Anda di halaman 1dari 20

Ana Amalina

1102011024
PERUT KEMBUNG
MM Anatomi Usus Halus dan Usus Besar
Intestinum Tenue
Duodenum (usus duabelas jari; duodenos = duabelas kali)
Panjang duodenum 12 jari atau 25 cm, melengkung seperti huruf C sehingga dapat dibedakan:
1 Pars superior duodeni
2 Pars descendens duodeni
3 Pars inferior duodeni, dapat dibedakan :
a pars horizontalis
b pars ascendens

Jejunum : usus kosong; jejunus = kosong


Diameter jejenum cenderung lebiih besar darpada ileum
Mesenterium jejenum cenderung lebih tebal dari pada ileum.
Ileum : usus berkelok-kelok; ilien = memutar.
Panjangnya sekitar 6 meter
Dalam intestinum ileum terdapat kumpulan noduli solitarii sehingga terbentuk laminae disebut noduli
agregat atau plaques payeri, disini tidak ada villi dan letaknya berhadapan dengan alat penggantung ileum.
Selain duodenum, 2/5 proximal usus intestinum tenue merupakan jejenum, 3/5 distal sisanya merupakan ileum.

Ana Amalina
1102011024

Arteriae : berasal dari cabang A. mesenterica superior, cabang-cabangnya membentuk anyaman yaitu arcade
jejunalis dan ilei. A. ileocolica menuju bagian bawah ileum.

Vena : senama dengan arterinya

Inervasi : simpatis dan parasimpatis berasal dari N X dari plexus mesentericus superior.

Intestinum Crassum
Intestinum crassum (crassum = tebal), dibagi dalam colon dan intestinum rectum.
Lapisan intestinum crassum dari luar ke dalam
o Tunica serosa : terdiri dari mesotelium dan jaringan pengikat tipis
o Tunica muskularis : stratum longitudinale dan circulare
o Tunica mukosa
Satu pita (taenia) terbentuk dari stratum longitudinale yang terbagi jadi 3 :
o Taenia ibera
o Taenia mesocolica
o Taenia omentalis
Colon dapat dibagi dalam :
1 Colon ascenden, terletak disebelah kanan, naik dari caudal ke cranial, dimulai dari caecum(usus buntu).
Pada ujung caecum mermuara bangunan kecil berupa pipa menyerupai cacing disebut processus (appendix)
vermiformis (processus = lanjutan; appendix = alat tambahan; vermiformis = berbentuk cacing).
2 Colon transversum, berjalan dari kiri ke kanan
3 Colon descenden, bejalan dari cranial ke kaudal

Ana Amalina
1102011024
4
5

Colon sigmoideum,berbentuk seperti huruf S


Caecum
o Sepeti kantong dengan ujung buntu menonjol ke bawah
o Terletak pada ileaca dextra
o Dibagian bawah terdapat junctura ileocolica tempat bermuaranya ileum
o Panjang sekitar 6 cm
o Pada sisi medial bawah caecum terdapat appendix vermiformis dengan panjang 8- 13 cm. Pada orang
mati dapat ditemukan beberapa type :
Post caecalis (65%), terletak di belakang caecum.
Descending = pelvic type (31%), terletak di bawah ileum
Subcaecalis (2,6%), terletak di bawah caecum
Ante ilei (1,0%), terletak di depan ileum
Post ilei (0,4%), terletak di belakang ileum
Letak di regio iliaca dextra

Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan oleh kolon sigmoid dan berjalan
turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan menembus dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai
anus dalan perineum (Snell, 1997).

