Anda di halaman 1dari 4

VICA GITYA H

21040115130096
B

Review Pemanfaaan Citra Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Kondisi Fisik


Geologi suatu Wilayah
Interpretasi citra adalah tindakan mengkaji foto dan atau citra dengan maksud untuk
mengenali objek dan geja la serta menilai arti pentingnya objek dan gejala tersebut, (Estes,
1975 dan Sutarto, 1979). Selain hal tersebut di atas, suatu foto udara secara sistematik
biasanya melibatkan pertimbangan karakteristik dasar citra foto. Tujuh karakteristik yang
digunakan oleh penafsir foto secara manual atau visual adalah sebagai berikut.
1. Bentuk ialah konfigurasi atau kerangka suatu objek yang langsung menumbuhkan kesan
bentuk objek yang diidentifikasi sesuai dengan kenampakan pada foto udara. Contohnya
gedung sekolah berbentuk empat persegi panjang, huruf L, huruf I, atau huruf U.
2. Ukuran ialah keluasan atau volum suatu objek yang berkaitan erat dengan skala foto sehingga
besar kecilnya ukuran atau sempit luasnya ukuran sangat relatif. Contohnya ukuran rumah
pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran kantor atau industri.
3. Pola ialah hubungan susunan spasial suatu objek. Contohnya pola aliran sungai dendritik.
4. Bayangan sangat penting bagi penafsir foto karena mendukung penalaran bentuk objek yang
diidentifikasi. Contohnya cerobong asap, menara, tangki minyak dan lereng terjal.
5. Rona atau gradasi atau tingkat kecerahan/kegelapan objek pada foto udara hitam putih
menunjukkan gradasi dari terang, terang kelabu, kelabu gelap hingga gelap atau hitam.
Contohnya pantulan objek, misalnya air tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
6. Tekstur atau frekuensi perubahan rona pada citra fotografi dihasilkan oleh kumpulan unit
kenampakan atau merupakan gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan rona.
Contohnya pantulan objek, misalnya air tampak gelap dan batuan kapur tampak cerah.
7. Situs ialah suatu posisi atau lokasi suatu objek terhadap objek lainnya. Hal ini memberi kesan
adanya hubungan yangsangat membantu penafsir foto dalam mengenali dan meyakini hasil
interpre tasi atau penafsiran suatu objek. Contohnya situs kebun kopi terletak di tanah miring
karena tanaman kopi menghendaki adanya pengaturan air yang baik.
Beberapa Bentang Alam Hasil Penginderaan Jauh
A. Sungai
1. Pada foto udara hitam putih, warna permukaan air seragam. Air yang jernih berwarna gelap
dan air yang keruh berwarna merah. Pada foto udara infra merah, warna pancaran terlihat
gelap.
2. Arah sungai dikenal dengan :
a. Lebar sungai, yaitu makin lebar ke arah muara
b. Tempat-tempat pertemuan yang umumnya menyusut, lancip ke arah aliran sungai.
c. Perpindahan meander, di samping perpindahan ke bawah aliran sungai.
d. Beda tinggi, yaitu makin rendah ke muara
e. Bentuk gosong sungai (river bar) yang runcing dan melebar ke arah aliran.

VICA GITYA H
21040115130096
B

B. Dataran Banjir
1. Permukaan rata dan letaknya lebih rendah dari sekitarnya. Kalau terjadi ketiraratan biasanya
disebabkan oleh adanya danau tapak kudam point bar, bekas saluran, dan sebagainya.
2. Tampak sungainya, meskipun kadang-kadang jauh (bagian terlebar dari dataran banjir di
sungai Missisippi mencapai 125 mil dari sungainya.
3. Rona seragam atau tidak seragam
4. Pada umumnya digunakan untuk tanaman pertanian.
C.
1.
2.
3.

Hutan Bakau
Tidak memiliki rona yang hitam karena daya pantul sangat rendah
Tinggi pohon seragam, yakni antara 7 - 13 meter
Tumbuh pada pantai yang becek atau tepi sungai hingga batas air payau.

D. Hutan Rawa
1. Memiliki tinggi pohon yang berbeda-beda hingga 50 meter sehingga rona dan teksturnya
tidak seragam.
2. Ke arah laut dibatasi oleh hutan bakau dan ke arah pedalaman dibatasi oleh hutan rimba.
3. Tampak air atau perairan di dekatnya.
Manfaat Citra untuk Kajian Fisik
Kondisi konfigurasi permukaan bumi disuatu tempat akan dengan mudah diamati dan
diidentifikasi melalui citra penginderaan jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Citra
dapat memberikan data yang bersifat keruangan. (Dulbahri, 2007). Karakteristik ruang seperti
kondisi fisik permukaan bumi yang bisa diidentifikasi melalui citra diantaranya yaitu kondisi
topografi, hidrologi, iklim dan kelautan.
Informasi kondisi topografi melalui citra penginderaan jauh dapat diperoleh dari citra
Landsat, RADAR, ASTER, SLAR, SRTM dan lainnya. Manfaat dari citra teersebut
diantaranya yaitu mengamati kondisi fisiografi meliputi morfologi, bentuklahan dan tingkat
pengikisan batuan. Dari pengamatan kondisi topografi melalui citra juga dapat diperoleh
informasi tentatif mengenai potensi sumberdaya, seperti sumberdaya mineral, sumberdaya air
tanah ataupun sumberdaya lahan.
Dalam kajian hidrologi, citra sangat membantu dalam pengamatan dan pemantauan
kondisi hidrologi di suatu wilayah. Kondisi hidrologi yang dapat dipantau melaui citra
diantaranya kondisi daerah aliran sungai, pengamatan luas daerah dan intensitas banjir,
pemetaan pola aliran sungai, studi sedimentasi sungai dan lainnya. Citra yang bisa
dimanfaatkan untuk kajian hidrologi diantaranya citra Lndsat dan Citra SPOT.

VICA GITYA H
21040115130096
B

Selain kondisi hidrologi, kondisi iklim baik secara lokal maupun global, bisa dengan
mudah diidentifikasi melalui citra. Salah satu produk citra yanng dapat dimanfaatkan untuk
kajian iklim ini diantaranya NOAA, Meteor, TRMM dan GMS. Manfaat dari produk citra
tersebut diantaranya dapat digunakan untuk pengamatan iklim suatu daerah, analisis cuaca,
pemetaan iklim dan perubahannya serta peramalan cuaca. Kondisi cuaca yang terpantau
melalui citra sangat membantu dalam bidang transportasi, terutama transportasi laut dan
udara yang kinerjanya sangat tergantung pada kondisi cuaca yang ada.
Di bidang kelautan, citra yang dapat dimanfaatkan diantaranya citra Seasat dan
MOSS. Manfaat citra tersebut antara lain berguna untuk pengamatan sifat fisis air laut,
pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut, pemetaan dinamika pesisir (perubahan
pantai,
abrasi,
sedimentasi),
spot
penangkapan
ikan
dan
lainnya.
Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang geologi adalah
a.
Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c.
Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas
gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d.
Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi,
macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.
Perkembangan bentuk lahan ditentukan oleh proses pelapukan dan perkembangan
tanah, erosi, gerakan massa tanah, banjir, sedimentasi, abrasi marine, iklim, gelombang laut,
gravitasi bumi, dan biologi termasuk manusia. Ini merupakan proses eksogen. Perubahan
bentuk lahan berpengaruh terhadap kondisi tanah, tata air (hidrologi), potensi bahan tambang,
potensi bencana seperti banjir, erosi, dan longsor lahan, vegetasi, dan kegiatan manusia dalam
bidang pertanian, permukiman, kerekayasaan, industri, rekreasi, dan pertambangan. Analisis
tingkat bahaya erosi dilakukan dengan cara memperkirakan (memprediksi) laju erosi tanah
pada satuan-satuan lahan. Sedangkan untuk menghitung laju erosi tanah digunakan
pendekatan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh
Wischmeier dan Smith (1978) sebagai berikut:
A
= RKLSCP
keterangan :
A
= jumlah tanah yang hilang (ton/ha/tahun)
R
= erosivitas hujan tahunan rata-rata (mm/jam)
K
= indeks Erodibilitas Tanah
LS
= Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
C
= Pengelolaan Tanaman

VICA GITYA H
21040115130096
B

Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk mengerosi tanah. Semakin


tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan erosi yang terjadi
pada daerah tersebut. Erodibilitas merupakan suatu ketahanan dari tanah yang yang
menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikelpartikel tanah oleh adanya energi kinetik air hujan dan ditentukan oleh sifat fisik dan kimia
tanah serta vegetasi penutup tanah, Adapun Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi
adalah
(1) melalui fungsi melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan,
(2) menurunkan kecepatan air larian,
(3) menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya dan
(4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.
Wilayah yang mempunyai kriteria erosi sangat ringan seluas 13787.088 hektar
(51,77%) dengan jumlah erosi kurang dari 15 ton/ha/tahun banyak ditemukan di formasi
Karangsambung, di daerah basalt, dan gabro. Formasi Karangsambung merupakan suatu
formasi dengan tanah berupa lempung sehingga air susah untuk permeabilitas. Kriteria erosi
sedang mempunyai luasan sebesar 3804.078 hektar (14,28%) dengan jumlah erosi 60 sampai
180 ton/ha/tahun dan penyebarannya di sebelah barat dan timur pada DAS Lukulo Hulu. Dan
kriteria erosi berat mempunyai luasan sebesar 1564.231 hektar (5,87%) dengan jumlah erosi
180 sampai 480 ton/ha/tahun dan erosi sangat berat seluas 1399.518 hektar dengan jumlah
erosi lebih dari 480 ton/ha/tahun (5,26%).

Anda mungkin juga menyukai