Blok 7-Seorang Pria Nyeri Pada Bahu, Sulit Bernapas Dan Lemas
Blok 7-Seorang Pria Nyeri Pada Bahu, Sulit Bernapas Dan Lemas
Disusun Oleh
Ghereetha (102013158)
Email: ghereetha.2013fk158@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Krida Wacana
Bab I
Pendahuluan
1.1; Latar
Belakang
Proses pernapasan adalah proses pengambilan gas Oksigen bebas dari lingkungan yang
masuk kedalam tubuh manusia melalui Paru-paru yang kemudian akan termetabolisme
menghasilkan gas CO2 yang nantinya akan dikeluarkan melalui ekspirasi keluar tubuh
individu tersebut. Proses masuknya oksigen dan pengeluaran sampah metabolisme dalam
hal ini adalah gas CO2 akan terjadi terus menerus selama manusia hidup. Mekanisme
pernapasan ini juga melibatkan kerja berbagai otot dan saraf yang berperan serta alat-alat
lainnya yang berperan, ini menunjukkan bahwa mekanisme ini sangat penting bagi
manusia. Bila terjadi ketidakseimbangan masuk dan keluarnya, bias terjadi berbagai
gangguan pernapasan.
1.2; Rumusan
Masalah
Laki-laki (20thn) mengalami nyeri bahu, sulit bernapas dan lemas pada saat menonton
Televisi.
1.3; Sasaran
Belajar
Seorang laki-laki usia 20 tahun tengah menonton televisi ketika tiba-tiba merasa nyeri
pada bahu, sulit bernapas dan lemas. Ayahnya segera membawa putranya ke UGD.
Pemeriksaan radiologi Thorax memperlihatkan tanda Pneumothorax.
Bab II
Pembahasan
2.1; Pernapasan
Tujuan pernapasan adalah untuk menyediakan Oksigen bagi jaringan dan membuang
karbon dioksida.1Untuk mencapai tujuan ini, pernapasan dapat dibagi menjadi empat
peristiwa fungsional utama, yaitu:1 (1) Ventilasi paru yang berarti masuk dan keluarnya
udara antara atmosfer dan alveoli paru, (2) Difusi Oksigen dan karbondioksida antara
alveoli dan darah, (3) Transpor oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh
ke dan dari sel, dan (4) Pengaturan ventilasi dan lain-lain dari pernapasan.1
maka sewaktu menelan terjadi mekanisme refleks yang menutup trakea agar makanan
masuk ke esofagus dan bukan ke saluran napas, esofagus selaulu tertutup kecuali ketika
menelan untuk mencegah udara masuk ke lambung sewaktu bernapas.2Laring atau voice
box terletak di pintu masuk trakea. Tonjolan anterior laring membentuk jakun. Pita suara,
dua pita jaringan elastik yang melintang di pintu masuk laring dapat diregangkan dan
diposisikan dalam berbagai bentuk oleh otot laring.2Sewaktu udara dilewatkan melalui
pita suara yang kencang, lipatan tersebut bergetar untuk menghasilkan berbagai suara
bicara.2Bibir,lidah dan palatum molle memodifikasi suara menjadi pola suara yang dapat
dikenali. Sewaktu menelan, pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan
bicara; keduanya saling mendekat untuk menutup pintu masuk ke trakea.
Di belakang laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu bronkus kanan
dan kiri, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri. Didalam masing-masing
paru itu, bronkus itu terus bercabang-cabang menjadi saluran napas yang semakin sempit,
pendek dan banyak seperti percabangan sebuah pohon.2Cabang-cabang yang lebih kecil
ini dikenal sebagai bronkiolus, diujung bronkiolus terminal berkelompok alveolus,
kantung-kantung udara halus tempat pertukaran gas antara udara dan darah. 2Trakea dan
bronkus besar adalah tabung yang cukup kaku tak berotot yang dikelilingi oleh
serangkaian cincin tulang rawan yang mencegah saluran ini menyempit. Bronkiolus yang
lebih kecil tidak memiliki tulang rawan untuk menjaganya tetap terbuka, dinding saluran
ini mengandung otot polos yang disarafi oleh sistem saraf otonom dan peka terhadap
hormon dan bahan kimia lokal tertentu. 2Faktor-faktor ini mengatur jumlah udara yang
mengalir dari atmosfer ke setiap kelompok alveolus, dengan mengubah derajat kontraksi
otot polos bronkiolus sehingga mengubah kaliber saluran napas terminal.