Ana Amalina
1102011024

MM Histologi Usus Halus dan Usus Besar


Duodenum
Dinding duodenum tersusun atas 4 lapisan:
1. Lapisan paling luar yang dilapisi peritoneum, disebut serosa. Merupakan kelanjutan dari peritoneum, tersusun atas
selapis pipih sel-sel mesothelial diatas jaringan ikat longgar.
2. Lapisan muskuler (tunika muskularis) tersusun atas serabut otot longitudinal ( luar) &sirkuler (dalam). Pleksus
myenterikus Aurbach terletak diantara kedua lapisan ini. Pleksus Meissners ditemukan didalam submukosa di
antara jaringan ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah dan limfe.
3. Submukosa. Terdapat kelenjar Brunner yang bermuara ke
krypta Lieberkuhn melalui duktus sekretorius. Sekresi
kelenjar Brunner bersifat visceus , jernih, dengan pH
alkali ( pH 8,2 9,3 ), berguna melindungi mukosa
duodenum terhadap sifat korosif dari gastric juice. Epitel
kollumnernya mengandung 2 jenis sel: mucus secreting
suface cell HCO3- secreting surface cell dan
absorptive cell.
4. Mukosa, yang merupakan lapisan dinding yang paling
dalam. Terdiri dari 3 lapisan: lapisan dalam adalah
muskularis mukosa , lapisan tengah adalah lamina
propria, lapisan terdalam terdiri dari selapis sel-sel epitel kolumnar yang melapisi krypte dan villi-villinya.
Fungsi utama krypte epitelum ialah (1) pertumbuhan sel ; (2) fungsi eksokrin, endokrin, dan fungsi sekresi ion
dan air ; (3) penyerapan garam, air dan nutrien spesifik. Krypte epitelium paling sedikit tersusun atas 4 jenis sel
yang berbeda ; Paneth, goblet, undefferentieted cell dan sel-sel endokrin. Pada bagian pertama duodenum
ditutupi oleh banyak lipatan sirkuler yang di namakan plica circularis, tempat saluran empedu & duktus

Ana Amalina
1102011024
pancreatikus mayor menembus dinding medial bagian ke dua duodenum. Duktus pankreatikus accesorius (bila
ada) bermuara ke duodenum pada papila yang kecil yang jaraknya sekitar 1,9 cm di atas papilla duodeni mayor.
Dinding duodenum sebelah posterior dan lateral letaknya retoperitoneal sehingga tidak ditemukan lapisan serosa.
Jejenum
Jejunum (jejunum intestinum) lebih lebar, diameternya
menjadi sekitar 4 cm dan., Lebih tebal, lebih pembuluh
darah, dan warna yang lebih dalam dari ileum, sehingga
panjang diberikan lebih berat. Lipatan melingkar (valvul
conniventes) dari selaput lendir perusahaan dan tebal set
besar, dan vili yang lebih besar daripada di ileum. Nodul
getah bening agregat hampir tidak ada di bagian atas
jejunum, dan di bagian bawah kurang sering ditemukan
daripada di ileum, dan lebih kecil dan cenderung untuk
mengasumsikan bentuk melingkar. Dengan memegang
jejunum antara jari dan jempol lipatan melingkar bisa
dirasakan melalui dinding usus; ini yang tidak ada di bagian
bawah ileum, adalah mungkin dengan cara ini untuk membedakan bagian atas dari bagian bawah usus kecil.
Ileum
Ileum (ileum intestinum) sempit, diameternya
menjadi 3,75 cm dan., Mantel yang lebih tipis dan
kurang vaskular dibandingkan jejunum. Ini
memiliki lipatan melingkar tetapi sedikit, dan
mereka kecil dan menghilang seluruhnya menuju
akhir yang lebih rendah, tetapi nodul getah bening
agregasi ('s patch Peyer) yang lebih besar dan lebih
banyak. Jejunum sebagian besar menempati daerah
iliaka kiri dan pusar, sementara ileum menempati
terutama itu, hipogastrikus, kanan iliaka, dan
panggul daerah pusar. Bagian terminal ileum
biasanya terletak di panggul, dari yang naik di atas
psoas kanan dan pembuluh iliaka kanan; itu
berakhir di fosa iliaka kanan dengan membuka ke sisi medial dimulainya dari usus besar. Jejunum dan ileum
melekat pada dinding abdomen posterior oleh lipat luas peritoneum, mesenterium, yang memungkinkan gerakan
paling bebas, sehingga setiap kumparan dapat mengakomodasi sendiri untuk perubahan bentuk dan posisi.
mesenterium ini berbentuk kipas; yang posterior perbatasan atau akar, sekitar 15 cm. panjang, melekat pada dinding
abdomen posterior dari sisi kiri dari tubuh vertebra lumbar kedua artikulasi sacroiliac kanan, berturut-turut melintasi
bagian horisontal dari duodenum, aorta, vena cava inferior, ureter, dan kanan psoas otot. lebarnya Its antara
perbatasan tulang belakang dan usus rata-rata yang sekitar 20 cm., dan lebih besar di tengah dari pada atas dan
bawah ujung-ujungnya. Menurut Lockwood cenderung meningkat pada usia luasnya sebagai uang muka. Antara dua
lapisan yang terdiri terkandung pembuluh darah, saraf, lacteals, dan kelenjar getah bening, bersama-sama dengan
jumlah variabel lemak.
Colon
Ada peningkatan ketebalan mukosa dari usus buntu (500 mikrometer) ke rektum (1000 mikrometer). Kriptus
sejalan sejajar dengan dasar ruang bawah tanah. Kriptus lurus dan sempit dan sebagian besar tidak bercabang
dipisahkan oleh pelek tipis lamina propria. Jarak antara kriptus dan diameter internal kriptus adalah konstan. Sedikit

Ana Amalina
1102011024
variasi dalam arsitektur crypt, jarak intercryptal dan crypt kadang-kadang bercabang bisa terjadi pada biopsi normal.
Kriptus lebih dalam dalam rektum dan kolon sigmoid daripada di bagian proksimal dari usus besar.
Permukaan epitel :
Terdiri dari serap tinggi) kolumnar, piala (dan sel-sel endokrin. Rasio jumlah sel kolumnar tinggi untuk piala sel
adalah 4:1. Sel Paneth biasanya hadir dalam usus buntu & usus proksimal (biasanya terbatas pada basis crypt).
Kehadiran sel Paneth lebih distal menunjukkan perubahan metaplastic terlihat pada infeksi kronis. Zona proliferasi
di dasar ruang bawah tanah terdiri dari sel-sel induk cuboidal rendah. Permukaan sel-sel epitel folikel limfoid
atasnya lebih cuboidal dan kompak diatur daripada sel columnar tempat lain (ini tidak boleh salah untuk sel
displastik dalam radang borok usus besar).
Lamina propria :
Loose, jaringan ikat areolar yang muncul sangat seluler karena kehadiran sel-sel inflamasi kronis di bagian
dangkal dari lamina propria. Didominasi sel plasma yang hadir bersama dengan limfosit tersebar (kebanyakan Tsel). Sel-sel inflamasi di bagian lebih dalam dan pemisahan basis crypt dari mukosa muskularis oleh sekelompok sel
plasma dan limfosit adalah indikasi penyakit usus inflamasi kronis. Sesekali neutrofil hadir dalam lamina propria
dari biopsi kolon normal. Neutrofil di permukaan dan epitel crypt merupakan indikasi dari proses patologis. folikel
limfoid B-limfosit yang hadir di mukosa kolon dan dapat memperpanjang melalui mukosa muskularis ke
submucosa. Pada titik ini kriptus mukosa memperpanjang ke-kelenjar mukosa membentuk kompleks limfoid (tidak
boleh salah untuk proses patologis).
Muskularis mukosa :
Tipis lapisan otot polos dan luar lapisan memanjang melingkar dalam .
Submucosa:
Ada longgar jaringan ikat dengan serat kolagen dan elastis. Teman-pleksus Meissner serat saraf otonom dengan
sel ganglion yang hadir. pemeriksaan rinci dari lapisan ini diperlukan dalam Penyakit Hirschsprung.

Ana Amalina
1102011024

Rectum

Ana Amalina
1102011024

Saluran

T.mukos
a

L.
propria

EST+
SG+mikr
ovili+vilu
s
EST+
SG+
vilus

Kriptus
lieberkuhn

Ileum

EST+
SG+
vilus

KL+plaque
peyeri

Rectum

EST+SG
>

Duodenu
m
Jejunum

Appendix EST+SG
>>

KL

T.musku
laris
mukosa

T.subm
ukosa

kel.
Brunner

plica
semisircu
lar
kekringi

T.musk
ularis

T.serosa
/ adv

T. adv

T.serosa

T.serosa

KL

T.adv

KL+NL
seluruh
dinding

T.serosa

MM Fisiologi Usus Halus dan Usus Besar


Usus halus mempunyai dua fungsi utama: (1) pencernaan, yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk
yang dapat tercerna melalui kerja berbagai enzim dalam saluran gastrointestinal, dan (2) absorpsi bahan-bahan
nutrisi dan air. Semua aktivitas lainnya mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses pencernaan
dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, HCI, pepsin, mukus, renin, dan lipase lambung terhadap
makanan yang masuk. Proses ini berlanjut dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang
menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Mukus juga memberikan
perlindungan terhadap asam. Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak
sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.
Kerja empedu terjadi akibat sifat deterjen asam-asam empedu yang dapat melarutkan zat-zat lemak dengan
membentuk misel. Misel merupakan agregat asam empedu dan molekul-moliekul lemak. Lemak membentuk inti
hidrofobik, sedangkan asam empedu karena merupakan molekul polar, membentuk permukaan misel dengan ujung
hidrofobik mengarah ke dalam dan ujung hidrofilik menghadap ke luar menuju medium cair. Bagian sentral misel
juga melarutkan vitamin-vitamin larut lemak dan kolesterol. Jadi, asam-asam lemak bebas, gliserida dan vitamin
larut-lemak dipertahankan dalam larutan sampai dapat diabsorpsi oleh permukaan sel epitel.
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim yang terdapat dalam getah usus (sukus enterikus).
Banyak enzim-enzim ini terdapat pada brush border villi dan mencerna zat-zat makanan sambil diabsorpsi.
Dua hormon berperan penting dalam pengaturan pencernaan usus. Lemak yang bersentuhan dengan mukosa
duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil
pencernaan protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas
yang kaya enzim ; hal ini diperantarai oleh kerja pankrezimin. Pankreaozimin dan kolesistokinin sekarang diduga

Ana Amalina
1102011024
merupakan satu hormon yang sama dengan efek berbeda; hormon ini disebut scbagai CCK (beberapa buku teks
menyebut hormon ini CCK-PZ). Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum.
Asam lambung yang bersentuhan dengan mukosa usus menyebabkan dikeluarkannya horrnon lain, yaitu
sekretin, dan jumlah yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah asam yang mengalir melalui duodenum. Sekretin
merangsang sekresi getah yang mengandung bikarbonat dan pankreas, merangsang sekresi empedu dari hati, dan
memperbesar kerja CCK.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan
sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dan salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang
sesuai untuk absorpsi optimal dan asupan kontinu isi lambung.
(Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 439-440)
Absorpsi
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein (gula sederhana,
asam lemak, dan asam amino) melalui dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel
tubuh. Selain itu juga diabsorpsi air, elektrolit, dan vitamin. Absorpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme
transpor aktif dan pasif yang sebagian besar belum begitu dipahami.
Walaupun banyak zat yang diabsorpsi di sepanjang usus halus, namun terdapat tempat-tempat absorpsi khusus
bagi zat-zat gizi tertentu. Tempat-tempat absoprsi ini penting diketahui agar dapat memahani proses terjadinya
defisiensi nutrisi tertentu akibat penyakit pada usus halus.
Absorpsi gula, asam amino, dan Jemak hampir selesai pada saat kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan
kalsium sebagian besar diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum, dan absorpsi kalsium memerlukan vitamin D.
Vitamin larut-lemak (A, D, E, dan K) diabsorpsi dalam duodenum dan untuk absorpsi dibutuhkan garam-garam
empedu. Sebagian besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus bagian atas. Absorpsi vitamin B12
berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan faktor intrinsik
lambung. Sebagian besar asam empedu yang dikeluarkan oleh kandung empedu ke dalam duodenum untuk
membantu pencernaan lemak, akan direabsorpsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus ini
disebut sebagai sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat penting untuk mempertahankan cadangan empedu.
Dengan demikian asam atau garam empedu manipu bekerja untuk mencema lemak berkali-kali sebelum dikeluarkan
dalam feses. Penyakit atau reseksi pada ileum terminalis dapat menyebabkan terjadinya defisiensi garam-garam
empedu dan mengganggu pencernaan lemak. Masuknya garam empedu dalam jumlah besar ke dalam kolon
menyebabkan terjadinya iritasi kolon dan diare.
(Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 441)

