Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA DENGAN


TINGKAT KELUARGA
OLEH
SUGIANTO,S Kep.Ns

PENGERTIAN

Proses keperawatan pada tingkat keluarga adalah kerangka kerja dalam


melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses pertolongan yang diberikan
pada keluarga menjadi sistematis / sekumpulan tindakan yang dipilih secara
matang dalam usaha memperbaiki status kesehatan keluarga / pasien serta
menambah kemampuan mereka dalam mengatasi masalah kesehatannya.

Sedangkan keperawatan gerontik merupakan suatu bentuk pelayanan


profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat / teknik keperawatan yang
berbentuk bio psiko sosio spiritual dan kultural yang holistik ditujukan
pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

Jadi proses keperawatan gerontik pada tingkat keluarga adalah kerangka kerja
/ sekumpulan tindakan yang dipilih secara matang yang merupakan suatu
bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat / teknik
keperawatan yang berbentuk bio psiko sosio spiritual dan kultural yang
ditujukan pada klien lanjut usia sakit, maupun sehat pada tingkat keluarga
serta menambah kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan

Tujuan asuhan keperawatan pada lansia


Agar lansia dapat melakuakan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan:
1. Peningkatan kesehatan
2. Pencegahan penyakit.
3. Pemeliharaan kesehatan, sehingga ia memiliki ketenangan hidup
dan tetap produktif sampai akhir hayat.

Fokus asuhan keperawatan lansia :


1. Peningkatan kesehatan.
2. Pencegahan penyakit.
3. Mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum pada lansia.

Dimana pendekatan yang digunakan adalah proses


keperawatan yang meliputi:

1. pengkajian (assessment)
2. merumuskan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis)
3. merencanakan tindakan keperawatan (intervention)
4. melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation)
5. melakukan evaluasi (Evaluation).

Peran keluarga dalam keperawatan lansia

1. Menjaga dan merawat kondisi fisik anggota keluarga yang lanjut usia, tetap dalam
keadaan optimal atau produktif.
2. Mempertahankan dan meningkatkan status mental pada lansia .
3. Memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritual, dengan
demikian dapat meningkatkan ketaqwaan lansia kepada tuhan YME.

Pendekatan Perawatan Lanjut Usia:

1.
2.
3.
4.

Pendekatan
Pendekatan
Pendekatan
Pendekatan

fisik
psikis
sosial
spiritual

1. Pendekatan fisik

Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan
penyakit yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian
yaitu:

a) Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari
masih mampu melakukan sendiri.
b) Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar
perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan
dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya

Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya


peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang
mendapat perhatian.
Disamping kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan, dapat
mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari
luar. Untuk klien lanjut usia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan
mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan,
cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau
sebaliknya. Hal ini penting meskipun tidak selalu dikeluhkan dan dikemukakan
atau gejala yang ditemukan memerlukan perawatan, tidak jarang pada klien
lanjut usia dihadapkan pada dokter dalam keadaan gawat yang memerlukan
tindakan darurat dan intensif, misalnya gangguan serebrovaskuler mendadak,
trauma, intoksikasi dan kejang-kejang, untuk itu perlu pengamatan secermat
mungkin

Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan


atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan,
minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur,
menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran,
beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan
suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan.

Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk
itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada
beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan.
Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan
atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan,
minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur,
menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran,
beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan
suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan.

Toleransi terhadap kakurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk
itu kekurangan O2 yang mendadak harus disegah dengan posisi bersandar pada
beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan.

2. Pendekatan psikis

Perawat untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia,

perawat dapat berperan sebagai supporter , interpreter terhadap segala


sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai
sahabat yang akrab.

Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan


kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk
keluhan agar para lanjut usia merasa puas. -Perawat harus selalu memegang
prinsip Tripple, yaitu sabar, simpatik dan service.
-Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan..

Untuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh,
membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang
dimilikinya.
Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan
sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.
Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama
dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala,
seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya
kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , perubahan pola tidur
dengan suatu kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.
Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan,
jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan
kesalahan . Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan
tertentu.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawat bila melakukannya secara perlahan lahan dan bertahap,
perawat harus dapat mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi
sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu
diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia.

3. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi
pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang
yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain
Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lanjut usia
untuk mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal jalan pagi,
nonton film, atau hiburan lain. Tidak sedikit klien tidak tidur terasa, stress
memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah sehingga
menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau kekhawatiran, dan rasa kecemasan.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini
dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban
bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi
baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan
dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di Panti Werda.

4. Pendekatan spiritual

Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan
Tuhan atau agama yang di anutnya dalam kedaan sakit atau mendeteksi kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, DR.
Tony styobudi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini
didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya,
adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dalam
menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung
dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini.

Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat harus dapat
meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada orang lain yang
mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia.
Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang merupakan
factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk
melapangkan dada klien lanjut usia.

Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja,
melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.

PROSES KEPERAWATAN LANSIA PD


TINGKAT KELUARGA

1.
2.
3.
4.
5.

Pengkajian (assessment)
merumuskan diagnosa keperawatan (Nursing diagnosis)
merencanakan tindakan keperawatan (intervention)
melaksanakan tindakan keperawatan (Implementation)
melakukan evaluasi (Evaluation).

1.PENGKAJIAN

Tujuan:
Menentukan kemampuan klien untuk memlihara diri sendiri
Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.

ASPEK YG DI KAJI
1. Fisik
2. Wawancara:
3. Pemeriksaan fisik:
4. Sosial ekonomi
5. Spiritual

1.FISIK

Melihat kondisi fisik dari lansia apakah ada kecacatan bawaan,

2. wawancara

Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya


Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK
Kebiasaan gerak badan atau olah raga atau senam lanjut usia
Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan lanju usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
Bagaimana mengatasi stress yang dialami
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
Apakah harapan pada saat ini akan datang
Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah

3. Pemeriksaan fisik:
1. Kekuatan fisik lanjut usia: otot,sendi, penglihatan, dan pendengaran
2. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
- inspeksi,
- palpasi ,
- perkusi,
- dan auskultasi
untuk mengetahui perubahan fungsi tubuh
Pendekatan yang digunakan untuk pemeriksaan fisik, yaitu:
Head to toea
Sistem tubuh
Psikologis

4. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi yang perlu di kaji adalah
a) Dari mana sumber keuangan lanjut usia
b) Apa saja kesibukan lanju usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa dia tinggal
d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
g) Siapa saja yang mengunjungi
h) Seberapa besar ketergantungannya
i) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

5. Spiritual
Spiritual yang pelu di kaji adalah :
a) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

FORMAT PENGKAJIAN GERONTIK


A.Data Umum
Nama :
Umur : ...
Keluarga yang dapat dihubungi : ..
Telp :
Riwayat jatuh/injuri

(penyebab, gejala, tempat jatuh)


Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penggunaan obat-obatan

:
:

B.Pengkajian Fisik

Pengkajian Fisik

1.Data Klinik :
Tinggi badan : cm
Temperatur : .0C

Berat badan : Kg
Nadi

: .. (kuat/lemah;teratur/tidak)

Tekanan darah : mmHg

2.Pernafasan dan Sirkulasi :


Frekuensi nafas : ..
Kualitas : normal dangkal cepat
Batuk : ya tidak, jelaskan : ...
Auskultasi :
Lobus kanan atas

: normal, menurun, tidak ada, suara tidak normal

Lobus kiri atas : normal, menurun, tidak ada, suara tidak normal
Lobus kanan bwh

: normal, menurun, tidak ada, suara tidak normal

Lobus kiri bwh : normal, menurun, tidak ada, suara tidak normal

3.Metabolik Integumen
Kulit :
Warna : normal, pucat, cianosis, kuning, lainnya! ..
Turgor : normal, menurun
Lecet : tidak, ya ! sebutkan ! .
Bengkak : tidak, ya ! sebutkan !
Bercak : tidak, ya ! sebutkan ! ...
Mulut :
Gusi : normal, putih, lecet, lainnya,.
Gigi : normal, lainnya. sebutkan ! .
Abdomen : peristaltik usus : ada, tidak ada

5.Persarafan sensori:
Pupil : sama, tidak sama. sebutkan ! .
Reaksi terhadap cahaya :
Kiri

: ya, tidak,

Kanan : ya, tidak


Mata : jelas, berair kabur, lainnya. sebutkan ! ...

5.Muskuloskeletal

Range of Motion : penuh, tidak. sebutkan ! ..


Keseimbangan

: stabil, tidak stabil. sebutkan ! .

Menggenggam
Kanan : kuat, lemah
Kiri

: kuat, lemah

Kekuatan otot kaki :


Kanan : kuat, lemah
Kiri : kuat, lemah

C.Aktifitas dan Latihan


Kemampuan perawatan diri : dgn sistim skor
Skor :

0 = mandiri,
1 = dibantu sebagian,
2 = perlu bantuan orang lain,
3 = perlu bantuan orang lain dan alat,
4 = tergantung/ tidak mampu

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

AKTIFITAS
Mandi
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Belanja
Memasak
Merapikan rumah

D.Kognitif dan Perseptual


Status mental :
Tingkat kesadaran : .
Afasia :
Dimensia : ya, tidak
Orientasi : normal, bingung, tidak ada respon
Bicara : normal, gagap, afasia, bloking
Bahasa yang digunakan :
Kemampuan membaca : bisa, tidak
Kemampuan interaksi : sesuai, tidak. Sebutkan ! ...
Pendengaran : normal, terganggu kanan/kiri, tuli kanan/kiri, alat bantupendengaran,
tinnitus
Penglihatan : normal, kacamata, lensa kontak, terganggu kanan/kiri, buta kanan/kiri
kabur kanan/kiri, lainnya. Sebutkan !
Vertigo : ya, tidak

E.Lingkungan

: tanah, tegel,

Jenis lantai rumah


Kondisi lantai

porselin lainnya. Sebutkan ! ..

: licin, lembab, kering

lainnya. Sebutkan!

Tangga rumah :
Tidak ada
Ada : aman (ada pegangan), tidak aman
Penerangan : cukup, kurang
Tempat tidur : aman (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi), tidak aman
Alat dapur : berserakan, tertata rapi
WC :
Tidak ada
Ada : aman (posisi duduk, ada pegangan), tidak aman (lantai licin, tidak ada pegangan)
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang membahayakan), tidak bersih dan tidak aman (pecahan
kaca, gelas, paku, dll.)

F.Pengetahuan
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :

Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan


Fokus pada diri bertambah
Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan.

2. Diagnose keperawatan
A. BIOLOGIS / FISIK
Gangguan nutrisi :kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan yang adequate
Gangguan persepsi sensorik : Pendengaran, penglihatan b/d hambatan penerimaan dan pengiriman
rangsangan
Kurangnya perawatan diri b/d penurunan minat dalam merawat diri
Potensial cedera fisik b/d penurunan fungsi tubuh
Gangguan pola tidur b/d kecemasan atau nyeri
Perubahan pola eliminasi b/d kecemasan atau nyeri
Perubahan pola eliminasi b/d penyempitan jalan nafas atau adanya secret pada jalan nafas
Gangguan mobilitas fisik b/d kekuatan sendi

B. PSIKOSOSIAL
Isolasi social b/d perasaan curiga
Menarik diri dari lingkungan b/d perasaan tidak mampu
Depresi b/d isolasi social
Harga diri rendah b/d perasaan ditolak
Coping tidak adequate b/d ketidakmampuan mengemukakan perasaan secara tepat
Cemas b/d sumber keuangan yang terbatas

C.SPIRITUAL

Reaksi berkabung atau berduka cita b/d ditinggal pasangan


Penolakan terhadap proses penuaan b/d ketidakstabilan menghadapi kematian
Marah terhadap Tuhan b/d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang b/d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat

3. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan geriontik meliputi :
1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
2. Bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lainnya
3. Tentukan prioritas :
4. Klien mugkin puas dengan situasi demikian
5. Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan
6. Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan
7. Cegah timbulnya masalah-masalah
8. Sediakan klien cukup waktu untuk mendapat input atau pemasukan
9. Tulis semua rencana jadwal

Perencanaan
Tujuan tindakan keperawatan lansia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan
dasar, antara lain :
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peningkatan keamanan dan keselamatan
Pemeliharaan kebersihan diri
Pemeliharaan keseimbangan istirahat/tidur
Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

3. TINDAKAN KEPERAWATAN
Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Penyebab gangguan nutrisi pada lansia :


Penurunan alat penciuman dan pengecap
Mengunyah kurang sempurna
Gigi yang tidak lengkap
Rasa penuh pada perut dan susah BAB
Melemah otot lambung dan usus

Masalah gizi yang timbul pada lansia :


Gizi berlebihan
Kebiasaan makan banyak waktu muda sukar dirubah. Apabila pada lansia penggunaan kalori
berkurang karena berkurangnya aktivitas dapat menyebabkan berat badan berlebihan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung,
penyempitan pembuluh darah, kencing manis, tekanan darah tinggi dan sebagainya.

Gizi kurang
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan berkurang
dari normal. Bila pemenuhan protein pun berkurang dapat menyebabkan banyak
kerusakan sel yang
tidak dapat diperbaiki misalnya : rambut cepat rontok, daya tahan terhadap penyakit organ

Kekurangan vitamin
Disebabkan karena kekurangan konsumsi buahdan sayuran dalam makanannya. Apalagi bila
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan.

hal ini

Kelebihan vitamin
Sering usia lanjut mencoba bermacam-macam vitamin tanpa resep dokter, yang sebenarnya
tidak
mereka perlukan. Dosis yang berlebihan dari vitamin ini akan terbuang tanpa guna dan mempertinggi
biaya.

Peningkatan keamanan dan keselamatan


Penyebab kecelakaan pada lansia :
Fleksibilitas kaki yang kurang
Fungsi penginderaan dan pendengaran menurun
Pencahayaan yang kurang
Lantai licin dan tidak rata
Tangga tidak ada pengaman
Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak

Tindakan Mencegah Kecelakaan pada lansia;


1.
2.
3.
4.

Biarkan lansia menggunakan alat Bantu untuk meningkatkan keselamatan


Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
Bila mengalami masalah fisik, misalnya rematik, latih klien untuk
menggunakan alat Bantu untuk berjalan
5. Bantu ke kamar mandi terutama untuk lansia yang menmggunakan obat
penenang /diuretic
6. Menggunakan kacamata bila berjalan atau melakukan sesuatu
7. Usahakan ada yang menemani, jika berpergian.
Lingkungan
8. Tempatkan klien di ruangan khusus dekat kantor sehingga mudah diobservasi bila lansia
tersebut di rawat
9. Letakkan bel di bawah bantal dan ajarkan cara penggunaannya
10. Gunakan tempat yang tidak terlalu tinggi

Terima kasih
selamat belajar..

Anda mungkin juga menyukai