3jurnal Isroni 41
3jurnal Isroni 41
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Setiap orang tua menginginkan
dan mengharapkan anak yang dilahirkan
nanti tumbuh menjadi anak yang
menyenangkan, terampil dan pintar yang
nantinya akan menjadi penerus dalam
keluarga tersebut. Namun tidak semua
harapan orang tua memiliki anak yang
sehat dan normal dapat terwujud.
Beberapa orang tua justru mendapat
anak yang memiliki kekhususan.1 Autis
adalah
gangguan
perkembangan
pervasif pada anak yang ditandai dengan
adanya gangguan dan keterlambatan
dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku,
komunikasi
dan
interaksi
social,
perasaan sosial dan gangguan dalam
perasaan sensoris. Jumlah anak yang
terkena autis semakin meningkat pesat
dalam dekade terakhir ini. Dengan
adanya metode diagnosis yang kian
berkembang hampir dipastikan jumlah
anak yang ditemukan terkena Autisme
akan
semakin
besar,
hal
ini
mengkhawatirkan mengingat sampai
saat ini penyebab autis masih misterius
dan menjadi bahan perdebatan diantara
para ahli dan dokter di dunia.2
Anak dengan autis akan terus
berkembang dan input keluarga dan
edukasi sangat penting. Kira-kira 15%
anak autis pada usia dewasa agak
berdikari dan memperoleh pekerjaan.
Kemajuan anak berdasarkan tingkat
intelegensi dan perilaku. Kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara orang tua, pengasuh anak,
anggota keluarga lainnya, kader, tokoh
HASIL
Kategori
Sikap
Negatif
positif
Kurang
Baik
20-35 tahun
> 35 tahun
Dasar
Menengah
Tinggi
Tidak Bekerja
Bekerja
Rendah
Menengah
Tinggi
1
lebih dari 1
Dekat
Jauh
Tidak Berperan
Berperan
Tidak Terpapar
Terpapar
Pengetahuan
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Keluarga
Jumlah Anak
Jarak
Peran Petugas
Keterpaparan Media
Kurang Baik
(%)
53,3
44,6
70,3
30,6
51,4
44,9
37,5
58,8
42,9
54,2
39,5
57,8
42,0
33,3
51,1
43,9
49,1
46,5
49,1
45,5
51,0
43,2
Baik
(%)
46,7
554
29,7
69,4
48,6
55,1
62,5
41,2
57,1
45,8
60,5
42,2
58,0
66,7
48,9
56,1
50,9
54,5
50,9
54,5
49,0
56,8
Nilai P
0,587
0,001
0,533
0,229
0,255
0,229
0,255
0,918
0,091
0,619
berpengetahuan
baik
mempunyai
peluang 5,36 kali untuk berperilaku baik
dibanding yang mempunyai pengetahuan
kurang.
Sebanyak 15 (62,5) orang tua
yang berpendidikan dasar mempunyai
berperilaku baik, sedangkan 16 (57,1)
orang tua yang berpendidikan tinggi
berperilaku baik. Hasil uji statistik di
peroleh
nilai P 0,229
tidak ada
hubungan
yang
signifikan
antara
pendidikan orang tua dengan perilaku
upaya pencarian pengobatan anak autis.
Sebanyak 14 (42,4) orang tua yang
berpendapatan rendah berperilaku baik .
Sedangkan 2 (66,7) orang tua yang
berpendapatan tinggi berperilaku baik.
Hasil uji statistik di peroleh nilai P 0,229
tidak ada hubungan yang signifikan
antara pendapatan orang tua dengan
Pengetahuan
Pendidikan
Pekerjaan
Jumlah anak
Jarak
Petugas
Terpapar media
Constant
OR
10.549
.458
2.313
3.046
.455
.650
1.804
.019
gejala-gejala autisme
kemudian
di
diagnosis tersebut dan diagnosis ini
umumnya diberikan sesudah memasuki
umur 5 tahun. Usia dari anak juga
berpengaruh terhadap tingkat keparahan
yang tampak dari gangguan itu.4 Anak
akan terus berkembang
dan input
keluarga dan edukasi sangat penting.
Prognosis umumnya buruk, sebagian
besar anak akan dapat berdikari pada
usia dewasa, Namun ada sebagian kecil
kira2 15% yang dapat agak berdikari dan
memperoleh
pekerjaan.
Diagnosis
berkaitan dengan intelegensi dan
perilaku.3
Berdasarkan data hubungan
antara sikap dengan perilaku upaya
pencarian pengobatan anak autis
eksklusif bahwa sebanyak 14 (46,7)
orang tua yang mempunyai sikap negatif
berperilaku baik. Sedangkan 31 (55,4)
orang tua yang mempunyai sikap positif
berperilaku baik. Hasil uji statistik di
peroleh
nilai P 0,587
tidak ada
hubungan yang signifikan antara sikap
dengan perilaku upaya pencarian
pengobatan anak autis. Stress
dan
proses
menerima
saat
anaknya
terdiagnosis autis adalah : 1. Terkejut
dan menolak diagnosa 2. Merasa tidak
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sebagian besar orang tua 45 (53%)
berperilaku baik. Faktor pengetahuan
dan pendidikan orang tua merupakan
faktor yang paling berhubungan dengan
upaya pengobatan anak autis di RS
Fatmawati Jakarta.Faktor sikap,umur,
pekerjaan,pendapatan, jumlah anak,
jarak , petugas dan keterpaparan media
menunjukkan hubungan yang tidak
bermakna dengan upaya pengobatan
pengobatan anak autis.Faktor yang
paling mempengaruhi perilaku pencarian
pengobatan
anak
autis
adalah
pengetahuan, dibandingkan dengan
faktor-faktor yang lain yang diteliti dalam
penelitian ini.
SARAN
Bagi puskesmas diharapkan dapat
meningkatkan penyuluhan di masyarakat
supaya dapat mengubah pola pikir
masyarakat mengenai deteksi dini
autisme. Memberika penyuluhan pada
orang tua yang mempunyai anak balita.
Bagi
Rumah
Sakit
Fatmawati
diharapkan
dapat
meningkatkan
penyuluhan di masyarakat supaya dapat
mengubah
pola
pikir
masyarakat
mengenai
deteksi
dini
autisme.
Memberikan penyuluhan pada orang tua
yang mempunyai anak balita yang
berhubungan
dengan
pengetahuan
tentang autisme. Penelitian ini agar lebih
dikembangkan lagi baik dalam bentuk
pemilihan variabel maupun analisis yang
dilakukan. Beberapa Variabel yang
diduga berhubungan dengan Determinan
periaku orang tua dan dilakukan analisis
tentang faktor yang paling dominan
terhadap faktor yang paling berhubungan
dengan Perilaku orang tua dalam upaya
pencarian pengobatan anak autis.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
SUMBER PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
13.
14.
15.
16.
17.