Anda di halaman 1dari 35

Presentasi Kasus

Atika Widya Syariati

A. Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama
: Ny. R
No. RM
: 342983
Umur
: 45 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Nambak bungkal
Tanggal pemeriksaan: 25 agustus 2015

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien tidak sadarkan diri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami demam seminggu, mual (+) tidak disertai
muntah. Tidak ada kejang dan batuk pilek. Selanjutnya pasien
dirawat di puskesmas selama 3 hari, dan sempat pulang ke rumah
selama 2 hari. Saat di rumah pasien menjadi tidak sadar, sehingga
pasien dibawa ke RSUD dr. Hardjono Ponorogo dan masuk ICU
selama 10 hari. Kemudian pasien dipindah di ruang saraf.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat menderita kejang disangkal
Riwayat Hipertensi
disangkal
Riwayat DM
disangkal
Riwayat alergi obat
disangkal
Riwayat Gangguan kejiwaan diakui

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat sakit serupa disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat DM
disangkal
Riwayat menderita kejang disangkal

STATUS INTERNA
Pemeriksaan pada tanggal 25 agustus 2015
1. Keadaan Umum
Tampak lemah, tanda vital sebagai berikut :
Tekanan Darah
: 140/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/ menit
Suhu
: 35,6C
Laju Pernapasan
: 18 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-),
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening maupun deviasi
trakea.

3. Thorax
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+) ronkhi (-/-) wheezing (-/-)
Cor : bunyi jantung I-II reguler, bising (-)
4. Abdomen
Peristaltik
: normal
Nyeri tekan : tidak ditemukan
5. Ekstremitas
Akral
: Ekstremitas superior (hangat/hangat)
Ekstremitas inferior (hangat/hangat)
Edema
: Ekstremitas superior (-/-)
Ekstremitas inferior (-/-)
Kesan Status Internus dalam batas normal

STATUS NEUROLOGIS
1.
2.

Kesadaran : somnolen, GCS = E4 V4 M6


Meningeal Sign
Kaku kuduk : (+)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Brudzinski III : (-)
Brudzinski IV
: (-)
Kernig
: (+/+)
3. Nervus Cranialis
N III pupil isokor 4mm/4mm
Reflek cahaya direct (+/+)
Reflek cahaya indirect (+/+)
N VII facial palsy (-)
(pasien tidak kooperatif)

4. Sistem motorik
gerakan
B
B
Tonus

Kekuatan

Trofi

444

444

444

444

Eu

Eu

Eu

Eu

Klonus tidak ditemukan


5. Sistem sensorik
- Tidak dilakukan pemeriksaan karena pesien tidak kooperatif.

6.

Reflek Fisiologis
Refleks Biceps
: +2/+2
Refleks Triceps
: +2/+2
Refleks Patella
: +2/+2
Refleks Achilles
: +2/+2
Kesan : refleks fisiologis dalam batas normal
7. Refleks Patologis
Hoffman
: -/ Tromner
: -/ Oppenheim : -/ Gordon
: -/ Babinsky
: +/+
Chaddock : -/ Mendel Betcherew : -/ Rossolimo : -/Kesan : ditemukan adanya refleks patologis yaitu babinsky

8.

Fungsi Cerebellum
Finger to nose : buruk
Rebound test : buruk
Heel to shin : tidak bisa diperiksa

9.

Provokasi Nyeri
Lasseque : +/+
Patrick sign : +/+
Kontrapatrick sign : +/+

10. Fungsi Vegetasi


Miksi
: normal, lancar, di pampers
Defekasi : pasien tidak bisa BAB 12 hari

RESUME
RPS Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran yang
sebelumnya mengalami demam seminggu dan sempat dirawat di
puskesmas.
RPD pada usia 15 tahun pasien mulai mengalami gangguan kejiwaan.
RPK disangkal
Status Interna TD : 140/80 mmHg, N : 80x/menit, S : 35,6C, RR : 18x.
K/L : dbn, sdv(+/+), rh (-/-), wh (-/-). BJ I-II reguler, bising (-).
Peristaltik usus (+), nyeri tekan (-). Ekstremitas superior inferior : dbn.
Status neurologis somnolen E4V4M6, kaku kuduk & kernig (+), pupil
isokor 4 mm/4 mm, px nervus cranialis lainnya (-) karena pasien tidak
kooperatif. Gerakan motorik baik, kekuatannya masing-masing bernilai
4. pemeriksaan sensoris tidak dapat dilakukan. Refleks fisiologis +2.
babinsky positif. Pemeriksaan fungsi cerebellum buruk. Provokasi
nyeri positif.

HASIL LABORATORIUM

Analysis Items

Result

Unit

Ref. Range

WBC

23.7

10^3/uL

4.0-10.0

Lymph #

0.6

10^3/uL

0.8-4.0

Mid #

0.9

10^3/uL

0.1-1.5

Gran#

22.2

10^3/uL

2.0-7.0

Lymph%

2.4

20.0-40.0

Mid%

3.8

3.0-15.0

Gran%

93.6

50.0-70.0

RBC

5.63

10^6/uL

3.50-5.50

HGB

12.7

g/dL

11.0-16.0

HCT

38.2

37.0-54.0

MCV

67.8

fL

80.0-100.0

MCH

22.6

pg

27.0-34.0

MCHC

33.3

g/dL

32.0-36.0

RDW-CV

20.1

11.0-16.0

RDW-SD

46.7

fL

35.0-56.0

PLT

319

10^3/uL

150-450

ASSESMENT

1. Diagnosis Klinis penurunan kesadaran, nausea, febris,


meningeal sign positif, refleks patologis positif
2. Diagnosis Topis Meninges
3. Diagnosis Etiologis Meningitis

Penatalaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Inj. Citicoline 2x500 mg


Kalnex 3x1
B1 3x1
Amlodipin 1x10 mg
Dexametason 1x1
Inj ceftriakson 2x1
Dulcolac supp.

PROGNOSIS
1. Disease
: dubia ad bonam
2. Discomfort: dubia ad malam
3. Dissatification
: dubia ad malam
4. Disability
: dubia ad malam
5. Death
: dubia ad bonam

FOLLOW UP
Tanggal 26 agustus 2015
S : nyeri kepala, tidak bisa tidur, belum BAB 13 hari.
O : k/u = lemah, kesadaran = somnolen
TD : 140/100 mmHg N: 80x/menit, S: 34,9
Status internus : dbn
status neurologis : E4V4M6, kaku kuduk & kernig (+), pupil isokor
3mm/3mm. Sistem motorik kekuatan bernilai 4. sensoris (-) pasien
tidak kooperatif. Refleks fisiologis (+2), babinsky (+/+). Fungsi
cerebellum tidak dapat melakukan, provokasi nyeri (+).
miksi : normal, lancar di pampers. Defekasi (-)
A : Diagnosis klinis : cephalgia, insomnia, konstipasi, meningeal sign (+),
refleks patologis (+)
Diagnosis topis : meninges
Diagnosis etiologis : meningitis

Tanggal 27 agustus 2015


S : nyeri kepala, tidak bisa tidur
O : k/u = lemah, kesadaran = somnolen
TD : 160/110 mmHg N: 100x/menit, S: 36
Status internus : dbn
status neurologis : E4V4M6, kaku kuduk & kernig (+), pupil isokor
3mm/3mm. Sistem motorik kekuatan bernilai 4. sensoris (-) pasien
tidak kooperatif. Refleks fisiologis (+2), babinsky (+/+). Fungsi
cerebellum tidak dapat melakukan, provokasi nyeri (+).
miksi : normal, lancar di pampers. Defekasi : (+) warna coklat tua.
A : Diagnosis klinis : cephalgia, insomnia, meningeal sign (+), refleks
patologis (+)
Diagnosis topis : meninges
Diagnosis etiologis : meningitis

Tanggal 28 agustus 2015


S : tidak bisa tidur dan gelisah dari semalam
O : k/u = lemah, kesadaran = somnolen
TD : 150/90 mmHg N: 92x/menit, S: 35,3
Status internus : dbn
status neurologis : E4V4M6, kaku kuduk & kernig (+), pupil isokor
3mm/3mm. Sistem motorik kekuatan bernilai 4. sensoris (-) pasien
tidak kooperatif. Refleks fisiologis (+2), babinsky (+/+). Fungsi
cerebellum tidak dapat melakukan, provokasi nyeri (+).
miksi : normal, lancar di pampers. Defekasi : (-).
A : Diagnosis klinis : insomnia, meningeal sign (+), refleks patologis (+)
Diagnosis topis : meninges
Diagnosis etiologis : meningitis

TINJAUAN PUSTAKA
MENINGITIS
A. Definisi
Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ
sistem saraf pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang
pada arachnoid dan piamater).

Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :


Piamater
Arachnoid
Duramater

B. Etiologi
Meningitis bakteri:
Pneumococcus
Meningococcus
Haemophilus influenza
Staphylococcus
Escherichia coli
Salmonella
Mycobacterium tuberculosis
Virus :
Enterovirus
Mumps
Herpes virus
Arbovirus
Kasus yang sangat jarang:
LMCV (lymphocytic
choriomeningitis virus)

Jamur :
Cryptococcus neoformans
Coccidioides immitris
Candida (jarang)
Histoplasma (terutama pada kasus
immunocompromise)

Patofisiologi
Agen penyebab

Invasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan subarachnoid

Respon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan cerebrospinal,


dan ventrikuler

Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist

Manifestasi Klinik
Gejala infeksi akut

Panas
Nafsu makan tidak ada
lesu

Gejala kenaikan tekanan intracranial

Kesadaran menurun
Kejang-kejang
Gejala rangsangan meningeal

kaku kuduk
Kernig
Brudzinky I dan II positif

Diagnosis

Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila


menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis.

Konfirmasi

Tes laboratorium & pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang


.

Tipe Meningitis
Viral meningitis

Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan
umumnya penderita dapat sembuh sendiri. Banyak virus yang bisa
menyebabkan viral meningitis, antara lain virus herpes.
Bacterial meningitis

Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius.


Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria..
Meningitis Tuberkulosis Generalisata

Gejala : demam, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda


rangsangan meningeal seperti kaku kuduk, kernig, brudzinsky. suhu badan
naik turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak
mencekung, gangguan saraf otak.

Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.

Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan


cairan otak,darah, radiologi, test tuberkulin.

PERBANDINGAN GAMBARAN LCS ANTARA MENINGITIS


PURULENTA, TB, VIRAL, DAN JAMUR
PURULENTA

TUBERKULOSA

Tekanan >180 mm Hg

JAMUR

VIRUS

Bila didiamkan terbentuk

Pemeriksaan

pelikula

mikroskopik

Mikroskopis : kuman TBC

Biakan cairan otak

Kultur

bakteri

negatif

Pemeriksaan
serologik serum dan

cairan otak

Warna

Keruh sampai purulen

Jernih atau xantokrom

Sel

Leukosit meningkat

Meningkat,

95 % PMN

dominan

<500/mm3,

Jernih

Jernih
MN Meningkat
1000/mm3

antara

10- 10

-500

dengan

sel/mm3
dominasi

limfosit
Protein

Meningkat, >75 mg%

meningkat

Normal/sedikit meningkat Meningkat

Klorida

Menurun, <700 mg%

menurun

Normal

Glukosa

Menurun, <40 mg %, menurun

Normal

atau < 40 % gula darah

Menurun, sekitar 1535 mg

Penatalaksanaan
pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang
baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau
menghindari resiko komplikasi.
1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr
selama 1 tahun.
b) Rifamfisin 10 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1
tahun.
c) Streptomisin sulfat 20 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 2
kali sehari, selama 3 bulan.

2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :


a) Sefalosporin generasi ke 3
b) ampisilin 150 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 6 kali sehari.
c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :
a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari.
b) Sefalosforin generasi ke 3.

b. Pengobatan simtomatis :
1) Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4
0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.
b) Kompres air PAM atau es.
c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 50%.

a. Pada waktu kejang


Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.
Hisap lender.
Hindari dari mencoba untuk mameasuki sesuatu ke dalam mulut
penderita.
Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.
Hindarkan penderita dari rudapaksa (misalnya jatuh). (9)
b. Bila penderita tidak sadar lama.
Beri makanan melalui sonde.
Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi
penderita sesering mungkin.
Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau salep antibiotika. (9)

Pencegahan
Langkah dalam mencegah meningitis antara lain:
Cuci tangan anda secara benar untuk menghindari
terkena penyebab infeksi.
Jaga sistem imun tubuh agar berfungsi dengan baik
dengan cukup istirahat, olahraga teratur dan makan
makanan sehat dan bergizi.
Tutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk.

KOMPLIKASI
a. cairan subdural.
b. Hidrosefalus.
c. Sembab otak
d. Abses otak
e. Renjatan septic.
f. Pneumonia (karena aspirasi)
g. Koagulasi intravaskuler menyeluruh.(9)

PROGNOSIS
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat
motorik atau mental atau meninggal tergantung :
a. umur penderita.
b. Jenis kuman penyebab
c. Berat ringan infeksi
d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan.
e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan
f. Adanya dan penanganan penyakit.(9)

Daftar Pustaka

Chapter 64 : the central nervous sytem II infection. Dalam : Chandrasoma P. and Taylor
C. R. Concise pathology. Edisi III. Mc Graw Hills 1998.
Infection of the nervous sytem. Dalam ; Abbas k. dan Mitchell F.Robin basic
pathology .Edisi ke *. Saunders. 2007. Hal 874.
Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology. Edisi VII.
Pearson education.2007
Israr Y.A. 2008, Meningitis URL :http://yayankhar.co.nr/pdf
Anonim 2009. Causes of meningitis URL: http://www.cdc.gov/meningitis/about/causes
html.
Bachur R.G 2011. Pediatric meningitis and eencephalitis URL:
http://emedicine.medscape.com/article
Anonim. 2009. Chapter 2: meningitisn URL : http://respiratory .usu. ac.id/bitstream/pdf
Sodikin. 2010. Penyakit meningitis URL : http://obatpropolis.com/penyakit meningitis
Anonim 2009.Meningitis URL : http://forbetterhealth.files.wordpress.com/pdf
Anonim 2010.meningitis. URL: http://patofisiologi.wordpress.com

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai