Anda di halaman 1dari 17

Lampiran 7

LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI POSBINDU

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Praktik Profesi Stase Komunitas
Tanggal 16 November 2015 9 Januari 2016

Disusun Oleh:

Abdillah Hanif Amini


Kholila
Arini Restini Putri P
Dian Kusuma Wardhani
Novi Aminingsih
Devi Septiananingrum

14/376796/KU/17537
14/376832/KU/17561
15/390618/KU/18341
15/390616/KU/18339
15/391031/KU/18422
15/391032/KU/18423

KULIAH KERJA KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
NOVEMBER 2015 - JANUARI 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


POSBINDU
A.

Latar Belakang

Masalah kesehatan yang saat ini menjadi tantangan dan


perlu

dihadapi

adalah

meningkatnya

kasus

Penyakit

Tidak

Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh


kuman

bakteri,

termasuk

penyakit

kronis

degenratif

seperti

penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif


kronis (PPOK) dll.
Data WHO menunjukkan

bahwa

dari

57

juta

kematian

yang

terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir


dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular akibat
gaya

hidup

membunuh
negara

tidak

penduduk
dengan

seluruh
kurang

yang

menular,

dengan

tingkat

kematian
dari

sehat.

60

yang

usia

yang

ekonomi
2

tahun,

sedangkan

Penyakit

29%

di

lebih

rendah

terjadi

tidak

Di

oleh
maju

juga

negara-

menengah,

orang-orang

disebabkan

negara-negara

muda.

dan

pada

menular

dari

berusia

penyakit

tidak

menyebabkan

13%

kematian. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular


pada

orang-orang

penyakit

berusia

kardiovaskular

kurang

dari

merupakan

60

tahun

penyebab

meliputi:

terbesar

(39%),

diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,


penyakit

pencernaan

bersama-sama

dan

penyakit

menyebabkan

sekitar

tidak
30%

menular
kematian,

yang

lain

serta

4%

kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total, pada


tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun
karena penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010,

kematian

karena

penyakit tidak menular semakin meningkat sedangkan kematian


karena penyakit menular semakin menurun. Di Indonesia proporsi
penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44% menjadi
26,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami
peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5% (Depkes RI,
2012).

Hasil

Riskesda

tahun

2013

menunjukkan

terdapat

peningkatan angka kejadian PTM terhadap tiga penyakit yaitu


Hipertensi

dari

7,6%

tahun

2007

menjadi

9.5%,

penyakit

Diabetes Melitus dari 1,1% tahun 2007 menjadi 2,4%, penyakit


stroke dari 0,8 % menjadi 1,2%. Upaya pengendalian PTM melalui
Posbindu PTM merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan
pemberdayaan
mandiri.

dan

peningkatan

peran

serta

masyarakat

secara

Berdasarkan hasil screening pada 65 sampel warga di Dusun


Ngentak menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat berisiko
mengalami hipertensi (31,75%) dengan usia rata-rata di atas 50
tahun,

dan

sebanyak

30%

memiliki

riwayat

keluarga

dengan

hipertensi. Hasil MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) menunjukkan


bahwa

warga

antusias

terhadap

pelaksanaan

Posbindu

yang

ditawarkan oleh mahasiswa. Warga menginnginkan adanya wadah


bagi warga agar dapat memeriksakan kesehatannya tanpa harus
langsung pergi ke pelayanan kesehatan.
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu)

PTM

diselenggarakan

berdasarkan masalah PTM yang ada di masyarakat, mencakup upaya


promotif,

preventif

serta

konsultasi

dan

rujukan.

Adanya

Posbindu PTM dengan memgoptimalkan peran serta masyarakat maka


masyarakat

dapat

pemantauan

faktor

karena

itu

dalam

secara
resiko
forum

mandiri
secara
ini

melakukan
berkala

kami

deteksi
dan

dini

terpadu.

merencanakan

dan
Oleh

sosialisasi

tentang Posbindu agar warga lebih memahami konsep Posbindu.


B.
a. Umum
Memberikan

Tujuan
gambaran

dan

pemahaman

mengenai

Pos

Pembinaan

Terpadu pada calon kader dan peserta sosialisasi (Ibu-ibu PKK)


Dusun Ngentak
b. Khusus
Setelah pertemuan 1 x 30 menit kader dan peserta sosialisasi
posbindu dapat:
- Mengetahui pengertian Posbindu
- Mengetahui latar belakang dibentuknya Posbindu
- Mengetahui tujuan pelaksanaan Posbindu
- Mengetahui konsep kegiatan yang dilaksanakan pada Posbindu
C. Sasaran dan Target
Ibu-ibu PKK dan calon kader posbindu
D.

StrategiPelaksanaan
1.

Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab

2.

Isi
a. Pendataan peserta sosialisasi dan kader
b. Sosialisasi POSBINDU

3.

Waktu dan tempat


a. Hari,Tanggal
b. Waktu
c. Tempat

: Senin, 28 Desember 2015


: 15.00 16.00 WIB
: Rumah Kepala Dukuh Dusun Ngentak RT 03

RW 24
4.

Setting Tempat
Setting tempat merupakan ruang tamu di rumah Kepala Dukuh
yang berlokasi di RT 03 RW 24 Dusun Ngentak, Sinduharjoyang
digunakan untuk pertemuan rutin warga, agenda kegiatan khusus,
rapat PKK setiap bulannya.

5. Media
Alat Pengukuran (tensimeter, stetoskop)
6. Materi
-

Terlampir

7. Susunan acara
No
1.

Waktu
15.00 15.10

2.

15.10-15.30

Kegiatan
Pembukaan

Penanggung Jawab
Pembawa Acara

- Salam
- Pembacaan susunan
acara
Pembacaan doa
Riview keterampilan

Pembawa Acara

pengukuran tekanan
3.

15.30
14.35

darah oleh peserta


Sosialisasi

Penyaji

Posbindu
- pengertian
Posbindu
- latar belakang
Posbindu
- tujuan Posbindu
- konsep Kegiatan

3.

15.36

4.

15.55
15.46-16.00

Posbindu
Diskusi dan tanya

Pembawa Acara

jawab
Penutup

Penyaji
Pembawa Acara

8. Pengorganisasian:
a. Penanggungjawab

: - Novi Aminingsih, S.Kep

- Abdilah Hanif Amini, S.Kep


b. Pembawa acara
c. Sekretaris
d. Penyaji

: Arini Restini Putri, S.Kep


: Dian K Wardhani, S.Kep
: - Novi Aminingsih, S.Kep
- Abdilah Hanif Amini, S.Kep

e. Observer
f. Evaluator

: Kholila, S.Kep
: Devi Septiananingrum, S.Kep

9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
Dokumen Satuan Acara

Pembelajaran

(SAP)

sudah

dibuat

sebelum kegiatan dimulai


Undangan telah disiapkan dan diedarkan
Materi telah disiapkan
Media telah disiapkan
Alat telah disiapkan (tensimeter, stetoskop)
Tempat telah disiapkan
Kontrak waktu telah disepakati
Mahasiswa hadir tepat waktu
b. Evaluasi proses
Sebanyak 6 orang peserta telah hadir
Peserta melakukan review keterampilan pengukuran tekanan

darah
Mahasiswa meberikan penjelasan tentang POSBINDU
Peserta aktif bertanya dan mendengarkan dengan baik
Mahasiswa dan peserta berdiskusi mengenai tindak lanjut
kegiatan POSBINDU

c. Evaluasi hasil
Beberapa peserta

mulai

terampil

melakukan

pengukuran

tekanan darah
Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik
Peserta kritis dalam melakukan diskusi dan

menjelaskan

antusiasme mengenai kegiatan posbindu


Peserta menginginkan adanya contoh real kegiatan posbindu
(setidaknya sampai pada meja 3)

10.

Referensi
Corwi, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :EGC
Kementrian
Kesehatan
RI.
2013.
Buku
Pintar
Kader
Penyelenggaraan

Posbindu

PTM

Seri

1.

Jakarta:

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan
Menular.

&

Direktorat

Pengendalian

Penyakit

Tidak

Potter

&

Perry.

2009.

Jakarta: EGC
Purwanta, Setyarini.

Fundamental

S.,

Oka

YN.,

Keperawatan
Lusmilasari.

Ed.
L.,

1.
&

Damayanti. M., R.,. 2010. Block 1.4 Nutrisi Ed. Ketiga.


Yogyakarta:

PSIK FK UGM

Rahajeng, E. 2007. Posbindu PTM. Jakarta: Kemenkes RI.


Suseani, H., Akhmadi, & R. Ibrahim. 2010. Block 1.2 Values
and

Beliefs

Yogyakarta:

Buku

Ketrampilan

PSIK FK UGM

Keperawatan

Ed.

Ketiga.

MATERI SOSIALISASI
Pengertian
Posbindu

singkatan

dari

Pos

Pembinaan

Terpadu.

Posbindu

PTM

(Penyakit Tidak Menular) merupakan peran serta masyarakat dalam


melakukan

kegiatan

deteksi

dini

dan

pemantauan

faktor

resiko,

terutama penyakit tidak menular (PTM) utama yang dilakukan secara


terpadu, rutin, dan periodik.
Faktor

resiko

PTM

ini

meliputi

merokok,

konsumsi

minuman

beralkohol, pola makan yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik,


obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolestrol, serta
menindak lanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui
konseling

kesehatan

dan

segera

merujuk

ke

fasilitas

pelayanan

kesehatan dasar.
Kelompom
penyakit

PTM

utama

jantung

adalah

dan

Diabetes

pembuluh

mellitus

(DM),

(PDJD),

penyakit

darah

kanker,
paru

obstruksi kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak


kekerasan.
Tujuan
Meningkatkan

peran

serta

dini, monitoring/ pemantauan

masyarakat

dalam

melakukan

deteksi

dan tindak lanjut faktor resiko

PTM

secara mandiri dan berkesinambungan


Sasaran Kegiatan
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko, dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. Di sini mulai sejak anak
usia 15 tahun dapat terpantau kondisi kesehatannya baik secara
fisik, biologis, psikologis.
Wadah Kegiatan
Posbindu

PTM

dapat

dilaksanakan

terintegrasi

dengan

upaya

kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, ditempat kerja atau


klinik perusahaan, di lembaga oendidikan, tempat lain di mana
masyarakat
rutin,

dalam

misalnya

jumlah
di

tertentu

masjdi,

berkumpul/beraktivitas

gereja,

organisasi

politik

secara
maupun

kemasyarakatan.
Pengintegrasian
Posbindu

PTM

yang

dengan

dimaksud

kegiatan

adalah

yang

memadukan

sudah

pelaksanaan

dilakukan

meliputi

kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga


yang ada.

Pelaku Kegiatan
Pelaksanaan posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang
telah ada tau beberapa orang dari masing-masing kelompok atau
organisasi/lembaga/tempat

kerja

yang

bersedia

menyelenggarakan

psobindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi


untuk

melakukan

pemantauan

faktor

resiko

PTM

di

masing-masing

kelompok atau organisasinya. Kriteria kader Posbindu PTM antara


lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan
berkaitan dengan Posbindu PTM.
Bentuk KEGIATAN
Posbindu PTM meliputi 10 kegiatan, yaitu:
1.Kegiatan

penggalian

informasi

faktor

resiko

dengan

wawancara

sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta,


aktivitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi
terjadinya

cedera

dan

kekerasan

dalam

rumah

tangga,

serta

terjadinya

cedera

dan

kekerasan

dalam

rumah

atngga,

serta

informasi

lainnya

yang

dibutuhkan

untuk

identifikasi

masalah

informasi

lainnya

yang

dibutuhkan

untuk

identifikasi

masalah

kesehatan

berkaitan

dilakukan

saat

dengan

pertama

terjadinya

akali

kunjungan

PTM.
dan

Aktifitas
berkala

ini

sebulan

sekali.
2.Kegiatan

pengukuran

berat

badan,

tinggi

badan,

Indeks

Massa

Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan


darah sebauknya diselenggarakan 11 bulan sekali. Analisa lemak
tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk
anak,

pengukuran

tekanan

darah

disesuaikan

ukuran

mansetnya

dengan ukuran lengan atas.


3.Kegiatan

pemeriksaan

fungsi

paru

sederhana

diselenggarakan

tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang beresiko 3 bulan


sekali

dan

penderita

gangguan

paru-paru

dianjurkan

bulan

sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter


pada

anak

dimulai

usia

13

tahun.

Pemeriksaan

fungsi

paru

sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah


terlatih.
4.Kegiatan pemeriksaan kadar gula dara bagi individu sehat paling
sedikit

diselenggarakan

tahun

sekali

dan

bagi

yang

telah

mempunyai faktor resiko PTM atau penyandang diabetes mellitus

paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah


dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan atau
analis lanoraturium).
5.Kegiatan

pemeriksaan

kolestrol

total

dan

trigliserid,

bagi

individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah


mempunyai

faktor

resiko

PTM

bulan

sekali

dan

penderita

dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali.


Untuk pemeriksaan gula darah dan kolestrol darah dilakukan oleh
tenaga

kesehatan

yanga

da

di

lingkungan

kelompok

masyarakat

tersebut.
6.Kegiatan pemeriksaan IVA(Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah
positif IVA dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulang
setelah 6 bulan, jika hasil negative dilakukan pemeriksaan ulang
5

tahun,

namun

bila

hasil

positif

dilakukan

tindakan

oleh

bidan/dokter terlatih.
7.Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfemin
urin

bagi

kelompok

pengemudi

umum

dilakukan

oleh

tenaga

harus

dilakukan

setiap

penting

dilakukan

karena

kesehatan.
8.Kegiatan

konseling

pelaksaanaan

dan

posbindu

penyuluhan,

PTM.

Hal

ini

pemantauan faktor resiko kurang bermanfaat jika masyarakat tidak


mengetahu cara mengendalikannya.
9.Kegiatan fisik atau olah raga bersama, dilakukan rutin tiap
minggu minimal.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas kesehatan dasar di wilayahnya.
Pengelompokan Tipe Posbindu
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak
lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu PTM, maka dapat dibagi
menjadi 2 kelompok Tipe Posbindu PTM, yaitu:
1.Posbindu PTM Dasar
Meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko sederhana, yang
dilakukan dengan wawancara melalui penggunaan instrument untuk
identifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan
yang

telah

menderita

sebelumnya,

perilaku

beresiko,

potensi

terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, pengukuran


berat badan, tinggi badan, lingkar perut, IMT, dll.

2.Posbindu PTM Utama


Meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar ditambah pemeeiksaan gula
darah,

kolestrol

payudara,

total

pemeriksaan

dan

trigliserdi,

IVA

(Inspeksi

pemeriksaan

Visual

Asam

klinis
Asetat),

pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfetamin urin bagi


kelompok

pengemudi

terlatihdi

umum,

dengan

pelaksana

desa/kelurahan,

tenaga

kelompok

kesehatan
masyarakat,

lembaga/institusi. Untuk penyelenggraan Posbindu PTM utama dapat


dipadukan dengan Pos Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga aktif,
maupun di kelompok masyarakat/lembaga/institusi yang tersedia
tenaga kesehatan tersebut sesuai dengan kompetensinya.
Kemitraan
Dalam penyelenggaraab Posbindu PTM pada tatanan desa/kelurahan
perlu

dilakukan

industry,

dan

kemitraan

klinik

dengan

swasta

forum

untuk

desa/kelurahan

mendukung

siaga,

implementasi

dan

pengembangan kegiatan. Kemitraan forum desa/kelurahan siaga aktif,


pos kesehatan desa/kelurahan serta klinik swasta bermanfaat bagi
Posbindu PTM untuk komunikasi dan koordinasi dalam mendapatkan
dukungan

dari

pemerintah

daerah.

Dukungan

dapat

berupa

sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola


hidup sehat missal fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki
yang aman dan sehat. Melalui klinik desa siaga dapat dikembangkan
system rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk
pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan industry khusunya industry
farmasi

bermanfaat

pendanaan

dan

fasilitas

alat.

Misal

glukanometer, tensimeter. Jika dengan klinik swasta

bermanfaat

memperoleh

atau

bantuan

tenaga

untuk

pelayanan

medis

alat

kesehatan lainnya.
Langkah Pengembangan Posbindu
1.Idnetifikasi kebutuhan dan sumber daya masyarakat (pengumpulan
data dan informasi mengenai kasus PTM, sarana pendukung dan
ketersediaan SDM kelompok potensial pelaksana Posbindu)
2.Sosialisasi

dan

advokasi

sehingga

diperoleh

dukungan

dan

komitmen dalam penyelenggaraan Posbindu


3.Pelatihan

tenaga

pelaksana

Posbindu

PTM

disesuaikan

sumber daya dan jenis Posbindu yang akan diselenggarakan.


Kegiatan Kader Pelaksana Posbindu PTM

dengan

Setelah kader pelaksana dilatih langkah yang dilakukan:


1.Melaporkan

kepada

pimpinan

organisasi/lembaga

atau

pimpinan

eilayah
2.Mempersiapkan dan melengkapi sarana dibutuhkan
3.Menyusun rencana kerja
4.Memberikan informasi kepada sasaran
5.Melaksanakan

wawancara,

pemeriksaan,

pencatatan,

dan

rujukan

bila diperlukan setap bulan


6.Melaksanakan konseling
7.Melaksanakan penyuluhan berkala
8.Melaksanakan kegiatan aktifitas fisik bersama
9.Membangun jejaring kerja
10. Melakukan konsultasi dengan petugas bila diperlukan.
Pelaksanaan Posbindu PTM
1.Waktu Penyelenggaraan
Diselenggarakan sebulan sekali, bila diperlukan dapat lebih dari
satu

kali

dalam

sebulan

untuk

kegiatan

pengendalian

faktor

resiko PTM lainnya, misalnya olah raga bersama atau sarasehan.


Hari dan waktu fleksibel sesuai dengan kesepakatan.
2.Tempat
Lokasi

mudah

dijangkau

dan

nyaman

bagi

peserta.

Biasanya

dilakukan di salah satu rumah warga, balai desa/kelurahan, kios


pasar, ruang perkantoran, ruang khusus di sekolah, atau tempat
tertentu swadaya masyarakat.
3.Pelaksanaan kegiatan
Posbindu
system

dilaksanakan
meja,

namun

dengan
dalam

tahapan

situasi

layanan

kondisi

yang

disebut

tertentu

dapat

disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan


tersebut

berupa

pelayanan

deteksi

dini

dan

tindak

lanjut

sederhana serta monitoring terhadap faktor resiko penyakit tidak


menular, termasuk rujukan ke puskesmas. Uraian setiap langkah
pelaksanaanya, sebagai berikut:
Proses Kegiatan Posbindu PTM

Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut,


namun sebaiknya setiap kader memahami semua peranan tersebut,
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kesepakatan.
No
1

Peran
Koordinator

Kriteria dan Tugas


Ketua dari perkumpulan dan
penanggungjawab kegiatan serta
berkoordinasi terhadap puskesmas dan

Kader Penggerak

para Pembina terkait di wilayahnya


Anggota perkumpulan yang aktif
berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakan masyarakat, sekaligus
melakukan wawancara dalam penggalian

Kader Pemantau

informasi
Anggota perkumpulan yang aktif dan
komunikatif bertugas melakukan

Kader

pengukuran faktor resiko PTM


Anggota perkumpulan yang aktif,

Konselor/Edukator komunikatif dan telah menjadi panutan


dalam penerapan gaya hidup sehat,
bertugas melakukan konseling, edukasi,
motivasi serta menindaklanjuti rujukan
5

Kader Pencatat

dari puskesmas
Anggota perkumpulan yang aktif dan
komunikatif bertugas melakukan

pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM


dan melaporkan kepada coordinator
posbindu PTM
4.Pembiayaan
Dalam

mendukung

pembiayaan

yang

terselenggaranya
memadai

baik

dana

Posbindu

PTM,

diperlukan

mandiri

dari

perusahaan,

kelompok masyarakat/lembaga atau dukungan dari pihak lain yang


peduli

terhadap

Puskesmas

dapat

pengelolaan

PTM

memanfaatkan

di

wilayah

sumber-sumber

masing-masing.

pembiayaan

yang

potensial. Pembiayaan ini mendukung dan memfasilitasi Posbindu


PTM,

salah

satunya

melalui

pemanfaatan

Bantuan

Operasional

Kesehatan.
Pembiayaan bersumber daya dari masyarakat dapat melalui Dana
Sehat atau mekanisme pendanaan lainnya. Dana juga bias didapat
dari

lembaga

donor

yang

umumnya

didapat

dengan

mengajukan

proposal/usulan kegiatan.
Pihak swasta menyelenggarakan posbindu PTM di lingkungan kerja
sendiri maupun berperan dalam psobindu di wilayah kerjanyadalam
bentuk kemitraan melalui CSR (Corporate Social Responsbillity)/
Tanggung jawab Sosial Perusahaan.
Pemerintah daerah setempat berkewajiban melakukan pembinaan agar
posbindu

PTM

tetap

tumbuh

dan

berkembang

melalui

dukungan

kebijakan termasuk pembiayaan secar berkesinambungana.


Dana terkumpul dari berbagai sumber dapat dipergunakan untuk
mendukung kegiatan Posbindu PTM seperti:
a.Biaya operasional Posbindu PTM
b.Pengganti biaya perjalanan kader
c.Biaya penyediaan bahan habis pakai
d.Biaya pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
e.Biaya penyelenggaraan pertemuan
f.

Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

g.Bantuan biaya duka bila ada anggota yang mengalami kecelakaan


atau kematian
5.Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan oleh kader.
Petugas Puskesmas mengambil data hasil kegiatan posbindu PTM

yang

digunakan

untuk

pembinaan,

dan

melaporkan

ke

instansi

terkait secara berjenjang. Untuk pencatatan digunakan:


a. Kartu Menuju Sehat (KMS) FR-PTM
Pada pelaksanaan pemantauan, kondisi faktor resiko PTM harus
diketahui oleh yang diperiksa dan yang memeriksa. Alat untuk
memantau
setiap

yaitu

berupa

individu

dan

KMS

FR-PTM.

jika

akan

KMS

ini

memeriksan

disimpan
individu

oleh
dapat

menggunakan KMS tersebut. Tujuan agar individu dapat mawas


diridan melakukan tindak lanjut, sesuai saran tindak lanjut
yang diperlukan sesuai dengan kondisi peserta Psobindu.
b. Buku Pencatatan Hasil Kegiatan Posbindu PTM
Buku pencatatan diperlukan mencatat identitas dan keterangan
lain mencakup nomor KTP/ Kartu Identitas lainnya, nama. Umur,
dan jenis kelamin. Buku ini berguna untuk konfirmasi lebih
lanjut jika suatu saat diperlukan.
6.Tindak Lanjut Hasil Posbindu PTM
Tujuan dari diselenggarakan Psobindu PTM agar faktor resiko PTM
dapat dicegah dan dikendalikan secara rutin dapat selalu terjaga
pada kondisi normal atau tidak masuk dalam kategori buruk, namun
jika

berada

dalam

kondisi

buruk,

faktor

resiko

harus

dikembalikan pada kondisi normal. Tidak semua cara pengendalian


faktor resiko PTM, harus dilakukan dengan obat-obatan.
Pada tahap ini, resiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan dengan
diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup yang
sehat

seperti

berhenti

merokok,

pengelolaan

stress,

konselor/educator, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat untuk


mencegah dan mengendalikan faktor resiko PTM dapat ditingkatkan.
7.Rujukan Posbindu
Apabila

pada

faktor

resiko

buruk),

atau

kunjungan

mendapatkan

tidak

berikutnya

mengalami

sesuai
penanganan

dengan
yang

(setelah

perubahan
criteria
lebih

bulan)

(tetap

pada

rujukan,

baik

harus

kondisi
kondisi

maka

untuk

dirujuk

ke

Puskesmas atau Klinik bersangkutan. Meskipun sudah mendapatkan


pengobatan

yang

diperlukan,

dianjurkan

untuk

melakukan

Posbindu PTM.

ksaus

yang

pemantauan

telah
faktor

dirujuk
resiko

tetap
PTM

di

Keterangan alur:
Pelaksanaan

posbindu

PTM

dimulai

dengan

layanan

pendaftaran

dilanjutkan dengan wawancara dan pengukuran faktor resiko PTM.


Kader posbindu PTM akan melakukan konseling dan edukasi terhadap
permaslahan kesehatan yang dijumpai pada peserta posbindu PTM
termasuk

melaksanakan

system

rujukan

ke

Puskesmas

bila

diperlukan sesuai dengan criteria. Hasil pelaksanaan Posbindu


PTM

tercatat

secara

tertib

dan

diberikan

kepada

petugas

Puskesmas atau unsure pembinaan lainnya yang memerlukan sebagai


bahan informasi.

EVALUASI KEGIATAN
SOSIALISASI POSBINDU
A. Waktu dan tempat
1. Tanggal
: 28 Desember 2015
2. Waktu
: 15.00-16.00

3. Tempat

: Rumah Kepala Dukuh Dusun Ngentak

B. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab :
2. Pembawa acara
:
3. Sekretaris
:
4. Penyaji
:
5. Observer
:
6. Evaluator
:

Dila & Novi


Arini
Dian
Dila & Novi
Kholila
Devi

C. Peserta
Ibu-ibu Warga Dusun Ngenta jumlah 6 orang
D. Hasil
1. Beberapa peserta mulai terampil melakukan pengukuran tekanan
darah
2. Peserta mampu mengikuti kegiatan dengan baik
3. Peserta kritis dalam melakukan diskusi
antusiasme mengenai kegiatan posbindu
4. Peserta menginginkan adanya contoh

real

dan

menunjukkan

kegiatan

posbindu

(setidaknya sampai pada meja 3)


E. Hambatan
Peserta belum berkomitmen terhadap adanya kegiatan POSBINU PTM
yang sudah terintegrasi dengan Puskesmas
F. Saran
Kader kesehatan yang ada dapat menerapkan

proses

posbindu pada kegiatan-kegiatan di dusun Ngentak


Kader kesehatan dapat menyebarkan edukasi yang

pada
telah

diberikan kepada keluarga pada umumnya dan kepada masyarakat

luas
Kader

yang

telah

ada

dapat

memiliki

komitmen

untuk

menindaklanjuti sosialisasi dan pelatihan yang diberikan dan


bekerjasama dengan Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai