Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGERTIAN GAS TERLARUT


Gas terlarut adalah jumlah gas terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbs atmosfir/udara. Gas terlarut didalam air terdiri dari
beberapa macam gas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gas Oksigen (O2)
Oksigen merupakan faktor penting bagi kehidupan makro dan mikro
organisme perairan karena diperlukan untuk proses pernafasan. Kadar
oksigen terlarut (DO) di ketiga lokasi penelitian berkisar antara 5,4 5,8
mg/l. Secara umum kadar oksigen terlarut di kedua lokasi ini tergolong
baik. Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada
suhu 0 C dan 8 mg/l pada suhu 25 C kadar oksigen yang terlarut dalam
perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air,
dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta
semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil.
Kadar oksigen juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada percampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa
air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke
badan air (Effendi, 2003).
DO atau oksigen terlarut merupakan jumlah gas O 2 yang diikat oleh
molekul air. Kelarutan O2 di dalam air terutama sangat dipengaruhi oleh
suhu dan mineral terlarut dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam
air terdapat pada suhu 0 C, yaitu sebesar 14,16 mg/l. Konsentrasi ini akan
menurun seiring peningkatan ataupun penurunan suhu.
Di perairan danau, oksigen lebih banyak dihasilkan oleh fotosintesis
alga yang banyak terdapat pada zone epilimnion, sedangkan pada perairan
tergenang yang dangkal dan banyak ditumbuhi tanaman air pada zone
litoral, keberadaaan oksigen lebih banyak dihasilkan oleh aktivitas
fotosintesis tumbuhan air.Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari
difusi oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air
hujan serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton.
Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah:
6CO2 + 6H2O + foton C6H12O6 + 6O2

DO pada ekosistem danau dan waduk (perairan lentik) pada awal


perkembangannya relatif tinggi, karena pemanfaatan oleh aktivitas
organisme rendah. Sumber oksigen terlarut utamanya berasal dari
pengikatan langsung dari udara, sedangkan dari aktivitas fotosintesis
masih sangat rendah. Pada tahap perkembangan selanjutnya DO akan
fluktuatif sesuai dengan banyaknya aktifitas hidup, dan penyuburan. BOD
juga relatif kecil karena bahan organik dalam ekosistem masih rendah,
COD juga demikian.
Oksigen terlarut (DO) dalam ekosistem perairan mengalir (sungai)
cenderung relatif tinggi dan merata. Hal tersebut dikarenakan adanya
gerakan air yang terus menerus di semua bagian perairan, mulai dari
permukaan sampai dasar perairan.
2. Gas Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida merupakan produk dari respirasi yang dilakukan oleh
tanaman maupun hewan. Ketersediaan karbondioksida adalah sumber
utama untuk fotosintesis, dan pada banyak cara menunjukkan hubungan
keterbalikan dengan oksigen. Meskipun suhu merupakan faktor utama
dalam regulasi konsentrasi oksigen dan karbondioksida, tetapi hal ini juga
tergantung pada fotosintesis tanaman, respirasi dari semua organisme,
aerasi air, keberadaan gas gas lainnya dan oksidasi kimia yang mungkin
terjadi (Goldman dan Horne, 1983).
CO2 atau biasa disebut karbondioksida, terbentuk dalam air karena
proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme.
Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar. Sumber karbon
utama di bumi adalah atmosfer dan perairan, terutama lautan. Laut
mengandung karbon lima puluh kali lebih banyak daripada karbon
diatmosfer. Perpindahan karbon di atmosfer ke laut terjadi melalui proses
difusi. Karbon yang terdapat di laut cenderung mengatur karbondioksida di
atmosfer. Karbon yang terdapat di atmosfer dan di perairan di ubah
menjadi karbon organic melalui proses fotosintesis, kemudian masuk

kembali ke atmosfer melalui proses respirasi dan dekomposisi yang


merupakan proses biologis mahkluk hidup (Efendi, 2003).
Ketersediaan karbondioksida terlarut di air dapat bersumber dari air
tanah, dekomposisi zat organik, respirasi organisme air, senyawa kimia
dalam air maupun dari udara namun dalam jumlah yang sangat sedikit
(Subarijanti, 1990). Tumbuhan akuatik, misalnya alga, lebih menyukai
karbondioksida sebagai sumber karbon dibandingkan dengan bikarbonat
dan karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat berperan sebagai sumber
karbon. Namun di dalam kloroplas bikarbonat harus dikonversi terlebih
dahulu menjadi karbondioksida dengan bantuan enzim karbonik anhidrase
(Boney, 1989 dalam Effendi, 2003).
Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Karbon dioksida adalah gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih
tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Ia berbentuk gas pada
keadaan dan temperatur dan tekanan standard dan hadir di atmosfer di
bumi. Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan,
fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh
tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbondioksida
merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga
dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Karbondioksida
anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geothermal lainnya
seperti pada mata air panas. Karbondioksida tidak mempunyai bentuk cair
pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada
temperatur di bawah -78 . Dalam bentuk padat, karbondioksida umumnya
disebut sebagai es kering .
Karbondioksida adalah oksida asam. CO 2 di udara juga diperlukan
dalam proses fotosintesis karbohidrat oleh tanaman. Sebagian juga diubah
menjadi karbonat padat, melalui proses pelarutan dengan air dan
membentuk asam karbonat, lalu berinteraksi dengan kation, sebagai

contoh, dengan Ca2+ dan terbentuk senyawa kalsium karbonat yang tidak
larut.
Karbon dioksida larut dalam air dan secara spontan membentuk
H2CO3 (asam karbonat) dalam kesetimbangan dengan CO 2. Konsentrasi
relatif antara CO2, H2CO3, dan HCO3 (bikarbonat) dan CO32(karbonat)
bergantung pada kondisi pH larutan. Dalam air yang bersifat netral atau
sedikit basa (pH > 6,5), bentuk bikarbonat mendominasi (>50%). Dalam
air yang bersifat basa kuat (pH > 10,4), bentuk karbonat mendominasi.
Bentuk karbonat dan bikarbonat memiliki kelarutan yang sangat baik.
Karbondioksida dalam air dapat berasal dari pengikatan langsung
dari udara bebas, dan melalui proses respirasi organisme. Karbondioksida
dalam perairan sangat dibutuhkan terutama oleh tumbuh-tumbuhan air
termasuk algae untuk fotosistesis.
Kegunaan Gas-Gas Terlarut
1. Untuk pernafasan makhluk hidup
2. Digunakan oleh industri baja untuk mengurangi kadar karbon dalam besi
3.
4.
5.
6.

gudal
Sebagai bahan bakar roket (oksigen cair dengan nitrogen cair)
Industri kimia menggunakan oksigen untuk oksidasi berbagai zat
Oksigen dengan gas asetilena digunakan untuk mengelas baja
variabel kunci dalam menentukan macam dan keberadaan biota air.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Gas-gas terlarut


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

suhu,
salinitas,
turbulensi air,
tekanan atmosfir
aktivitas fotosintesis,
respirasi, dan
limbah (effluent) yang masuk ke badan air

B. PENYEBAB GAS TERLARUT


1. Gas Oksigen (O2)
Kenaikan kadar oksigen di perairan secara umum disebabkan oleh
berlangsungnya proses fotosintesis. Pada siang hari saat terjadi proses
fotosintesis kadar oksigen dalam perairan mencukupi untuk kebutuhan
respirasi.

Namun

pada

saat

suhu

yang

tinggi

yang

kemudian

mempengaruhi aktifitas biota budidaya akan mengakibatkan kadar oksigen


berkurang. Proses respirasi tumbuhan dan hewan pada malam hari juga
mengakibatkan hilangnya oksigen (Afrianto dan Liviawaty, 1991).
Pada umumnya perairan yang telah tercemar kandungan oksigennya
sangat rendah, hal ini karena oksigen terlarut di dalam air diserap oleh
mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organik
sehingga menjadi bahan yang mudah menguap. Selain itu bahan buangan
organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air
sehingga makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya
(Lesmana dan Bambang, 2001).
2. Gas Karbon dioksida (CO2)
Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor penyebab naik dan
turunya kadar karbondioksida pada perairan. Semakin tinggi oksigen
dalam

air,

maka

semakin

rendah

kadar

karbondioksida

yang

dihasilkan,sebaliknya semakin rendah kadar oksigen dalam perairan maka


semakin tinggi kandungan kadar karbondioksida dalam air. Parameter
lainya seperti suhu juga sangat mempengaruhi kandungan kadar
karbondioksida yang dihasilkan dalam air. Dimana semakin tinggi suhu
maka kadar karbondioksida pun ikut naik, sebaliknya jika suhu rendah
kadar karbondioksida akan ikut rendah (Zonnoveld dan Husiman, 1991).

C.

DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GAS


TERLARUT
1. Gas Oksigen (O2)
Kelebihan serta kekurangan oksigen dalam air, akan berdampak
negatif pada organisme yang berada dalam perairan. Organisme dalam
perairan khususnya ikan, akan mengalami stres bahkan terjadi kematian
apabila kadar oksigen terlarut dalam air akan menurun atau lebih
(Sitanggang dan Sarwono, 2006).
Menurut Asmawi (1986), saat kadar oksigen terlarut dalam perairan
berkurang kecepatan makan ikan pun akan berkurang. Atau jika kadar
oksigen kurang dari 1 ppm ikan akan berhenti makan. Tetapi saat kadar
oksigen terlarut berada dalam jumlah yang sangat banyak ikan-ikan
memang jarang mati, namun pada saat tertentu hal yang demikian dapat
mematikan ikan, sebab di dalam pembuluh-pembuluh darah terjadi emboli
gas yang mengakibatkan tertutupnya pembuluh-pembuluh rambut dalam
daun-daun insang ikan.
2. Karbon Dioksida (CO2)
Kurangnya karbondioksida (CO2) terlarut dalam perairan utamanya
pada siang hari dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis
yang dilakukan oleh organisme akuatik dan memperlambat pertumbuhan
organisme tersebut dalam perairan

Apabila jumlah kadar karbondioksida melebihi dari standar yang


sudah ditentukan yaitu 15 ppm, itu sangat membahayakan karena
menghambat pengikatan oksigen (O2). Lebih lanjut dikatakan kadar
karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian
air secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yang terlalu lebat dan
peningkatan peranan kincir air (Mujiman, 1989).

D. PENANGGULANGAN GAS TERLARUT


1. Gas Oksigen (O2)
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah
dengan cara :
a. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar
oksigen terlarut akan menurun.
b. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka
semakin kadar oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis
semakin berkurang dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan
oksidasi bahan bahan organik dan anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut
adalah dengan cara :
a. Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka
kadar oksigen terlarut akan naik.
b. Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka
semakin kadar oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis
semakin meningkat.
c. Mengurangi bahan bahan organik dalam air, karena jika banyak
terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
d. Diusahakan agar air tersebut mengalir.

2. Gas Karbondioksida (CO2)


Penanggulangan Karbondioksida (CO2) berlebihan dalam budidaya
yaitu dengan cara melakukan sirkulasi air yang lebih. Karena dapat

membantu meningkatkan O2 dan mengurangi CO2 sedangkan untuk perairan


yang kekurangan CO2 dilakukan pemupukan.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi,H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Juna. 2015. Buku Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri. Medan:
Politeknik Teknologi Kimia Industri.
http://dyancintaindonesia.blogspot.co.id/2011/05/pencemaran-udara-karbondioksida-co2.html
http://lahiank.blogspot.com/2011/12/v-behavioruridefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Bilangan Iodin
    Bilangan Iodin
    Dokumen2 halaman
    Bilangan Iodin
    Fajar Syahputra
    100% (2)
  • Reaksi PH Tanah
    Reaksi PH Tanah
    Dokumen14 halaman
    Reaksi PH Tanah
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Fisika
    Fisika
    Dokumen7 halaman
    Fisika
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bio
    Makalah Bio
    Dokumen16 halaman
    Makalah Bio
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen1 halaman
    Book 1
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • SO2 Plant Proses Pembuatan
    SO2 Plant Proses Pembuatan
    Dokumen14 halaman
    SO2 Plant Proses Pembuatan
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Heat Exchanger
    Heat Exchanger
    Dokumen5 halaman
    Heat Exchanger
    FadelMuhammadSarira
    Belum ada peringkat
  • Flow Sheet Formaldehid Plant
    Flow Sheet Formaldehid Plant
    Dokumen5 halaman
    Flow Sheet Formaldehid Plant
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Risky Limbah
    Risky Limbah
    Dokumen22 halaman
    Risky Limbah
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Techno Preneur Ship
    Techno Preneur Ship
    Dokumen6 halaman
    Techno Preneur Ship
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • PR Fajar
    PR Fajar
    Dokumen7 halaman
    PR Fajar
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen14 halaman
    Jurnal
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Mesran Super Sae 20w
    Mesran Super Sae 20w
    Dokumen2 halaman
    Mesran Super Sae 20w
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kadar Abu
    Analisis Kadar Abu
    Dokumen2 halaman
    Analisis Kadar Abu
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • TSP Phmeter
    TSP Phmeter
    Dokumen17 halaman
    TSP Phmeter
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Asam Lemak
    Pengertian Asam Lemak
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Asam Lemak
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Titik Tuang
    Titik Tuang
    Dokumen1 halaman
    Titik Tuang
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Grind
    Grind
    Dokumen19 halaman
    Grind
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal GC
    Jurnal GC
    Dokumen8 halaman
    Jurnal GC
    Aniza Febriyanti
    Belum ada peringkat
  • VCO dan Manfaatnya
    VCO dan Manfaatnya
    Dokumen7 halaman
    VCO dan Manfaatnya
    TikaGita
    Belum ada peringkat
  • SNI Palmitat
    SNI Palmitat
    Dokumen17 halaman
    SNI Palmitat
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Sifat
    Sifat
    Dokumen4 halaman
    Sifat
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Vco Kelapa
    Pembuatan Vco Kelapa
    Dokumen42 halaman
    Pembuatan Vco Kelapa
    Tri Istia Handayani
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS VOLUMETRI
    ANALISIS VOLUMETRI
    Dokumen1 halaman
    ANALISIS VOLUMETRI
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Filsafat
    Filsafat
    Dokumen10 halaman
    Filsafat
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Protein
    Protein
    Dokumen3 halaman
    Protein
    Fajar Syahputra
    Belum ada peringkat