakukan untuk
peralatan atau barang yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
yang pembebanannya pada tahun

Cost Recovery
Mechanism

Cost Recovery
Mechanism
Biaya yg timbul dr kegiatan hulu migas
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Biaya eksplorasi,
2. Biaya Produksi
3. Biaya Umum & Administrasi
Tiga jenis biaya ini menjadi dasar perhitungan
Cost Recovery. Biaya2 tsb dikategorikan
menjadi Capital Cost dan Non Capital Cost

Capital & Non Capital


Cost

Placed into Service


(PIS)
Yang dimaksud dengan "placed into
service" adalah saat dimulainya suatu
harta berwujud digunakan dan telah
memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan oleh Badan Pelaksana

Depreciation Expenses
1. Akan dihitung awal tahun
Kalender , aset PIS dengan
penyusutan bulanan Awal Tahun
kalender
2. Menggunakan methode
Declining balance method
3. Berdasarkan aset individu

Depreciation Factor

Capital and Non Capital Cost

Capital Expenditures (Capex)


Capex adalah pengeluaran untuk memperoleh harta
tetap (Fixed Asset). Harta tetap adalah kekayaan
perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode (tahun) akuntansi. Yang termasuk Capex
di industri migas adalah:
1. Seismic & Survey
2. G&G (Geological & Geophysical) Study, baik pada
tahap Eksplorasi maupun Eksploitasi
3. Drilling (Pemboran), baik pada tahap Eksplorasi
maupun Eksploitasi
4. Workover (Kerja Ulang Sumur) yang
dikapitalisasi
5. Facilities
6. Peralatan
7. Selain diatas yang mempunyai kriteria sebagai
aktiva tetap (Certain Other Projects).

Operating Expenditures (Opex)


Opex adalah pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan
operasional harian perusahaan. Opex masih terbagi menjadi
dua, yakni Biaya Produksi (Production Expenses) dan Biaya
Administrasi dan Umum (General Administration / G&A
Expenses).Biaya Produksi adalah pengeluaran yang terkait
secara langsung dengan kegiatan mengangkat migas dari dalam
perut bumi. Biaya produksi selalu terjadi di lapangan (field),
yaitu di wilayah sumur produksi, station produksi, dan
transportasi produksi.Adapun biaya G&A adalah biaya yang
bersifat administratif dan umum yang mendukung kegiatan
produksi meskipun tidak secara langsung. Biaya G&A biasa
terjadi di lingkungan kantor yang terpisah dari wilayah kegiatan
produksi.

Perhitungan Fiscal Terms Untuk Keekonomian Proyek


Serta Pengaturannya Dalam Dalam PSC

Introduction PSC

72

PSC Term (Contoh)

Introduction PSC

73

PERPAJAKAN DLM PSC

Integrated Petroleum Economic &


Accounting

74

SKEMA KEEKONOMIAN PSC + FTP


SHARE

Introduction PSC

75

SKEMA KEEKONOMIAN PSC + FTP


NOT SHARE

Introduction PSC

76

SKEMA KEEKONOMIAN PSC JOB

Introduction PSC

77

SKEMA KEEKONOMIAN PSC JOB


- EOR

Introduction PSC

78

BAB IV
COST & COST RECOVERY

79

80

81

Cost Recovery

84

85

86

87

88

Komponen Utama Cost Recovery


1. Biaya Operasi Tahun Berjalan. Biaya Ini Merupakan Biaya Noncapital (Intangible) Yang Meliputi Biaya Operasi Dan
Administrasi Perusahaan Untuk Eksplorasi Dan Pengembangan
Lapangan Migas. Termasuk Di Dalamnya Adalah Biaya Tenaga
Kerja (Domestik Dan Ekspatriat, Konsultan), Biaya Administrasi
Perkantoran, Biaya Pelatihan Dan Kesehatan Tenaga Kerja.
2. Biaya Depresiasi Dari Capital/Tangible Assets Tahun Berjalan.
Biaya Barang-barang Modal, Peralatan Dan Fasilitas Eksplorasi
Produksi Yang Digunakan Tercakup Disini.
3. Sisa Cost Recovery Tahun-tahun Sebelumnya (Carry
Over/Unrecovered Costs).

Non Cost Recoveable


1. Biaya Yang Dibebankan Atau Dikeluarkan Untuk Kepentingan
Pribadi Dan/Atau Keluarga Dari Pekerja, Pengurus, Pemegang
Participating Interest, Dan Pemegang Saham
2. Pembentukan Atau Pemupukan Dana Cadangan, Kecuali Biaya
Penutupan Dan Pemulihan Tambang Yang Disimpan Pada
Rekening Bersama Badan Pelaksana Dan Kontraktor Dalam
Rekening Bank Umum Pemerintah Indonesia Yang Berada Di
Indonesia
3. Harta Yang Dihibahkan
4. Sanksi Administrasi Berupa Bunga, Denda, Dan Kenaikan
Serta Sanksi Pidana Berupa Denda Yang Berkaitan Dengan
Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Di Bidang
Perpajakan Serta Tagihan Atau Denda Yang Timbul Akibat
Kesalahan Kontraktor Karena Kesengajaan Atau Kealpaan

Non Cost Recoveable


5. Biaya Penyusutan Atas Barang Dan Peralatan Yang
Digunakan Yang Bukan Milik Negara
6. Insentif, Pembayaran Iuran Pensiun, Dan Premi Asuransi
Untuk Kepentingan Pribadi Dan/Atau Keluarga Dari Tenaga
Kerja Asing, Pengurus, Dan Pemegang Saham
7. Biaya Tenaga Kerja Asing Yang Tidak Memenuhi Prosedur
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Atau
Tidak Memiliki Izin Kerja Tenaga Asing (IKTA)
8. Biaya Konsultan Hukum Yang Tidak Terkait Langsung
Dengan Operasi Perminyakan Dalam Rangka Kontrak Kerja
Sama
9. biaya konsultan pajak
10. biaya pemasaran minyak dan/atau 'gas bumi bagian
kontraktor, kecuali biaya pemasaran gas bumi yang telah
disetujui Kepala Badan Pelaksana

Non Cost Recoveable


11. Biaya Representasi, Termasuk Biaya Jamuan Dengan Nama
Dan Dalam Bentuk Apapun, Kecuali Disertai Dengan Daftar
Nominatif Penerima Manfaat Dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) Penerima Manfaat
12. Biaya Pengembangan Lingkungan Dan Masyarakat Setempat
Pada Masa Eksploitasi
13. Biaya Pelatihan Teknis Untuk Tenaga Kerja Asing
14. Biaya Terkait Merger, Akuisisi, Atau Biaya Pengalihan
Participating Interest
15. Biaya Bunga Atas Pinjaman
16. Pajak Penghasilan Karyawan Yang Ditanggung Kontraktor
Maupun Dibayarkan Sebagai Tunjangan Pajak Dan Pajak
Penghasilan Yang Wajib Dipotong Atau Dipungut Atas
Penghasilan Pihak Ketiga Yang Ditanggung Kontraktor Atau
Di-gross Up

Non Cost Recoveable


17. Pengadaan Barang Dan Jasa Serta Kegiatan Lainnya Yang Tidak
Sesuai Dengan Prinsip Kewajaran Dan Kaidah Keteknikan Yang
Baik, Atau Yang Melampaui Nilai Persetujuan Otorisasi
Pengeluaran Di Atas 10% (Sepuluh Persen) Dari Nilai Otorisasi
Pengeluaran
18. Surplus Material Yang Berlebihan Akibat Kesalahan
Perencanaan Dan Pembelian
19. Nilai Buku Dan Biaya Pengoperasian Aset Yang Telah
Digunakan Yang Tidak Dapat Beroperasi Lagi Akibat Kelalaian
Kontraktor
20. Transaksi Yang:
a. Merugikan Negara
b. Tidak Melalui Proses Tender Sesuai Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan Kecuali Dalam Hal Tertentu
c. Bertentangan Dengan Peraturan Perundang-undangan

Non Cost Recoveable


21.
22.
23.
24.

Bonus Yang Dibayarkan Kepada Pemerintah


Biaya Yang Terjadi Sebelum Penandatanganan Kontrak
Insentif Interest Recovery
Biaya Audit Komersial.

95

BAB V
INDIKATOR KEEKONOMIAN

Kriteria kelayakan project :


Jika POT < Maksimum Acceptable POT, usulan proyek layak dilaksanakan
Jika POT > Maksimum Acceptable POT, usulan proyek tidak layak dilaksanakan
Proyek yang mempunyai harga POT pendek berarti layak. Makin panjang POT
makin besar resiko yang dihadapi, karena itu

nilai POT ini juga menunjukkan

resiko proyek
Untuk situasi dimana ketidakpastian tinggi, seperti negara yang pemerintahannya
tidak stabil, investor akan memilih proyek-proyek yang mempunyai POT pendek
(quick yielding).
Keuntungan
POT:
Cara perhitungannya mudah
Menunjukkan tingkat likuiditas suatu proyek
Kelemahan POT:
Tidak menunjukkan tingkat keuntungan suatu proyek
Tidak memperhitungkan Present Value of Money
Mengabaikan rangkaian Cash Flow setelah terjadi Pay Out Time (POT).

CONTOH POT :
HITUNG PERIODE PENGEMBALIAN DARI SUATU ALTERNATIF
YANG MEMILIKI KERAKTERISTIK BERIKUT :
TAHUN

ALIRAN DANA

-1000

350

450

3
4

PERIODE PENGEMBALIAN DARI ALTERNATIF


TERSEBUT
DAPAT
DIHITUNG
DENGAN
MENENTUKAN NILAI KUMULATIF ALIRAN DANA
DARI PROYEK TERSEBUT, YAITU :

TAHUN

ALIRAN DANA

KUMULATIF

500

-1000

-1000

500

350

-650

450

-200

500

300

500

800

Terlihat bahwa periode


pengembalian
adalah
antara 2 dan 3 tahun,
yang dapat dihitung
dengan
interpolasi
sebagai berikut :

POT m

0 CCFm
CCFm 1 CCFm

PERIODE PENGEMBALIAN

=2+ (

0 +200
300 + 200)

= 2,4 TAHUN

Diterima atau ditolaknya suatu proyek dengan periode


pengembalian
tertentu
tergantung
pada
periode
pengembalian terpendek yang diinginkan oleh investor. bila
periode pengembalian proyek lebih kecil dari periode
pengembalian terpendek yang diinginkan investor, maka
proyek diterima, dan bila sebaliknya ditolak.

Plotting antara NPV terhadap discount rate memberikan hubungan seperti gambar 1

NPV
( +)

ROR
(-)

Discount Rate

Gambar 1 :

NPV

vs

Discount

Rate

Kriteria kelayakan project :


Jika NPV > 0 , maka usulan proyek dapat dilaksanakan.
Jika NPV < 0 , maka usulan proyek tidak dapat dilaksanakan

Keuntungan Konsep NPV:


Cara perhitungannya mudah
Memperhitungkan Present Value of Money
Reinvestment Rate proyek berdasarkan pada cost of capital
Dapat memecahkan masalah konflik ranking project dan Multiple Rate of
Return Project
Kelemahan Konsep NPV:
Tidak dapat menunjukkan tingkat keuntungan relatif suatu usulan proyek.

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN KONSEP ROR


Keuntungan :
Memperhitungkan Present Value of Money
Menunjukkan tingkat keuntungan relatif suatu usulan proyek
Merupakan Indikator Keekonomian yang paling populer
Kelemahan :
Cara perhitungannya sulit
Reinvestment Rate proyek berdasarkan pada IRR
Tidak dapat memecahkan masalah konflik ranking proyek dan Multiple IRR Project.

40%

IR R

30%

19%

18%

20%

17%

16%

15%

10%

0%
0

2.5

7.5

10

12.5

15

17.5

Moda l Kumula tif (jutaa n Dolar)

Permintaan dan Pemasokan Modal

20

22.5

25

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN DPIR

Keuntungan :

Cara perhitungannya mudah


Memperhitungkan Present Value of Money
Reinvestment Rate proyek berdasarkan pada Cost of Capital
Menunjukkan efisiensi penanaman investasi dalam suatu proyek.

Kelemahan :
Tidak dapat menunjukkan tingkat keuntungan relatif suatu usulan proyek.
Jika DPIR > 0 , maka usulan proyek dapat dilaksanakan.
Jika DPIR < 0 , maka usulan proyek tidak dapat dilaksanakan

Cost / Barrel
Cost per barrel sering disebut sebagai ukuran keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan minyak. Ini merupakan
representasi biaya yang dikeluarkan dari setiap barrel minyak
yang dihasilkan. Meskipun parameter ini hanya memberikan
sedikit indikasi tentang keuntungan ekonomi suatu projek, namun
pada kenyataannya cost per barrel yang rendah lebih disukai dari
pada cost per barrel yang tinggi. Ini menunjukan bahwa cost/bbl
dapat memberikan informasi yang cukup berguna dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
Dalam penerapannya, cost/barel tidak dapat dijadikan sebagai
sumber informasi untuk mengambil keputusan ekonomi yang
berdiri sendiri. Ia harus digunakan secara bersama dengan
indikator keekonomian lainnya seperti POT. NPV, ROR, PI, DPIR .

Anda mungkin juga menyukai