Anda di halaman 1dari 19

TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui beberapa jenis alat ukur kebulatan.


2. Memilih metoda pengukuran dan alat ukur, melaksanakan pengukuran atau
pemeriksaan, menganalisis data hasil pengukuran atau pemeriksaan, dan
menyimpulkan hasil pengukuran beberapa parameter kebulatan.
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1.
2.
3.
4.
5.

Benda ukur ; poros berongga dan poros pejal,


Jam ukur,
Blok V,
Dudukan dua senter, dan
Meja rata.

LEMBAR DATA PENGUKURAN


Tabel 1.1 Data kondisi ruang laboratorium
Praktikan A
Instruktur

: Rian Hermawan
: Ir. Muhammad

Praktikan B
Ass.

: Ryan Slamet R
:

Temperatur

: 24.7 C

Laboratotium
Kelembaban

: 59 %

ruang
Tanggal

: 26 Mei 2014

Praktikum

Tabel 1.2 Data pengukuran kebulatan


Poros Berongga I
Pengukuran Kebulatan dengan Blok V dan Jam Ukur
Kapasitas jam ukur = Kecermatan jam ukur = 0.001 mm
Hasil pengukuran penyimpangan, x dalamm
Nomor
obyek
ukur

Praktikan A (Rian H)

Searah
Putara
jarum
n
jam
dibalik
1
0.000
0.000
2
0.032
-0.056
3
0.004
-0.083
4
-0.012
-0.042
5
-0.027
0.011
6
-0.039
-0.017
7
-0.004
-0.030
8
0.024
-0.060
9
0.034
-0.052
10
-0.024
-0.037
11
-0.060
-0.026
12
-0.036
0.006
Rata-rata penyimpangan ;
MRZ
4.058

Ratarata
0.000
-0.012
-0.0395
-0.027
-0.008
-0.028
-0.017
-0.018
-0.009
-0.0305
-0.043
-0.021
-0.0210

Praktikan B (Ryan S)
Searah
jarum
jam
0.000
0.029
0.057
0.028
0.015
0.010
-0.005
0.029
0.055
0.066
-0.012
-0.029

Putaran
dibalik

Ratarata

0.000
-0.033
0.029
0.059
0.042
0.029
-0.013
0.004
0.024
0.029
0.065
0.049

0.000
-0.002
0.043
0.0435
0.0285
0.0195
-0.009
0.0165
0.0395
0.0475
0.0265
0.01
0.0219

5.400

Beda
A dan B
Rata-rata

0.000
-0.005
0.04125
0.03525
0.01825
0.02375
-0.003
0.01725
0.02425
0.039
0.03475
0.0155
0.0201

Tabel 1.3 Data pengukuran kebulatan


Poros Berongga II
Pengukuran Kebulatan dengan Blok V dan Jam Ukur
Kapasitas jam ukur
Kecermatan jam ukur = 0.001 mm
=
Hasil pengukuran penyimpangan, x dalamm
Nomo
r
obyek
ukur

Praktikan A (Rian H)
Searah
jarum jam

Putaran
dibalik

1
0.000
0.000
2
-0.032
0.003
3
0.174
0.271
4
0.388
0.215
5
0.193
0.166
6
-0.059
0.228
7
-0.094
-0.042
8
0.212
0.239
9
0.140
0.312
10
0.207
0.225
11
0.222
0.024
12
-0.023
-0.034
Rata-rata penyimpangan ;
MRZ
33.351

Ratarata
0.000
-0.0145
0.2225
0.3015
0.1795
0.0845
-0.068
0.2255
0.226
0.216
0.123
-0.0285
0.1222

Praktikan B (Ryan S)
Searah
jarum
jam
0.000
0.081
-0.088
0.173
0.393
0.248
-0.049
-0.078
0.190
0.151
0.219
0.246

Putaran
dibalik

Ratarata

0.000
0.258
0.223
0.162
0.208
-0.074
-0.043
0.254
0.379
0.212
0.005
-0.017

0.000
0.1695
0.0675
0.1675
0.3005
0.087
-0.046
0.088
0.2845
0.1815
0.112
0.1145
0.1144

Beda
A dan B
Rata-rata

0.000
0.092
0.0775
0.067
0.0605
0.00125
-0.011
0.06875
0.02925
0.01725
0.0055
0.0715
0.0399

34.7762

Tabel 1.4 Data pengukuran kebulatan


Poros Pejal
Pengukuran Kebulatan dengan Dudukan Dua Senter
Kapasitas jam ukur =
Kecermatan jam ukur = 0.001 mm
Hasil pengukuran penyimpangan, x dalamm
Nomor
Praktikan A (Rian Hermawan)
Praktikan B (Ryan Slamet R)
Sisi
obyek ukur
Sisi kiri
Tengah
Sisi kiri
Tengah
Sisi kanan
kanan
1
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
2
-0.014
-0.007
0.035
-0.002
-0.001
0.020
3
0.010
-0.002
0.046
0.006
0.002
0.038
4
-0.001
0.003
0.023
-0.016
0.001
0.013

-0.0015
0.026
-0.003
0.0005
0.01775
0.00125
MRZ
2.1757
1.5632
0.4886
1.710
0.1268
3.3742
Beda A dan
Sisi kiri
Tengah
Sisi kanan
-0.00175
0.002
0.00825
B

Diagram Polar Praktikan A poros berongga I Metode kuadrat terkecil


MRZ 4.058

Kesimpulan: Benda Bulat

Diagram Polar Praktikan B poros berrongga I Metode kuadrat terkecil


MRZ 5.400

Kesimpulan : Benda Bulat

Diagram Polar Pratikan A poros berongga II Metode kuadrat terkecil

MRZ 33.3351

Kesimpulan: Benda tidak bulat

Diagram Polar Praktikan B poros berrongga II Metode kuadrat terkecil


MRZ 34.7762

Kesimpulan : Benda tidak bulat

Diagram Polar Pratikan A poros Pejal Sisi kiri Metode kuadrat terkecil
MRZ 2.1751

Diagram Polar Pratikan A poros Pejal Tengah Metode kuadrat terkecil


MRZ 1.5632

Diagram Polar Pratikan A poros Pejal Sisi Kanan Metode kuadrat terkecil
MRZ 0.4886

Diagram Polar Pratikan B poros Pejal Sisi kiri Metode kuadrat terkecil
MRZ 1.710

Diagram Polar Pratikan B poros Pejal Tengah Metode kuadrat terkecil


MRZ 0.1268

Diagram Polar Pratikan B poros Pejal Sisi Kanan Metode kuadrat terkecil
MRZ 3.3742

PERTANYAAN
1. Jelaskan

perbedaan

hasil

perhitungan

besar

ketidakbulatan

dengan

menggunakan blok-V yang berbeda sudutnya .


2. Jelaskan parameter yang sangat menentukan dalam metoda pemeriksaan
kebulatan dengan menggunakan blok-V.
3. Sebutkan parameter yang menentukan besar ketidakbulatan suatu benda
ukur.

4. Apakah metoda dengan menggunakan blok-V dan dudukan dua senter dapat
digunakan untuk menentukan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya,
berikan ulasan.
5. Buat gambar benda ukur dan lengkapi dengan penunjukkan toleransi
kebulatan sesuai dengan acuan gambar teknik.
Jawaban :
1. Pengukuran kebulatan dengan cara meletakkan poros (benda ukur) pada
dudukan - V dengan sudut 60 o dan benda ukur diputar dengan menempelkan
jam ukur di atasnya.
Apabila penampang benda ukur mendekati bentuk segitiga (3 tonjolan
beraturan) maka jarak radial antara ke dua lingkaran efektif menunjukkan
penyimpangan jarum jam ukur maksimum ( H) adalah tiga kali harga
ketidakbulatan, yang diperlihatkan pada gambar a, dan b.
Jam ukur

Benda ukur

Blok-V

Meja rata

H
d

(a)
(b)

