Anda di halaman 1dari 15
AKUNTANSI BIAYA DAN EKONOMI TEKNIK n AKUNTANSI BIAYA DAN EKONOMI TEKNIK 72 Akuntansi biaya dan ekonomi teknik biasanya dibahas secara terpisah. Namun dalam pengantar ini disatukan, karena keduanya saling berhubungan. Akuntansi atau akuntansi biaya berfungsi sebagai pencatatan, perangkuman, dan pelaporan data keuangan masa lalu, Sedangkan ekonomi teknik digunakan untuk membuat keputusan yang menyangkut keuangan untuk masa Kini dan yang akan datang, berdasarkan data-data dari akuntansi. CONTOH KASUS Sebagai Direktur eksekutif karoseri mobil PT. TI, anda menemukan salah satu masalah yang paling mendesak adalah mengerti bagaimana kondisi keuangan pabrik perakitan badan mobil (karoseri) anda. Para pemegang saham PT. Tl telah merekrut anda menjadi direktur eksekutif agar anda menjalankan perusahaan secara menguntungkan. Akuntansi membantu anda dengan cara merekam transaksi-transaksi keuangan dan merangkumnya secara periodik dalam bentuk Neraca dan Laporan Laba/Rugi. ‘Ada masalah lain. Anda menyadari bahwa mengetahui keuntungan atau kerugian secara umum belumlah cukup. Anda perlu tahu bagaimana jenis- jenis produk tertentu berkiprah di pasar. Apakah setiap jalur/jenis produk tertentu menguntungkan atau tidak ? Anda juga perlu tahu ongkos produksi per unit mobil tertentu agar anda bisa memutuskan apakah anda perlu meneruskan perakitannya sebagaimana saat ini, menaikkan harga atau menghentikan produksi. Informasi untuk ini diberikan oleh sistem akuntansi biaya yang merupakan perpanjangan dari sistem akuntansi umum. Demikian pula anda terus menerus akan dihadapkan pada pembuatan keputusan-keputusan yang butuh analisis keuangan yang baik seperti : 1. Apakah alat ini harus diganti ? 2. Apakah mesin A lebih eknomis daripada mesin B ? 3. Apakah mobil X perlu dirakit dengan metoda yang ada saat ini ataukah dengan metoda baru yang akan mahal dalam pemasangannya tapi lebih murah operasionalnya setelah pemasangan ? 4. Berapa lama mesin C harus dipertahankan ? Semua pertanyaan di atas dan yang sejenis dapat dijawab dengan menggunakan kumpulan teknik yang disebut Ekonomi Teknik. 8.1 AKUNTANSI Akuntansi adalah fungsi perekaman/pencatatan, perangkuman dan penyajian/ pelaporan data keuangan masa lalu dari perusahaan industri. Data masa lalu tersebut berupa : Asset (kekayaan), liabilitas (hutang-hutang, baik jangka panjang maupun pendek) dan Net Worth (Nilai Bersih Perusahaan). Assets adalah segala sesuatu bernilai uang yang dimiliki perusahaan, seperti : uang kas, persediaan, pengeluaran yang dibayar dimuka, tanah, bangunan, peralatan. Liabilitas adalah pinjaman uang oleh perusahaan kepada para kreditornya. Contohnya : pinjaman dari bank, pajak yang belum dibayar, jaminan yang belum dibayar, bon. Net Worth adalah saham kepemilikan yang ditanamkan oleh pendiri perusahaan sejak awal. Ia terdiri atas saham (Capital Stock) dan laba ditahan, yakni laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham Net Worth biasa juga disebut equity. Oleh karena equity adalah nilai kepemilikan pada perusahaan yang bersangkutan dan para pemilik punya hak atas setiap kelebihan/surplus yang dihasilkan perusahaan, maka : Equity = Assets - Liabilitas... (8.1) Persamaan (8.1) biasanya disebut persamaan akuntansi dan kadang-kadang dinyatakan dengan cara lain : Assets = Equity + Liabilitas......... (8.2) Penyajian formal persamaan akuntansi disebut Neraca yang merupakan petunjuk kondisi keuangan perusahaan pada satu saat dari perjalanan waktu, biasanya per satu tahun. Gambar 8.1 adalah contoh Neraca untuk kasus PT. TI. Tampak bahwa assets sama dengan liabilitas + equity. | . 74 PT. TI NERACA PER 31 DESEMBER 1996 (DALAM RIBUAN) ASSETS: : LIABHLITAS re-------- _e—e—e ee — eomnmSso—|'—“ Kas Rp 10.000, | Surat Hutang Rp 300.000,- | Surat Piutang © Rp —_5.000,- | Pinjaman Bank Rp —200.000,- Cadangan Bahan Rp Jaminan Rp _10.000,- Baku Rp 250.000,- Total Rp _510.000,- Persediaan Rp Mobil Jadi Rp 400.000,- | Equity Tanah Rp 500.000,- | Saham Rp 1.500.000,- Bangunan Rp 450.000, | Laba ditahan Rp 400.000,- Peralatan Rp 705.000,- Total Rp 1.900.000,- Total Rp 2.410.000,- | Total Rp 2.410.000, Gambar 8.1 Contoh Neraca PT. TI pada 31 Desember 1996 Jika usaha statis (jika neraca tidak berubah), satu laporan persamaan akuntansi akan selalu memadai. Namun bisnis tidaklah statis. Barang baru selalu ditambahkan, yang lama diafkir, jumlah nilai/barang juga berubah dan lain sebagainya. Sehingga begitu perubahan muncul, neraca di atas langsung kadaluarsa. Sebagian dari perubahan-perubahan dapat ditunjukkan dengan menggunakan persamaan (8.2). Sebagian yang lain, membutuhkan format yang berbeda. Setiap perubahan yang hanya mempengaruhi assets, liabilitas atau equity tidak jadi masalah. Tapi bagaimana tentang uang yang diterima sebagai pembayaran mobil atau servisnya ? Kas (bagian dari assets) adalah yang terkena, lalu apalagi yang berubah ? Faktor Iain adalah pemasukan (revenue). Pemasukan adalah hasil penjualan atau pelayanan yang menghasilkan pertambahan assets atau equity (pertambahan ini bisa saja ditunda) juga pengeluaran untuk bahan baku, tenaga kerja atau jasa yang telah dikonsumsi oleh proses produksi, harusnya diperlihatkan. Sebuah pengeluaran adalah ongkos produksi atau pelayanan yang melibatkan aliran yang keluar. Persamaan akuntansi di atas perlu direvisi untuk bisa mengakomodasi faktor-faktor baru ini. Nyatalah bahwa sebuah pendapatan (revanue) menaikkan equity. Sedangkan sebaliknya, pengeluaran menyebabkan berkurangnya eq- uity. Dengan demikian persamaan akuntansi bisa ditulis ulang menjadi = (8.3) Assets = Liabilitas + Net Worth + Revenues - Expenses... Neraca Laporan laba/rugi Gambar 8.1 telah menunjukkan bahwa sebuah neraca adalah pernyataan resmi tentang tiga faktor pertama dari persamaan (8.3). Pernyataan resmi tentang dua faktor lainnya disebut Laporan Laba/Rugi. Gambar 8.2 memperlihatkan laporan Laba/ Rugi PT. TI. Terlihat 3 gejala : 1. Secara umum, sebuah laporan laba/rugi tidak akan seimbang. Jika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran selama periode yang lalu, berarti perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan. Jika sebaliknya, berarti rugi. 2. Neraca tidak akan seimbang sampai nilai keuntungan atau rugi dari laporan laba/rugi ditambahkan. 3. Oleh Karena pemasukan dan pengeluaran mencerminkan unjuk kerja selama periode tertentu, maka secara periodik pula jumlah/nilai pemasukan dan pengeluaran ditetapkan nol pada awal periode perhitungan baru. Dalam rangka memahami perubahan bisnis dan pengaruhnya pada neraca dan laporan laba/rugi, perhatikan transaksi-transaksi berikut ini, yang dilakukan PT. TI setelah tanggal 31 Desember 1996. 1. Pada 5 Januari 1997 selembar cek senilai Rp 1.000.000,- diberikan ke toko Istana Furniture atas pembelian peralatan kantor. Pengaruh terhadap persamaan akuntansi adalah berkurangnya kas sebesar Rp 1.000.000,- dan bertambahnya peralatan senilai Rp 1.000.000,- Kas ———— dari Rp 100 juta menjadi Rp 99 juta Peralatan dari Rp 705 juta menjadi Rp 706 juta 76 2. Pada 10 Januari 1997 terjadi penjualan secara kredit 5 mobil senilai Rp 150 juta. Maka surat piutang dari Rp 5 juta menjadi Rp 155 juta. Persediaan mobil dari Rp 400 juta menjadi Rp 250 juta. 3. Pada 20 Januari 1997 sewa kantor senilai Rp 5 juta disepakati untuk bulan Januari 1997. Tetapi berdasar perjanjian sebelumnya, sewa hanya akan dibayar setiap 2 bulan sekali. Pengaruhnya adalah bertambahnya hutang dan pengeluaran. Surat hutang dari Rp 300 juta menjadi Rp 305 juta Pengeluaran sewa dari Rp 0 menjadi Rp 5 juta 4. Tanggal 31 Januari 1997, gaji bernilai total Rp 15 juta dibayarkan untuk gaji bulan Januari 197. Kas berkurang, dari Rp 99 juta menjadi Rp 84 juta Pengeluaran gaji bertambah dari Rp 0 menjadi 15 juta Gambar 8.2 memperlihatkan persamaan akuntansi setelah perubahan- perubahan selama Januari 1997. Pr. Th PERSAMAAN AKUNTANSI 31 JANUARI 1997 Kas 84 juta Rp 305 juta Surat Piutang Rp 155 juta| Surat Hutang = Rp 200 juta Peralatan Rp 706 juta| Pinjaman Bank Rp 10 juta Cadangan Bahan Baku Jaminan Rp _515 juta Persediaan Rp 250 juta Total Mobil Jadi Tanah Rp 250 juta| Equity Rp 1.500 juta Bangunan Rp 500 juta| Saham Rp 400 juta Total 450 juta| Laba ditahan © Rp _1.900 juta Total Pemasukan Rp 0 5 juta 5 juta Assets = Liabilitas + Equity + pemasukan - pengeluaran 515 + 1.900 + 0 ) juta - 20 juta 2.395 juta _| Gambar 8.2 Persamaan Akuntansi PT. TI per 31 Januari 1997 78 PT. TI NERACA PER 31 DESEMBER 1997 (DALAM RIBUAN) ‘ASSETS: Kas Rp 84.000,- | Surat Hutang Piutang Rp 155.000,- | Pinjaman Bank Peralatan Rp 706.000,- | Jaminan Cadangan Behan Baku Rp 250.000,- | Total Persediaan Mobil Jadi Rp 250.000, | Equity . Tanah Rp 500.000,- | Saham Rp 1.500.000,- Bangunan Rp_450.000,- | Laba ditahan Rp 2.395.000, Rp 400.000,- Rp (-)20.000,- Sisa Laba ditahan Rp__380.000,- Rp_1.880.000,- Liabilitas + Equity Rp 2.395.000,- PT. TI LAPORAN LABA/RUGI PER 31 JANUARI 1997 (DALAM RIBUAN) Pemasukan 0 Pengeluaran Sewa Gaji Rugi Gambar 8.3 Neraca dan Laporan Laba/Rugi PT. TI per 31 Januari 1997 | Dengan dimasukkannya perbedaan antara pemasukan dengan pengeluaran ke dalam neraca maka periode Januari 1997 telah ditutup, dan periode Februari 1997 dimulai lagi dengan pemasukan dan pengeluaran ditetapkan nol. 8.2 AKUNTANSI BIAYA Akuntansi umum, sebagaimana ditunjukkan lewat kasus PT. TI sebelumnya, hanya memberikan informasi tentang unjuk kerja secara kasar. Prosedur akuntansi umum tidak menunjukkan produk mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, atau dimana ongkos-ongkos utama terjadi, apakah di ruang mesin, ruang pengecatan, atau yang lain ? Prosedur di atas bisa dimodifikasi untuk menjawab masalah-masalah-tadi dengan menggunakan akuntansi biaya. Tanpa masuk ke dalam rincian akuntansi biaya, dapat dikatakan bahwa sistem ini mampu mengeluarkan banyak laporan yang berbeda yang memperlihatkan unjuk kerja produk-produk tertentu, departemen tertentu dan sebagainya. Maka manajemen dapat mengendalikan denyut organisasi secara keseluruhan maupun per unit terkecilnya, Akuntansi biaya menyusun laporan tambahan yang memungkinkan anda untuk menghitung ongkos pembuatan barang dan ongkos barang yang terjual. Mengetahui ongkos bahan baku, tenaga kerja dan biaya tak langsung yang berlaku atas barang yang dibuat dan dijual, adalah inti dari akuntansi biaya. Beberapa definisi berikut membantu anda memahami akuntansi biaya. Bahan Langsung adalah setiap bahan yang ongkosnya secara langsung terkait dengan pembentukan suatu produk. Misalnya kayu yang dibuat menjadi meja atau kertas yang menjadi bahan buku ini, Semua bahan selain ini disebut bahan tidak langsung. Contohnya senyawa kimia untuk mengepel lantai, atau semua pelumas untuk mesin-mesin di pabrik. Prinsipnya adalah lebih mudah dan lebih teliti untuk membebankan semua bahan tak langsung (juga tenaga kerja tak langsung) kepada pos umum yang kemudian dibagi-bagikan ke produk-produk spesifik. Tenaga Kerja Langsung adalah setiap pekerja yang berperan langsung terhadap terjadinya produk. Seperti operator mesin bubut untuk memotong benda kerja, atau tukang cat yang mengecat mobil. Semua pekerja yang selain ini disebut tenaga kerja tak langsung, seperti pemeriksa mutu produk, tukang setel mesin sebelum dipakai dan sebagainya. Biaya Tak Langsung (Overhead) adalah semua ongkos produksi yang 79 80 bukan ongkos bahan maupun tenaga kerja langsung. Di dalam sini tercakup ongkos bahan tak langsung, ongkos tenaga kerja tak langsung, biaya penyusutan alat, pajak atas bangunan dan peralatan, biaya perawatan bangunan dan peralatan, dan pengawasan pabrik. | Ongkos barang yang dibuat dan di jual dapat ditentukan sebagaimana contoh pada gambar 8.4. Bahan Langsung Sedang diproses, 1 Oktober 1996 Rp 6.000.000 Dipakai Selama Oktober 1996 Rp _10.000.000 + Total Rp 16.000.000 Sedang diproses, 31 Oktober 1996 Rp 5.000.000 - Habis Terpakai Rp 1.000.000 Tenaga Kerja Langsung Sedang diproses, 1 Oktober 1996 Rp 8.500.000 Dipakai Selama Oktober 1996 Rp_17.500.000 + Total Rp _26.000.000 Sedang diproses, 31 Oktober 1996 Rp___ 6.000.000 - Habis Terpakai Rp _20.000.000 Biaya Tak Langsung Sedang diproses, 1 Oktober 1996 Rp 5.000.000 Dipakai Selama Oktober 1996 Rp _10.000.000 + Total Rp _15.000.000 Sedang diproses, 31 Oktober 1996 Rp 7.000.000 - Habis Terpakai Rp. 8.000.000 Ongkos Benda yang dibuat Rp. 39.000.000 Barang Jadi, 1 Oktober 1996 Rp_22.000.000. + Total Rp. 61.000.000 Barang Jadi, 31 Oktober 1996 Rp _30.000.000 - Ongkos Benda yang Terjual Rp _31.000.000 Gambar 8.4 Perhitungan Ongkos Benda yang di Buat dan yang Terjual Hal tersebut dilakukan dengan cara mencatat pada setiap bagian kategori berapa persediaan awal bulan dan ditambahkan dengan jumlah yang dikerjakan/ dikeluarkan selama bulan tersebut. Hasilnya adalah total yang tersedia. Apabila diketahui persediaan yang tersisa pada akhir bulan, berarti selebihnya telah berubah menjadi produk. Jika semua sisa ini dijumlahkan dari ketiga kategori yaitu bahan langsung (Rp 11.000.000). Tenaga Kerja Langsung (Rp 20.000.000) dan Biaya Tak Langsung (Rp 8.000.000) maka hasilnya adalah ongkos benda yang dibuat (Rp 39.000.000). Ini masuk ke persediaan barang jadi dan ditambahkan dengan persediaan barang jadi pada awal bulan (Rp 2.000.000). Totalnya adalah jumlah barang jadi yang siap dijual (Rp 61.000.000). Manakalah terdata bahwa akhir bulan ada sisa barang jadi sebesar Rp 30.000.000 maka berarti ongkos benda yang terjual adalah Rp 61.000.000 - 30.000.000 = Rp 31.000.000. Salah satu masalah besar yang terdapat dalam akuntansi biaya adalah memutuskan bagaimana membebankan ongkos tak langsung kepada produksi. Hakikatnya, biaya tidak langsung adalah “tidak langsung dan tidak enak” dibebankan ke suatu produk tertentu. Sebagai contoh, jika seorang pemeriksa memeriksa 50 produk berbeda dalam satu periode dan jika volume masing- masing produk berkisar antara sangat kecil sampai sangat besar, bagaimana ongkosnya bisa dipecah-pecah ? Akuntansi biaya melakukannya dengan banyak cara, tapi tiga diantaranya paling populer, yaitu : 1. Biaya tak langsung dibebankan sebesar prosentase ongkos buruh langsung pada produk 2. Biaya tak langsung dibebankan sebesar prosentase ongkos bahan langsung 3. Biaya tak langsung dibebankan berdasarkan ongkos standar per jam tenaga kerja langsung yang telah ditetapkan sebelumnya. 8.3 EKONOMI TEKNIK Simaklah ilustrasi berikut ini : Sebagai direktur eksekutif PT. TI, salah satu keputusan penting yang harus anda buat adalah menetapkan salah satu dari dua mesin otomatis yang harus dibeli untuk mengganti cara manual selama ini. Kategori produk yang menggunakan ketiga cara ini (dua otomatis dan satu manual) akan dihentikan produksinya lima tahun lagi. Metode manual butuh ongkos Rp 20 juta per tahun. Mesin otomatis A berharga Rp 60 juta sekarang dan ongkos operasinya Rp 4 juta per tahun selama lima tahun. Setelah itu mesin ini akan bernilai nol a1 rupiah. Mesin otomatis B berharga Rp 80 juta sekarang dan ongkos operasinya Rp 2 juta per tahun selama lima tahun. Pada akhir tahun ke-5, mesin ini bisa dijual seharga Rp 18 juta. PT. TI mengiginkan hasil 12 % dari semua modal yang tertanam. (12 % Return on investment). Untuk memecahkan masalah ini langkah pertama biasanya adalah menggambar diagram waktu yang memperlihatkan aliran uang untuk berbagai alternatif. Gambar 8.5 menjelaskan masalah ini. Alternatif 1 Rp 20 juta 20 20 20 20 juta Manual + Alternatif 2 Mesin A Alternatif 3 Mesin B Gambar 8.5 Diagram Waktu PT. TI Dalam menyusun diagram waktu di atas, semua uang yang mengalir selama satu tahun diinterprestasikan mengalir pada akhir tahun, semua aliran uang keluar (ongkos, belanja) ditunjukkan oleh panah ke atas, semua aliran uang masuk ditunjukkan oleh panah ke bawah, dan semua aliran kas yang tampak pada gambar adalah aliran bersih (yakni pada alternatif 3, pada akhir tahun 5, aliran keluar = Rp 2 juta, aliran masuk = Rp 18 juta, sehingga aliran bersihnya = Rp 16 juta). Mungkin tampak bahwa solusi sederhananya adalah menjumlahkan saja semua aliran vang dan memilih yang paling murah. Hasilnya adalah : Alternatif 1 : 20 + 20 + 20 + 20 + 20 = 100 juta Alternatif 2: 60+4+4+4+4+4+4= 80 juta Alternatif 3: 80+2+2+2+2+4+2= 90 juta Alternatif 2 tampak lebih baik daripada 3, bahkan lebih baik dari alternatif 1. Tetapi jika manajemen PT. TI tidak menanam modal di mesin A maupun B, maka vang untuk beli mesin A senilai Rp 60 juta, atau B senilai 80 juta bisa di investasikan ke peluang lain. Oleh karena uang terbatas, maka pertimbangan ini sangat penting. Dengan memperhitungkan keinginan PT. TI untuk memperoleh 12 % keuntungan dari total investasi, maka pengeluaran uang selama lima tahun dapat dihitung ke depan menjadi aliran uang saat ini, dengan menggunakan rumus A(1+iP-1 (8.4) iqdi+i" dimana : Nilai sekarang aliran uang (akhir tahun ke nol) Pengeluaran/pemasukan uang dengan jumlah tetap dari tahun ke Faktor return on investment Jumlah tahun yang berlaku pada persoalan Jadi, total nilai uang keluar + masuk selama 5 tahun untuk ketiga alternatif adalah sebagai berikut : (i+ )"-1 Faktot SF adalah tetap, sehingga bisa dihitung lebih dulu : (1 + 0,12) -1 —————_ = 3,048 0,12(1 + 0,12) Alternatif 1 20 20 20 20 20 0 1 2 3 4 5 P = 20 juta (3,6048) 6 = 72,069 juta 4 4 4 4 4 Alternatif 2 0 1 2 3 4 5 P = 60 juta + 4(3,6048) = 74,4192 juta 80 2 2 2 2 16 Alternatif 3 t t i ’ 0 1 2 3 4 5 P = 80 juta+ 2 juta (1 + 0,12)4 -1 . ————___— - 16 jt (140,12)5 0,12 (1 + 0,12)4 = 80 jt + 2jt (30374) - 9,078 jt = 76,996 juta Tampak dengan basis waktu yang sama, yakni akhir tahun ke-nol (artinya sekarang). Total aliran uang paling murah adalah alternatif 1, bukan alternatif 2 sebagaimana sebelumnya. Disini perlu diperhatikan perhitungan pada alternatif 2 dan 3. Pada alternatif 2, harga beli Rp 60 juta tidak dikalikan lagi dengan faktor 84 (+i? -1 ———— karena ia sudah berada pada posisi waktu id+iyp sekarang. Demikian pula berlaku untuk harga pembelian Rp 80 juta pada Alternatif 3. Yang sedikit berbeda pada Alternatif 3 adalah bahwa pada akhir tahun 5 terjadi aliran masuk sebesar Rp 16 juta. Untuk aliran masuk/keluar yang sifatnya hanya sekali, maka faktornya berbeda. Dalam hal ini, faktor pengalinya adalah : (1 + i)". Selanjutnya, tabel 8.1 berikut menjelaskan berbagai faktor untuk menghitung nilai aliran uang total pada berbagai posisi waktu di dalam dia- gram waktu. Tabel 8.1 Faktor Return on Investment Untuk Menghitung | Diketahui ‘Nama Rumus Simbol_| Posisi Waktu | simbol_| Posisi Waktu Faktornya Aljabar Simbol F Masa Depan P| Saat ini Faktor Pem-bayaran | (14i)* Pi) satu kali P Masa Kini F | Masa Depan | Faktor nila: Sekerang| cay” — | (P/F) F Masa Depan A | Tetap per tahun | Fakior Seri Seragam | (i4iy-t | (PYA‘n) = Tetap ‘Masa Depan Faktor i (AVP in) Per Tahun | Dana Tenggelam (siya A Teap P| Masa Kini Faktor Pengembatian | i(14iy® | (A/P.in) Per Tahun Modal asym P Masa Kini A | Tetap per tahun | Faktor Nitai casi | PAJm j Sekarang isi Catatan : n = Jumlah tahun yang berlaku pada persoalan. 85

Anda mungkin juga menyukai