Oleh :
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektronika merupakan salah satu peralatan yang digunakan oleh manusia
setiap hari atau bahkan dapat dikatakan merupakan suatu kebutuhan pokok umat
manusia. Perangkat atau peralatan elektronika memang sangat dibutuhkan oleh
manusia di era modern saat ini, dengan adanya peralatan ini dapat menjadi salah
satu media hiburan seseorang atau masyarakat serta memudahkan manusia untuk
memperlancar aktivitas kesehariannya, terutama pada dunia perindustrian sangat
membantu untuk mempercepat hasil produksi, meningkatkan kualitas barang
produksi, mempermudah proses produksi, serta menekan biaya produksi.
Dalam perkembangan zaman peralatan elektronika ini berkembang secara
cepat dari teknologi yang secara manual hingga yang secara otomatis tanpa
kendali manusia. Sepeti pintu otomatis, mesin cuci otomatis, TV auto on-off, dan
peralatan otomatis lain.
Dalam laporan tertulis ini akan saya bahas tentang Lampu Flip Flop.
Rangkaian ini adalah rangkaian sederhana berupa dua buah lampu (lampu LED)
yang menyala secara bergantian. Rangkaian ini banyak dipakai sebagai mainan
elektronik dan bahan praktek bagi pelajar elektronik pemula.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui karakter, fungsi, dan cara kerja dari setiap komponen dalam
rangkaian lampu flip flop,
2. Membaca dan mengerti gambar skema rangkaian,
3. Mengatur tata letak setiap komponen sehingga tertata rapi,
4. Membuat alur (pengawatan antar komponen) pada PCB dengan benar,
BAB II
GAMBAR RANGKAIAN
2.1 Skema Rangkaian
Nama Komponen
Transistor BC 109/108/107
Resistor 1K
Resistor 12K
Lampu LED Hijau, Merah
Kapasitor 10F
Kabel jumper
Jumlah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Komponen
Dalam pembuatan rangkaian detektor cairan, ada berbagai macam
komponen elektronika yang digunakan. Komponen tersebut adalah sebagai
berikut.
3.1.1
Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai
pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).
bertambah kecil bila terkena suhu panas yang namanya NTC (Negative
Thermal Coefficient).
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan
kodekode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan)
dari resistor. Resistor ini mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua
kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
cincin kode warna, kode ini untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus
mengukur besarnya dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association) seperti ditunjukan pada gambar di bawah ini :
Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling
depan ke arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada
pada badan resistor yang paling pojok juga dengan lebar yang lebih
menonjol, sedangkan posisi cincin yang pertama agak sedikit ke dalam.
Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi
dari resistor tersebut. Kalau kita telah bisa menentukan mana cincin yang
pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan
besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20%
memiliki 3 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Tetapi resistor dengan
toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk
cincin
toleransi).
Cincin
pertama
dan
seterusnya
berturut-turut
3.1.2
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah suatu komponen elektronika yang
dapat menyimpan arus listrik sementara di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kapasitor ini di gunakan untuk penstabil tegangan pada AC/DC power
dan Amplifier. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata
"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa
Itali condensatore), dan komponen ini memiliki satuan yang disebut
Farad, nama Farad sendiri di ambil dari sang penemunya yaitu Michael
Faraday.
Struktur sebuah kapasitor terbuat terdiri dari 2 plat logam yang
dipisahkan dengan isolator. Isolator ini terdiri dari bahan-bahan dielektrik
yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan
positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Ukuran
kapasitor adalah Farad. Semakin besar jumlah Farad atau kapasitas
muatan listrik yang dapat di tampung maka bentuk dari kapasitornya akan
semakin besar. Tetapi di dalam sebuah komponen elektronika nilai yang
terdapat dalam sebuah kapasitor nilainya kecil, biasanya satuan yang di
gunakan adalah F, nF dan pF.
1 F = 10-6 F
8
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F
Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya
dalam waktu yang relatif. Kapasitor adalah komponen elektronika yang
berfungsi menyimpan muatan listrik, selengkapnya mengenai definisi
kapasitor bisa membaca tulisan terdahulu tentang Pengertian Kapasitor.
Kapasitor sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu kapasitor polar dan
kapasitor bipolar/ non polar. Pembagian ini berdasarkan pada adanya
polaritas (kutub positif dan negatif) dari masing-masing kapasitor.
1. Kapasitor Polar
Kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada kakinya
(-/+), Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas adalah karena
proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk
kutub positif anoda dan kutub negatif katoda. sehingga dalam
pemasangannya tidak boleh terbalik.
Kapasitor polar biasa disebut juga dengan nama elco, satuan yang
digunakan untuk mengetahui nilai kapasitas sebuah elco adalah
F(mikro Farad). Tiap elco memiliki tegangan kerja yang berbedabeda, biasanya batas maksimal tegangan yang diperbolehkan untuk
sebuah elco tertulis pada bodynya. Tegangan kerja pada elco
dinyatakan dalam volt. Apabila sebuah elco memiliki nilai
10F/25volt, itu artinya elco tersebut bernilai 10 mikro Farad dan
memiliki batas maksimum tegangan 25 volt. Sifat kapasitor ini
bahan-bahan
material
seperti
polyester(polyethylene
: melambangkan angka
Angka II
: melambangkan angka
10
Angka III
3.1.3
Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan
semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan
emitor (E). Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam
dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan
dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam
rangkaian-rangkaian
digital,
transistor
digunakan
sebagai
saklar
11
Bias Transistor
Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan tegangan bias
pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai
0.7 Volt tergantung jenis dan bahan semikonduktor yang digunakan.
Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif
dari emitor. Dan untuk transistor PNP, tegangan bias pada basis harus
lebih negatif dari emitor. Semakin tinggi arus bias pada basis, maka
transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan kolektor-emitor
(VCE) semakin rendah.
12
Pada gambar 3.7 terlihat bahwa TR1 adalah termasuk jenis NPN, jadi
tegangan bias pada basis (Vbb) harus lebih positif dari emitor (Vee).
Untuk memudahkan maka Vcc ditulis dengan +Vcc dan Vee ditulis
dengan -Vee. Dan TR2 adalah termasuk jenis PNP, jadi tegangan bias
pada basis (Vbb) harus lebih negatif dari emitor (Vee). Untuk
memudahkan maka Vcc ditulis dengan -Vcc dan Vee ditulis dengan +Vee.
Transistor sebagai Saklar
Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor jenuh,
maka seolah akan didapat hubung singkat antara kaki kolektor dan emitor.
dengan memanfaatkan fenomena ini, maka transistor dapat difungsikan
sebagai saklar elektronik.
13
dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata
dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light
Emitting Dioda) merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan
mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan memancarkan cahaya
apabil diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias.
14
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2
buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar
diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada
saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda)
ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata (flat). Kaki anoda
dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti
pada gambar diatas. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat
menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan
memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki
katoda.
15
BAB IV
PRINSIP KERJA RANGKAIAN
16
LED akan menyala secara bergantian dalam waktu yang relatif sesuai ukuran dari
kapasitor waktu yang diperlukan untuk mengisi sampai penuh.
4.2 Analisa
Setelah rangkaian selesai dirakit kita lakukan pengujian rangkaian dan
menghasilkan data sebagai berikut:
SOURCE
ON
OFF
LED 1
ON
OFF
OFF
LED 2
OFF
ON
OFF
Dari hasil pengujian didapatkan hasil yang sesuai fungsi dan prinsip kerja
rangkaian lampu flip flop, lampu menyala secara bergantian saat ada sumber
arus yang masuk. Dan kedua lampu akan mati saat tidak ada sumber arus yang
masuk ke rangkaian.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rangkaian lampu flip flop, rangkaian ini bekerja berdasarkan dari fungsi
kapasitor polar, komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik
dalam waktu yang relatif. Dua buah lampu LED akan menyala secara bergantian
saar rengkaian aktif, LED akan menyala dalam waktu yang relatif sesuai ukuran
dari kapasitor, bila besaran ukuran mikrofarad kapasitor semakin besar maka
waktu yang diperlukan untuk mengisi penuh arus listrik kapasitor semakin
panjang dan juga lampu LED akan semakin lama menyala.
5.2 Saran
Setelah melakukan perakitan rangkaian, melakukan percobaan, dan
mendapatkan hasil, maka penulis memberikan saran:
a.
b.
c.
d.
Penyolderan dimulai pada komponen pasif dan tahan terhadap suhu panas
terlebih dahulu, selanjutnya pada komponen aktif,
e.
f.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://1547wz.files.wordpress.com/2009/02/resistor.pdf/
http://abisabrina.wordpress.com/2010/08/14/fungsi-dasar-transistor//
http://alldatasheet.com/datasheet-pdf//
http://ectrokomponen.blogspot.com/2013/03/berkenalan-dengan-kapasitor.html/
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/led-light-emittingdioda/#chitika_close_button//
http://id.wikipedia.org/wiki/Transistor/
19
LAMPIRAN
1. Fixed Resistor Carbon Watt
1.1 Dimensions
d
W
Rated
Type
Power
(W)
RS11-1/2
0.5
9.5 - 0.8
D
3.5
0.2
26 - 2
0.69
0.01
Max
Max
Rated
Overload
Resistance
Voltage
Voltage
range
350
500
4.7
22M
Resistance range
1k and under
Temperature range
-55 to +20
6.5
Temperature range
+20 to +125
6.5
1.1k to 10k
10
11k to 100k
13
10
110k to 1M
15
13
1.1M to 10M
20
19.5
15
19.5
R=R2-R1
R1 Resistance value at reference temperature
R2 Resistance value at test temperature
20
Description
Test method
Frequency range: 10HZ ~ 500Hz
Vibration
Performance
Requirements
No
visible
R2%R+0.1
3
2
2
1
PIN
DESCRIPTION
emitter
base
21
collector-base voltage
BC107
CONDITIONS
MIN. MAX.
open emitter
-
50
30
BC107
45
BC108; BC109
20
200
mA
300
mW
110
450
BC108
110
800
BC109
200
800
BC108; BC109
VCEO
collector-emitter voltage
open base
ICM
Ptot
T amb 25 C
hFE
DC current gain
BC107
IC = 2 mA; VCE = 5 V
fT
UNIT
transition frequency
MHz
VCEO
VEBO
PARAMETER
collector-base voltage
CONDITIONS
MIN.
MAX. UNIT
open emitter
BC107
50
BC108; BC109
30
BC107
45
BC108; BC109
20
collector-emitter voltage
emitter-base voltage
BC107
open base
open collector
BC108; BC109
IC
100
mA
ICM
200
mA
IBM
200
mA
Ptot
300
mW
Tstg
storage temperature
-65
+150
Tj
junction temperature
175
Tamb
-65
+150
T a m b 25C
22
PARAMETER
CONDITIONS
Rth j-a
Rth j-c
VALUE UNIT
note 1
0.5
K/mW
0.2
K/mW
2.4 CHARACTERISTICS
Tj = 25C unless otherwise specified.
SYMBOL
ICBO
PARAMETER
collector cut-off current
IEBO
hFE
hFE
BC107A; BC108A
BC107B; BC108B;
BC109B BC108C;
DCBC109C
current gain
VCEsat
VBEsat
VBE
BC107A; BC108A
BC107B; BC108B;
BC109B BC108C;
BC109C
collector-emitter
saturation
voltage
base-emitter saturation
voltage
base-emitter voltage
Cc
collector capacitance
Ce
emitter capacitance
fT
transition frequency
noise figure
BC109;
BC109C
CONDITIONS
IE = 0; VCB = 20 V
IC = 0; VEB = 5 V
I C = 10 A; V CE = 5 V
90
40
100
150
270
110
180
200
290
IC = 10 mA; IB = 0.5 mA
420
520
90
250
mV
IC = 100 mA; IB = 5 mA
200
600
mV
700
mV
900
mV
550
620
700
mV
770
mV
IE = ie = 0; VCB = 10 V; f = 1
MHz
2.5
pF
pF
MHz
dB
IC = 2 mA; VCE = 5 V
MHz
IC= 10 mA; VCB = 5 V; f = 100
100
MHz
I C = 200 A; V CE = 5 V;
R S = 2 k; f = 30 Hz to 15.7
kHz
23
15
nA
15
50
nA
220
450
800
noise figure
BC107A; BC108A
BC107B; BC108B;
BC108C
I C = 200 A; V CE = 5 V;
R S = 2 k; f = 1 kHz; B =
200 Hz
10
dB
dB
BC109B; BC109C
24
Symbol
IV
20 /2
P
1
Test
Min Typ Max Unit
Conditions
IF = 10mA, Note 1
mcd
0.3 0.8 2.5 8.7 Note 2
36
- deg.
655
585
635
24
35
40
1.7
2.1
2.0
2.0
2.8
2.8
100 A
30
15
20
),
A),
Forward Voltage
NTE3020
NTE3021
NTE3022
NTE3023
VF
IF = 20mA
Reverse Current
IR
VR = 5V
Capacitance
NTE3020
NTE3021
NTE3022, NTE3023
VF = 0, f = 1 MHz
25
nm
nm
pF
4. Alumunium Capacitor
CHARACTERISTICS
Rated Voltage Range
6.3 ~ 100Vdc
1 min.
2 min.
Z-25C/Z+20C
Z-40C/Z+20C
12
10
Cap.(F) Code
Leakage Current
26
6.3
10
16
25
35
50
63
100
2.2
2R2
5x11
5x11
5x11
3.3
3R3
5x11
5x11
5x11
4.7
4R7
5x11
5x11
5x11
5x11
10
100
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
6.3x11
22
220
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
8x11.5
33
330
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
6.3x11
8x11.5
47
470
5x11
5x11
5x11
5x11
5x11
6.3x11
6.3x11
10x12.5
100
101
5x11
5x11
5x11
6.3x11
6.3x11
8x11.5
8x11.5
10x20
150
151
6.3x11
220
221
5x11
5x11
6.3x11
8x11.5
8x11.5
10x12.5
10x16
12.5x25
330
331
6.3x11
6.3x11
8x11.5
8x11.5
10x12.5
10x16
10x20
12.5x25
470
471
6.3x11
6.3x11
8x11.5
10x12.5
10x16
10x20
12.5x20
16x25
1,000
102
8x11.5
10x12.5
10x16
10x20
12.5x20
12.5x25
16x25
2,200
222
10x16
10x20
12.5x20
12.5x25
16x25
16x31.5
3,300
332
10x20
12.5x20
12.5x25
16x25
16x31.5
18x35.5
4,700
472
12.5x20
12.5x25
16x25
16x31.5
18x35.5
6,800
682
12.5x25
16x25
16x31.5
18x35.5
10,000
103
16x25
16x31.5
18x35.5
15,000
153
16x35.5
18x35.5
27