Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Ghayatrie Healthania Anggraningrum
030.10.114
PEMBIMBING :
Dr. Gita Tarigan, MPH
I.
Rekayasa Kasus
Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karang Asem, Provinsi Bali, meletus
pada pukul 14.00 Wita. Ketinggian asap mencapai 3.000 meter. Angin membawa asap ke arah
barat hingga ke Bedugul yang berjarak sekitar 70 kilometer. Kepala Badan Geologi Made
Nengah sewaktu dimintai konfirmasi di Denpasar menjelaskan, status Gunung Agung waspada.
Masyarakat tidak boleh berada dalam radius 1,5 kilometer, kata Made melalui telepon, Jumat
sore, 15 Maret 2016.
Warga di sekitar Gunung Agung merasakan panas. Karena itu, penduduk di sekitar
Kecamatan Rendang telah mengungsi ke Kota Kintamani menggunakan kendaraan bermotor
untuk menghindari awan panas. Tanda-tanda akan meletusnya Gunung Agung diketahui sejak
pagi. Pagi tadi terjadi gempa. Lalu gunung itu mengeluarkan asap. Tinggi sekali asapnya dan
udara menjadi gelap. Kata warga sekitar, asapnya terasa agak pedas di mata, ujar salah seorang
staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karang Asem, Putu Arya.
Desa Rendang Agung dihuni sekitar 42 kepala keluarga yang berprofesi sebagai petani.
Sebagian warga yang yakin akan terjadi letusan sudah meninggalkan Kec. Rendang
menggunakan motor. Kini aparat kepolisian dan TNI sedang berupaya melakukan penyelamatan
warga. Sebanyak 133 warga yang tinggal di Rendang Agung, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karang Asem, provinsi Bali, masih terjebak dan belum diketahui nasibnya hingga pukul 18.00
Wita. Jumat, 15 Maret 2016.
Gunung di pulau itu meletus pada sore harinya. Warga yang sebagian besar anak-anak itu
masih menunggu evakuasi ke Kota Tenganan. Ke-133 orang tersebut berprofesi sebagai petani
dan peternak sapi. Kawasan tersebut tertutup total oleh asap dan abu vulkanik. Kita sedang
melakukan evakuasi, dengan perahu milik nelayan, mulai pukul 17.00 Wita, ujar Camat
Rendang , Made Kori malam ini, Jumat, 15 Maret 2016.
Made mengatakan sejak gunung meletus sore tadi, petugas langsung mengevakuasi
warga. Namun, tak sedikit yang tak dapat dievakuasi, Hanya orang tua dan anak anak yang
diselamatkan, terlebih dahulu, ujar dia. Malam ini, di rumah sakit umum daerah karang asem
2
terdapat 18 warga yang dirawat karena luka-luka. Sejumlah 15 orang di antaranya, memilih
pulang karena hanya mengalami luka lecet. Sedangkan saat ini ada yang dirawat tiga orang.
II.
HAZARD
dan Katolik.
Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia dimana letaknya berada di
pulau Bali. Gunung Agung memiliki ketinggian 3.142 mdpl yang letaknya di Kecamatan
Rendang
Kabupaten
Karangasem
Bali.
Gunung
Agung
adalah gunung
berapi tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang
kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak dengan
kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada
kawah yang melingkar dan lebar.. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung
Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur
meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi.
III.Vulnerability
A. Fisik
Menurut topografi Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia dimana
letaknya berada di pulau Bali. Gunung Agung memiliki ketinggian 3.142 mdpl yang letaknya
di Kecamatan Rendang , Kabupaten Karangasem Bali. Gunung Agung adalah gunung
berapi tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam
yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak
dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan
berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar
Murid SD berjumlah 49.052 orang, Murid SLTP berjumlah 17.488 orang dan murid SMA
berjumlah 610 orang.
IV. Capacity
Jumlah rumah sakit sebanyak 1 unit, puskesmas berjumlah 12 unit, pustu sebanyak 70
unit, sementara pondok bersalin desa (polindes) dan posyandu masing-masing 300 unit dan
2.001 unit. Jumlah tenaga kesehatan tahun 2013 sebanyak 635orang terdiri dari 100 orang
dokter (umum dan gigi), paramedis dan perawat 358 orang, dan non medis sebanyak 176
orang, yang tersebar di seluruh kecamatan.
V.
Disaster Management
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung berapi,
tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang sulit untuk
dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan pertanian, juga
karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi.
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan
sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
A. Pra bencana
Hal pertama dari proses kesiapsiagaan adalah memberi pengetahuan mengenai alam di
sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya. Hal kedua adalah memberikan
5
penyuluhan mengenai letusan gunung merapi dan pelatihan atau simulasi jika terjadi kembali
letusan gunung merapi serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri (survival) dalam keadaan
darurat. Edukasi pada tahap ini meliputi hal-hal berikut di bawah.
1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh
instansi berwenang
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi
tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa
kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
C. Pasca Letusan
Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling dan pengapian.