Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Uretra merupakan bagian terpenting dari saluran kemih. Pada pria dan wanita urin
berfungsi untuk mengalirkan urin keluar dari tubuh. Saluran uretra juga penting dalam
proses ejakulasi semen dari saluran reproduksi pria.
Pada striktur uretra terjadi penyempitan lumen uretra akibat terbentuknya jaringan
fibrotik pada dinding uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih,
mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan
urin keluar dari tubuh. Urin yang keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak
komplikasi, sengan komplikasi terberat adalah gagal ginjal. Striktur uretra lebih banyak
terjadi pada pria di bandingkan wanita, karena uretra wanita lebih pendek dan jarang
terkena infeksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat menyebabkan terjadinya striktur
uretra. Selain itu uretra juga bisa terjadi karena bawaan lahir atau kongenital meskipun hal
itu jarang terjadi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli-buli melalui proses
miksi. Secara anatomis uretra terbagi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior.
Uretra di lengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli buli
dan sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.
Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik dan
sfingter uretra eksterna dipersarafi oleh sistem somatic.1
Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra yang
dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Dibagian posterior lumen
uretra prostatika terdapat suatu tonolan verumontanum dan disebelah proksimal dan distal
dari verumontanum ini terdapat Krista uretralis. Uretra anterior adalah bagian uretra yang
dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior terdiri atas pars bulbosa, pars
pendularis, fossa navikularis dan meatus uretra eksterna.1

Panjang uretra pada pria dewasa sekitar 23-25 cm sedangkan panjang uretra pada
wanita kurang lebih 3-5 cm.perbedaan ukuran panjang uretra inilah yang menyebabkan
keluhan hambatan keluar urin lebih sering terjadi pada pria.
Panjang uretra pada wanita sekitar 3-5 cm dengan diametr 8 mm. Terletak di bawah
simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Pada sepertiga medial uretra
terdapat sfingter uretra eksterna. Tonus otot sfingter uretra eksterna dan tonus otot levator
berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada didalam buli-buli pada saat ingin miksi.
B. Definisi Striktur Uretra
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.
Penyempitan lumen ini disebabkan karana dindingnya mengalami fibrosis dan pada
tingkat yang lebih lanjut terjadi fibrosis korpus spongiosum.1,2
C. Etiologi Striktur Uretra2,3
Straddle Injury
Trauma tersering yang menyebabkan striktur uretra adalah straddle Injury.
Pasien sering tidak mengeluhkan gejala dalam beberapa bulan sampai tahun
3

setelah trauma. Biasanya sering mengenai uretra bulbaris. Beberapa hal yang
menyebabkan straddle injury antara lain di sebabkan karna terkena tangkai dari

sepeda, pagar, ditendang, terkena bola dan lain-lain.


Pelvic Bone Fracture Posterior Urethral Disruptions
Penyebab umum pada fraktur pelvis adalah kecelakaan mobil dan sepeda motor.
Ketika panggul retak, ada robekan dari bagian membran dari uretra posterior.

Dan pada kasus-kasus yang berat pasien benar-benar tidak dapat buang air kecil.
Lichen Sclerosis (LS)
Lichen Sclerosis (LS): ini juga dikenal sebagai Balanitis Xerotica Oblitarans atau
BXO. Pria dengan LS memiliki warna berwarna keputihan pada kulit penis dan

bisa berkembang striktur yang melibatkan meatus sendiri, atau striktur panjang.
Pembedahan
Operasi rekonstruksi dari kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia.
Instrumentasi
Instrumentasi dapat menyebabkan kerusakan pada uretra dan pembentukan
striktur berikutnya, contohnya adalah pada pemasangan kateter. Fossa
navicularis adalah bagian dari uretra dekat dengan lubang uretra di ujung penis

daerah yang paling sering terkena.


Infeksi
Infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan uretritis gonorrhoika atau non
gonorrhoika yang dulu menjadi penyebab terjadinya striktur uretra tapi sekarang
sudah jarang ditemukan karena pemakaian antibiotik. Infeksi chlamidia juga
menyebabkan striktur uretra tapi bisa dicegah dengan menghindari kontak
dengan individu yang terinfeksi atau menggunakan kondom.

D. Patofisiologi Striktur Uretra


Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa
pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli buli, ureter dan ginjal. Mukosanya
terdiri dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya
skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vascular.1
Apabila terjadi perlukaan pada uretra maka akan terjadi penyembuhan cara
epimorfosis artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan ikat yang tidak sama seperti
semula. Jaringan ikat inilah yang menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil
lumen uretra, sehingga terjadi striktur uretra.1
4

Gambaran strikura uretra


Berdasarkan derajat penyempitan lumen, striktur uretra dibagi menjadi 3 tingkatan :
1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra
2. Sedang : jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan diameter lumen uretra
3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter lumen uretra
Pada penyempitan derajat berat kadang teraba jaringan keras di korpus spongiosum
yang dikenal dengan spongiofibrosis.

Derajat penyempitan lumen striktur uretra


E. Diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Konsekuensi tersering dari striktur uretra adalah penurunan laju aliran urin dan
memerlukan waktu yang lama untuk mengosongkan kandung kemih. Gejala dapat terjadi
tiba-tiba atau secara bertahap. Pasien dengan striktur uretra sering datang dengan keluhan
obstruksi pada saluran kemih ataupun infeksi saluran kemih. Pada anamnesis didapatkan
gejala klinis yang khas seperti pancaran buang air menjadi kecil dan bercabang. Selain itu,
bisa juga ada gejala lain sperti frekuensi, urgensi, disuria, inkontinensia, urin yang
menetes, kadang-kadang ada pembengkakan pada penis, infiltrate abses dan fistel. Gejala
lebih lanjutnya adalah retensi urin.2,3
Pemeriksaan Penunjang
Untuk penatalaksanaan yang tepat, sebelumnya kita harus menentukan lokasi,
panjang, kedalaman dan densitas atuu kepadatan dari stiktur uretra. Pemeriksaan panjang
dan lokasi stiktur uretra bisa di tentukan dengan pemeriksaan radiografi, uretroskopi dan
ultrasonografi. Untuk menentukan kedalaman dan kepadatan pada jaringan parut bisa
dengan menyimpulkan hasil dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan kontras dan
uretroscopy.2

Laboratorium
Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya infeksi
Ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
Uroflowmetri
Untuk mengetahui pola pancaran urin secara obyektif dengan memakai alat
uroflowmetri. Alat ini berguna untuk mengukur kecepatan pancaran urin.
Kecepatan pancaran oada pria normal adalah 20 ml/detik. Jika pancaran kurang

dari 10 ml/detik menandakan ada obstruksi.


Urethral X-Ray Imaging (RUG-VCUG)

Prosedur standar untuk pencitraan uretra adalah urethrogram retrograde (RUG)


dan cystourethrogram berkemih (VCUG). Untuk melihat letak penyempitan
dan besarnya penyempitan uretra dibuat dengan uretrografi. Pemeriksaan lebih
lengkap untuk mengetahui panjang striktura adalah dengan membuat foto
sistoureterografi dengan dengan cara memasukkan bahan kontras secara
antegrad dari buli-buli dan secara retrograde dari uretra.

Normal

Uretroskopi
Untuk melihat langsung adanya striktur uretra. Jika ditemukan adanya striktur
langsung diikuti dengan uretrotomi interna (sachse) yaitu memotong jaringan
fibrotic dengan memakai pisau sachse.

F. Penatalaksanaan3,4,5
Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah :
1. Dilatasi (Bougie)
Terdapat beberapa jenis Bougie. Bougie bengkok merupakan satu batang logam
yang ditekuk sesuai dengan kelengkungan uretra pria. Bougie lurus mempunyai
ujung yang tumpul dan umumnya hanya hanya sedikit melengkung. Bougie
filiformis mempunyai diameter yang lebih kecil dan terbuat dari bahan yang
lebih lunak. Apabila striktur tidak teratur, mulailah dengan bougie bengkok atau
lurus ukuran sedang dan secara bertahap dinaikkan ukurannya. Tindakan yang
kasar akan semakin merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada
akhirnya menimbulkan striktur lagi yang lebih berat.
2. Uretrotomi interna
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong
jaringan sikatriks uretra.
Indikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat Sachse adalah striktur
uretra anterior aaatau posterior yang masih ada lumen walaupun kecil dan
panjangnya tidak lebih dari 2 cm serta tidak ada fistel.
3. Uretromi eksterna
Tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian
dilakukan anastomosis end-to-end diantara jaringan uretra yang masih sehat, cara
ini tidak dapat dilakukan bila daerah striktur lebih dari 1 cm.
4. Pemasangan stent uretra
Prosedur ini melibatkan penggunaan stent logam internal yang memiliki
penampilan seperti rantai pagar melingkar.
G. Komplikasi1,2
1. Trabekulasi, sakulasi dan divertikel
2. Refluks vesiiko ureteral
3. Infeksi Saluran kemih dan Gagal Ginjal
4. Infiltrat urin, abses dan fistulasi
8

H. Prognosis1
Striktur uretra sering kambuh kembali, sehingga pasien harus sering menjalani
pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh jika telah dilakukan
observasi selama satu tahun tidak menunjukkan tanda tanda kekambuhan.

BAB III
KESIMPULAN

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.
Penyempitan lumen ini disebabkan karana dindingnya mengalami fibrosis dan pada
tingkat yang lebih lanjut terjadi fibrosis korpus spongiosum. Sriktur uretra bisa disebabkan
9

karena adanya suatu kelainan kongenital ataupun didapat. Pasien dengan striktur uretra
sering datang dengan keluhan obstruksi pada saluran kemih ataupun infeksi saluran
kemih. Pada anamnesis didapatkan gejala klinis yang khas seperti pancaran buang air
menjadi kecil dan bercabang.
Untuk penatalaksanaan yang tepat, sebelumnya kita harus menentukan lokasi,
panjang, kedalaman dan densitas atuu kepadatan dari stiktur uretra. Pemeriksaan panjang
dan lokasi stiktur uretra bisa di tentukan dengan pemeriksaan radiografi, uretroskopi dan
ultrasonografi. Untuk menentukan kedalaman dan kepadatan pada jaringan parut bisa
dengan menyimpulkan hasil dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan kontras dan
uretroscopy. Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah Dilatasi,
Uretrotomi interna, Uretromi eksterna. Striktur uretra sering kambuh kembali, sehingga
pasien harus sering menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini
dikatakan sembuh jika telah dilakukan observasi selama satu tahun tidak menunjukkan
tanda tanda kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnomo Basuki B. Striktura uretra, dalam : Dasar-dasar UROLOGI. Ed 2. CV.


Sagung, Jakarta, 2003. Hal ; 153-156
2. Jordan GH, Schlossberg SM. Surgery of the penis and urethra. In: Wein AJ, et al,
eds. Campbell-Walsh Urology. Vol 1. 10th ed. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co;
2012 : 975-991
3. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Striktur Uretra, dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.
Revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1996.
4. Tanagho EA., MCAninch JW. Urethral Stricture. In: Smith`s General Urology.
Lange Medical Books/McGraw-Hill. New York. 633 635.
10

5. Widya Wistara Agung A.A. Gde Oka Ngr., A.A., Siki Kawiyana Ketut, Maliawan

Sri. DIAGNOSIS DAN PENANGANAN STRIKTUR URETRA. Bagian/SMF


Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Sanglah Denpasar. 2013

11

Anda mungkin juga menyukai