Selain itu terdapar makrofag alveolus yang berjaga-jaga dalam lumen kantong udara
ini.2Di dinding antara alveolus yang berdekatan terdapat pori Khon yang halus yang
memungkinkan aliran udara antara alveolus-alveolus yang berdekatan, proses ini dikenal
dengan ventilasi kolateral, saluran-saluran ini sangat penting agar udara segar dapat
masuk ke alveolus yang saluran penghantar terminalnya tersumbat akibat penyakit.2
2.2; Makro
Sistem Pernapasan
2.2.1. Saluran Napas Atas
Sistem respirasi yang berperan pada saluran napas atas adalah Hidung, Pharynx dan
Larynx.
(2) Pharynx
Pharynx adalah suatu membran/pipa saluran musculo membranosa dari basis cranii
sampai C6 (tepi bawah cart.cricoidea. Ke Lateral, pharynx berhubungan dengan cavum
tympani. Faring terdiri atas Nasofaring, Orofaring dan Laryngofaring. Otot-otot pada
faring adalah (1) M.Constrictor Pharyngis, (2) M.Stylopharyngeus, (3)
M.Salpingopharyngeus dan (4) M.Palatopharygeus.
Laryngo Pharynx adalah dari epiglottis sampai tepi inferior cartilago cricoidea yang
ke kaudal berhubungan dengan Oesophagus yang nantinya akan berlanjut ke Lambung
(Gaster). Pada ventro caudo lateralnya akan ada Aditus Laryngis (pintu masuk) yang
didalamnya terdapat Recessus Piriformis yang didalam recessus ini terdapat N.Laryngeus
Superior Rms.Internus yang membentuk Plica N.Laryngici.3Pharynx diperdarahi oleh
(1) A.Pharyngea Ascendens, (2) A.Palatina Ascendens, (3) A.Facialis Ramus Tonsilaris,
(4) A.Palatina Major, (5) A.Maxillaris Rms. Canalis Pterygiudea dan (6) A.Lingualis
Rms. Dorsalis Linguae. Pharynx dipersarafi oleh Plexus Pharyngeus yang terbagi
menjadi motorik utama dan sensorik, persarafan motorik dilakukan oleh (1) N. XI Pars
Cranialis, (2) N.IX, (3) N.Laryngeus Sup. Rms. Ext sedangkan sensorik dilakukan oleh
(1) N. IX dan X, (2) N.Maxillaris dan (3) Nn.Palatini Minores.3
(3) Larynx
Larynx berada diantara lidah sampai trachea, tulang rawan larynx terdiri atas (1)
cartilago cricoidea, (2) cartilago thyreoidea, (3) cartilago epiglottis, (4) cartilago
arytaenoidea, (5) cartilago cuneiforme dan (6) cartilago corniculatum. 3Otot-otot yang
berperan dalam Larynx ada yang ekstrinsik dan intrinsik, untuk kelompok otot yang
Ekstrinsik adalah (1) M.Sternothyroideus, (2) M.Thyreohyoideus dan (3) M.Constrictor
Pharyngis Inferior dan kelompok otot yang Intrinsik (1) M.cricothyroideus, (2)
M.Cricoarytenoideus Post, (3) M.Cricoarytenoideus Lateral, (4) M.Arytenoideus
Transversus, (5) M.Arytenoideus Oblique, (7) M.Aryepiglotticus dan (8)
M.Thyreoarytenoideus.3
Larynx diperdarahi oleh (1) cab A.Thyreoidea Sup dan (2) cab. A.Thyreoidea Inf,
larynx dipersarafi oleh cab int dan ext N. Laryngeus Superior dan N.Reccurens serta
saraf simpatis.3
Gambar 1.
Bawah3
dan
(3)
A.Musculophrenica,
sedangkan
pleura
visceralis
dipersarafi oleh Nn. Intercostales dan N.Phrenicus sedangkan pleura visceralis dipersarafi
oleh saraf-saraf otonom.
Paru (Pulmo)
Manusia memiliki organ paru sebanyak dua buah, yang masing-masing memiliki cirinyacirinya sendiri namun ada beberapa persamaan diantara keduanya.
Pulmo Dexter
Memiliki 3buah Lobus
Radixnya berada diatas A.Pulmonalis atau
berada sejajar
Memiliki Apex Pulmonalis
Memiliki Hilus Pulmonalis
Memiliki Fissura Horizontalis dan Fissura
Obliqua
Jejas pada facies mediastinalis:
-
Facies cardiaca
Sulcus A. Subclavia
Sulcus Vena Cava Superior
Sulcus Vena Cava Inferior
Sulcus V.Anonyma
Sulcus V.Azygos
Sulcus Trachea
Pulmo Sinister
Memiliki 2buah Lobus
Radixnya berada dibawah A.Pulmonalis
Memiliki Apex Pulmonalis
Memiliki Hilus Pulmonalis
Hanya memiliki Fissura Horizontalis
Jejas pada facies mediastinalis:
-
Facies Cardiaca
Sulcus A.Subclavia
Sulcus V.Anonyma
Sulcus Trachea
Oesophagus
Sulcus Ao.Thoracalis
Sulcus Arcus Aorta
- Sulcus Oesophagus
Sistem Pernapasan
(1). Hidung
Vestibulum bagian depan dilapisi epidermis dengan rambut-rambut kasar dan kelenjar
sebasea. Vestibulum bagian belakang ditutupi membran mukosa yang dilapisi epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.5Sisa rongga hidung kecuali atapnya dilapisi epitel
bertingkat torak bersilia dan bersel goblet.Silia itu memukul ke arah faring, lamina
propria sangat vaskular dan menghangatkan udara yang dihirup, ia mengandun kelenjar
liur campur, diluar lamina propria terdapat tulang rawan hialin atau tulang kompakta,
tempat ia melekat dengan eratnya, kompleks itu membentuk mukoperikondrium atau
mukoperiosteum.5
(2). Epiglottis
Permukaan superior dan sebagian besar permukaan inferiornya ditutupi epitel berlapis
gepeng tanpa lapis tanduk; pada permukaan inferiornya beralih kedalam epitel berlapis
torak dan kemudian epitel bertingkat torak bersilia dan bersel goblet.5Pada epitel berlapis
torak dijumpai kuncup kecap pada aspek lingual, batas epitel-lamina propria adalah
bergelombang sedangkan pada aspek laringeal rata.5
(3). Laring
Seluruhnya dilapisi epitel bertingkat torak bersilia kecuali lipatan vocal, yang ditutupi
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. 5Tulang rawan dan otot skelet terdapat
dimana-mana pada dindingnya, tulang rawan itu adalah hialin kecuali bagian corniculate,
cunieforme dan proses vocal dari tulang rawan aritenoid yang berjenis elastis. Kelenjar
liur campur terdapat pada dindingnya.5
Gambar 4. Epiglottis5
Gambar 5. Laring5
2.4; Biokimia
dan
Fisiologi Pernapasan
2.4.1. Mioglobin dan
Hemoglobin
Protein
Heme
berfungsi
dalam
pengikatan
Oksigen,
pengangkutan oksigen
dan fotosintesis, protein
heme mioglobin dan
hemoglobin mempertahankan pasokan Oksigen yang essensial untuk metabolisme
oksidatif.6,7Mioglobin, suatu protein monomerik otot merah menyimpan oksigen sebagai
cadangan untuk menghadapi kekurangan oksigen. Hemoglobin, suatu protein tetramerik
eritrosit, mengangkut Oksigen ke jaringan dan mengembalikan CO 2 dan proton ke paruparu.7 Gugus prostetik heme mioglobin dan hemoglobin adalah senyawa tetrapirol siklik.
