MODUL III
KECEMASAN DAN PSIKOTIK
2013730007
2013730010
2013730023
Dina Nurhasanah
2013730028
Fajri Nova
2013730035
2013730039
2013730052
Nurul Imaniar
2013730081
Randi Suharlian
2013730088
2013730090
2013730113
Daftar Isi
Kata Pengantar
Pembahasan 4
1. Apa definisi dan klasifikasi dari gangguan depresi?
13
14
6. Apa saja penyakit-penyakit yang disertai gejala insomnia pada gangguan depresi? 14
7. Apakah ada hubungan depresi dengan insomnia?
8.
17
19
21
25
Kesimpulan 26
Daftar Pustaka
27
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya laporan tutorial
sistem Neuropsikiatri ini dapat kami selesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada junjungan besar Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat dan keluarga.
Makalah ini disusun sebagai laporan hasil diskusi PBL modul kecemasan dan psikotik system
neuropsikiatri di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun
akademik 2016/2017. Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
neuropsikiatri.
Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan dalam penyusunan
makalah ini terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah ini dapat lebih baik di masa yang akan
datang.
Terimakasih kepada tutor, dan narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
sehingga modul ini dapat tersusun.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
SKENARIO :
Laki-laki, 40 tahun
Keluhan insomnia
Dulu orang yang gigih dan kuat dalam urusan berusaha
Semenjak usahanya bangkrut, pasien tidak nafsu untuk berusaha lagi
Kehilangan minat, sulit tidur dan merasa bersalah terhadap istri dan anaknya
Jika diajak berhubungan seksual, pasien terangsang tp tidak bisa penetrasi penis
Putus asa dan ingin bunuh diri
MIND MAP :
DD
PERTANYAAN :
1. Apa definisi dan klasifikasi dari gangguan depresi?
2. Apa saja substansi biokimia yang berpengaruh dalam depresi?
3. Bagaimana patomekanisme dari depresi?
4. Apa definisi dan klasifikasi dari insomnia?
5. Apa saja faktor predisposisi yang dapat menyebabkan insomnia?
6. Apa saja penyakit-penyakit yang disertai gejala insomnia pada gangguan depresi?
7. Apakah ada hubungan depresi dengan insomnia?
8. Apakah ada hubungan depresi dengan tidak bisa penetrasi penis?
9. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus dalam skenario?
10. Bagaimana edukasi yang dapat dilakukan pada pasien insomnia?
JAWABAN
1. Apa definisi dan klasifikasi dari gangguan depresi?
Jawaban :
Definisi Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/mood
disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan
tidak berguna, putus asa, dll.
Klasifikasi Depresi
Depresi ringan
sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama dan ditambah sekurangnya 2
dari gejala lain.
lamanya seluruh episode sekurang-kurangnya 2 minggu
hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiataan sosial yang biasa
dilakukannya.
Depresi sedang
sekurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama dan ditambah sekurangnya 3 atau 4
dari gejala lain
lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga
Depresi berat tanpa gejala psikotik
semua 3 gejala utama harus ada dan ditambah 4 dari gejala lain
bila ada gejala penting misalnya agitasi yang mencolok dan pasien tidak dapat
Istilah gangguan mood, yang ada dalam edisi Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM) sebelumnya dikenal sebagai gangguan afektif, saat ini lebih
disukai karena istilah ini mengacu pada keadaan emosi yang menetap, bukan hanya
ekspresi eksternal (afektif) pada keadaan emosional sementara. Mood dapat normal,
meningkat, atau menurun. Orang normal mengalami berbagai variasi mood yang luas dan
memiliki berbagai ekspresi afektif yang sama besarnya; mereka kurang-lebih merasa di
bawah kendali mood dan afek. Sedangkan pada gangguan mood, pengendalian hilang dan
terdapat pengalaman subjektif akan adanya penderitaan yang berat. Pasien dengan mood
meningkat menunjukkan adanya ekspansivitas, flight of ideas, tidur berkurang, harga diri
meningkat, serta gagasan kebesaran. Pasien dengan mood menurun (depresi)
menunjukkan hilangnya energi dan minat, rasa bersalah, sulit berkonsentrasi, hilang nafsu
makan, serta pikiran mengenai kematian atau bunuh diri. Gejala atau tanda lain mencakup
perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, pembicaraan, serta fungsi vegetative
(contoh: tidur, nafsu makan, aktivitas seksual, serta ritme biologis lainnya). Gangguan ini
hampir selalu menimbulkan gangguan fungsi interpersonal, social, dan pekerjaan.
Untuk membicarakan substansi biokimia yang berpengaruh dalam depresi berarti kita
akan membahas penyebab dari bagaimana terjadinya depresi. Depresi erat kaitannya
dengan gangguan mood yang telah dibahas diatas.
Banyak penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin biogenik seperti asam 5hidroksiindlasetat
(5-HIAA),
asam
homovanilat
(HVA),
dan
3-metoksi-4-
menguji semua pasien yang mengalami gangguan afek untuk menentukan status
tiroidnya. Sekitar sepertiga pasien dengan gangguan depresif berat yang tidak
memiliki aksis tiroid normal ditemukan memiliki respon tirotropin dan hormone
perangsang tiroid (TSH) yang tumpul terhadap infus protirelin, hormone pelepas
tirotropin (TRH). Namun, upaya untuk membuat subtype pasien depresi
berdasarkan hasil uji TRH telah menjadi kontradiksi.
3. Hormon pertumbuhan. Beberapa studi menunjukkan adanya perbedaan statistik
antara pasien depresi dan pasien lain dalam regulasi pelepasan hormone
pertumbuhan. Pasien depresi memiliki respon stimulasi pelepasan hormone
pertumbuhan oleh tidur yang tumpul.
- Somatostatin. Selain inhibisi hormone pertumbuhan dan pelepasan CRH,
somatostatin
neurotransmisi serotogenik.
Menurunya pelepasan atau produksi epinefrin, terganggu regulasi aktivitas
Teori yang klasik tentang patofisiologi depresi ialah menurunnya neurotransmisi akibat
kekurangan neurotransmiter dicelah sinaps. Ini didukung oleh bukti-bukti klinis yang
menunjukkan adanya perbaikan depresi pada pemberian obat-obat golongan SSRI
(Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor) dan trisiklik yang menghambat re-uptake dari
neurotransmiter atau pemberian obat MAOI (Mono Amine Oksidasi Inhibitor) yang
menghambat katabolisme neurotransmiter oleh enzim monoamin oksidase.
Serotonin (5HT)
10
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang
mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif,
dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi
sistem serotonin tersebut.
a) Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri,
mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau
marah dan libido
b) Gejala Defisit :
Irritabilitas & Agresif
Depresi & Ansietas
Psikosis
Migren
Gangguan fungsi seksual
Gangguan tidur & Gangguan kognitif
Gangguan makan.
Obsessive compulsive disorder (OCD)
c) Gejala Berlebihan :
Sedasi
Penurunan sifat dan fungsi aggresi
Pada kasus yang jarang: halusinasi.
Serotonin disintesis dari asam amino triptofan dan merupakan satu-satunya
indolamin dalam kelompok itu. Serotonin juga dikenal sebagai 5-hidroksitriptamin (5HT). Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri,
mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau
marah dan libido.
Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticaacid) terdapat
penurunan 5-HIAA dicairan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering
terjadi pada penderita depresi dengan usaha-usaha bunuh diri.
Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG tidur dan HPA
aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai
dengan penurunan serotonin. Pada penderita deresi mayor didapatkan penumpulan
11
respon serotonin prefrontal dan tempoparietal. Ini menunjukkan bahwa adanya gangguan
serotonin pada depresi.
Dari Otak Serotonin diangkut ke Korpus Pinealis (Epifisis) dan di Epifisis
Serotonin diubah menjadi Melatonin terutama pada Malam hari sehingga terjadi Proses
Tidur. Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa
yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur,
kognitif, dan gangguan makan. Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah
dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.
Norepinephrine
Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus serta dalam
konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral. Selain itu
ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke penyimpanan melalui
proses reuptake aktif.
a) Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;
mengatur fight-flightdan proses pembelajaran dan memory.
b) Gejala Defisit :
Ketumpulan
Kurang energi (Fatique)
Depresi
c) Gejala Berlebihan :
Anxietas
kesiagaan berlebih
Penurunan rasa awas
Paranoia
Kurang napsu makan.
Paranoid
Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejalagejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron GABA.
Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan merupakan Neurotransmitter utama
untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism oleh GABA
transaminase
12
a) Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan
aktif dalam fungsi eksitasi.
b) Gejala Defisit :
Irritabilitas
Hostilitas
Tension and worry
Anxietas
Seizure.
c) Gejala Berlebihan :
Mengurangi rangsang selular
Sedasi
Gangguan memori
GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam
gejala-gejala pada gangguan jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron
GABA.
Pada penderita depresi terdapat penurunan GABA. Stressor khronik dapat
mengurangi kadar GABA dan antidepresor dapat meningkatkan regulasi reseptor
GABA.Banyak
pathway
di
otak
menggunakan
GABA
dan
merupakan
Neurotransmitter utama untuk sel Purkinje. GABA dipindahkan dari synaps melalui
katabolism oleh GABA transaminase
Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan
aktif dalam fungsi eksitasi.
berprotein seperti : daging, produk-produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang,
kacang-kacangan dan produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan
lebih terjaga.
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuronneuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada
regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.
(Guyton,1997: 714).
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area.
Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara
serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke
struktur garis tengah (midline).(Guyton,1997: 932)
Glutamate
Asam amino glutamat dan glisin merupakan neurotransmiter utama di SSP, yang
terdistribusi hampir diseluruh otak. Ada 5 reseptor glutamat, yaitu NMDA, kainat, LAP4, dan ACPD. Bila berlebihan, glutamat bisa menyebabkan neurotoksik. Obat-obat
yang antagonis terhadap NMDA mempunyai efek antidepressan.
Glutamat merupakan neurotransmiter excitatory utama pada otak dimana hampir tiap
area otak berisi glutamat, glutamat memiliki konsentrasi tinggi dicorticostriatal dan
didalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotransmiter ini akan berakibat gangguan
atau penyakit bipolar efektif dan epilepsi.
Fungsi utama glutamat adalah pengaturan kemampuan memori dan memelihara fungsi
automatic.
Gejala defisit: gangguan memori, low energy, discrabilitas, schizopernia.
Gejala berlebihan ; kindling, seizures, dan bipolar afective disorder.
4. Apa definisi dan klasifikasi dari insomnia?
Jawaban :
Insomnia adalah gangguan untuk memulai atau mengawali atau mempertahankan tidur,
atau tidak merasa tertirah setelah tidur.
a. Insomnia berhubungan dengan gangguan mental lain (non organic)
14
Keadaan ini merupakan gangguan insomnia akibat gangguan mental non organic.
Depresi dan ansietas mungkin merupakan gangguan penyerta yang paling lazim.
b. Insomnia berhubungan dengan faktor organic yang diketahui
Keadaan ini merupakan gangguan insomnia yang berhubungan dengan faktor organic
yang diketahui atau gangguan fisik, seperti apneu tidur, penyakit Parkinson,
mioklonus, sindrom nyeri, atau zat psikoaktif.
c. Insomnia Primer
Keadaan ini merupakan gangguan insomnia yang tidak berkaitan dengan gangguan
mental lain atau faktor organic yang diketahui. Orang ini dapat dipenuhi dan khawatir
berlebihan mengenai kesukaran tidurnya. Ketegangan dapat mengeksaserbasi
kesukaran tidur di waktu malam tetapi orang ini secara tidak sengaja dapat tertidur
dengan mudah selama siang hari.
Tanda dan Gejala Insomnia
Gejala gastrointestinal
15
Wanita. Wanita lebih mungkin mengalami insomnia. Perubahan hormon selama siklus
menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran. Selama menopause, sering
berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.
Usia lebih dari 60 tahun. Karena terjadi perubahan dalam pola tidur, insomnia meningkat
6. Apa saja penyakit-penyakit yang disertai gejala insomnia pada gangguan depresi?
Jawaban :
Penyakit disertai insomnia dan depresi terdiri dari :
1. Generalized antxiety disorder (GAD )
GAD merupakan salah satu kecemasan yang dikarakteristikkan dengan adanya
kecemasan yang tidak terkontrol, irasional, terus-menerus, kuat mengenai hal-hal
dalam kehidupan sehari-hari, dimana hal-hal tersebut dicemaskan secara berlebihan
atau tidak sewajarnya mencemaskan hal-hal tersebut secara berlebihan. Gangguan ini
ditandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi
atau
aktifitas
yang
spesifik.
remaja
dan
berlangsung
terus
sepanjang
hidup
(Rapee,
1998).
GAD sering ada bersamaan (comorbid) dengan gangguan lain, seperti depresi,
agoraphobia
1.
dan
Perasaan
2.
3.
4.
obsesif
kompulsif.
tegang,
was-was
Symptom
atau
khawatir
Mudah
Kesulitan
dalam
berkonsentrasi
atau
:
lelah
mudah
untuk
berpikiran
kosong
Iritabilitas
16
5.
Ketegangan
otot
Rigiditas
Postur tubuh dan gaya tubuh (menyeret kaki, langkah pendek, gerakan tangan
menurun, postur tubuh membungkuk).
Halusinasi
Konstipasi
Inkontinensia urin
Drooling
Disfungsiseksual.
Gejala psikiatrik :
Depresi
17
Demensia
Psikosis
Terdapat hubungan depresi dengan pasien yang tidak bisa mengalami penetrasi penis
pada skenario, dimana pasien tidak dapat melakukan penetrasi penis dikarenakan penis
pasien tidak dapat berereksi, pasien tidak dapat melakukan ereksi dikarenakan beberapa
faktor seperti berikut :
1. Usia :
Pada umumnya pria pada usia lanjut > 60 tahun akan mengalami penurunan fisiologi
tubuh dimana salah satunya menyebabkan seorang pria akan mengalami kemunduran
dalam ereksi penis, tetapi seorang pria yang lebih muda atau berumur > 40 tahun juga
dapat mengalami penurunan/kemunduran dalam hal kemampuan untuk ereksi
dikarena adanya penyakit seperti penyakit-penyakit kardiovaskuler dan diabetes
mellitus.
2. Operasi :
Umumnya seorang pria yang melakukan operasi seperti contoh dikarenakan trauma
kecelakan yang mengenai pembuluh darah atau saraf-saraf yang berada di penis lalu
dilakukan operasi untuk memperbaiki pembuluh darah atau saraf-saraf tersebut
memungkinkan terjadinya disfungsi ereksi dikarenakan adanya trauma pada
pembuluh darah ataupun saraf tersebut.
3. Gangguan penyempitan arteri :
Beberapa kasus penyempitan arteri juga dapat mengakibatkan disfungsi ereksi sebagai
contoh pada penyakit atherosclerosis dan pasien dengan kolesterol yang tinggi dapat
menyebabkan kurangnya pemasukan darah yang seharusnya memperdarahi pembuluh
darah penis yang akan ereksi dikarenakan adanya penyempitan pembuluh darah
tersebut
4. Hormon testosterone yang menurun :
Hormon testosteron yang menurun biasanya lebih mempengaruhi libido/gairah
seorang pria daripada fungsi ereksi seorang pria. Namun, apabila seorang pria
mengalami turunnya atau berkurangnya hormone testosterone yang mengakibatkan
libidonya berkurang dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi dikarenakan
tidak adanya libido/gairah untuk coitus.
5. 64% pria (mengalami 1 penyakitataulebih) :
Dimaksudkan disini mengalami 1 penyakit atau lebih yaitu 64% pria tidak dapat
berereksi dikarenakan efek penyakit yang sedang dideritanya seperti penyakit jantung
kronis dan kolesterol yang tinggi
6. Depresi :
Depresi dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dikarenakan pada seseorang pria yang
mengalami depresi akan terjadi gangguan pada hormon-hormon neurotransmitter
19
yang berperan dalam depresi dan dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi,
hormon-hormon tersebut adalah :
Serotonin : Serotonin disintesis dari asam amino triptofan dan merupakan satusatunya in dolamin dalam kelompok itu. Serotonin juga dikenal sebagai 5hidroksitriptamin (5-HT). Dari Otak Serotonin diangkut ke Korpus Pinealis
(Epifisis) dan di Epifisis Serotonin diubah menjadi Melatonin terutama pada
Malam hari sehingga terjadi Proses Tidur. Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi
terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis,
migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dangan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan
mempengaruhi sistem serotonin tersebut. Fungsi Utama dari Serotonin (5HT)
adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan
temperature tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.
Norephinefrin : Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus
ceruleus serta dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan
kortex cerebral. Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di saraf
simpatis. Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke
penyimpanan melalui proses reuptake aktif.
a) Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;
mengatur fight-flight dan proses pembelajaran dan memory.
b) Gejala Defisit :
Ketumpulan
Kurang energi (Fatique)
Depresi
Dopamin : Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan
sistem aktivasi retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin, yang
berfungsi membantu otak mengatasi depresi, meningkatkan ingatan dan
meningkatkan kewaspadaan mental. Walaupun dopamin di produksi oleh otak,
individu tetap membutuhkan asupan tirosin yang cukup guna memproduksi
dopamin. Tirosin di temukan pada makanan berprotein seperti : daging, produkproduk susu (sperti keju), ikan, kacang panjang, kacang-kacangan dan produk
kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energy kita akan lebih terjaga. Fungsi
Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron
yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada
20
dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang
mahal. Depresi pada geriatri sulit untuk diidentifikasi, sehingga terlambat untuk diterapi,
karena perbedaan pola gejala tiap kelompok umur. Depresi pada geriatri sering tidak
diakui oleh pasien dan tidak dikenali dokter karena gejalanya yang tumpang tindih
(Setyohadi, 2006)
Menurut pedoman dan penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ)- III (2001),
gangguan depresi ditandai oleh dua gejala, yaitu yang pertama adalah gejala utama yang
terdiri dari mood yang depresi, hilangnya minat dan semangat, dan mudah lelah atau
tenaga hilang. Gejala yang kedua adalah gejala lainya terdiri dari konsentrasi menurun,
harga diri menurun, perasaan bersalah dan tidak berguna, pesimis terhadap masa depan,
ide bunuh diri atau gagasan membahayakan diri sendiri, pola tidur berubah, nafsu makan
menurun (Depkes, 2000).
Depresi menurut PPDGJ-III (2001) dibagi dalam tiga tingkatan yaitu ringan, sedang,
berat, dimana perbedaan antara episode depresif ringan, sedang, dan berat terletak pada
penilaian klinis yang kompleks yang meliputi jumlah, bentuk dan keparahan gejala yang
ditemukan. Tingkatan depresi ringan memiliki tanda-tanda yaitu sekurang-kurangnya
harus ada dua dari gejala utama depresi seperti tersebut diatas, ditambah sekurangkurangnya dua dari gejala yang lain, tidak boleh ada gejala berat diantaranya, lamanya
seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu, hanya sedikit
kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan. Tingkatan pada
depresi sedang memiliki tanda-tanda yaitu sekurangkurangnya harus ada dua dari gejala
utama depresi seperti pada episode depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga dan
sebaiknya empat dari gejala lainya, lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2
minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga. Tingkatan pada depresi berat memiliki tanda-tanda yaitu semua tiga
dari tiga gejala depresi harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainya,
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, bila ada gejala penting (misalnya
agitasi atau retardasi psikomotor) yang jelas, maka pasien tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci dalam hal demikian, penilaian secara
menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan, episode depresif
biasanya harus berlangsung sekurang- 23 kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala
amat berat dan terjadi sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis
dalam kurun waktu dalam 2 minggu, sangat tidak mungkin pasien akan mampu
22
melanjutkan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada tingkat
yang sangat terbatas (Depkes, 2000).
Insomnia adalah ketidakmampuan penderita untuk memperoleh jumlah tidur yang
diperlukan agar dapat menjalankan fungsi pada siang hari secara efisien. Insomnia pada
dasarnya hanya mempunyai dua keluhan utama, yaitu seseorang sulit masuk tidur, dan
sulit mempertahankan tidur. Insomnia dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang sulit untuk masuk tidur, atau kesulitan mempertahankan tidur dalam kurun
waktu tertentu, sehingga menimbulkan penderitaan atau gangguan dalam berbagai fungsi
sosial, pekerjaan ataupun fungsi-fungsi kehidupan lainnya (Erry, 2000).
Terdapat hubungan antara depresi dengan insomnia, karena pasien pada kasus di skenario
mengalami
kebangkrutan
pada
perusahaannya,
sehingga
terjadi
depresi
yang
Fase lanjut, berlangsung selama 4-9 bulan setelah remisis tercapai, di mana
tujuannya adalah untuk menghilangkan gejala sisa atau mencegah kekambuhan
3. Terapi Pengobatan
23
4.
Pe
rti
mb
an
ga
n
24
Efek samping
Efek kardiovaskuler
Aritmia
Jenis antidepresan
Pengatasan
TCA
Hindarkan
pada
dengan
Hipertensi
pasien
innstabilitas
SNRI, bupropion
Jaga
dosis
mungkin,
serendah
jika
tambahkan
Hipotensi ortostatik
TCA,
perlu
obat
antihipertensi
trazodon, Tambahkan fludrokortison,
nefazodon, MAOI
tambahkan
garam
pada
dietnya
Antikolinergik
Konstipasi
TCA
Delirium
tambahkan
TCA
TCA,
Gangguan visual
bupropion
TCA
lain
SNRI, Sarankan
penggunaan
Gangguan neurologis
Sakit kepala
SSRI,
SNRI, Cek
kejang
bupropion
Bupropion,
penyebab lain
TCA, Cek
kemungkinan
amoksapin, SSRI
kemungkinan
Gangguan seksual
Disfungsi ereksi
Tambahkan
sildenafil,
venlafaksin,
bupropion
SSRI, Tambahkan
sildenafil,
Nefazodon
Berikan
edukasi
pemantauan
Insomnia
SSRI,
bupropion
dan
gambaran
klinis
gangguan
fungsi
hati,
sarankan
untuk
tambahkan
sedatif
25
26
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Harold I dan Sadock Benjamin. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta:
Widya Medika
Kaplan dan Sadock. 2002. Sinopsis Psikiatri Ed.7 Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Kusuma, Widjaja. 1997. Kedaruratan Psikiatrik dalam Praktek. Jakarta: Professional
Books
Buku Ajar Psikiatri UI
DEPKES. RI. 2000. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJIII). Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI.
Kuntjoro,
Z.
S.,
2002
Masalah
Kesehatan
Jiwa
Lansia,
Http://www.ePsikologi.com/usia/160402.htm.
Sadock, Benjamin J. 2010. KAPLAN & SADOCK: Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
Jakarta: EGC. Hlm.191-192.
28