MM Ileus Obstruksi
Definisi
Ileus adalah gangguan atau hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam, yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak dapat
disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan atau hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam
lumen usus, dinding usus, atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang
menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut. Ileus obstruktif merupakan obstruksi usus akibat dari penghambatan
motilitas atau peristaltik usus yang dapat ditimbulkan oleh banyak penyebab.
Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal / tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltic untuk menyalurkan isinya akibat neurogenic atau hilangnya peristaltic usus tanpa adanya
obstruksi mekanik.
Epidemiologi

Ana Amalina
1102011024
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus (Davidson, 2006). Di Amerika
diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Di Indonesia tercatat ada
7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun
2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia.
Etiologi
1 Perlengketan :
Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah
pembedahan abdomen.
2 Intusepsi (invaginasi):
Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang
ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus
tertarik kedalam segmen berikutnya oleh gerakan peristaltik
yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering
terjadi pada anak-anak dimana kelenjar limfe mendorong
dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang bagian usus
tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon)
dan bahkan sampai sejauh rectum dan anus.
3 Volvulus :
Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan
demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus
yang terjadi amat distensi. Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus
yang terputar pada mesentriumnya. Tindakan bedah, infeksi dan bahkan
endometriosis sering menyebabkan peradangan peritoneum loka atau
generalisata (peritonitis). Pada penyembuhan dapat terjadi perlekatan antara
segmen usus atau dinding abdomen dan tempat operasi.
4

6
7

Hernia :
Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot
abdomen atau defek di dinding rongga peritoneum yang memungkinkan
terbentukkan tonjolan peritoneum mirip kantong yang dilapisi serosa.

Gbr. Kantung Hernia


Tumor :
Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada
dinding usus.
Inkarserasi (terperangkap) massa visera yang meningkat di dalam hernia sehingga massa tersebut
terperangkap akibat adanya stasis dan edema secara permanen.
Strangulasi gangguan lebih lanjut dimana pasokan darah dan drainase menyebabkan infark segmen yang
terperangkap.

10

Ana Amalina
1102011024

Askariasis :
Cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejenum, biasanya jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor.
Obstruksi dapat terjadi dimana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat
lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hamper mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan
cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, san perforasi.

Klasifikasi
Ada dua tipe obstruksi yaitu :
1 Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut
seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor
polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2 Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf ototnom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti
sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan
endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan menjadi tiga kelompok (Bailey, 2002) :
a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu.
b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.
Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar (Sjamsuhidajat & Jong, 2005; Sabiston,1995) :
1 Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh darah.

11

Ana Amalina
1102011024
2

Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang disertai adanya penjepitan pembuluh darah
sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan
gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
3 Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar suatu gelung usus
tersumbat, dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.
Untuk keperluan klinis, ileus obstruktif dibagi dua (Stone, 2004) :
1. Ileus obstruktif usus halus, termasuk duodenum
2. Ileus obstruktif usus besar
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif atau ileus mekanik dibedakan menjadi :

1 Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal)
2 Ileus obstruksi letak tengah : obstruksi mengenai ileum terminal
3 Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai rectum)
Patofisiologi & Patogenesis
Merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau
mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus . hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan
pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi) akibat peningkatan
tekanan intralumen yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Karena sekitar 8 liter cairan
diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan
intralumen dengan cepat. Sumbatan yang terjadi menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik)
sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan serangan kolik
abdomen dan muntah-muntah. Muntah merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas
kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok hipotensi, pengurangan curah
jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan
penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia
akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam
rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.

12

Ana Amalina
1102011024

Pat
ogenesis :
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan
penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai
darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan
perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman.Gangguan
vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolosdari tubuh karena muntah. Dapat
terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami strangulasi.
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar
tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi
ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula
Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.
Manifestasi Klinik
1 Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai dengan pengeluaran
banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah.
Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus
proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi
berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak
enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen. 1,2,10.

13

Ana Amalina
1102011024
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada
pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat
dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal. 10
2 Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri hebat. Hal yang
perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi
berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan
tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.
Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di
epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis.
Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran
umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul
kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon
terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi
kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan
perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis
akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan
akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan
adanya strangulasi.
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif (Winslet, 2002; Sabiston, 1995)
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).

Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada (Winslet, 2002; Sabiston, 1995):
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus

14

Ana Amalina
1102011024

Tanda cardinal gejala ileus obstruktif :


nyeri abdomen, muntah, distensi, konstipasi
b Manifestasi pada obstruksi sederhana :
- nyeri kram akibat gerak peristaltic meningkat
- kembung atau distensi
- muntah yang banyak, cairan hijau/ kuning pada usus halus
- jika muntah kental dan bau busuk, obstruksi usus besar
- dehidrasi
c obstruksi disertai strangulasi :
- adanya sicar bekas operasi atau hernia, nyeri iskemik, distensi abdomen, nyeri abdomen menetap.
d Mekanisme nyeri abdomen :
- Usus halus : muncul tiap 4-5 menit, lokasi supraumbilikus
- Usus besar : 15-20 menit, lokasi intraumbilikus
e Muntah :
- Usus halus : warna hijau atau kuning, timbul muntah cepat
- Usus besar : berbau busuk dan kental, timbul muntah lambat
f Distensi :
- Usus halus : < usus besar
- Usus besar : > usus halus
g Konstipasi : absolut, relative (hanya gas yang bias keluar)
h Dehidrasi :
- usus halus : cepat
- usus besar : lambat
Diagnosis & Diagnosis Banding
Diagnosis
Anamnesis
Gejala Utama:
Nyeri-Kolik
o Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilikus
o Obstruksi kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik
Muntah
o Stenosis Pilorus : Encer dan asam

15

Ana Amalina
1102011024
o Obstruksi usus halus : Berwarna kehijauan
o Obstruksi kolon : onset muntah lama
Perut Kembung (distensi)
Konstipasi
o Tidak ada defekasi
o Tidak ada flatus
Pemeriksaan Fisik
1 Inspeksi
Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun
mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa
abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus (Gambar 2.4) yang bisa bekorelasi dengan
mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita tampak gelisah dan menggeliat
sewaktu serangan kolik (Sabiston, 1995; Sabara, 2007).
2 Palpasi
Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang
mencakup defance musculair involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal
(Sabiston, 1995; Sabara, 2007).
3 Auskultasi
Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi
dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan
usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada
atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus
obstruksi strangulata (Sabiston, 1995). Pada ileus paralitikus tidak didapatkan gerak peristaltic usus.
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis. Ia bisa
membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum
menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses postif banyak ditemukan di
dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus
(Sabiston, 1995). Apabila isi rektum menyemprot; penyakit Hirdchprung (Anonym, 2007).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan
ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit normal atau sediki t meningkat, jika
sudah t inggi kemungkinan sudah ter jadi peritonitis. Kimia darah sering adanya gangguan elektrolit.
Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa ileus obstruksi.Sedapat mungkin dibuat pada
posisi tegak dengan sinar mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap tegak untuk
melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi
pada usus halus biasanya tidak tampak.
Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid level,distensi usus bagian
proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus
yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat terlihat. Pada gambaran radiologi,
kolon yang mengalami distensi menunjukkan gambaran seperti pigura dari dinding abdomen. Kemampuan
diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan pemeriksaan bariumkontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan
spesifik untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung dilakukan biopsi.
GAMBARAN RADIOLOGI
Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto abdomen 3 posisi. Yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini antara lain :
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dankolaps usus di bagian distal
sumbatan.

16

Ana Amalina
1102011024
- Coil spring appearance
- Herring bone appearance
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
2. Ileus obstruksi letak rendah :
- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi
- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon. Sedangkan pada ileus paralitik gambaran radiologi ditemukan
dilatasi usus yang menyeluruhdari gaster sampai rectum.
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik :

Gambar 1. Ileus Obstruktif . Tampak coil spring dan herring bone appearance4

Gambar 2. Ileus Paralitik. Tampak dilatasi usus keseluruhan4


Diagnosis Banding
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen. Ileus
paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses
inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan
pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana.
Ileus dapat disebabkan oleh adanya proses dalam intraabdominal dan retroperitoneal, termasuk iskemik usus,
kolik ureter, fraktur pelvis dan setelah operasi abdomen. Jika terjadi ileus paralitik, nyeri biasanya tidak terlalu berat
dan lebih konstan.

17

Ana Amalina
1102011024
Obstipasi dan distensi abdomen menunjukkan adanya obstruksi usus besar. Muntah jarang terjadi dan nyeri tidak
bersifat kolik. Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan adanya hasil foto roentgen yang menunjukkan adanya
obstruksi dilatasi kolon bagian proksimal.
Obstruksi usus halus dapat dikacaukan dengan gastroenteritis akut, apendisitis akut dan pankreatitis akut.
Obstruksi strangulasi mempunyai keluhan yang mirip dengan pankreatitis akut, enteritis iskemik atau penyumbatan
vaskular mesenterika yang berhubungan dengan trombosis vena. Ileus obstruksi harus dibedakan dengan ileus
paralitik
Tatalaksana
Pre-operatif
- dirawat dirumah sakit
- puasa
- kontrol status airway, breathing dan circulation
- dekompresi dengan NGT
- cairan elektrolit dan intravena
- kateter urin untuk menghitung balance cairan
Operatif
- Koreksi sederhana : tindakan untuk membebaskan usus dan jepitan, contoh : hernia incaserata non
strangulasi, adhesi dan volvulus ringan
- Tindakan by-pas : membuat saluran baru yang melewati bagian usus yang tersumbat contoh : pada
tumor intraluminal, crohn disease
- Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi contoh : pada ca
stadium lanjut
- Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, contoh : ca colon, invaginasi strangulate.
Pasca operasi
- Tindakan dekompren usus dan koreksi cairan/ elektrolit maish dijaga
- Pada obstruksi lanjut strangulasi, monitoring pasca bedah diperlukan selama 6-7 hari pasca bedah
- Komplikasi pasca bedah : toksinemia dan sepsis
PENATALAKSANAAN ILEUS OBSTRUKTIF
1.Istirahat
Dirawat di ruangan gawat darurat
Segera pasang sonde lambung (NGT)
Selang rectal
Pasang kateter
2.Diet
Pasien puasa
Nutrisi perenteral total sampai ada bising usus atau mulai flatus
3.Medikamentosa
Obat pertama :
Prostigmin 3 x 1 sampai IV untuk memacu mobilitas usus
Antibiotik
Obat alternative : OBAT ANTIEMETIK
Antagonis reseptor H1
Cinnarizine, cyclizine, dimenhydrinate, promethazine
Antagonis reseptor muskarinik

18

Ana Amalina
1102011024
Hyoscine
Antagonis reseptor dopamin
Metoklopramid, Domperidone dan Phenothiazine
Antagonis serotonin
ondansetron, granisetron
Steroid
Glukokortikoid deksametason dan metilprednisolon
PENCAHAR
BULK LAXATIVE meningkatkan volume residu padat yg tidak diabsorpsi
OSMOTIC LAXATIVE meningkatkan jumlah air
FAECAL SOFTENER mengubah konsistensi faeces
STIMULANT PURGATIVE meningkatkan motilitas dan sekresi
Komplikasi
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga
terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat peritonitis umum.
Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus obstruktif. Isi lumen usus
merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang
mengalami perforasi mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum
yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang
permeable tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.
Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia aspirasi dari proses muntah
dan dapat menyebabkan kematian.
Prognosis
Obstruksi yang tak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 5%.Kebanyakan yang
meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi yang disertaidengan strangulasi mempunyai angka
kematian 8%. Kalau operasi dilakukan dalam jangkawaktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang bersangkutan.
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempatdan lamanya obstruksi.
Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang
dilakukan sangat rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi
dibandingkan obstruksi usus halus.
Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyakit harus dilakukan sedini mungkin baik pencegahan primordial, primer,
sekunder dan tersier untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.47 Demikian juga pada penyakit ileus
obstruktif, tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus obstruktif dan menghindari akibat
fatal yang disebabkan ileus obstruktif.
Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan pada orang-orang yang belum memiliki faktor risiko
terhadap ileus obstruktif. Biasa dilakukan dengan promosi kesehatan atau memberikan pendidikan kesehatan yang
berkaitan ileus obstruktif atau dengan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam menjaga kesehatannya oleh kemampuan masyarakat.
Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang yang agar tetap sehat atau mencegah
orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer berarti mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan
ini dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer yang dilakukan antara lain :
a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya
b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan tubuh

19

Ana Amalina
1102011024
c. Diet Serat
Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insidens timbulnya berbagai macam
penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian
penyakit saluran pencernaan.
d. Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah lemak dengan banyak sayur dan
buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining kanker kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.
e. Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan mungkin
memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui daerah rentan dinding perut.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan terhadap ileus obstruktif adalah dengan cara mendeteksi secara dini,
dan mengadakan penatalaksanaan medik untuk mengatasi akibat fatal ileus obstruktif.
Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan, mencegah kecacatan dan menghindari
komplikasi yang dapat memperparah keadaan.47 Tindakan perawatan post operasi serta melakukan
mobilitas/ambulasi sedini mungkin.
MM Operasi dan Tindakan Bedah Menurut Pandangan Islam
Perlakuan operasi menurut syariat hukumnya mubah yang bertujuan untuk kemaslatan hidup disamping
memberikan dorongan hidup dan lepas dari najis,dampak negatif pada tubuh dan ancaman kematian serta merubah
sunnatullah.
Firman Allah, Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. (Al-Maidah: 32).
Colok dubur dalam islam
Semua harus dilandasi dengan takwa dan rasa takut kepada Allah, Allah Taala menyebutkan dalam firman-Nya
surat al-Anam ayat 119:

(padahal) Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan-Nya atasmu. Kecuali apa yang
terpaksa.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. EGC. Jakarta
Sabiston D.C. : Obstruksi usus, Handbook of Surgery, Edisis 7, penerbit EGC, 1995.
Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sel. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001
Snell,RS.(2006).Anatomi Klinik untuk Mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta.EGC

20

Anda mungkin juga menyukai