Senyawa tetrapirol terdiri atas empat buah molekul pirol yang dihubungkan dalam
sebuah cincin planar oleh jembatan metilen-. Substituen menentukan apakah tetrapirol
merupakan heme atau senyawa lain yang berhubungan.6Dalam heme terdapat gugus metil
(M), vinil (V), dan propionat (Pr) yang tersusun dalam urutan M,V,M,V,M,Pr,Pr,M. Satu
atom besi fero (Fe2+) berada pada pusat cincin planar ini, protein lain yang memiliki
gugus prostetik tetrapirol mencakup sitokrom (Fe2+ dan Fe3+), enzim katalase serta
tritofan pirolase dan klorofil (Mg2+). Dalam sitokrom, oksidasi dan reduksi atom besi
sangat penting bagi fungsi biologinya. Sebaliknya, oksidasi Fe2+ pada mioglobin atau
hemoglobin menghancurkan aktivitas biologik. Mioglobin jaringan otot merah
menyimpan oksigen yang dalam keadaan kekurangan oksigen (misal setelah kerja
fisik/olahraga berat) akan dilepas sehingga bisa digunakan oleh mitokondria otot untuk
sintesis ATP yang bergantung oksigen.6
karena kantung pleura adalah suatu kantung tertutup tanpa lubang, maka udara
tidak dapat masuk atau keluar meskipun mungkin terdapat gradient tekanan
antara kantung pleura dan daerah sekitar.2,3
Bila tekanan subatmosferik rongga pleura hilang tekanan transmural pada
dinding dada dan jaringan paru hilang akibatnya dinding dada dan jaringan
paru terpisah, hal ini menyebabkan paru kolaps dan dinding dada lebih
mengembang (Barrel Chest).3
Pusat Respirasi
Berada di Formatio
Pusat Apneustik
Pusat Pneumotaksik
Berada di Pons bagian Berada di Pons bagian Atas
Reticularis MO
Menghasilkan
Bawah
Berpengaruh terhadap Impulse dari pusat ini akan
pernapasan spontan
pusat respirasi,
menghambat neuron I
neuron I
VRG terdiri dari
Buffer adalah suatu larutan yang pHnya cenderung tidak berubah walaupun ditambah
asam, basa ataupun diencerkan.3Salah satu larutan buffer yang banyak digunakan adalah
buffer yang terdiri dari campuran asam asetat dengan natrium asetat.
Dalam tubuh manusia, terdapat system dapar yang berperan dalam mempertahankan pH
tubuh, darah orang normal memiliki pH berkisar antara 7,35-7,45, jika mekanisme
pengaturan pH dalam tubuh gagal, akan mengakibatkan pH darah turun dibawah 7.35
ataupun diatas 7.45, dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh permanen bahkan
kematian.3
Keadaan [H2CO3]
Alkalosis
Alkalosis
Metabolik
Respiratorik
Metabolik
Keadaan [HCO3-]
Keadaan [H2CO3]
Keadaan [HCO3-]
meningkat
menurun, sehingga
menurun sehingga
meningkat sehingga
mengakibatkan rasio
menjadi <20
Kompensasi dengan
Kompensasi dengan
cara meningkatan
menurunkan asam
cara menurunan
cara meningkatkan
hiperventilasi
di tubuli ginjal
dengan cara
hipoventilasi
CO2 content nantinya CO2 content akan
akan meningkat
asam
sehingga urine
menjadi alkalis
menjadi asam
Dapat terjadi pada:
hipokalemia.
Dapat terjadi pada:
Setiap gangguan
DM tidak
terkontrol
Ketoasidosis
Payah/gagal
fungsi paru
(pneumonia,
emfisema,
(Hiperventilasi)
Stimulasi pusat
ginjal adalah
paru, asma)
Depresi pusat
pernapasan
Histeris
ginjal (fungsi
bronchitis, edema
-
mengasamkan
-
urine)
Diare Berat
(keracunan morfin)
Stenosis pylorus,
muntah berat
Hiperemesis
pernapasan
gravidarum
(keracunan
(alkalosis
salisilat)
Pendaki gunung,
hipokloremik)
Konsumsi
antasida >>
Sindrome
koma hepaticum
Chusing
2.4.4.1 Hipotesis
Lelaki tersebut menunjukkan tanda pneumothorax yang salah satu gejalanya adalah sesak
napas.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Mekanisme pernapasan terus berlangsung pada seoran manusia, mekanisme ini
melibatkan banyak proses, didalam tubuh manusia terdapat buffer/penyangga untuk
mempertahankan derajat keasaman tubuh agar tidak berubah walaupun ditambah asam,
basa maupun diencerkan. Bila terjadi ketidakseimbangan bisa terjadi asidosis/alkalosis
respiratorik/metabolic, yang bila terjadi juga sudah ada cara tubuh mengkompensasinya.
Hipotesis diterima.
Daftar Pustaka
1; Guyton A.C., Hall J.E., Setiawan I [Editor]. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. [Bab
2;
3;
4;
5;
6;
7;