Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang erat hubungannya dengan
peredaran darah manusia. Ginjal manusia memiliki panjang kurang lebih sepuluh
sentimeter. Ginjal berbentuk seperti biji kacang dan berjumlah dua buah. Masingmasing ginjal terletak di bagian kanan dan kiri tulang punggung agak ke bawah.
Ginjal adalah organ tubuh yang sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi)
manusia.
Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron
dantiap nefron dapat membentuk urine sendiri. Pada dasarnya nefron terdiri
darisuatu glomerulus dimana cairan difiltrasikan, dan suatu tubulus panjang
tempatcairan yang difiltrasikan tersebut diubah menjadi urine dalam perjalanan
kepelvis ginjal. Glomerulus merupakan suatu jalinan dari sampai 50 kapiler
sejalaryang
dilapisi
oleh
sel-sel
epitel.
Tekanan
darah
didalam
II. DEFINISI
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua
ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir
balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
terlalu tinggi
b. Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
c. Batu di dalam pelvis renalis
d. Penekanan pada ureter oleh:
- jaringan fibrosa
- arteri atau vena yang letaknya abnormal
- tumor.
Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di
piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan
oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau
inflamasi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat
dari bentuk abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang
menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia , penyebab tersering adalah
obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis
juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus.
Apapun
penyebab
dari
hidronefrosis,
disebabkan
adanya
obstruksi
baik
PENATALAKSANAAN
akan
menyebabkan
infeksi
dan
pielonefritis.
Pasien
disiapkan
untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika
salah satufungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi (pengangkatan
ginjal) dapatdilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).
Pada hidronefrosis akut:
- Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui
sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit).
- Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa
dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah
ada
b. Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan
c. Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan pribadi pada
pihak professional perawatan kesehatan
d. Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis
2. Confidentiality
Prinsip
etika
dasar
yang
menjamin
kemandirian
klien.
Perawat
yang
mengikuti
prinsip
autonomi
menghargai
hak
klien
untuk
berarti
untuk melakukan
melakukan
dengan
baik,
yang
baik.
yaitu,
Perawat
memiliki
mengimplemtasikan
kewajiban
tindakan
yang
yang
benar,
nutrisi
dan
segala
tindakan
selama
proses
1.
a.
Aktivitas/istirahat:
Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
Sirkulasi
Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
Eliminasi
Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
Penrunan volume urine
Rasa terbakar, dorongan berkemih
Diare
Oliguria, hematuria, piouria
Perubahan pola berkemih
Makanan dan cairan:
Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
Muntah
Nyeri dan kenyamanan:
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu
Keamanan:
a. Penggunaan alkohol
b. Demam/menggigil
7.
a.
Penyuluhan/pembelajaran:
Riwayat batu saluran kemih dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout,
ISK kronis
b. Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme
c.
d.
XIII.
PENDIDIKAN KESEHATAN
: Hidronefrosis
Sub Tema
: Pencegahan Hidronefrosis
Waktu Pertemuan
: 60 menit
Hari, Tanggal
Pukul
Sasaran
: Ny .Toni
Tempat
I.
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah malakukan penyuluhan diharapkan Ny.Toni dapat mengerti tentang
Hidronefrosis
II.
a.
b.
c.
d.
III.
Pokok materi
a.
b.
c.
d.
Definisi Hidronefrosis
Penyebab Hidronefrosis
Tanda dan gejala Hidronefrosis
Pencegahan Hidronefrosis
IV.
Metode
V.
Kegiatan penyuluhan:
Kegiatan
Pendahuluan
dan Apresiasi
Isi
Penutup
Penyuluh
Audience
waktu
Memperkenalkan
diri
dan Memberikan pendapat yang 10 Menit
memberikan kesempatan audience diketahuinya
memberikan pendapatnya
Materi tentang Hidronefrosis:
Mendengarkan
35 Menit
a. Definisi Hidronefrosis
b. Penyebab Hidronefrosis
c. Tanda dan gejala Hidronefrosis
d. Pencegahan Hidronefrosis
15 menit
penutup/tahapan terminasi
VI.
VII.
-
Media
Evaluasi
: Power Point
: Memberikan pertanyaan kepada Ny.Toni secara lisan.
Pembimbing
XIV. JURNAL
Hydronephrosis and renal failure following inadequate management of
neuropathic bladder in a patient with spinal cord injury
Patient Safety in Surgery 2012, 6:22 doi:10.1186/1754-9493-6-22
Published: 26 September 2012
Background
Condom catheters are indicated in spinal cord injury patients in whom intravesical
pressures during storage and voiding are safe. Unmonitored use of penile sheath
drainage can lead to serious complications.
Case report
A 32-year old, male person, sustained complete paraplegia at T-11 level in 1985. He
had been using condom catheter. Eleven years after sustaining spinal injury,
intravenous urography showed no radio-opaque calculus, normal appearances of
kidneys, ureters and bladder. Blood urea and Creatinine were within reference range.
A year later, urodynamics revealed detrusor pressure of 100 cm water when detrusor
contraction was initiated by suprapubic tapping. This patient was advised intermittent
catheterisation and take anti-cholinergic drug orally; but, he wished to continue penile
sheath drainage. Nine years later, this patient developed bilateral hydronephrosis and
renal failure. Indwelling urethral catheter drainage was established. Five months later,
ultrasound examination of urinary tract revealed normal kidneys with no evidence of
hydronephrosis.
Conclusion
Spinal cord injury patients with high intravesical pressure should not have penile
sheath drainage as these patients are at risk for developing hydronephrosis and renal
failure. Intermittent catheterisation along with antimuscarinic drug should be the
preferred option for managing neuropathic bladder.
XV.SUMBER PUSTAKA
1.
Oktober 2012
2.
2012
3.
Oktober 2012
4. http://id.scribd.com/doc/76132504/5/Anatomi-Fisiologi-Ginjal diakses tanggal 26
Oktober 2012
5. http://www.pssjournal.com/content/6/1/22/ diakses tanggal 26 Oktober 2012
Diposkan 9th November 2012 oleh Windayona Hadi Prasetya