Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KOROSI

JENIS-JENIS INHIBITOR

Oleh :
Fajar Rizki Pratama (K2513020)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITASN NEGERI SEBELAS MARET
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses korosi pada logam merupakan salah satu masalah utama yang dialami oleh
kelompok kelompok industry maju. Diperkirakan bahwa di negara Amerika Serikat saja
biaya tahunan untuk korosi mencapai sepuluh milyar dollar. Korosi atau bisa disebut juga
dengan pengkaratan merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan mutu dari
suatu bahan logam yang disebabkan karena terjadinya reaksi antara logam dan
lingkungan. Proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang pada prosesnya
terjadi secara simultan di anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik
tertutup.
Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ditemukanlah cara cara yang
dapat digunakan untuk mencegah korosi. Contohnya adalah dengan pelapisan permukaan
logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi, dan lain lain. Pada makalah
kali ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah metode penambahan inhibitor korosi.
Pengertian dari inhibitor korosi adalah suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah
sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap
logam.
Pada umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa senyawa organic dan
anorganik yang mengandung gugus gugus yang memiliki pasangan electron bebas,
seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin dan senyawa senyawa amina.
Tapi pada kenyataannya bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya
dan tidak ramah lingkungan. Maka dari itu pemakaian inhibtor yang berbahan organik
dan bio-degradable bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut untuk melindungi
besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah
didapatkan, biaya murah dan ramah lingkungan sekarang ini sangatlah diperlukan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan korosi?
2) Reaksi kimia apakah yang terjadi pada baja saat korosi?
3) Apa yang dimaksud dengan inhibitor korosi ?
4) Apa saja jenis jenis inhibitor korosi ?
5) Bagaimana mekanisme inhibitor korosi ?
6) Apa saja syarat terjadinya inhibitor korosi ?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dan proses kimia dari korosi


2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan NaCl
3. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh inhibitor CaO, nitrit dan borax terhadap laju
korosi baja dalam NaCl
4. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl, NaCl dan
nitrit, NaCl dan borax, NaCl dan CaO

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Korosi
Korosi adalah degradasi atau penurunan mutu material, biasanya logam, yang
sering kita kenal sebagai karat. Fenomena ini disebabkan baik oleh proseselektrokimia
yang terjadi secara spontan dari logam yang berinteraksi dengan lingkungannya maupun
oleh sifat materialnya sendiri. Secara umum, korosi memecah atom unsur dari logam
menjadi ion ion akibat bereaksi dengan zat lain, sehingga dapat menghilangkan
massa.Pada besi,proses korosi yang terjadi pada udara normal dapat kita modelkan
sebagai berikut
Fe (s) + H2O (l) + O2(g)Fe(OH)2 (s)

..(1)

Fero hidroksida [Fe(OH)2] yang terbentuk pada reaksi ini kemudian akan
bereaksi kembali menjadi ferri hidroksida [Fe(OH)3] karena terpapar dengan air dan
udaradi lingkungan. Reaksi tersebut dapat kita tulis menjadi:
4 Fe(OH)2(s) + O2 (g) + 2H2O(l) 4Fe(OH)3 (s) ........(2)
2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O
.........(3)
Ferri hidroksida yang terbentuk dapat pula berubah menjadiFe2O3 yang
berwarna merah kecoklatan yang biasa disebut karat (Vogel, 1979). Secara umum,
produk produk yang dihasilkan pada korosi besi pada udara dan air dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.1Produk korosi pada baja
Senyawa
Fe2O3H2O
Fe(OH)3
Fe3O4
Fe(OH)2

Warna
Merah

Oksida
Fe3+

Keterangan
Hematite

kecoklatan
Hitam
Biru/Hijau

Fe2+/Fe3+
Fe2+

Magnetite/Iodestone
Dapat larut dan warna
dapat berubah sesuai

pH
FeO
Hitam
Fe
Pyrophoric
Korosi merupakan reaksi antara logam dengan lingkungannya, sehingga
2+

perubahan lingkungan menjadi kurang agresif akan memperlambat laju korosi.

Substansi yang apabila ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam lingkungan yang
korosif dapat menurunkan laju korosi dari material disebut inhibitor.
Inhibitor adalah zat organic maupun anorganik yang ditambahkan kedalam
suatu lingkungan untuk mengendalikan proses korosi. Sifat-sifat sebuah elektrolit dapat
diubah untuk membatasi agresifitas terhadap permukaan logam. Ion- ion yang paling
agresif yang dapat menyerang permukaan logam baja adalah ion-ion sulfat, tiosulfat,
tiosianat, dan klorida. Untuk menghambat ion-ion agresif tersebut dapat ditambahkan
inhibitor nitrit sehingga dapat mengurangi laju korosi pada permukaan logam.
Inhibitor adalah zat yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan dalam
jumlah kecil, secara sinambung atau berkala, dapat menurunkan laju korosi logam.
Pemakaian Inhibitor Korosi adalah salah satu upaya untuk mencegah korosi.
2.1 Jenis Inhibitor
Ada berbagai jenis Inhibitor yang dikenal, dan diklasifikasikan berdasarkan
bahan dasarnya, reaksi yang dihambat, serta mekanisme inhibisinya.
1. Menurut Bahan Dasarnya :
a. Inhibitor Organik : Menghambat korosi dengan cara teradsorpsi kimiawi pada
permukaan logam, melalui ikatan logam-heteroatom. Inhibitor ini terbuat dari
bahan organik. Contohnya adalah : gugus amine, tio, fosfo, dan eter. Gugus
amine biasa dipakai di sistem boiler.
b. Inhibitor Inorganik : Inhibitor yang terbuat dari bahan anorganik.
2. Menurut Reaksi yang dihambat :
a. Inhibitor katodik : Yang dihambat adalah reaksi reduksi. Molekul organik netral
teradsorpsi di permukaan logam, sehingga mengurangi akses ion hidrogen
menuju permukaan elektroda. Dengan berkurangnya akses ion hidrogen yang
menuju permukaan elektroda, maka hydrogen overvoltage akan meningkat,
sehingga menghambat reaksi evolusi hidrogen yang berakibat menurunkan laju
korosi. Karena adanya inhibitor katodik maka potensial korosi bergeser ke arah
negative.
Inhibitor katodik merupakan kation yang bermigrasi ke permukaan
katodik dan diendapkan secara kimia atau elektrokimia dan mengisolasi
permukaan ini, sehingga menghalangi pembebasan gas hydrogen di permukaan
katodik. Reaksi katodik di lingkungan netral, adalah:
2H2O + O2 + 4e = 4OH-

Pada reaksi ini, inhibitor bereaksi dengan ion hidroksil menghasilkan


senyawa yang mengendap di permukaan katoda, sehingga menyelimuti katoda
dari elektrolit dan mencegah masuknya oksigen. Inhibitor yang banyak
digunakan untuk tipe ini adalah larutan garam seng dan magnesium yang
membentuk hidroksida tidak larut, kalsium yang menghasilkan karbonat dan
polifosfat.
Reaksi katodik di lingkungan asam:
2H+ +2e = H2
Pembentukan gas hydrogen dapat dikendalikan oleh peningkatan sistem
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Log (i)
Gambar 1. Polarisasi Katodik
Inhibitor katodik dibedakan menjadi :

Inhibitor racun : Contohnya : As2O3, Sb2O3.


Menghambat penggabungan atom-atom Had menjadi molekul gas H2 di
permukaan logam
Dapat mengakibatkan perapuhan hidrogen pada baja kekuatan tinggi.
Bersifat racun bagi lingkungan.
Inhibitor presipitasi katodik :
Mengendapkan CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4 dari dalam air. Contoh :
ZnSO4 + dispersan.
Oxygen scavenger :
Mengikat O2 terlarut
Contoh : N2H4 (Hydrazine) + O2 N2 + 2 H2O
Hydrazine diinjeksikan di up stream Deaerator dalam sistem WHB (Waste
Heat Boiler) dan WHR (Waste Heat Recovery) di unit pabrik Ammonia
maupun Utilitas.

b. Inhibitor Anodik : Adalah inhibitor yang menghambat reaksi oksidasi.


Inhibitor anodik adalah suatu anion bermigrasi ke permukaan anodik dn
membantu proses pasivasi selanjutnya dengan oksigen terlarut. Inhibitor anodik
dapat merupakan inhibitor anorganik seperti ortofosfat, silikat, nitrit, kromat, dan
benzoate.
Inhibitor anorganik ini dapat dibedakan menjadi:

inhibitor oksidator, seperti kromat dan nitrit

inhibitor non oksidator, seperti boraks, fosfat dan silikat


Inhibitor oksidator dapat efektif tanpa oksigen, sedangkam inhibitor non

oksidator hanya efektif dengan adanya oksigen terlarut.


Inhibitor anodik ini merupakan inhibitor yang sangat efektif dan secara
luas digunakan, tetapi jenis inhibitor ini mempunyai sifat yang tidak diinginkan,
yaitu bila kandungan atau konsentrasi inhibitor tidak cukup melapisi semua
permukaan anodik, sehingga mengakibatkan terjadinya korosi sumuran (pitting).
Dengan demikian, inhibitor anodik sering ditunjuk sebagai inhibitor yang
berbahaya. Pengaruh konsentrasi inhibitor terhadap korosinya dapat ditunjukkan
seperti Gambar 2. berikut.

Log (i)
Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Anodik

Fe + OH- FeOHad + eFeOHad + Fe + OH- FeOHad + FeOH+ + 2eMolekul organik teradsorpsi di permukaan logam, sehingga katalis
FeOHad berkurang akibatnya laju korosi menurun. Contoh inhibitor anodik adalah

molibdat, silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit, dan nitrat. Inhibitor jenis ini sering
dipakai / ditambahkan pada saat chemical cleaning peralatan pabrik.
c. Inhibitor campuran : Campuran dari inhibitor katodik dan anodik. Inhibitor
campuran, biasanya mengandung salah satu bahan oksidator seperti kromat, nitrit
dan bahan non oksidator yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan
seperti ortifosfat atau silikat. Sebagai contoh, inhibitor campuran adalah
penggunaan senyawa nitrit dan benzoate untuk radiator automobile, senyawa
kromat dan polifosfat sebagai inhibitor anodik dan katodik.

Log (i)

a.

b.

Log (i)

Log (i)

c.

Gambar 3. Jenis inhibitor (a) Inhibitor Anodik, (b) Inhibitor Katodik, (c) Inhibitor Campuran
3. Menurut Mekanisme (Cara Kerja) Inhibisi :
a. Inhibitor Pasivator : menghambat korosi dengan cara menghambat reaksi
anodik melalui pembentukan lapisan pasif, sehingga merupakan inhibitor
berbahaya, bila jumlah yang ditambahkan tidak mencukupi.
Inhibitor Pasivator terdiri dari :
Inhibitor Pasivator Oksidator, misalnya : Cr2O72-, , CrO42-, ClO3-, ClO4-.
Cr2O72- mempasivasi baja dengan peningkatan reaksi katodik dari
Cr2O72- menjadi Cr2O3, dan menghasilkan lapisan pasif Cr2O3 dan FeOOH.
Inhibitor Pasivator non oksidator, contohnya : ion metalat (vanadat,
ortovanadat, metavanadat), NO2-. Inhibitor vanadium dipakai di Unit
CO2 Removal Pabrik Ammonia, karena larutan Benfield yang bersifat
korosif.
Molybdat (MoO42-) menginhibisi dengan cara membentuk lapisan
pelindung yang terdiri dari senyawa ferro-molybdat menurut reaksi berikut :
Fe + O2 + H+ Fe2+ + OH-

MoO42- + Fe2+ FeMoO4

Pembentuk senyawa tak larut :


INH + H2O OH- ; M + 2 OH- MO + H2O
Misalnya : NaOH, Na3PO4, Na2HPO4, Na2CO3, NaBO3.

b. Inhibitor Presipitasi : Membentuk kompleks tak larut dengan logam atau


lingkungan sehingga menutup permukaan logam dan menghambat reaksi anodik
dan katodik. Contoh : Na3PO4, Na2HPO4.
Contoh inhibitor yang bereaksi dengan logam :
Na3PO4 +3H2O 3Na++3OH- + H3PO4
Fe + 2 OH- FeO + H2O + 2e

Contoh inhibitor yang bereaksi dengan lingkungan :


2 Na3PO4 +2Ca2+ (dalam air) 2Ca3(PO4)2 + 3Na2+

c. Inhibitor Adsorpsi : Agar teradsorpsi harus ada gugus aktif (gugus heteroatom).
Gugus ini akan teradsorpsi di permukaan logam. Contoh : Senyawa asetilen,
senyawa sulfur, senyawa amine dan senyawa aldehid.
d. Inhibitor Aman dan Inhibitor Berbahaya :
Inhibitor aman (tidak berbahaya) adalah inhibitor yang bila ditambahkan
dalam jumlah yang kurang (terlalu sedikit) dari konsentrasi kritisnya, tetap
akan mengurangi laju korosi. Inhibitor aman ini umumnya adalah inhibitor
katodik, contohnya adalah garam-garam seng dan magnesium, calcium, dan

polifosfat.
Inhibitor berbahaya adalah inhibitor apabila ditambahkan di bawah harga
kritis akan mengurangi daerah anodik, namun luas daerah katodik tidak
terpengaruh. Sehingga kebutuhan arus dari anoda yang masih aktif bertambah
hingga mencapai harga maksimum sedikit di bawah konsentrasi kritis. Laju
korosi di anoda-anoda yang aktif itu meningkat dan memperhebat serangan
korosi sumuran. Yang termasuk inhibitor berbahaya adalah inhibitor anodik,
contohnya adalah molibdat, silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit, dan nitrat.

DAFTAR PUSTAKA
Jones, Denny A., (1992), Principle and Prevention of Corrosion, Macmillan Publishing
Company, New York.
Rozenfeld, I.L., (1981), Corrosion Inhibitors, McGraw-Hill Inc., New York.
Priandani, Manik, (2001), Studi Pengaruh Inhibitor Formaldehid Terhadap Korosi Baja
Karbon ASTM A 283 oleh Bakteri Pereduksi Sulfat (SRB) di dalam Air Laut, Master
Thesis, Program Khusus Rekayasa Korosi, Program Studi Rekayasa Pertambangan,
ITB.

Anda mungkin juga menyukai