Sebaliknya jika penampang benda ukur berbentuk elips maka jarum jam ukur
tidak memperlihatkan penyimpangan yang berarti, yang diperlihatkan pada
gambar c, dan d.
H
d

(c)

(d)

Hal ini menunjukkan bahwa sewaktu benda ukur diputar di atas blok - V
terjadi perpindahan titik pusat dari benda ukur, sehingga mempengaruhi
jarak perpindahan sensor jam ukur.
Demikian juga halnya bila digunakan blok - V dengan sudut yang berbeda,
penyimpangan maksimum jarum jam ukur akan berbeda walaupun benda
ukurnya sama.
Harga perbandingan antara penyimpangan maksimum jarum jam ukur ( H)
dengan ketidakbulatan ( R) dari blok - V dengan sudut yang berbeda yang
digunakan untuk mengukur penampang dengan jumlah tonjolan yang
berbeda.

Jumlah

Sudut blok - V;

tonjolan
beraturan;

60o

90o

108o

120o

180o

1,4

1,6

1,4

-0,4

-0,4

2,2

2. Parameter-parameter yang menentukan dalam mengukur ketidakbulatan


dengan metode blok-V adalah penampang
bentuk segitiga tiga tonjolan beraturanyang

mana

pada

bentuk

ini

jarum

benda ukur(apakah mendekati


ataukah mendekati bentuk elips

jam ukur

tidak

memperlihatkan

penyimpangan yang berarti), sensor jam ukur itu sendiri, demikian juga
penggunaan blok-V (karena blok-V tidak hanya memiliki 1 tipe sudut saja
melainkan memiliki beberapa tipe dengan sudut yang berbeda), meja datar
pun ikut turut serta dalam hal ini, serta dalam pengambilan data juga harus
cermat agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.
3. Parameter Kebulatan
Untuk menyatakan tingkat ketidakbulatan benda ukur perlu ditetapkan suatu
parameter kebulatan. Parameter kebulatan yaitu suatu harga yang dapat
dihitung berdasarkan profil kebulatan relatif terhadap lingkaran referensinya.
Menurut standar terdapat empat jenis lingkaran referensi yang dapat
digunakan dalam penentuan parameter kebulatan, antara lain:

Lingkaran Luar Minimum (Minimum Circumscribed Circle).


Merupakan lingkaran terkecil yang mungkin dibuat di luar profil
kebulatan tanpa memotong profil tersebut. Ketidakbulatan adalah sama
dengan jarak radial dari lingkaran tersebut ke lekukan paling dalam.

Lingkaran Dalam Maksimum (Maximum Inscribed Circle).


Merupakan lingkaran terbesar yang mungkin dibuat di dalam profil
kebulatan tanpa memotong profil tersebut. Ketidakbulatan adalah sama
dengan jarak radial dari lingkaran tersebut ke tonjolan yang paling
besar. Radial Zone (MRZ).

Lingkaran Daerah Minimum (Minimum Zone Circle).


Merupakan dua buah lingkaran konsentrik yang melingkupi profil
kebulatan dan jarak radial antara ke dua lingkaran tersebut adalah yang
terkecil.Titik tengah dari lingkaran daerah minimum tersebut disebut
dengan Minimum Zone Center (MZC). Ketidakbulatan adalah selisih dari
radius ke dua lingkaran, dan dinamakan Minimum

Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle).

Merupakan lingkaran yang ditentukan berdasarkan profil kebulatan dan


jumlah kuadrat jarak dari sejumlah titik dengan interval sudut yang
sama pada profil kebulatan ke lingkaran referensi adalah yang paling
kecil.
Titik tengah lingkaran kuadrat terkecil dinamakan Least Square Center
(LSC).Jarak radial harga mutlak rata-rata antara profil kebulatan dengan
lingkaran kuadrat terkecil disebut dengan Mean Line Average (MLA).
4. Sebenarnya metode-metode di atas bukanlah metode yang ideal yang
mampu menerangkan ketidakbulatan. Hal tersebut dikarenakan oleh :

Harga ketidak bulatan tersebut tidak memberikan informasi atas bentuk


profil kebulatan atau jumlah tonjolan.

Minimum Radial Zone (MRZ) tidak selalu sama dengan jarak antara
tonjolan tertinggi dengan lekukan terendah, bergantung pada posisi sudut
relatif antara tonjolan dengan lekukan tersebut.

Adanya

goresan

atau

kotoran

pada

permukaan

obyek

ukur

akan

menyebabkan perubahan yang cukup besar bagi parameter kebulatannya.

ANALISIS DATA
Tabel 1.5 Analisis Perbandingan Dua Data

Banyaknya data, n dan derajat kebebasan, f x


fA = nA 1 = 12 1 = 11

; nA = 12,

fB = nB 1 = 12 1 = 11

; nB = 12,

Harga rata-rata sampel;

x iA=

x A /B

1
( 0++(0. 0285) ) = 0.122292
12
n
1
x A =
n A i =1
A

nB

x B=

1
1
x = ( 0++ 0.1145 )=0. 127208
n B i=1 iB 12

Varian sampel; s2x


nA

SSD A = ( x iA x A )=( 00.122292 ) ++ (0. 02850.0122292) =0.1696637192


i=1

nB

0.11450. 127028

SSD B= ( xiB x B )=( 00 .127028 ) ++


i =1

s 2 A=

SSD A 0. 1696637192
=
=0.015423975
n A 1
121

s 2B =

SSD B 0. 1144252292
=
=0. 010402294
n B1
121

Analisis perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut:

1. Pemeriksaan ke dua varian


-

F=

2
varian sampel terbesar s A 0. 015423975
= 2 =
=1.482747558
varian sampel terkecil s B 0. 010402294

Dari tabel distribusi tingkat kepercayaaan 95%, diperoleh


u2.975 (fvar. besar , fvar. kecil) = u2.975 (11,11) = 3.47

F vs u2.975 (11,11)

1.482747558 < 3.47 ; terjadi kesalahan rambang,

maka analisis dapat diteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata.


-

Ke dua carian dapat disatukan atau carian total ; s 2

s 2=
-

fA s A +fB s B
=0. 012913134
fA + fB

Deviasi standar sampel ; s

s= s2=0.113635973
2. Pemeriksaan ke dua harga rata-rata
-

t=

|xAxB|

1
1
s
+
nA nB

=0.10598162

Dari Tabel 1-8 Fraktil Distribusi t (Metrologi Industri, 2010), dengan


tingkat kepercayaan 95% (bilateral test), diperoleh :

t .975 ( f =n A +n B2 ) t .975 ( f =22 )=2.074


-

Perhitungan t dari hasil pengukuran dibandingkan t .975 (f=nA + nB - 2)


t vs t.975 (f=22) 0.10598162 < 2.074 terjadi kesalahan rambang,
maka harga rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total dan
dapat diperkirakan harga varian teoritik s 2o
-

Harga rata-rata total :

n A . A +n B . B 12. 0.122292+12 .0.127208


=
=0.12475
n A + nB
12+12

SIMPULAN
Simpulan dari hasil pengukuran elemen geometrik ulir diantaranya :

Benda ukur I (poros berongga) tidak memenuhi syarat toleransi kebulatan,


dikarenakan toleransi yang diizinkan sebesar 0.05 mm (50 m) sedangkan dari
pengukuran dua praktikan menunjukan MRZ > 50 m.

Benda ukur II (poros pejal) memenuhi syarat tolernasi kebulatan, dikarenakan


dari pengukuran dua praktikan menunjukan MRZ lebih kecil dari toleransi
kebulatan yang diizinkan sebesar 0.05 mm (50 m).

Kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada perbedaan
yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam melakukan
pengukuran kebulatan dengan blok V dan mikrometer.

DAFTAR PUSTAKA
Isdwiyanudi, Sugeng. 2010. Metrologi Industri. Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai