Anda di halaman 1dari 6

KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL

Kebutuhan gizi ibu hamil lebih banyak dibanding gizi ibu yang sedang tidak mengalami
kehamilan karena selain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu juga diperlukan
untuk janin yang sedang dikandungnya. Kebutuhan gizi ibu hamil pada setiap trimester
berbeda, hal ini disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan
ibu.
Kasdu (dalam Sulistyoningsih: 2006: 30) menyatakan bahwa pemenuhan gizi pada
trimester pertama lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Hal ini dikarenakan
sedang terjadi pembentukan sistem saraf, otak, jantung, dan organ reproduksi pada tubuh
janin . Pemenuhan gizi trimester II dan III selain memperhatikan kualitas juga harus
terpenuhi secara kuantitas.
Bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil harus meliputi enam kelompok, yaitu
makanan yang mengandung protein, susu dan olahannya, sumber karbohidrat baik dari roti
maupun biji-bijian, buah dan sayur yang tinggi kandungan vitamin C, sayuran berwarna hijau
tua, serta buah dan sayur lain. Berikut merupakan kebutuhan zat gizi yang cukup penting bagi
ibu hamil.
1. Energi
Umumnya ibu hamil akan mengalami peningkatan berat badan hingga mencapai 12,5
kg tergantung dari berat badan ibu sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan
tambahan 300 kkal/hari atau sekitar 15% lebih dari keadaan normal (tidak hamil) atau
membutuhkan 2800-3000 kkal makanan sehari. Menurut angka kecukupan gizi tahun
2004, penambahan kebutuhan energi per hari bagi ibu hamil pada trimester pertama
adalah 180 kkal, trimester kedua dan ketiga masing-masing 300 kkal. Total kalori
yang dibutuhkan untuk menambah berat badan 12,5 kg kira kira sekitar 80.000 kkal,
dari jumlah tersebut sebanyak 36.000 kkal digunakan untuk pembakaran, dan 44.000
kkal sisanya untuk pembuatan jaringan baru.
2. Protein
Ibu hamil memerlukan konsumsi lebih banyak dari biasanya. Berdasarkan angka
kecukupan gizi tahun 2004 selama hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar
17 gram per hari. Kebutuhan protein hewani seperti ikan, telur, daging, dan susu lebih
besar dibanding kebutuhan protein nabati seperti tempe, tahu, kacang. Hal ini
disebabkan karena struktur protein hewani lebih mudah dicerna daripada protein
nabati. Hampir 70% protein digunakan untuk pertumbuhan janin yang dikandung.
Pertumbuhan dimulai dari pertumbuhan sebesar sel sampai tubuh janin mencapai
kurang lebih 3,5 kg, protein juga digunakan untuk pembentukan plasenta. Bila

kebutuhan protein kurang maka akan berpengaruh pada plasenta ibu hamil, sedangkan
plasenta berfungsi sebagai penunjang, pemelihara, dan sebagai penyalur makanan ibu
kepada bayi. Protein juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel
otak dan mielin selama masa janin. Selain itu, protein juga dibutuhkan untuk
persiapan persalinan. Sebanyak 300-500 ml darah diperkirakan akan hilang pada
persalinan sehingga cadangan darah diperlukan pada periode tersebut dan hal ini tidak
terlepas dari peran protein.
3. Vitamin A
Vitamin A diperlukan oleh ibu hamil, namun tidak boleh berlebihan karena dapat
menimbulkan cacat bawaan. Isotetrinoin (asam 13-cic-retinoat) yaitu suatu analog
vitamin A telah dibuktikan menyebabkan pola kelainan yang khas yakni embriopati
isotretinoin/embriopati vitamin A dengan ciri-ciri antara lain celah langit-langit,
hidrosefali, cacat tuba neuralis, cacat jantung.
4. Vitamin B12
Vitamin B12 bersama dengan asam folat berperan dalam sintetis DNA dan
memudahkan pertumbuhan sel. Vitamin ini juga penting untuk keberfungsian sel
sumsum tulang, sistem pernafasan, dan saluran pencernaan. Kebutuhan vitamin B12
sebesar g per hari. Bahan makanan sumber vitamin B12 adalah hati, ikan, telur,
daging, unggas, kerang, keju, dan susu.
5. Asam Folat
Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lebih besar daripada ibu normal
(tidak hamil). Asam folat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel muda, pematangan
sel darah merah, sintesis DNA, pembentukan heme, dan metabolisme energi.
Kekurangan asam folat dapat berakibat lelah berat, kaki kejang, gangguan tidur. Jika
berlanjut akan menyebabkan anemia megaloblastik. Kekurangan asam folat dapat
berakibat pada BBLR, ablasio plasenta serta defect neural tube terutama pada periode
kehamilan minggu ketiga sampai pada minggu kedelapan dimana terjadi organo
genesis. Kebutuhan asam folat untuk trimester pertama sebanyak 280 g, trimester
kedua 660 g dan trimester ketiga sebanyak 470 g. Jenis makanan yang
mengandung asam folat yakni ragi, brokoli, sayuran hijau, asparagus, dan kacangkacangan.
6. Vitamin D
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil akan mengakibatkan gangguan metabolisme
kalsium pada ibu dan janin. Gangguan dapat berupa hipokalsemi, tetani pada bayi
baru lahir, dan osteomalasia pada ibu. Sumber vitamin D yang utama adalah sinar

matahari. Kekurangan vitamin D banyak terjadi pada perempuan hamil yang


bermukim di daerah yang hanya sedikit bersentuhan dengan matahari.
7. Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200%-300%. Sekitar
1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang
saat melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk
pembentukan sel darah merah. Zat besi tidak akan terpenuhi kebutuhannya hanya dari
diet saja, karena itu diperlukan suplemen zat besi sebagai tambahan. Pemberian
dilakukan selama trimester kedua dan ketiga dan dianjurkan untuk menelan 30-60 mg
tiap hari mulai minggu keduabelas kehamilan sampai selama 3 bulan. Asupan protein
hewani dan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan besi, sedangkan kopi, teh,
garam kalsium, magnesium dapat mengurangi jumlah serapan zat besi.
8. Yodium
Yodium dapat diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.kekurangan
yodium selama hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid yang
selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan saraf sebagai akibat dari
hipotiroid dapat menyebabkan retardasi mental. Kekurangan yodium juga dapat
mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan
perinatal. Asupan yodium yang dianjurkan adalah 200 g. Kebutuhan yodium dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi garam beryodium, serta konsumsi bahan makanan
yang bersumber dari laut.
9. Kalsium
Berdasarkan angka kecukupan gizi 2004, konsumsi kalsium yang dianjurkan bagi ibu
hamil adalah sebanyak 950 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil
olahannya, udang, dan juga sarden. Selain untuk tulang kalsium juga dibutuhkan
untuk mencegah preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan kejang pada ibu, prematuritas, bahkan kematian.
10. Serat
Kebutuhan serat bagi ibu hamil juga harus diperhatikan, karena selain memberikan
rasa kenyang lebih lama, serta juga dibutuhkan untuk memperlancar sistem
pencernaan sehingga dapat mencegah sembelit. Serat dapa diperoleh dari sayuran,
buah-buahan, padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras dan olahannya. (Kasdu,
2006)
MENU SEIMBANG IBU HAMIL

Ibu hamil perlu pangaturan makan yang baik agar kebutuhan gizi terpenuhi. Berikut
merupakan contoh pengaturan dan porsi untuk ibu hamil yang harus dipenuhi dalam
sehari.
Jenis Makanan
Makanan

Pokok

Frekuensi
(Beras,

makaroni, mie)

dan

Jumlah

Makanan/Hari
kentang, 2 piring nasi (@200-250 gram)
80 gram roti
100 gram kentang

Protein Hewani
(daging, ikan, ayam, telur)

90 gram daging/ikan

Protein nabati
(tahu, tempe, kacang-kacangan)

60 gram kacang-kacangan atau


100 gram tahu atau

1 butir telur

100 gram tempe


Sayuran
Buah-buahan
Mentega/margarin/minyak

3 mangkuk
2 porsi @100-150 gram
2 sdm mentega/margarin
3 sdm minyak

Susu/yogurt
1 gelas
Sumber: Kasdu, 2004
Berikut adalah beberapa contoh menu seimbang bagi ibu hamil:
DEFINISI IBU MENYUSUI
ASIatauairsusuibuadalahcairanyangdihasilkanolehsepasang
payudaraibu,dengankomposisiyangkhassertaspesifikuntuk
perkembanganbayi(Biancuzzo,2000).Menyusuiadalahproses
pemberiansusukepadabayiatauanakkecildenganairsusuibu(ASI)
daripayudaraibu.Bayimenggunakanrefleksmenghisapuntuk
mendapatkandanmenelansusu(Biancuzzo,2000,Welfort,2001;
Wiliam,2000).SedangkanmenurutLowdermilk,BobakdanPerry
(2005),yangdimaksuddenganbreastfeedingmerupakansuatuproses
atauupayasebagaihasildarikegiatanhormonhormon,refleksrefleks
instingdanprilakupembelajaranmenyusuibagiibudanbayi.

Bahan

Gambar. Anatomi Payudara untuk Menyusui Sumber: google.com


PATOFISIOLOGI MENYUSUI
1. Pembentukan kelenjar payudara pada masa kehamilan
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,
percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon
plasenta dan korpus luteum. Hormon-hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan antara lain prolaktin, lactogen plasenta, korionik gonadotropin, insulin,
kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid, serta hormon pertumbuhan.
Prolaktin dari Adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu
untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum pada usia kehamilan 3 bulan.
Pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi jumlah
prolaktin meningkat, hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.
Kemudian, laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum pada
trimester kedua.
2. Pembentukan Air Susu Ibu (ASI)
Ibu menyusui akan memiliki dua refleks yang berperan dalam pembentukan ASI yaitu
refleks prolaktin dan refleks Let Down.
a. Refleks prolaktin
Menjelang akhir kehamilan jumlah kolostrum masih terbatas karena terhambat
oleh tingginya kadar hormon estrogen dan progesteron. Setelah plasenta
terlepas saat proses persalinan serta kurang berfungsinya korpus luteum maka
hormon estrogen dan progesteron sangat berkurang. Kemudian dengan disertai
isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara akan
merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan menuju hipotalamus melalui medula
spinalis

dan

mesensephalon,

kemudian

hipotalamus

akan

menekan

pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan akan

merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktorfaktor yang memicu sekresi prolaktin akan merangsang Adenohipofise
(hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
b. Refleks Let Down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin adenohipofise, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise
posterior) yang kemudian mengeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah,
hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada
uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai
pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan
memeras susu yang telah dibuat untuk kemudian keluar dari alveoli dan masuk
ke sistem duktulus yang kemudian selanjutnya mengalir melalui duktus
laktiferus masuk ke mulut bayi.
Apabila ibu menyusui sedang stres maka akan terjadi suatu blokade dari
refleks Let Down. Hal ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari
adrenalin yang menyebabkan menyebabkan vasokontraksi dari pembuluh
darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya untuk dapat mencapai
target organ mioepitelium. Akibat dari tidak sempurnanya refleks Let Down
maka akan terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis
tampak payudara membesar. Hal ini dapat berakibat abses, gagal menyusui
dan rasa sakit.
Daftar Pustaka
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Nugroho, Taufan. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha
Medika
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Rusilanti. 2006. Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai