Anda di halaman 1dari 11

MINERAL DAN MINERALOGI II

A.

Mineral
Mineral merupakan senyawa sejumlah unsur anorganik yang terbentuk

secara alamiah selama jutaan tahun, yang mempunyai bangun (struktur dalam)
dan karakteristika susunan kimia, bentuk kristal, dan sifat fisik secara teratur dan
tertentu. Mineral adalah semua bentukan alam berupa unsur-unsur kimia,
batuan, mineral bahan bakar yang merupakan endapan-endapan alam, yang
cara

memperolehnya

dengan

kegiatan

menggali

atau

mengebor

atau

menambang.
Adapun definisi mineral menurut L.G Berry dan B. Mason (1959), mineral
adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

B.

Proses Keterbentukan Mineral


Adapun Mineral sendiri dapat dikelompokan dalam beberapa kelompok.

Berdasarkan

proses

pembentukannya,

fasa

keterbentukan,

proses

keterbentukan mineral ini terdiri dari :

Proses hidrotermal
Proses hidrotermal ini terjadi atau berlangsung apabila panas dari aktifitas
yang terjadi pada proses ini menyebabkan terjadinya proses penguapan

dari batuan yang secara lambat terendapkan.


Proses magmatis
Proses magmatis ini berlangsung ketika magma mengalami pendinginan

atau penurunan temperatur magma.


Proses residual (konsentrasi mekanik residual)
Proses residual ini terjadi akibat dari proses pelapukan pada batuan,

dimana proses ini dipengaruhi oleh kegiatan transporatasi pelapukan.


Proses metasomatisme (metasomatisme kontak)
Proses metasomatisme ini berhubungan dengan proses pelapukan dan
magmatis, dimana suatu magma mengalami proses pendingan dan

terjadi proses pelapukan.


Proses sedimentasi

Proses sedimentasi ini terjadi melalui beberapa tahap yaitu pelapukan,

transportasi, pengendapan, pengompakan dan diagenesa.


Proses evaporasi
Proses evaporasi terjadi pada daerah yang beriklim kering dan panas,

sehingga akan terjadi proses penguapan pada mineral.


Proses oksidasi
Proses oksidasi mengalami proses keterbentukan yang hampir sama
dengan proses residual, tetapi mineral yang terbentuk pada oksidasi tidak
mengalami pelapukan transportasi dan sisa dari proses transportasi ini
kemudian akan bercampur dengan material lain sehingga akan

mengalami proses oksidasi.


Proses metamorfisme
Proses metamorfisme terjadi pada mineral yang sudah terbentuk
sebelumnya, namun terjadi perubahan pada mineral akibat adanya faktor

luar yang mempengaruhi yaitu pengaruh temperatur dan tekanan.


Proses Sublimasi
Proses Sublimasi terjadi ketika adanya perbuhaan fasa dari cair ke pada
yaitu terjadi proses penguapan. Dimana berkurangnya kandungan air
sehingga hanya tinggal endapan berupa kristal.
Contohnya yaitu adalah tambang garam

C.

Perawakan Kristal dan Mineral


Setiap mineral memiliki bentuk-bentuk tertentu, yang merupakan

perwujudan dari suatu bangun dalam atom beserta gaya-gaya antaratom mineral
itu. Betuk-bentuk kristal tersebut diberikan dengan cara menggolongkannya
kedalam sistem-sistem dan kelas yang ada pada kristalografi itu sendiri,
misalnya bentuk kubus dari suatu mineral/kristal masuk pada golongan isometri
serta kelasnya heksotahedron.
Mineral-mineral akan memperlihatkan bentuk-bentuk kristal yang ntu
seringkapapun. Akan teteapi bentuk-bentuk kristal yang sempurna ini akan
jarang ditemukan, sehingga yang lebih sering dipakai yaitu perawakan kristal,
yang

berarti

bentuk

khas

kristal,

ditentukan

oleh

bidang-bidang

yang

membangunnya termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Dengan


kata lain, bangunan suatu jenis kristal yang benar-benar terlihat,

bukan

sempurna yang seharusnya dimiliki oleh kristal itu.


Perawakan mineral atau kristal bukan merupakan mineral yang tetap,
karena bentuknya itu sangat diperngaruhi dengan keadaan lingkungan sekitar
serta waktu pembentukaannya, sedangkan keadaan-keadaan itu dapat sangat

berubah-ubah.walaupun demikian, telah diketahui bahwa perawakan kristal


tertentu hanya akan terlihata pada jenis-jenis mineral tertentu pula, sehingga
perawakan kristal itu asih juga merupakan suatu ciri yang dapat dipergunakan
dalam penentuan suatu jenis mineral. Adapun untuk istilah-istilah pemerian
perawakan kristal adalah sebagai berikut :

Merambut (capiary) :
bentuk kristal menyerupai rambut contohnya adalah cuprite, Bysolite

(variasi dari Actionalite)


Membenang (filliform)
bentuk kristal-kristal kecil menyerupai benang contohnya silver
Menjarum (acicular)
bentuk kristal menyerupai jarum contohnya, Natrolite, Glaucophane
Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal yang meneyrupai serat-serat kecil contohnya gipsum,

silimanit,tremolite
Membilah (bladed)
bentuk kristal panjang dan tipis, mirip bilah kayu dengan perbandingan

antara lebar dan tebal sangat jauh contohnya kyanit, cavalerit,


Memapan (tabullar)
bentuk kristal pipih menyerupai bentuk buku dimana lebar dan tebal tidak

terlalu jauh. Contohnya barite, hematite


Malpais (lamellar)
bentuk kristal memapan, tapi terlihat perlapisan
Menjang (columnar)
Bentuk kristal prismatik yang menyerupai tiang contoh tourmaline,
pyrolusite
Menjaring (reticulate)
Bentuk kristal yang kecil panjang menyerupai jaring. Contohnya rutile,
cerrusite
Membintang (stellated)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya pirofilit
Menjari (radiated)
Bentuk-bentuk kristal yang menyerupai jari. Contohnya markasit
Membata (blocky)
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk batu bata. Contohnya microline
Mendaun (foliated)
Bentuk kristal pipih melapis perlapisan yang mudah di kupas. Contohnya
mika, talk, chorite
Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.
Contohnya gipsum, millerite
Membulat (choloroform)

Bentuk kristal yang menunjuakan bentuk kristal bulat-bulat. Contohnya

smalithe, bismuth, cobaltite


Membutir (Granular)
Bentuk kristal yang membutir. Contohnya olivin (niveolite), choromite
(cordorite)

D.

Sifat Fisik Mineral


Banyak sifat fisik mineral yang dapat membantu

dalam melakukan

proses determinasi. Sifat sifat fisik yang penting adalah seperti warna, kilapan,
bentuk, kekerasan, belahan, berat jenis, dan sebagainya. Adapun untuk sifat-sifat
fisik mineral ini sendiri adalah sebagai berikut :

Warna (colour)
Warna mineral adalah kenampakan yang secara langsung dapat dilihat
pada mineral. Setiap mineral mempunyai warna khas tersendiri seperti
misalnya azurit berwarna biru.

Sumber : http://ptbudie.wordpress.com

Foto 1
Azurit

Berat jenis (specific gravity)


Pada umumnya berat jenis minerat terletak antara 2 dan 7. Berat jenis
dari butir mineral ditetapkan dengan bantuan dari cairan cairan berat.
Penentuan berat jenis sangat diperlukan untuk menentukan metoda
konsentrasi

yang

akan

digunakan

untuk

konsentrasi

(Gravity

Concentration). Tidak semua mineral dapat dipisahkan berdasarkan berat


jenis, karena ada beberapa mineral mempunyai berat jenis yang sama
Adapun beberapa contoh warna dan berat jenis dari beberapa mineral
yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
Contoh Warna dan Berat Jenis Mineral

Sumber : info-pertambangan.blogspot.com

Kilap (luster)
Kilap pada mineral dapat terlihat apabila pada permukaan mineral
dijatuhkan cahaya refleksi. Kilap pada logam dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
a. Kilap logam, mineral kilap logam biasanya dicirikan dengan warna
gores hitam atau berwarna gelap. Contoh mineralnya yaitu galena.
b. Kilap non logam, kilap non logam biasanya terlihat pada mineral yang
mempunyai warna mineral dengan warna warna yang relatif muda.

Kilap non logam ini dibeadakan lagi menjadi beberapa macam, yaitu :
Kilap intan (contohnya : serusit, intan)
Kilap kaca (contohnya : kuarsa)
Kilap damar (contohnya : belerang)
Kilap lemak (contohnya : batubara)
Kilap mutiara (contohnya : talk)
Kilap sutera (contohnya : gipsum)
Kilap tanah (contohnya : kaolin)
Bentuk (form)
Bentuk mineral ini dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kristalin dan
bentuk amorf. Bentuk kristalin ini ditunjukan dari mineral yang membentuk
kristal dengan bentuk yang jelas. Sedangkan bentuk amorf biasanya

mineral tidak mempunyai batasan bentuk jelas.


Belahan (cleavage)
Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada
satu atau lebih arah tertentu. Belahan dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu :
Belahan sempurna (contohnya : biotit)
Belahan baik (contohnya : kalsit, gipsum)
Belahan tidak jelas (contohnya : plagioklas)
Belahan tidak tentu (contohnya : kuarsa)
Belahan jelas (contohnya : hornblende)

Belahan tidak sempurna (contohnya: apatit)


Cerat(streak)
Cerat adalah salah satu sifat fisik mineral yang dapat diidentifikasi dari
warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Contohnya orthoklase
ceratnya berwarna putih.

Sumber : http://ptbudie.wordpress.com

Foto 2
Orthoklase

Pecahan (fracture)
Pecahan adalah kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang
tidak teratur apabila diberikan gaya pada mineral. Pecahan dibagi

menjadi beberapa macam, yaitu :


Konkoidal (pecahannya seperti cangkang kerang)
Menyerat (tekstur dari pecahannya seperti serat)
Bergerigi
Tak beraturan
Kemagnetan (magnetic suscetibility)
Kemagnetan adalah sifat yang terdapat pada mineral terhadap gaya
magnet. Kemagnetan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Feromagnetic (mineral sangat kuat ditarik magnet)
Paramagnetic (mineral sangat lemah ditarik magnet)
Diamagnetic (mineral tidak tertarik oleh magnet)
Kelistrikan (conductivity)
Kelistrikan pada mineral dibagi menjadi 2 yaitu konduktor dan non
konduktor. Mineral dikatakan konduktor apabila mineral tersebut dapat
mengahantarkan arus listrik. Sedangkan non konduktor adalah kebalikan

dari konduktor yaitu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.


Kekerasan Mineral
Kekerasan yang dimaksud adalah ketahanan dari mineral tersebut ketika
permukaannya terkena atau tergores oleh benda benda yang tajam.
Dan kekerasan ini di lihat dan di dasarkan pada skala Mohs. Adapun
untuk tabel kekerasan berdasarkan skla mosh adalah sebagai berikut :

Tabel 2
Kekerasan Mineral Berdasarkan Skala Mosh

Sumber : geograph88.blogspot.com

E.

Mineralogi
Mineralogi berasal dari dua kata yaitu mineral dan logos. Secara luas

mineralogi dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses
keterbentukan mineral, sifat sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral,
karakteristik pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral.
Selain itu di dalam kajian mineralogi di bahas juga tenang pembagian atau
penggolongan mineral menurut barzaleus yang berdasarkan unsur unsur kimia
yang terkandung dalam mineral, seperti golongan native element, golongan
sulfida, golongan oksida dan hidrok sida, serta golongan halida, itu adalah 5
golonan dari 8 golongan yang ada

F.

Klasifikasi Mineral Barzelius


Sistem barzelius mengklasifikasikan menurut susunan kimianya atau lebh

tepatnya berdasarkan kelompok anion utama yang terdapat dalam struktur kimia
mineral, yang kemudian di kelaskan dan mungkin di kelaskan lagi berdasarkan
sesuai fitur fisik, kation yang ada, ada tidaknya kadar air atau hidroksil anion
serta struktur internal.
Adapun untuk

klasifikasi atau penggolongan mineral berdasarkan

susunan kimianya menurut Barzalius yaitu :


1.
Native element
Unsur-unsur yang di golongkan dalam native element ini adalah termasuk
minera yang hanya terdiri dari atom yang tidak terikat, native element ini
terbagi lagi menjadi dua kelas yaitu metals atau logam dan semimetal
atau non logam, dimana kelas logam ini struktur fisiknya padat dan lunak
berkilau dan menghantarkan panas, sedangkan yang nonlogam bersifat
rapuh dan berprilaku buruk di banding logam. Native elements dibagi

menjadi 3 kelompok yaitu :


Logam
Unsur logam merupakan unsur yang padat , lunak, dan dapat ditempa.
Contoh : emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), besi (Fe), dan

sebagainya.
Semi logam
Semi logam merupakan golongan native elements sebagai penghantar
listrik yang kurang baik. Contoh : arsenic (As), antimony (Sb), bismuth

(Bi).
Non logam
Sedangkan kelompok non logam adalah unsur yang tidak dapat
mengandung logam sama sekali dan tidak dapat menghantarkan arus

2.

listrik. Contoh : sulphur (S), intan (C), graphite (C).


C
Sulfida
Mineral yang di golongkan dalam kelas sulfida ini mengandung suatu
sulfur elektornik yang berkombinasi dengan unsur logam atau non logam
diman yang di dalamnya terkandung senyawa anion seoerti antimon,
arsen, selenium atau telurium . Kebanyakan sulfida dan sulfosalts yang
lembut, gelap, berat, dan rapuh, memiliki kilau logam yang berbeda dan

3.

konduktivitas yang tinggi.


Contohnya : Argentit ( Ag2S ), Chacocite ( Cu2S ), Galena ( Pbs )
Oksida dan Hidroksida

Mineral yang tergolong dalam kelas oksida adalah mineral yang berisikan
atau mengandung oksigen yang terikat pada satu atu lebih elemen logam,
sedangkan yang hidroksida adalah senyawa elemen logam dan air atau
anion hidroksil (OH)-. Oksida mineral cenderung relatif keras, dan
beberapa di antaranya dapat digunakan sebagai batu permata. Banyak
menyediakan bijih logam yang penting secara ekonomi. Mineral kelas

4.

hidroksida cenderung lebih lembut dan kurang padat daripada oksida.


Contohnya : Cuprite (Cu2O), Magnetit (Fe3O4), Hematit (Fe2O3)
Halida
Dalam golongan kelas halida semua mineralnya mengandung elemen
dari kelompok halogen seperti florn ( F ), Magnesium ( Mg ) Kalium ( K )

5.

dan ebagainya yang seluruhnya di bangun dari ikatan ion.


Contoh : Halite (NaCl), Sylvite (KCl), Pluorite (CaF2)
Carbonates, nitrates, borates
Dalam golongan ini adalah mineral yang di kelaskan adalah mineral yang
mengandung senyawa logam dengan anion karbonat contohnya sebagai

6.

berikut : Magnesite (MgCO3), Siderite (FeCO3), Calcite (CaCO3)


Sulfates, Crhomates, Molybdates, Tungstates
Golongan ke 6 ini merupakan golongan gabungan dari unsur logam
dengan unsur sulfat (SO4), kromat (CrO4), molybdates (MoO4), ataupun
tungstate (WO4). Contoh: barite (BaSO4), crocoite (PbCrO4), wulfenite

7.

(PbMoO4), scheelite (CaWO4).


Phosfates, Arsenates dan Vanadates
Merupakan golongan campuran persenyawaan unsur logam dengan
unsur phosphate (PO4), arsenat (AsO4) ataupun vanadates (VO4).
Contoh: Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Adamite [Zn2AsO4(OH)],

8.

Descloizite [PbZn(VO4)(OH)].
Silikates
Golongan inii merupakan golongan persenyawaan unsur silikon (Si) dan
oksigen (O) yang bergabung dengan unsur logam. Contoh : forsterit (Mg2SiO4), zircon (ZrSiO4).

KESIMPULAN
Mineral merupakan senyawa sejumlah unsur anorganik yang terbentuk
secara alamiah selama jutaan tahun, yang mempunyai bangun (struktur dalam)
dan karakteristika susunan kimia, bentuk kristal, dan sifat fisik secara teratur dan
tertentu. Adapun Mineral dapat terbentuk melalui beberapa proses alam yaitu
:Proses hidrotermal, Proses sedimentasi, Proses magmatis, Proses evaporasi,
Proses residual, Proses oksidasi, Proses metasomatisme, Proses metamorfisme
Selain itu, setiap mineral memiliki sifat sifat fisik yang jelas dan tetap.
Sifat fisik mineral ini terdiri dari : Warna (colour), Cerat (streak), Kilap (luster),
Pecahan (fracture), Bentuk (form), Berat jenis (specific gravity), Belahan
(cleavage),

Kemagnetan

(magnetic

suscebility),

Kekerasan

(hardness),

Kelistrikan (conductivity)
Dalam pengkajiannya tentang mineral, ada yang disebut dengan
mineralogi. Mineralogi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral. Kajian tentang mineral ini meliputi tentang proses keterbentukan
mineral, sifat sifat fisik mineral, komposisi kimia pada mineral, karakteristik
pada mineral dan sesuatu yang berhubungan dengan mineral

Adapun untuk

klasifikasi atau penggolongan mineral berdasarkan

susunan kimianya menurut Barzalius yaitu : Native element, Sulfida, Oksida dan
Hidroksida, Halida, Carbonates, Sulfates, Phosfates, Silikates

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, Bachri, 2012 Sifat Fisik Mineral , geokeybeed.blogspot.com. Diakses


tanggal 22 Oktober 2015 pukul 19.30 WIB
Rian, Ahmad 2014, Mineral, rian-arif.blogspot.com/Mineral Diakses tanggal 22
Oktober 2015 pukul 19.00 WIB
Rizal,

Faisal

2011.

Mineral

dan

Mineralogi.

Geofact.blogspot.com/08/2011/kristalografi. Diakses tanggal 22 Oktober


2015 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai