Anda di halaman 1dari 38

TANAH DAN BATUAN

oleh:

Dr. Ir. Hasbullah Nawir

SILABUS MATA KULIAH SI-2222


SEMESTER II TAHUN 2009/2010

Kode kuliah
: SI-2222 (2 SKS)
Nama kuliah
: Pengantar Mekanika Tanah
Dosen
: Dr. Ir. Hasbullah Nawir, MT
Jadwal kuliah : Jumat, 15.00-17.00
Jadwal UTS
: antara 15 s/d 19 Maret 2010
Akhir perkuliahan
: 7 Mei 2010
Jadwal UAS
: antara 10 s/d 21 Mei 2010
Referensi : Principles of Geotechnical Engineering
(Braja M. Das)
Penilaian: UTS
45% (tentative)
UAS
45% (tentative)
Tugas
10% (tentative)

SILABUS MATA KULIAH SI-2222


SEMESTER II TAHUN 2008/2009
Tanah

dan Batuan
Komposisi Tanah
Klasifikasi Tanah
Konsep Tegangan Efektif
Aliran Air Tanah
Pertambahan Tegangan
Penurunan Tanah
Pemadatan Tanah

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

PENDAHULUAN:

Untuk maksud teknis tanah dapat


didefinisikan sebagai "bahan yang belum
terkonsolidasi di atas batuan padat (solid)".

Tanah merupakan produk sampingan


deposit akibat pelapukan batuan kerak bumi
dan/atau batuan yang tersingkap dalam
matriks tanah.

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH


BUMI:

Secara teori bumi terbentuk


sekitar 4,5 milyar tahun yang
lalu dari suatu bola api berpijar
yang terdiri dari gas kosmis
dan debu angkasa luar.

Mendinginnya massa ini


membentuk atmosfer,
hidrosfer, dan litosfer.

Atmosfer adalah selubung gas


yang mengelilingi hidrosfer
atau zona air (seperti lautan,
danau), dan litosfer, atau kerak
bumi dan massa bagian dalam.

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

Kerak bumi terdiri dari batuan dan batuan yang mengalami


pelapukan (tanah) dan dianggap mempunyai tebal 10 sampai 15
kilometer atau lebih

Unsur-unsur yang membentuk kerak bumi:


Unsur

Simbol

% Berat

% Volume

Oksigen
Silikon
Aluminium
Besi
Magnesium
Kalsium
Sodium
Potasium

O
Si
Al
Fe
Mg
Ca
Na
K

46.6
27.7
8.1
5.0
2.1
3.6
2.8
1.8

93.8
0.9
0.5
0.4
0.3
1.0
1.3
1.8

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH


Unsur-unsur di atas jarang yang berdiri sendiri dan biasanya terjadi dalam
bentuk kombinasi yang disebut mineral:
Mineral

% perkiraan

Felspar
Ortoklas [K(Al)Si3O8] merah jambu, putih, dan kelabu
Plagioklas [Na(Al) Si3O8] putih, kelabu, hijau, merah, dan
dapat mengandung Ca sebagai ganti Na

30

Kuarsa (SiO2, atau silikon dioksida)

28

Mineral-mineral lempung dan mika


Muskovit [K(Al2)SiO3Al(O10)(OH)2] mineral berwarna
terang
Biotit [K2(Mg, Fe)6(SiAl)8O2(OH)4 berwarna hitam, coklat,
atau hijau
Kalsit (sebagai CaCO3) atau dolomit [sebagai CaMg(CO3)2]

18

berlanjut

PEMBENTUKAN DEPOSIT TANAH

lanjutan

Mineral

% perkiraan

Oksida besi
Hematit (Fe2O3) bayangan merah
Limonit (2Fe2O3 3H2O) berbagai bayangan kuning

Piroxin dan amfibol


Piroxin kalsium, magnesium, besi, dan aluminium silikat
Amfibol (horn blende) sodium, kalsium, magnesium,
besi, dan aluminium silikat

Lain-lain, meliputi
Kaolinit (lempung) hidro aluminium silikat [Al 2Si2O5(OH)4]
sebagai hasil sampingan utama pelapukan felspar
Olivin (berwarna kehijauan) magnesium, silikat besi
[(MgFe)2SiO4]

10

SIKLUS BATUAN DAN TANAH

Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan dalam tiga kelompok dasar:


1. Beku (igneous),
2. Sedimen (sedimentary)
3. Metamorf (metamorphic)

Batuan merupakan campuran dari berbagai mireral dan senyawa, dan komposisinya
sangat bervariasi.
Batu-gamping (limestone) misalnya, terutama berupa kalsit, sedangkan granit
mengandung felspar, kuarsa, dan magnesium besi dalam jumlah yang bervariasi.

Tanah terbentuk akibat lapukan yang terjadi pada batuan


Pada mulanya proses pelapukan terjadi pada batuan beku dan/atau deposit mineral yang
tercurah yang terbentuk selama proses pendinginan batuan yang pijar tadi. Gravitasi
melalui penggelinciran dan rangkak, yang menggerakkan air sebagai aliran permukaan,
atau aksi dari angin dan es dapat mengangkut produk sampingan batuan lapuk ini ke
lokasi yang baru, yang menghasilkan sedimen, atau deposit tanah yang ditransportasikan.

Apabila gerakan kerak bumi ini mengakibatkan bertambahnya tekanan akibat berat tanah
di atasnya dan panas lewat redaman energi dan lewat celah-celah di dalam kerak bumi
yang memungkinkan magma cair mengalir, beberapa batuan sedimen (dan beberapa
batuan beku) bermetamorfosa menjadi batuan metamorf. Gerakan kerak bumi selanjutnya
telah menyingkapkan lagi batuan tersebut sehingga mengalami pelapukan kembali, dan
dalam beberapa kasus yaitu pada kedalaman dan kondisi geologi yang sesuai, telah
mengubah kembali batuan tadi menjadi magma cair, dan siklus tadi diulangi kembali.

SIKLUS BATUAN DAN TANAH

,
as

pelapukan

ng
ya
an
atu
tan
ab
ny am aru
air dal , & l
nc
an
me
an
tek

n
pa

un
gk
ina
nm
ba
tua
en
nd
ca
irn
al a
ya
m

Batuan
beku

Sedimen

,
an pasir,
t
a

Ke
m

kerikil,
ad
m
Ero
silumpur
pe
a
,
i
si ,
t
&
n
pe
os
e
r
E
lap
m
se
uk
an Batuan
Batuan &
panas, tekanan,
metasedime
& larutan
morf
n

Panas,
tekanan,
larutan

How Rocks Are Formed

How Sedimentary Rock Is


Formed

For thousands, even millions of


years, little pieces of our earth
have been eroded broken down
and worn away by wind and water.
These little bits of our earth are
washed downstream where they
settle to the bottom of the rivers,
lakes, and oceans. Layer after
layer of eroded earth is deposited
on top of each. These layers are
pressed down more and more
through time, until the bottom
layers slowly turn into rock.

How Metamorphic Rock Is


Formed

How Igneous Rock Is Formed

Metamorphic rocks are rocks that


have 'morphed' into another kind
of rock. These rocks were once
igneous or sedimentary rocks.
How do sedimentary and igneous
rocks change? The rocks are under
tons and tons of pressure, which
fosters heat build up, and this causes
them to change. If you exam
metamorphic rock samples closely,
you'll discover how flattened some
of the grains in the rock are.

Igneous rocks are called fire rocks


and are formed either underground
or above ground. Underground,
they are formed when the melted
rock, called magma, deep within
the earth becomes trapped in small
pockets. As these pockets of magma
cool slowly underground, the magma
becomes igneous rocks. Igneous
rocks are also formed when
volcanoes erupt, causing the magma
to rise above the earth's surface.
When magma appears above the
earth, it is called lava. Igneous rocks
are formed as the lava cools above
ground.

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK):

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat mendinginnya magma cair.
Pada saat penyesuaian tegangan secara periodik mengakibatkan retakan dan
patahan pada kerak batuan itu. Magma akan keluar melalui retakan dan patahan
tersebut, baik hanya sebagian saja (menghasilkan mata air panas dan geiser untuk
kondisi-kondisi tertentu) maupun seluruhnya sampai ke permukaan (membentuk
gunung). Aliran yang terputus dan tidak sampai ke permukaan bumi akan mengalir
ke dalam kerak bumi dan membentuk batuan intrusif atau batuan plutonik

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK):

Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, komposisi, warna, dan sumbernya.


Beberapa batuan beku adalah:

Batuan kasar:

Granit - warna terang


Diorit warna antara
Gabro warna gelap

Batuan halus:

Riolit warna terang


Basal warna gelap

Batuan lava:

Obsidian hitam dan berkilat


Batu apung ringan, berongga, berkilat
Skoria kemerahan sampai hitam, berongga

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN BEKU:

Batu
apung

PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT PELAPUKAN


(WEATHERING)

Pelapukan batu menghasilkan bahan dari mana batuan sedimen


terbentuk dan menghasilkan tanah
Pelapukan dapat bersifat mekanis/fisika atau kimiawi.
Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis terjadi apabila


batuan berubah menjadi fragmen yang
lebih kecil tanpa terjadinya suatu
perubahan kimiawi.
Penyebab pelapukan mekanis:

Pengaruh iklim (temperatur dan


curah hujan)

Eksfoliasi
(exfoliation/pengupasan)

Erosi oleh angin dan hujan

Abrasi

Kegiatan organic

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan
kimiawi
meliputi
perubahan
mineral
batuan
menjadi senyawa mineral yang
baru.
Proses yang terjadi antara lain :

Oksidasi

Pelarutan (solution)

Pelumeran (leaching)

Hidrolisi

Klasifikasi tanah menurut deposit pembentukannya:


- tanah residu (residual soil)
- tanah yang dipindahkan (transported soil)

PEMBENTUKAN TANAH AKIBAT


PELAPUKAN
Residual Soil:

Terbentuk pada lokasinya yang sekarang


melalui pelapukan batuan dasar
Cenderung mempunyai karakteristik:
Mengandung mineral yang telah
mengalami pelapukan dari batuan
dasar.
Partikelnya cenderung berbentuk
persegi atau agak persegi
Ukuran butiran tidak terbatas,
maksudnya kalau tanah tersebut
diayak, maka partikel yang lolos
saringan akan tergantung pada
waktu dan energi yang dipakai saat
proses pengayakan.

Transported soil:

Terbentuk dari pelapukan batuan di


satu tempat dan sekarang dijumpai
pada tempat yang lain
Bahan pemindah antara lain:
Air (alluvial soils)
Gletser (glacial soils)
Angin (aeolian soils)
Gravitasi (colluvial soils)
Danau (lacustrine soils)
Laut (marine soil)

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK):

Proses pelapukan akan mengurangi massa batuan menjadi partikel-partikel


yang lebih mudah terangkat oleh angin, air, dan es.
Apabila bahan tadi mengendap, maka ia disebut sedimen. Sedimen biasanya
didepositkan lapis per lapis yang disebut lapisan (strata), dan apabila
dipadatkan dan tersementasi menjadi satu akan membentuk batuan sedimen
[proses ini disebut pembatuan (lithification)].
Batuan-batuan ini, yang paling banyak adalah serpih, batu-pasir, dan batugamping, merupakan 75 persen dari seluruh batuan yang tersingkap di
permukaan bumi.
Batuan sedimen diklasifikasikan atas:

- batuan klastik (clastic)


- kimiawi (chemical)

- biokimiawi/organic

Serpih, Batu pasir, mudstone, Konglomerat


Batu gamping, Dolomit,
Evaporit
Coquinq, Batu gamping karang,
Kapur (chalk), Karang (koral)
Batu bara (coal)

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK):

Batuan sedimen diklasifikasikan atas:

- batuan klastik (clastic)

Serpih, Batu pasir, mudstone, Konglomerat

- kimiawi (chemical)

Batu gamping, Dolomit,


Evaporit

- biokimiawi/organic

Coquinq, Batu gamping karang,


Kapur (chalk), Karang (koral)
Batu bara (coal)

SIKLUS BATUAN DAN TANAH


BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK):

Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimen


melalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenam
jauh di dalam tanah.

Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahanperubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineral
dan kimiawinya.

Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua tekstur


dasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated).

Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelat
dan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar:
Batuan terfoliasi
:
Batuan tak terfoliasi :

Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes


Kuarsit, Marmer, Antrasit

GERAKAN KERAK BUMI

Gerakan kerak bumi menghasilkan


struktural yang disebut:
- Lipatan (folds)
- Patahan (faults)
- Kekar (joint)

perubahan

bentuk

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan


mengikuti salah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk
suatu siklus hidrologi

Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan


(runoff) akan menyebabkan erosi dan pemindahan
(transportasi).
Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang
bergerak dipengaruhi oleh
1. gradien
2. jumlah air yang melalui satu titik
3. keadaan sungai.
Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke
hilir. Hilir atau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain,
sebuah danau, atau laut. Kecepatan akhir pada danau atau laut akan
mendekati nol berdasarkan pertimbangan kontinuitas dan persamaan
aliran

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir dan


mempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan
terdapat sungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang
sangat pendek (biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran).
Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan,
atau disebut kelokan (meander).
Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang
lebar di antara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari
tanah atau sedimen yang dipindahkan.
Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil.
Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahanbahan yang dikandung oleh air.
Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan
menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah

ALIRAN AIR DAN DEPOSIT ALUVIAL

Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan


itu, sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang
disebut punuk sapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda
(horse shoe bend).
Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu
ujungnya tetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik
(backwater) akan menggenang.
Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air.

Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus,


lumpur, dan bahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang
berturutan.
Hasilnya adalah:
deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas
cairnya sering sampai 60% hingga 100% atau lebih)
deposit lanau, lempung berlanau, gambut organik

Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini


mengakibatkan seluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau
sedimen.

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL:


Ukuran Butir (mm)
Nama Insitusi
Massachusetts

Institute of Technology (MIT)


U. S. Department of Agriculture (USDA)
American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO)

Unified Soil Classification System

Kerikil

Pasir

Lanau

Lempung

>2
>2

2 0,06
2 0,05

0,06 0,002
0,05 0,002

<0,002
<0,002

76,2 - 2

2 0,075

0,075 0,002

<0,002

76,2
4,75

4,75
0,075

<0,075

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL:

BATASAN TANAH UKURAN PARTIKEL

ANALISIS MEKANIS TANAH:


1.

Analisis Ayakan

: untuk partikel berdiameter > 0,075 mm.

2.

Analisis Hydrometer

: untuk partikel berdiameter < 0,075 mm

ANALISIS AYAKAN

No.
Ayakan

Lubang
(mm)

No.
Ayakan

Lubang
(mm)

4,750

50

0,300

3,350

60

0,250

2,630

80

0,180

10

2,000

100

0,150

16

1,180

140

0,106

20

0,850

170

0,088

30

0,600

200

0,075

40

0,425

270

0,053

ANALISIS
AYAKAN

B S Sieves
B.S.:410-1962

ASTM Sieves
ASTM E11-1961

IS Sieves
IS: 460-1962

No
saringan

Ukuran
lubang
(mm)

No
saringa
n

Ukuran
lubang
(mm)

No
saringa
n

Ukuran
lubang
(mm)

2 in

50.80

2 in

50.80

50 mm

50.00

1 in

38.10

1 in

38.10

40 mm

40.00

in

19.05

in

19.00

20 mm

20.00

3/8 in

9.52

3/8 in

9.51

10 mm

10.00

3/16 in

4.76

4.76

4.75

2.80

2.83

4.75
mm

2.00

10

2.00

2.00

12

1.40

14

1.41

2.80
mm

14

1.20

16

1.19

16

1.00

18

1.00

25

0.600

30

0.595

30

0.500

35

0.500

36

0.420

40

0.420

44

0.355

45

60

0.250

72

2.00
mm
1.40
mm

2.80
1.40
1.18
1.00
0.600

1.18
mm

0.500

0.354

1.00
mm

0.355

60

0.250

0.210

70

0.210

600

85

0.180

80

0.177

100

0.150

100

0.149

120

0.125

120

0.125

170

0.090

170

0.088

200

0.075

200

0.074

350

0.045

325

0.044

500
425
355
250
212
180

0.425
0.250
0.212
0.180
0.150
0.125
0.090
0.075
0.045

ANALISIS HIDROMETER
Bekerja berdasarkan prinsip
sedimentasi butiran tanah di
dalam air yang ditentukan oleh
kecepatan partikel tanah.
Hukum Stokes

s w 2
D
18

18
18

s w
s w

= kecepatan
s = unit berat dari partikel
tanah
w = unit berat air
= viskositas air
D = diameter Vpartikel tanah
1

L L1 L2 B
2
A
L1 = jarak dari puncak atas labu ke titik
pmbacaan
L2 = panjang labu hidrometer = 14 cm
VB = volume labu hidrometer = 67 cm3
(ASTM = American Society for Testing and Materials)
A = Luas penampang tabung silinder = 27,8

ASTM 152H
hydrometer

L
t

ANALISIS HIDROMETER
Hukum Stokes

s w 2
D
18

s Gs w

18
18

s w
s w

18
Gs 1 w

L
t

L
t

Gs= specific gravity of soil


solids

Apabila satuan yang digunakan adalah g,


cm, dan menit maka:
30
L
D
Gs 1 w t
Bila w dianggap 1 maka:
DK

L (cm)
t (min)

K adalah fungsi dari Gs dan yang


bergantung pada temperatur air pada saat

ANALISIS HIDROMETER
K adalah fungsi dari Gs dan yang
bergantung pada temperatur air pada saat
test.

DK

L (cm)
t (min)

CONTOH ANALISIS AYAKAN


Massa contoh tanah kering = 450 gram
No. Ayakan

Diameter
(mm)

Massa
tertahan
(g)

Persen
tertahan
(%)

Persen lolos
(%)

10

2.000

100.00

16

1.180

9.0

2.2

97.80

30

0.600

24.66

5.48

92.32

40

0.425

17.60

3.91

88.41

60

0.250

23.90

5.31

83.10

100

0.150

35.10

7.80

75.30

200

0.075

59.85

13.30

62.00

loyang

278.99

62.00

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

Tanah A:
= 0%
- Kerikil (>4,75 mm)
- Pasir (4,75 mm - 0,075 mm)= 38%
= 62%
Lanau/lempung
(<0,075
mm)
Ukuran Efektif = D
10

Koefisien keseragaman = Cu
Koefisien gradasi = Cc
D
C u = 60
D10

D30
C c =
D 60 xD10

Cu dan Cc berguna untuk klasifikasi


tanah berbutir kasar

KURVA DISTRIBUSI BUTIRAN

Kurva I : gradasi buruk (purely


graded)

Kurva II : gradasi baik (well graded)

Kurva III : gradasi senjang (gap


graded)
Ciri well graded:

Cc = 1 3 (kerikil dan pasir)


Cu > 4 (kerikil)

Cu > 6 (pasir)

Latihan soal 1.1

LATIHAN SOAL 1.1

No. Ayakan

Diameter
(mm)

Persen
tertahan
(%)
0

Persen lolos
(%)

4.750

Massa
tertahan
(g)
0

4
10

2.000

21.6

4.80

95.2

20

0.850

49.5

11

84.2

40

0.425

102.6

22.8

61.4

60

0.250

89.1

19.8

41.6

100

0.150

95.6

21.24

20.36

200

0.075

60.4

13.42

6.93

loyang

31.2

6.93

450

100

100

LATIHAN SOAL 1.1

LATIHAN SOAL 1.1

D10 = 0.086 mm
D30 = 0.200 mm
D60 = 0.400 mm

C u =

D 60
D 10

0.400
0.086
2

4.65

D 30
0.200 2
C c =

1.16
D60 xD 10 0.400 x0.086

Anda mungkin juga menyukai