Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email: febryanandams@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU
Medan
Email: johannes.tarigan@usu.ac.id
ABSTRAK
Struktur bangunan bertingkat rawan terhadap gaya lateral, terutama akibat gaya yang ditimbulkan
gempa. Indonesia juga termasuk ke dalam wilayah yang memiliki instensitas terjadi gempa yang tinggi. Dalam
menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yakni dengan Open Frame dan kombinasi Open Frame
dengan shear wall. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan salah satu solusi untuk
meningkatkan kinerja struktur bangunan tingkat tinggi yaitu dengan pemasangan dinding geser (shear wall)
untuk menambah kekakuan struktur dan menyerap gaya geser seiring dengan semakin tingginya struktur.
Dinding geser (shear wall) adalah dinding yang berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi dan
juga merupakan dinding inti untuk memperkaku seluruh bangunan yang dirancang untuk menahan gaya geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Dinding geser pada umumnya bersifat kaku, sehingga deformasi (lendutan)
horizontal menjadi kecil. Untuk mengetahui kuat geser dari dinding geser dilakukan sebuah desain bangunan
dengan struktur kombinasi open frame dan dinding geser (shear wall). Direncanakan bangunan dengan
komponen-komponen strukturnya yaitu balok (40x50)cm, kolom (40x40)cm, shear wall dengan tebal dinding 30
cm dan tebal pelat 12 cm. Dari hasil perhitungan menggunakan program SAP2000 didapat Vmax yang terjadi
pada shear wall adalah 2875,46 kN, dan direncanakan tulangan shear wall secara konvensional menggunakan
dua layer 16-300 mm. Kuat geser dinding geser (shear wall) Vn = 5015,179 kN > Vmax = 2875,46 kN, maka
dinding geser cukup kuat menahan gaya geser yang terjadi pada struktur. Struktur kombinasi open frame dan
shear wall dibandingkan dengan struktur open frame. Struktur open frame menggunakan balok (45x55)cm,
kolom (50x50)cm untuk lantai 1,2,3,4 dan 5, untuk atap menggunakan balok (40x50)cm, kolom (50x50) cm
serta menggunakan dinding bata sebagai struktur pendukung dan tebal pelat 12cm. Dari hasil perhitungan
didapat volume pekerjaan struktur open frame dengan shear wall = 792,32 m3, tulangan yang dibutuhkan =
53098,807 kg dan volume pekerjaan struktur open frame = 803,13 m3, tulangan yang dibutuhkan = 61192,794
kg.
Kata kunci : open frame, shear wall, tulangan, kuat geser.
ABSTRACT
High-rise buildings prone to lateral forces, mainly due to the force created earthquake. Indonesian is
also included in the territory that has a high intensity earthquake. In calculating the structure of the buildings
there are 2 ways, namely by Open Frame and the combination of Open Frame with shear wall. Developments in
science and technology have given rise to one of the solutions to improve the performance of the high-level
structure with shear wall to increase stiffness of the structure and absorb shear forces along with high of the
structural. Shear wall is a wall that serves as a continuous stiffener up to the foundation and also the core wall
to rigidify the entire building designed to hold the shear force, lateral force due to earthquake. Generally shear
walls are rigid, so that horizontal deformation be small. To determine the shear strength of shear wall was a
structural design with combinations open frame and shear wall. Planned a building with structural components
of the beam (40x50) cm, column (40x40) cm, shear wall with a wall thickness of 30 cm and plate thickness of 12
cm. From the results of calculations using the program SAP2000 be obtained Vmax that occurs in shear wall is
2875.46 kN and planned a shear wall reinforcement using two layers 16-300 mm. Shear strength of shear wall
Vn = 5015.179 kN > Vmax = 2875.46 kN, the shear walls are strong to hold shear forces that occur in the
structure. A combination structures of open-frame and shear wall compared with open frame structure. Open
frame structure using beam (45x55) cm, column (50x50) cm for lantai 1, 2,3,4 and 5, for roof beam (40x50) cm,
column (50x50) cm and use a brick wall as a support structure and thickness plate of 12 cm. From the results of
calculations be obtained the work of volume open frame structure with shear wall = 792.32 m3, reinforcing
required = 53098.807 kg and the work of volume open frame structure = 803.13 m3, reinforcing required =
61192.794 kg.
Keywords: open frame, shear wall, reinforcement, shear strength
1.
PENDAHULUAN
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebuah dinding geser atau shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser, gaya lateral
akibat gempa bumi. Banyak bangunan yang menggunakan dinding geser untuk membuat rumah yang lebih aman
dan lebih stabil. Ketika dinding geser dibangun, itu dibangun dalam bentuk garis berat menguatkan dan
diperkuat panel. Dinding idealnya menghubungkan dua dinding eksterior, dan juga penahan dinding geser
lainnya dalam struktur.Dinding geser yang efektif adalah baik kaku dan kuat. Dalam struktur bertingkat, dinding
geser sangat penting, karena selain untuk mencegah kegagalan dinding eksterior, mereka juga mendukung
beberapa lantai gedung, memastikan bahwa mereka tidak runtuh akibat gerakan lateral dalam gempa bumi.
Dinding geser (shearwall) adalah unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk menahan gaya lateral atau gampa
yang bekerja pada bangunan. Dinding geser dengan lebar yang besar akan menghasilkan daya tahan lentur dan
geser yang sangat tinggi dan merupakan sistem struktur yang paling rasional dengan memanfaatkan sifat-sifat
beton bertulang. Dinding geser adalah dinding beton bertulang dengan kekakuan bidang datar yang
sangat besar, yang ditempatkan pada lokasi tertentu (ruang lift atau tangga) untuk menyediakan
tahanan gaya/beban horizontal (Pranata dan Yunizar, 2011). Pada konstruksi pelat beton bertulang, lantai
dapat dianggap tidak mengalami distorsi karena ketegaran lantai sangat besar. Jadi gaya geser yang ditahan oleh
sistem struktur disetiap tingkat bisa dihitung berdasarkan rasio ketegaran dengan memakai prinsip statis tak
tertentu. Deformasi pada dinding kantilever menyerupai deformasi balok kantilever yang tegak lurus tanah dan
selain deformasi lentur, dinding mengalami deformasi geser dan rotasi secara keseluruhan akibat deformasi
tanah. Sebagai perbandingan deformasi portal terbuka besarnya cenderung sama pada tingkat atas dan bawah,
sedangkan deformasi pada dinding geser sangat kecil didasar dan besar dipuncak. Gedung yang sesungguhnya
tidak memiliki dinding geser yang berdiri sendiri karena dinding berhubungan dalam segala arah dengan balok
atau batang lain ke kolom-kolom disekitarnya. Sehingga deformasi dinding akan dibatasi dan keadaan ini
sebagai pengaruh pembatasan (boundary effect). Agar daya tahan dinding dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, maka syarat-syarat dibawah ini harus diperhatikan dalam tujuan perancangan dinding geser.
3. ANALISA
3.1 Umum
Dinding geser (shear wall) didefinisikan sebagai komponen struktur vertikal yang relatif sangat kaku.
Dinding geser pada umumnya hanya boleh mempunyai bukaan sekitar 5% agar tidak mengurangi kekakuannya.
Bangunan beton bertulang yang tinggi sering didesain dengan dinding geser untuk menahan gempa. Selama
terjadinya gempa, dinding geser yang didesain dengan baik dapat dipastikan akan meminimalkan kerusakan
bagian non struktural bangunan seperti jendela, pintu, langit-langit dan seterusnya. Dinding geser bisa digunakan
untuk menahan gaya lateral saja maupun sebagai dinding pendukung.
Perhitungan gaya-gaya yang terjadi pada struktur meliputi berat sendiri / beban mati ( W ), beban
hidup (W ), dan Beban Gempa. Berat sendiri terdiri dari berat sendiri pelat ( Wp ), berat sendiri balok ( Wb ),
berat sendiri kolom ( Wk ), berat sendiri dinding geser ( Wd ). Bangunan dirancang untuk perkantoran dengan
beban hidup yang digunakan sebesar q = 2,5 kN ( 30 % yang bekerja ). Sedangkan untuk perhitungan beban
gempa ( analisa statik ekivalen ) ada beberapa hal yang perlu yaitu :
Beban geser dasar gempa. Untuk analisis beban statik ekivalen dalam arah horizontal digunakan rumus
pada persamaan sebagai berikut :
V=
. Wt
Beban geser akibat gempa ( V ) yang dibagikan sepanjang tinggi gedung menjadi bahan-bahan
horizontal terpusat yang bekerja pada tiap lantai gedung. Pembagian gaya geser tersebut menggunakan
rumus pada persamaan sebagai berikut :
=
Waktu getar alami struktur gedung setelah direncanakan dengan pasti, direncanakan menggunakan
rumus pada persamaan sebagai berikut :
T = 6,3
.
.
.
.
Faktor keutamaan ( I ).
Kombinasi pembebanan untuk perancangan struktur beton akibat gempa berdasarkan SNI 03-28472002 yang digunakan untuk perencanaan dinding geser adalah sebagai berikut :
1. U = 1,4 D
2. U = 1,2 D + 1,6 L
3. U = 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W
4. U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E
5. U = 0,9 D 1,0 E
Langkah-langkah perhitungan tulangan pada dinding geser :
a. Tentukan baja tulangan horizontal dan tranversal minimum yang diperlukan. Periksa apakah dibutuhkan
dua layer tulangan. Jika gaya geser terfaktor ( V ) melebihi kuat dinding geser beton yang ada ( V ada)
maka harus digunakan dua layer.
V > V ada = A
Rasio distribusi tulangan minimum = 0.0025 dan spasi maksimum 45 cm.
b. Tentukan baja tulangan yang diperlukan untuk menahan geser
Kuat geser dinding geser ( shear wall ) yang direncanakan dihitung dengan menggunakan rumus:
V A (
+ .f )
Dimana :
A
= untuk h / l 1,5
= 1 6 untuk h / l 2
c.
4.
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
4.
11.
12.
10.
5.
KESIMPULAN
1. Dinding geser (shear wall) yang direncanakan menggunakan dimensi panjang /lebar dinding geser 6 m
dan tebal 30 cm dengan tinggi gedung 24 m.
2. Gaya geser maksimum yang terjadi pada dinding geser (Vu ) adalah 2875,46 kN.
3. Dinding geser (shear wall) yang direncanakan menggunakan dua layer baja tulangan D16-300.
4. Berdasarkan perhitungan analisa struktur pada perencanaan struktur dinding geser diperoleh kuat geser
(V ) sebesar 5015,179 kN (V > Vu ). Dengan demikian, dinding geser (shear wall) cukup kuat
menahan gaya geser yang terjadi pada struktur.
5. Dari data perbandingan struktur open frame dengan dinding geser (shear wall) dan struktur open frame
didapat :
- Struktur Open Frame dengan Dinding Geser (shear wall)
Tulangan yang dibutuhkan adalah 53098,807 kg
Volume pekerjaan adalah 792,32 m3
- Struktur Open Frame
Tulangan yang dibutuhkan adalah 61192,794 kg
Volume pekerjaan adalah 803,12 m3
Maka dapat disimpulkan, bahwa struktur open frame dengan dinding geser (shear wall) lebih ekonomis
dari struktur open frame.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, (2002). Rekayasa Gempa untuk Teknik Sipil, Padang : Institut Teknologi Padang.
Ananda MS, Febry, (2013). Perencanaan Penulangan Dinding Geser Berdasarkan Tata Cara SNI 03-28472002. Tugas Akhir Departemen Teknik Sipil FT USU, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Anonim 1, (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung .SNI 03-2847-2002,
Bandung : Badan Standarisasi Nasional.
Anonim 2, (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-17262002 : Badan Standarisasi Nasional.
Imran, Iswandi. Yuliari, Ester. Suhelda, & Kristianto, A., Aplicability Metoda Desain Kapasitas pada
Perancangan Struktur Dinding Geser Beton Bertulang, Seminar dan Pameran HAKI, Pengaruh Gempa dan
Angin terhadap Struktur : 1-10.
Liono, Sugito, (2011). Pendetailan Tulangan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa sesuai dengan SNI
03-2847-2002, Jurnal Teknik Sipil Vol.7 : 15-41.
Paulay, T., Priestlay, M.J.N., (1991). Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Buildings,
Canada : John Wiley & Sons, Inc.
Pranata, Yosafat Aji, (2011). Pemodelan Dinding Geser Bidang sebagai Elemen Kolom Ekivalen pada
Gedung Beton Bertulang Bertingkat Rendah, Jurnal Teknik Sipil Vol.7 : 85-96.
Tumilar, Steffie, (2008). Petunjuk Penggunaan Ketentuan Seismik dan Angin Berdasarkan ASCE 7-05 dan
IBC 2006, Jakarta : HAKI.
Tumilar, Steffie, (2009). Petunjuk Perancangan Struktur Berdasarkan Ketentuan ASCE 7-05, IBC-2009,
dan ACI 318-08, Jakarta : HAKI.