Anda di halaman 1dari 7

JUDUL

PROBLEMATIKA PENGAJARAN BILANGAN PECAHAN MATA


PELAJARAN MATEMATIKA BESERTA ALTERNATIF
PEMECAHANNYA PADA KELAS EMPAT SEKOLAH
DASAR NEGERI TAJI 2 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh :
Nama

: HARTI ISNANI

NIM

: 836755568

POKJAR

: UPTD PENDIDIKAN PEDAN

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu upaya bersama pemerintah, masyarakat,
dan orang tua dalam rangka membawa misi, visi ke depan untuk
mengangkat anak bangsa Indonesia agar terbebas dari kegelapan,
kegamangan, keterbelakangan, ketertinggalan dari dunia ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terasa mengglobal dan transparan. Untuk mencapai
sasaran tersebut diatas, maka pemerintah bersama-sama dengan komponen
bangsa yang ada di negeri ini untuk

berperan aktif mengoptimalkan

pendidikan pada jalur yang ada yaitu jalur formal dan jalur non formal.
Adapun yang termasuk jalur formal yaitu lewat sekolah, sedangkan yang
termasuk non formal yaitu lewat kursus-kursus.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dalam
mencapai tujuan melalui sistem dan substansi pelaksanaannya secara
terencana, terorganisir dengan berbagai perangkat antara lain: Kurikulum,
sarana prasarana, tenaga kependidikan yang profesional dan lain-lain yang
saling berkaitan. Adapun pada jenjang pendidikan di sekolah dasar ada
beberapa mata pelajaran diantaranya mata pelajaran matematika. Mata
pelajaran matematika merupakan salah satu pelajran yang dapat menjadi
momok bagi peserta didik. Mungkin peserta didik terlebih dahulu belum
menggelutinya sudah antipati. Mengapa hal ini dapat terjadi pada peserta
didik? Jawabannya terlalu komplek atau banyak aspek-aspek yang
mempengaruhi diantaranya adalah latar belakang peserta didik contohnya
peserta didik sudah takut dahulu berhadapan depan matematika, guru yang
berkonotasi galak atau karena kemampuan dasar yang rendah atau
kurangnya sarana belajarnya yang mendukung. Bila faktor-faktor kesulitan
tidak dapat diantisipasi maka hasil akhir dari pembelajaran matematika
tidak dapat baik atau berhasil. Disatu sisi gurupun mengalami problem
dalam pembelajran matematika khusus bilangan pecahan. Memang bila

ditinjau dari segi materinya sepertinya bagi guru tidak mengalami


kesulitan. Namun mengapa guru juga menghadapi problema dalam
mengajar? Hal ini dapat terjadi dimungkinkan dari unsur lain misalnya:
guru kurang mampu membuat persiapan mengajar yang sesuai dengan
konsep pengajaran bilangan pecahan, guru juga sulit memilih metode yang
tepat, hal ini terlihat momentum dalam mengajar sehingga guru hanya
ceramah dan tugas, guru sulit memahami konsep bilangan pecahan
sehingga dalam mengajar kadang terlalu cepat dan bila peserta didik tidak
dapat guru langsung marah. Ada lagi faktor lain seperti faktor sarana dan
prasarana yaitu sumber belajar dan alat peraga yang terlalu kurang,
ditambah beban administrasi guru kelas yang harus dikerjakan demi
mengejar kenaikan pangkat. Hal ini diperkuat pendapat pada buku
petunjuk peningkatan mutu-mutu pendidikan sekolah dasar (1996: 9).
Konsep yang terpengaruh dalam mencapai tujuan atau yang berpengaruh
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan meliputi Kemampuan guru,
latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, beban mengajar serta
kondisi sosial ekonomi.
Melihat serta mengamati beberapa problem pengajaran bilangan
pecahan matematika yang dialami oleh peserta didik maupun guru di
sekolah dasar, maka peneliti menyikapi hal tersebut untuk ikut berbuat
andil untuk membantu memecahkan problema yang dialami oleh guru dan
peserta didik dengan mencari solusi jalan keluar dari problema menjadi
keberhasilan yang memuaskan guru dan peserta didik dengan harapan
target dan taraf serap yang maksimal atau tinggi.
Berdasarkan uraian itu mendorong peneliti untuk meneliti tentang
kesulitan peserta didik, guru dalam proses belajar mengajar bilangan
pecahan matematika dengan judul penelitian:
PROBLEMATIKA PENGAJARAN BILANGAN PECAHAN MATA
PELAJARAN

MATEMATIKA

BESERTA

ALTERNATIFNYA

KELAS EMPAT SEKOLAH DASAR NEGERI TAJI 2 SEMESTER


GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

B. Rumusan Masalah
Guna memperoleh

penjelasan

apa

yang

menjadi

pokok

permasalahan, dalam penelitian ini peneliti mengemukakan rumusan


masalah sebagai berikut :
1. Masalah-masalah atau kendala-kendala apa saja yang muncul dalam
pengejaran bilangan pecahan matematika dikelas empat semester
genap Sekolah Dasar Negeri Taji 2 tahun 2015/2016.
2. Alternatif pemecahan apa saja yang dapat disumbangkan dalam
memecahkan problema tersebut diatas.
C. Tujuan Penelitian
Setiap penulisan karya ilmiah pasti mempunyai tujuan, agar dalam
pelaksanaan penelitian ada gairah motivasi yang tinggi serta bermanfaat
bagi peneliti dan dunia pendidikan atau pembaca karya ini. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengggali

sebanyak mungkin problema-

problema yang ada dan muncul yang terjadi pada diri guru dan peserta
didik dalam proses belajar engajar bilangan pecahan matematika pada
kelas empat Sekolah Dasar Negeri Taji 2 semester genap tahun 2015/2016,
sehingga dengan peneliti dapat menemukan, mengetahui problem tersebut
maka peneliti akan berusaha untuk mencari solusi alternatif pemecahannya
dengan diawali menyusun persiapan untuk mengamati proses pengajaran,
wawancara kepada guru, peserta didik dan berdasar problem itu peneliti
menyiapkan konsep-konsep baru dalam menanggulangi problem tersebut
sehingga diharapkan dari hasil konsep-konsep alternatif pemecahan
problem bagi guru dan peserta didik akan melahirkan prestsi-prestasi
bekerja dan belajar yang sama-sama baik, sehingga guru dan peserta didik
sama-sama mampu nenyelesaikan target dan daya serap yang diharapkan
dunia pendidikan.
D. Definisi Judul
Untuk menghindari misperseption atau salah persepsi dalam
memahami judul karya ilmiah ini, maka peneliti perlu menjelaskan
berbagai istilah yang peneliti gunakan dalam judul tersebut. Adapun
istilah-istilah yang perlu dijelaskaan antara lain sebagai berikut:
1. Problematika
4

Harimukti Kridalaksana (1995 : 789) dalam kamus bahasa


Indonesia

memberikan

batasan

pengertian

tentang

problematika dari kata problem yang berarti masalah atau


persoalan.

Selanjutnya

pada

halaman

yang

sama

problematika dikatakan sebagai berikut: problematika artinya


masih menimbulkan masalah, masih belum dapat dipecahkan.
Berdasarkan pendapat yang dikemukan ahli tersebut diatas
peneliti dapat membuat asumsi dasar bahwa pengertian
problematika adalah sautu kendala, masalah, persoalan yang
masih atau belum dapat dipecakan.
2. Pengajaran Bilangan Pecahan Matematika
Pengajaran mempunyai pengertian petunjuk atau penjelasan
yang datangnya dari orang tua, guru, ulama dalam hal
mengajarkan atau mengarahkan. Hal ini diperkuat oleh
Harimukti Kridalaksana (1995 : 15) bahwa pengajaran
dikatakan sebagai berikut: Pengajaran adalah 1) proses,
perbuatan, 2) cara mengajar atau mengajarakan, 3) peringatan.
Jadi
pengajaran
dapat
disimpulkan
suatuproses
penyampaian dalam mengajar dari orang tua atau orang yang
menguasai pengetahuan kepada orang lain yang mengikuti
pendidikan.
3. Bilangan Pecahan
Apabila mempelajari matematika di sekolah dasaar sering
kita jumpai pokok bahasan bilangan pecahan. Baik itu pecahan
biasa, campuran, persen dan desimal. Untuk lebih jelas maka
pengertian bilangan pecahan menurut WJS. Poerwodarminto
(1999 : 140) bahwa bilangan adalah banyaknya benda atau
satuan, dapat jumlah atau banyaknya sesuatu.
Jadi bilangan dapat disimpulkan banyaknya suatu benda
yang dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan pecahan menurut
WJS Poerwodarminto (1999 : 720) mengartikan barang yang
sudah pecah, dalam hal matematika pecahan adalah bilangan

yang kurang dari satu misalnya setengah, sepertiga dan


seterusnya.
Jadi pengertian bilangan dan pecahan bila dibandingkan
menimbulkan

pengertian

suatu

bilangan

yang

dapat

menunjukkan adanya jumlah namun bentuknya tidak utuh yaitu


seperti setengah, nol koma lima puluh dan seterusnya.
4. Matematika
Pengertian matematika menurut petunjuk kegiatan belajar
mengajar (1995 : 91) berasal dari bahasa yunani adalah:
mathematikos berarti secara ilmu pasti, atau mathesis
berarti ajaran , pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana
kesimpulan tidak berdasarkan pengalaman keinderaan, tetapi
atas dasar kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu
melalui deduksi. Adapun yang dimaksud matematika menurut
garis-garis besar Pemorgram pengajaran adalah matematika
yang diajarkan di pendidikan dasar dan pendidikan menengah
(1993 : 69). Masih tentang matematika menurut Harimukti
Kridalaksana (1995 : 637) memberikan pengertian bahwa
matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan
antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan
penyelesaiannya masalah mengenai bilangan.
Jadi matematika dapat disimpulkan suatu ilmu pasti yang
diajarkan disekolah yang membahas tentang kaitannya dengan
bilangan dan operasionalnya.
5. Alternatif Pemecahannya
Dalam kamus bahasa

Indonesia

oleh

Harimukti

Kridalaksana (1995 : 28) alternatif adalah pilihan antara dua


atau beberapa kemungkinan. Sedangkan pemecahan adalah
suatu usaha untuk menyelesaikan suatu persoalan atau
masalah yang sedang dihadapi
6. Sekolah Dasar Negeri Taji 2 Semester Genap Tahun 2015/2016
Sekolah dasar adalah satuan pendidikan dasar yang lama
pendidikannya enam tahun yang terdiri dari kelas satu sampai
kelas enam, setelah menyelesaikan suatu kurikulum yang
6

dibakukan dengan diakhiri kegiatan evaluasi belajar tahap akhir


dan lulus. Adapun yang dimaksud sekolah dasar disini adalah
Sekolah Dasar Negeri Taji 2 Kec. Juwiring pada semester 2
Tahun pelajaran 2015/2016.

Anda mungkin juga menyukai