: Genta Dewolono
KELOMPOK
TANGGAL PRAKTIKUM
JUDUL PRAKTIKUM
ASISTEN
PARAF DAN NILAI
1406533251
Grace Helen Y. T
1406574106
1406533346
: R 11
: 17 Maret 2016
: California Bearing Ratio
: Danang Setiya R
:
I. PENDAHULUAN
1.
2.
Compaction hammer
Mould
Timbangan
Oven
Aluminium can
Stopwatch
Bak air
Alat Extruder
Dasar Teori
Nilai CBR adalah perbandingan antara kekuatan sampel tanah (dengan kepadatan
tertentu dan kadar air tertentu) terhadap kekuatan batu pecah bergradasi rapat sebagai
standar material dengan nilai CBR = 100. Untuk mencari nilai CBR dipakai rumus:
CBR=
0.1
1000 psi
0.2
0.3
1500 psi
1900 psi
0.4
0.5
2300 psi
2600 psi
Beban (load) didapat dari hasil pembacaan dial penetrasi yang kemudian
dikorelasikan dengan grafik Calibration Prooving Ring.
Tegangan = Test Unit Load
P M (LRC )
= =
A
A
dengan: A
P
M = dial reading
California Bearing Ratio
Persiapan Percobaan
a. Menyiapkan tiga plastik tanah lolos saringan No.4 ASTM seberat 5 kg.
b. Masing-masing kantong direncanakan kadar air yang diinginkan. Kadar air ini
divariasikan -2% dari kadar air optimum pada percobaan compaction. Sedangkan
kadar air pada kantong yang satunya dibiarkan tetap optimum. Sampel untuk kadar
air +2% dari kadar air optimum pada percobaan ini tidak dibuat. Untuk membuat
kadar air yang diinginkan, perlu diketahui terlebih dahulu kadar air awal. Kemudian
ditambahkan air dengan volume tertentu (V) untuk mencapai kadar air yang
diinginkan seperti berikut:
Vadd
2.
Wx Wo
.w .....ml
1 Wo
Jalannya Percobaan
1. Memadatkan sampel tanah
a. Menyiapkan mould, kemudian menimbang dan mengukur diameter serta
tingginya
b. Mengolesi bagian dalam mould dengan oli
c. Memasukkan tanah ke dalam mould sehingga tingginya 1/3 tinggi mould (1
lapisan)
d. Menumbuk setiap lapisan sebanyak 56 kali
e. Mengulangi langkah 3 dan 4 hingga lapisan ke-3
f. Menimbang mould yang sudah terisi penuh oleh tanah
2. Melakukan penetrasi sampel pada kondisi unsoaked
a. Mould dan tanah ditimbang, kemudian diletakkan pada mesin CBR dan diberikan
beban ring di atas permukaan sampel tanah. Piston diletakkan di tengah-tengah
beban ring sehingga menyentuh permukaan tanah.
b. Coading dan dial diperiksa dan diset nol.
Hasil Perhitungan
1. Menghitung Diameter Rata-rata Mould
Tabel. Diameter Rata-rata Mould
Sam
2.
Diameter (cm)
Diameter
pel
rata-rata
A
B
C
(cm)
151,88
151,18
15,2162
15,25
15,118
15,20
15,14
15,118
15,224
15,175
15,118
15,245
Tinggi (cm)
pel
A
B
C
11,67
115,9
11,502
11,605
115,8
11,61
11,55
115,85
11,834
Diameter
Tinggi rata-
Volume
pel
rata-rata
rata (cm)
rata-rata
A
B
C
(cm)
15,188
15,118
15,2162
11,608
11,585
11,6487
(cm3)
2101,978
2078,521
2117,189
4.
W x W 0
w
1+W 0
W0 (%)
Wx (%)
w (g)
Vadd (mL)
pel
A
B
C
15,65
15,65
15,65
40,5
37,5
34,5
5000
5000
5000
7462,46
6561,56
5660,66
5.
(W wet W dry )
x 100
(W dryW can)
wcan (g)
wwet (g)
wdry (g)
w (%)
pel
A
B
C
22,24
19,14
20,91
200
200
200
149,23
151,77
155,06
39,981
37,231
33,835
6.
Sam
wcan (g)
wwet (g)
wdry (g)
w (%)
pel
A
B
C
19,35
22,18
18,63
278,71
303,44
286,73
202,78
223,69
212,59
41,393
39,571
38,218
Dial Reading
Unsoaked
Soaked
asi
(Inch)
0.025
0.05
0.075
0.1
0.125
0.15
0.175
0.2
0,225
0,25
3,8
9
11,7
13,8
15,5
17
18,5
19,5
20,5
21,5
Stress (Psi)
Unsoaked
Soaked
2,8
6,5
10
11,5
12,5
13,5
14,5
15,5
16,3
17,0
29,74
70,44
91,58
108,01
121,32
133,06
144,80
152,63
160,45
168,28
21,92
50,88
78,27
90,01
97,84
105,66
113,49
121,32
127,58
133,06
Unsoaked
Soaked
4
2
0
0
10
12
Penetrasi
Dial Reading
Unsoaked
Soaked
1,1
1,9
2,4
3,1
4
4,8
5,5
6
6,5
7
Stress (Psi)
Unsoaked
Soaked
1,3
2,5
3,5
4,3
5,2
5,7
6,1
6,5
6,8
7,3
8,61
14,87
18,78
24,26
31,31
37,57
43,05
46,96
50,88
54,79
10,18
19,57
27,39
33,66
40,70
44,61
47,74
50,88
53,22
57,14
Unsoaked
Soaked
4
2
0
0
10
12
Penetrasi
Dial Reading
Unsoaked
Soaked
Stress (Psi)
Unsoaked
Soaked
(Inch)
0.025
0.05
0.075
0.1
0.125
0.15
0.175
12,5
19
21
22,5
25
27
29
0,3
0,7
0,9
1,2
1,4
1,6
1,9
97,84
148,71
164,37
176,11
195,68
211,33
226,98
2,35
5,4
7,04
9,39
10,96
12,52
14,87
0.2
0,225
0,250
30
32
34
2
2,1
2,2
234,81
250,46
266,12
15,65
16,44
17,22
Unsoaked
Soaked
4
2
0
0
10
12
Penetrasi
Stress
Unsoaked A
200
Unsoaked B
150
Unsoaked C
100
50
0
1
10
100
Soaked B
80
Stress
Soaked C
60
40
20
0
1
10
10
Penetras
pel
A
i (Inch)
0.1
0.2
0.1
0.2
0.1
0.2
B
C
8.
Dial Reading
Unsoaked
Soaked
13,8
19,5
3,1
6
22,5
30
CBR (%)
Unsoaked
Soaked
11,5
15,5
4,3
6,5
1,2
2,0
10,80
10,18
2,43
3,13
17,61
15,65
9,00
8,09
3,37
3,39
0,94
1,04
wet =
mtanah
dry = wet
V tanah
1+ w
Vtanah
Mmould
Mtotal
Mtanah
pel
(cm3)
(g)
(g)
(g)
A
B
C
2101,978
2078,521
2117,189
4018
4036
3762
7742
7777
7528
3724
3741
3766
w (%)
wet
dry
39,981
37,231
33,835
1,77
1,80
1,78
1,26
1,31
1,33
11
9.
Vtanah
Mmould
Mtotal
Mtanah
pel
(cm )
(g)
(g)
(g)
A
B
C
2101,978
2078,521
2117,189
4018
4036
3762
7763
7782
7551
3745
3746
3789
w (%)
wet
dry
41,393
39,571
38,218
1,78
1,80
1,79
1,26
1,29
1,30
Dial
Swelli
3,2
1
13,5
14
14
17
ng
0,672
0,210
2,836
2,940
2,940
3,571
Dial
Swellin
-4
-5
2,2
5,5
4
4,2
g
-0,842
-1,052
0,463
1,158
0,842
0,884
12
Dial
Swellin
5,8
14
21,7
30
42
44
g
1,214
2,931
4,542
6,280
8,792
9,210
IV. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Praktikum California Bearing Ratio yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2016,
bertujuan untuk mendapatkan nilai CBR pada kepadatan dan kadar air tertentu, serta
untuk mengetahui nilai swelling dari sampel tanah pada kondisi soaked. Nilai CBR
merupakan perbandingan antara kekuatan sampel tanah terhadap kekuatan batu pecah
bergradasi rapat sebagai standar material dimana nilai CBR ini akan digunakan dalam
mengetahui kualitas dan kekuatan terutama yang digunakan sebagai lapisan base dan
subgrade dibawah perkerasan jalan atau lapangan terbang.
Hal yang pertama dilakukan sebelum melakukan praktikum adalah menyiapkan tiga
plastik tanah lolos saringan No. 4 ASTM seberat 5 kg dimana masing-masing kantong
tersebut direncanakan kadar air yang diinginkan. Kadar air tersebut divariasikan 3%
dari kadar air optimum pada percobaan compaction yaitu 37,5%, dengan variasi kadar
air untuk praktikum ini adalah 34,5%, 37,5% dan 40,5%, kemudian mempersiapkan
dan menimbang alat yang akan digunakan. Setelah semua dipersiapkan, mengambil
mould untuk ditimbang kemudian mengukur diameter dan tingginya untuk memperoleh
volume mould. Tanah dimasukkan ke dalam mould yang telah diolesi dengan oli
setinggi 1/3 mould untuk lapisan pertama dan kemudian ditumbuk sebanyak 56 kali,
megulang langkah lapisan pertama untuk lapisan kedua dan ketiga. Mould yang sudah
terisi penuh kemudian ditimbang sebelum melakukan penentrasi.
13
14
wcan (g)
wwet (g)
wdry (g)
w (%)
pel
A
B
C
22,24
19,14
20,91
200
200
200
149,23
151,77
155,06
39,981
37,231
33,835
wcan (g)
wwet (g)
wdry (g)
w (%)
pel
A
B
C
19,35
22,18
18,63
278,71
303,44
286,73
202,78
223,69
212,59
41,393
39,571
38,218
Pada kedua data tersebut diperoleh kadar air setiap sampel pada kondisi unsoaked dan
soaked. Pada kondisi unsoaked diperoleh 39,98%, 37,231%, dan 33,835% dan pada
kondisi soaked diperoleh 41,393%, 39,571% dan 38,218% dimana kadar air yang
diperoleh tersebut digunakan untuk menentukan nilai kerapatan kering dan kerapatan
basah setiap sampel. Besar nilai kerapatan basah yang diperoleh adalah 1,77; 1,80;
dan1,78 dalam satuan , sedangkan kerapatan kering 1,26; 1,31 dan 1,33 dalam
satuan .
Tabel Nilai CBR
Samp
Penetrasi
el
A
(Inch)
0.1
0.2
0.1
0.2
0.1
0.2
B
C
Dial Reading
Unsoaked
13,8
19,5
3,1
6
22,5
30
Soaked
11,5
15,5
4,3
6,5
1,2
2,0
CBR (%)
Unsoaked
10,80
10,18
2,43
3,13
17,61
15,65
Soaked
9,00
8,09
3,37
3,39
0,94
1,04
15
Pada tabel tersebut diperoleh data nilai CBR di penentrasi 0,1 inch dan 0,2 inch pada
kondisi unsoaked dan soaked. Pada sampel A diperoleh CBR di penetrasi 0,1 inch
sebesar 10,80% kondisi unsoaked dan soaked 9,00%, sedangkan di penetrasi 0,2 inch
diperoleh CBR 10,18% kondisi unsoaked dan soaked 8,09%. Pada sampel B diperoleh
CBR di penetrasi 0,1 inch sebesar 2,43% kondisi unsoaked dan 3,37% kondisi soaked,
dan di penetrasi 0,2 inch diperoleh 3,13% kondisi unsoaked dan soaked 3,39%. Pada
sampel C CBR diperoleh sebesar 17,61% kondisi unsoaked dan 0,94% kondisi soaked
di penetrasi 0,1 inch. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa nilai CBR pada
unsoaked cenderung lebih besar dibandingkan nilai CBR pada kondisi soaked, hal
tersebut dikarenakan sampel tanah pada kondisi soaked sangat lunak akibat pori-pori
tanah mengembang terisi oleh air pada proses perendaman.
Percobaan California Bearing Ratio ini juga digunakan untuk mengkalsifikasikan jenis
tanah yang cocok pada proses perkerasan tanah. Dari nilai CBR yang diperoleh
kemudian diklasifikasikan untuk menentukan kualitas tanah dan kegunaannya dengan
membandingkannya dengan tabel berikut ini :
Dari tabel tersebut dan nilai CBR yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa CBR
kondisi unsoaked pada sampel A dengan CBR berada di range 7-20 sehingga memiliki
kualitas cukup baik untuk subbase, pada sampel B nilai CBR berada di range 0-3
sehingga memiliki kualitas sangat rendah dan digunakan untuk subgrade, pada samapel
C berada pada range 7-20 sehingga memiliki kualitas cukup baik dan digunakan untuk
subbase, sedangkan pada kondisi soaked CBR sampel A dan B di range 3-7 sehingga
16
Dial
Swellin
g
1
3,2
0,672
2
1
0,210
24
13,5
2,836
48
14
2,940
72
14
2,940
96
17
3,571
Tabel Swelling Sampel B
t
Dial
Swelli
(hour)
1
2
24
48
72
96
-4
-5
2,2
5,5
4
4,2
ng
-0,842
-1,052
0,463
1,158
0,842
0,884
Dial
Swellin
5,8
14
21,7
g
1,214
2,931
4,542
17
30
42
44
6,280
8,792
9,210
Pada pembacaan tabel nilai swelling tersebut terdapat nilai swelling yang bernilai
negatif pada sampel B yaitu terlihat pada jam ke 1 dan jam ke 2 dengan nilai swelling
sebesar -0,842 dan -1,052, hal tersebut disebabkan karena pada saat pembacaan jarum,
sampel tanah telah mengembang di dalam air akibat beban logam yang diberikan. Dari
tabel tersebut juga dapat disimpulkan bahwa semakin lama tanah direndam (swell)
maka nilai swelling-nya cenderung lebih tinggi dan semakin tinggi nilai swelling suatu
tanah maka resiko kerusakan suatu gedung maupun jalan raya akan semakin tinggi
pula.
18
Unsoaked B
Unsoaked C
Stress 150
100
50
0
1
10
Dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai stress tertinggi pada kondisi unsoaked, yaitu
sampel C dengan kadar air asumsi 40,5%, kemudian nilai stress pada sampel A yaitu
kadar air 34,5% dan terakhir sampel B yaitu kadar air optimum 37,5%.
Sedangkan pada kondisi soaked stress tertinggi terlihat pada sampel A yaitu 40,5%,
kemudian sampel B kadar air 37,5% dan terakhir pada sampel C kadar air 37,5%,
lebih jelasnya terlihat paa grafik berikut :
19
100
Soaked B
80
Stress
Soaked C
60
40
20
0
1
9 10
4. Analisis Kesalahan
Kesalahan yang terjadi pada praktikum CBR yang telah dilakukan, disebabkan oleh
beberapa faktor-faktor berikut ini :
a. Pada saat proses pencampuran tanah dengan air tidak terjadi secara homogen yang
berakibat kadar air tanah tidak merata pula
b. Ketidaktelitian praktikan saat membaca alat timbangan saat sampel ditimbang dan
saat pembacaan jarum saat membaca alat CBR dan saat pembacaan hasil swelling
c. Pada proses compaction, penumbukkan tidak merata secara merata yang
mengakibatkan udara yang terkandung tidak berkurang secara merata pada lapisan
tanah
d. Keterlambatan praktikan dalam pembacaan swelling yang seharusnya dilakukan 1,
2, 24, 48, 72, dan 96 jam
20
ASTM D 1883 Standard Test Method for CBR (California Bearing Ratio) of
Laboratory Compacted Soils
21
LAMPIRAN
22