PRAKTIKUM Metrologi
PRAKTIKUM Metrologi
: Rian Hermawan
: Ir. Muhammad
Praktikan B
Ass.
: Ryan Slamet R
:
Temperatur
: 24.7 C
Laboratotium
Kelembaban
: 59 %
ruang
Tanggal
: 26 Mei 2014
Praktikum
Praktikan A (Rian H)
Searah
Putara
jarum
n
jam
dibalik
1
0.000
0.000
2
0.032
-0.056
3
0.004
-0.083
4
-0.012
-0.042
5
-0.027
0.011
6
-0.039
-0.017
7
-0.004
-0.030
8
0.024
-0.060
9
0.034
-0.052
10
-0.024
-0.037
11
-0.060
-0.026
12
-0.036
0.006
Rata-rata penyimpangan ;
MRZ
4.058
Ratarata
0.000
-0.012
-0.0395
-0.027
-0.008
-0.028
-0.017
-0.018
-0.009
-0.0305
-0.043
-0.021
-0.0210
Praktikan B (Ryan S)
Searah
jarum
jam
0.000
0.029
0.057
0.028
0.015
0.010
-0.005
0.029
0.055
0.066
-0.012
-0.029
Putaran
dibalik
Ratarata
0.000
-0.033
0.029
0.059
0.042
0.029
-0.013
0.004
0.024
0.029
0.065
0.049
0.000
-0.002
0.043
0.0435
0.0285
0.0195
-0.009
0.0165
0.0395
0.0475
0.0265
0.01
0.0219
5.400
Beda
A dan B
Rata-rata
0.000
-0.005
0.04125
0.03525
0.01825
0.02375
-0.003
0.01725
0.02425
0.039
0.03475
0.0155
0.0201
Praktikan A (Rian H)
Searah
jarum jam
Putaran
dibalik
1
0.000
0.000
2
-0.032
0.003
3
0.174
0.271
4
0.388
0.215
5
0.193
0.166
6
-0.059
0.228
7
-0.094
-0.042
8
0.212
0.239
9
0.140
0.312
10
0.207
0.225
11
0.222
0.024
12
-0.023
-0.034
Rata-rata penyimpangan ;
MRZ
33.351
Ratarata
0.000
-0.0145
0.2225
0.3015
0.1795
0.0845
-0.068
0.2255
0.226
0.216
0.123
-0.0285
0.1222
Praktikan B (Ryan S)
Searah
jarum
jam
0.000
0.081
-0.088
0.173
0.393
0.248
-0.049
-0.078
0.190
0.151
0.219
0.246
Putaran
dibalik
Ratarata
0.000
0.258
0.223
0.162
0.208
-0.074
-0.043
0.254
0.379
0.212
0.005
-0.017
0.000
0.1695
0.0675
0.1675
0.3005
0.087
-0.046
0.088
0.2845
0.1815
0.112
0.1145
0.1144
Beda
A dan B
Rata-rata
0.000
0.092
0.0775
0.067
0.0605
0.00125
-0.011
0.06875
0.02925
0.01725
0.0055
0.0715
0.0399
34.7762
-0.0015
0.026
-0.003
0.0005
0.01775
0.00125
MRZ
2.1757
1.5632
0.4886
1.710
0.1268
3.3742
Beda A dan
Sisi kiri
Tengah
Sisi kanan
-0.00175
0.002
0.00825
B
MRZ 33.3351
Diagram Polar Pratikan A poros Pejal Sisi kiri Metode kuadrat terkecil
MRZ 2.1751
Diagram Polar Pratikan A poros Pejal Sisi Kanan Metode kuadrat terkecil
MRZ 0.4886
Diagram Polar Pratikan B poros Pejal Sisi kiri Metode kuadrat terkecil
MRZ 1.710
Diagram Polar Pratikan B poros Pejal Sisi Kanan Metode kuadrat terkecil
MRZ 3.3742
PERTANYAAN
1. Jelaskan
perbedaan
hasil
perhitungan
besar
ketidakbulatan
dengan
4. Apakah metoda dengan menggunakan blok-V dan dudukan dua senter dapat
digunakan untuk menentukan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya,
berikan ulasan.
5. Buat gambar benda ukur dan lengkapi dengan penunjukkan toleransi
kebulatan sesuai dengan acuan gambar teknik.
Jawaban :
1. Pengukuran kebulatan dengan cara meletakkan poros (benda ukur) pada
dudukan - V dengan sudut 60 o dan benda ukur diputar dengan menempelkan
jam ukur di atasnya.
Apabila penampang benda ukur mendekati bentuk segitiga (3 tonjolan
beraturan) maka jarak radial antara ke dua lingkaran efektif menunjukkan
penyimpangan jarum jam ukur maksimum ( H) adalah tiga kali harga
ketidakbulatan, yang diperlihatkan pada gambar a, dan b.
Jam ukur
Benda ukur
Blok-V
Meja rata
H
d
(a)
(b)
Sebaliknya jika penampang benda ukur berbentuk elips maka jarum jam ukur
tidak memperlihatkan penyimpangan yang berarti, yang diperlihatkan pada
gambar c, dan d.
H
d
(c)
(d)
Hal ini menunjukkan bahwa sewaktu benda ukur diputar di atas blok - V
terjadi perpindahan titik pusat dari benda ukur, sehingga mempengaruhi
jarak perpindahan sensor jam ukur.
Demikian juga halnya bila digunakan blok - V dengan sudut yang berbeda,
penyimpangan maksimum jarum jam ukur akan berbeda walaupun benda
ukurnya sama.
Harga perbandingan antara penyimpangan maksimum jarum jam ukur ( H)
dengan ketidakbulatan ( R) dari blok - V dengan sudut yang berbeda yang
digunakan untuk mengukur penampang dengan jumlah tonjolan yang
berbeda.
Jumlah
Sudut blok - V;
tonjolan
beraturan;
60o
90o
108o
120o
180o
1,4
1,6
1,4
-0,4
-0,4
2,2
mana
pada
bentuk
ini
jarum
jam ukur
tidak
memperlihatkan
penyimpangan yang berarti), sensor jam ukur itu sendiri, demikian juga
penggunaan blok-V (karena blok-V tidak hanya memiliki 1 tipe sudut saja
melainkan memiliki beberapa tipe dengan sudut yang berbeda), meja datar
pun ikut turut serta dalam hal ini, serta dalam pengambilan data juga harus
cermat agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran.
3. Parameter Kebulatan
Untuk menyatakan tingkat ketidakbulatan benda ukur perlu ditetapkan suatu
parameter kebulatan. Parameter kebulatan yaitu suatu harga yang dapat
dihitung berdasarkan profil kebulatan relatif terhadap lingkaran referensinya.
Menurut standar terdapat empat jenis lingkaran referensi yang dapat
digunakan dalam penentuan parameter kebulatan, antara lain:
Minimum Radial Zone (MRZ) tidak selalu sama dengan jarak antara
tonjolan tertinggi dengan lekukan terendah, bergantung pada posisi sudut
relatif antara tonjolan dengan lekukan tersebut.
Adanya
goresan
atau
kotoran
pada
permukaan
obyek
ukur
akan
ANALISIS DATA
Tabel 1.5 Analisis Perbandingan Dua Data
; nA = 12,
fB = nB 1 = 12 1 = 11
; nB = 12,
x iA=
x A /B
1
( 0++(0. 0285) ) = 0.122292
12
n
1
x A =
n A i =1
A
nB
x B=
1
1
x = ( 0++ 0.1145 )=0. 127208
n B i=1 iB 12
nB
0.11450. 127028
s 2 A=
SSD A 0. 1696637192
=
=0.015423975
n A 1
121
s 2B =
SSD B 0. 1144252292
=
=0. 010402294
n B1
121
F=
2
varian sampel terbesar s A 0. 015423975
= 2 =
=1.482747558
varian sampel terkecil s B 0. 010402294
F vs u2.975 (11,11)
s 2=
-
fA s A +fB s B
=0. 012913134
fA + fB
s= s2=0.113635973
2. Pemeriksaan ke dua harga rata-rata
-
t=
|xAxB|
1
1
s
+
nA nB
=0.10598162
SIMPULAN
Simpulan dari hasil pengukuran elemen geometrik ulir diantaranya :
Kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada perbedaan
yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam melakukan
pengukuran kebulatan dengan blok V dan mikrometer.
DAFTAR PUSTAKA
Isdwiyanudi, Sugeng. 2010. Metrologi Industri. Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bandung, Bandung.