Isiii
Isiii
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga resume ini dapat terselesaikan dengan baik. Resume ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar Konstitusi. Setiap
pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan dalam resume ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
resume yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Sukabumi,
November 2013
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Konstitusi
Konstitusi dalam objek kajian siyasah (politik Islam) dikenal dengan
istilah dustur (siyasah dusturiyah). Istilah dustur ini pada mulanya diartikan
dengan seseorang yang memiliki otoritas, baik dalam bidang politik maupun
agama. Dustur dalam konteks konstitusi berarti kumpulan kaidah yang mengatur
dasar dan hubungan kerjasama antarsesama anggota masyarakat dalam sebuah
negara, baik yang tidak tertulis (konvensi) maupun yang tertulis (konstitusi).
Bila ditelusuri secara literal kata konstitusi (constitution) berasal dari
bahasa Prancis Contituir yang berarti membentuk. Kemudian dalam bahasa
Belanda, konstitusi dikenal dengan istilah Groundwet yang berarti undang-undang
dasar
Jadi bisa disimpulkan bahwa konstitusi dapat dikatakan sebagai sejumlah
aturan dasar suatu negara mengenai kehidupan warga negara dalam sistem
hubungan bermasyarakat dan sistem hubungan kekuasaan bernegara.
1.2 Ciri-Ciri dan Tujuan Konstitusi
Menurut Miriam Budiardjo, setidaknya setiap konstitusi memuat lima
ketentuan atau ciri-ciri. Adapun kelima ketentuan tersebut adalah :
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam negara federal, pembagian
kekuasaan antar pemerintah federal dan pemerintah negara bagian.
Prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah
satu badan pemerintah dan sebagainya.
2. Hak-hak azasi manusia (biasanya disebut Bill of Rights kalau
berbentuk naskah tersendiri)
3. Prosedur mengubah undang-undang dasar
4. Adakalanya membuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
undang-undang dasar. Hal ini biasanya terdapat jika para penyusun
undang-undang dasar ingin menghindari terulangnya kembali hal-hal
yang baru saja teratasi, seperti misalnya Undang-Undang Dasar
Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme dari undangundang dasar, oleh karena dikuatirkan bahwa sifat unitarisme dapat
melicinkan jalan untuk munculnya kembali seorang diktator seperti
Hitler.
5. Membuat cita-cita rakyat dan azas-azas ideologi negara.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Membentuk undang-undang
Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah,
hubungan antar pusat dan daerah
Pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain
kepada DPR
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Menyelenggarakan pemilu yang langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPD, DPRD
Mahkamah Agung (MA)
Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
Mahkamah Konstitusi (MK)
Memutuskan sengketa kewenangan yang diberikan UUD
Memutuskan pembubaran partai politik, perselisihan tentang hasil
pemilihan umum
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta
kedaulatan Negara
Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat
13. Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat.
Berikut adalah contoh perilaku inkonstitusional yang perlu dihindari dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara :
1. Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi atau melanggar aturan dan
norma yang telah ditetapkan di dalam konstitusi.
2. Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok,
ataupun untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
Perilaku konstitusional harus dilaksanakan oleh penyelenggara dan warga
negara secara seimbang. Untuk mengembangkan perilaku konstitusional, pertama
kali dengan mengetahui dan memahami aturan-aturan penyelenggaraan negara
yang tecantum dalam UUD 1945. Oleh karena itu, sosialisasi UUD 1945 kepada
seluruh warga negara harus dilaksanakan secara efektif melalui kegiatan
pembelajaran
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah sejumlah aturan dasar suatu negara mengenai kehidupan
warga negara dalam sistem hubungan bermasyarakat dan sistem hubungan
kekuasaan bernegara. Konstitusi memiliki ciri-ciri diantaranya Organisasi negara ,
7