SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Analysis of Caffeine Level in Black Coffee at Lebah Bukian Gianyar Using Spectrophotometer
UV-VIS
Ni Made Dwi Aptika1, I Ketut Tunas2, Ida Ayu Manik Parta Sutema1
1Program Studi Analis Kesehatan STIKes Wira Medika Bali 1
2PS. Kesehatan Masyarakat Universitas Dhyana Pura 2
ABSTRAK
Pendahuluan: Kopi bubuk yang diproduksi di Banjar Lebah, Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar,
Bali merupakan bubuk kopi murni tanpa campuran, jenis Robusta. Pada tahap pengolahan kopi bubuk tidak melewati
proses dekafeinasi. Masyarakat di Banjar Lebah, Desa Bukian, hampir seluruhnya mengkonsumsi minuman kopi. Kafein
adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara
klinis dan efek berlebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, insomnia, hipertensi, mual dan
kejang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar kafein pada kopi bubuk dan untuk mengetahui
kadar kafein pada kopi hitam tersebut apakah sudah memenuhi SNI 01-7152-2006 tentang batas maksimum kafein dalam
makanan dan minuman. Metode: Penentuan kadar kafein dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Hasil: Hasil penentuan kadar kafein dari 3 sampel yang diambil secara acak diperoleh kadar kafein dari 10 mg bubuk kopi
sampel A, B, dan C berturut-turut adalah 9,2500 ppm; 9,8720 ppm dan 9,7233 ppm. Diskusi: Masyarakat menggunakan
dua sendok teh kopi bubuk/sajian sehingga dapat diasumsikan pada kopi sampel A mengandung 647,50 mg/sajian,
sampel B mengandung 690,90 mg/sajian dan sampel C mengandung 680,40 mg/sajian, dengan demikian, konsumsi kafein
oleh masyarakat di Banjar Lebah, Desa Bukian, melebihi batas maksimum yang ditetapkan SNI 01-7152-2006.
Kata kunci: Kopi bubuk, Kafein, Spektrofotometer UV-Vis
ABSTRACT
Introduction: The Coffee powder that has been produced in Banjar Lebah, Bukian village, Sub of Payangan, at Gianyar
Regency, Bali, is a kind of pure coffee without the mixes of Robusta coffee. In their step of manufacturing process its not
passing the decaffeination. Almost the recident of Banjar Lebah, Bukian village are like to consuming coffee. Caffeine is
one of Alkaloids which is mostly contained in a coffee bean, they have an effect that clinically benefits, and too much
consuming caffeine can cause a nervouse, confuses, insomnia, hypertency, queasy, and spastic. The research of current
study are to know the caffeine level in coffee powder and to know whether or not the caffeine level standard of SNI 017152-2006 and the maximum limit of caffeine level in the food and beverages. Method: The caffeine level judgment can
be measuring by using Spectrophotometer UV-Vis. Result: The result determination of caffeine level from random three
samples are obtained from 10 mg sample powder of coffee A, B, and C, respectively are 9,2500 ppm; 9,8720 ppm and
9,7233 ppm. Discussion: The recidents are using two teaspoon of coffee powder/serve, so it can be assumed for sample
coffee A contain 647,50 mg/serve, sample B contain 690,90 mg/serve, and sample C contain 680,40 mg/serve, so the
review of caffeine that has been consumed by the recident in Banjar Lebah, Bukian Village, are over maximum limit that
has been set by SNI 01-7152-2006.
Keywords: Coffee powder, Caffeine, Spectrophotometer UV-Vis
Alamat Korespondensi
: Nimade_dwiaptika@yahoo.com
PENDAHULUAN
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu
tempat tujuan wisata, karena daerah Kabupaten
Gianyar memiliki daya tarik tersendiri dengan
letak geografis yang cukup strategis komplit
dengan kekayaan alam yang berlimpah.
Dimana-mana bermunculan usaha perhotelan,
tempat makan, maupun warung kopi. Jenis kopi
yang paling terkenal di lingkungan Kecamatan
Payangan adalah kopi yang dihasilkan dan
diproduksi di Banjar Lebah, Desa Bukian,
31
6.
Prosedur Penelitian
1. Pengambilan sampel bubuk kopi
Pengambilan sampel atau sampling pada
penelitian ini dilakukan dengan mengambil
secara acak 3 sampel bubuk kopi dari 5
produsen bubuk kopi. Sampling bubuk kopi
dilakukan pada pagi hari. Sampel bubuk kopi
ditampung didalam plastik, kemudian diberi
label, selanjutnya sampel dikirim ke
Laboratorium Forensik Cabang Denpasar.
2. Pembuatan larutan HCl 0,1 M dari HCl
37%
Sebanyak 8,3 mL HCl 37% dimasukkan
kedalam gelas beaker dan dilarutkan dengan
akuades secukupnya, dimasukkan kedalam
labu ukur 1000 mL kemudian diencerkan
32
HASIL
Tabel 1. Data kadar kafein dalam 10 mg sampel bubuk kopi
No.
Kode Sampel
1
2
3
A
B
C
Berat (mg)
yang ditimbang
10
10
10
Tabel 2. Data kadar kafein persajian dalam dua sendok teh kopi bubuk
No.
Kode
Sampel
Kadar Kafein
persajian (mg)
Berat Bubuk
persajian (mg)
(dalam Dua Sendok
Teh)
7000
647,50
540,54
7000
690,90
506,59
7000
680,40
514,40
PEMBAHASAN
Kadar Kafein
per sajian
Menurut SNI
50 mg
33
34
KEPUSTAKAAN
Alaerts, G., 1987. Metode Penelitian Air.
Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Dokumen.,
2010.
PE-UV-VisSpectrophotometers-Lambda-20,
(Online),
(http://www.spectralabsci.com/PE-UVVis-Spectrophotometers-Lambda20.php., diakses tanggal 26 Mei 2014).
35
36
37