PENDAHULUAN
Keselamatan pasien merupakan isu
dalam
perawatan
pasien
sekarang
tuntutan
pasien.
mengakibatkan
terhadap
Diharapkan
Rumah
dicanangkan
adalah komunikasi.
Sakit
banyak
Sakit
adalah
mencegah
dilaporkan
(GKPRS)
adanya
(KTD),
atau
cedera
Kejadian
Tidak
Kejadian
Tidak
suatu
sistem
yang
terjadinya
cidera
yang
akibat
tindakan
disebabkan
melaksanakan
kesalahan
suatu
kematian
yang
seharusnya
diambil
terhadap
sebagai
salah
satu
metode
untuk
setiap
pergantian
shift,
informasi
pasien,
mengenai
tujuan
kondisi
pengobatan,
terkini
rencana
Alvarado,
et
al
(2006)
komunikasi
didalam
dengan
timbang
(handover)
sederhana
sangat
membantu
perawatan
komunikasi.
menginformasikan bahwa
berbagai
pasien.
terima
dalam
Timbang
dilaksanakan
metode
untuk
terima
yang
Beberapa
baik
dapat
dokumentasi
dengan
SBAR
tersebut
menyampaikan
penelitian
timbang
terima
terkait
dengan
kesalahan
kesinambungan
mengungkapkan
sakit
profesi
karakteristik,
SBAR
meningkatkan
kualitas
interproffesional
membantu
serta
mengidentifikasi
memfasilitasi
bahwa
merupakan
organisasi
dengan
berbagai
dan
rumah
padat
keselamatan
dalam
memiliki
potensi
untuk
komunikasi
tim
dalam
konteks
beberapa
diagnosis
medis
dan
peningkatan
temuan
angka
insiden
juga
lebih
kemungkinan
tinggi
efek
samping,
perawatan
kesehatan,
tertunda
Meskipun
(KPC)
angka
kejadian.
kejadian
Insiden
Berdasarkan
telaah
pustaka
dan
Terikat
(Dependent
Variable)
sangat besar,
Variabel
terikat
merupakan
Dalam
penelitian
ini
yang
yang
penelitian
ini
experimental.
digunakan
adalah
Quasy
dalam
quashi
Experimental
tidak
mengontrol
sepenuhnya
variabel
mempengaruhi
luar
untuk
yang
penelitian
yang
digunakan
eksperimental
dalam
positif
atau
negatif
pengambilan
data
peneliti
dengan
hanya
pada
Efektifitas
dengan
melakukan
kelompok
perlakuan
intervensi
pembanding.
dinilai
HASIL PENELITIAN
Data meliputi Insiden Keselamatan Pasien sebelum Intervensi dan sesudah Intervensi.
Terjadi IKP
26,7
22
73,3
Sample ( n )
30
100
Pada tabel 4.1.1 didapatkan dari 30 pasien yang dilakukan timbang terima pasien secara
konvensional, angka temuan terjadi IKP sebanyak 8 pasien (26,7 %) .
Tabel 2. Gambaran Insiden Keselamatan Pasien sesudah dilakukan intervensi.
f
Terjadi IKP
3,3
29
96,7
Hasil penelitian pada tabel 4.1.2 yang berikutnya juga didapatkan pada jumlah pasien yang
sama, 30 orang dengan proses
Sebelum
Intervensi
22
Sesudah
Intervensi
29
Nilai P
0,016
Pada tabel 4.2.1 tersebut didapatkan data dari 30 pasien sebelum dilakukan intervensi
ditemukan angka kejadian IKP 8 pasien dan yang tidak terjadi IKP 22 pasien, sedangkan
setelah dilakukan intervensi ditemukan angka kejadian IKP 1 pasien dan yang tidak terjadi
IKP 29 pasien. Hasil uji Mc Nemar didapatkan nilai .probalitas 0,016 (p value < 0,05 ),
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara dokumentasi timbang terima pasien dengan
metode SBAR dengan Insiden Keselamatan Pasien.
Meskipun angka kejadian IKP
PEMBAHASAN
1.1
Insiden
sebelum
Keselamatan
Pasien
pemakaian
kecil,
namun
dampak
yang
dan
bahaya
jika
ada,
misalnya
infeksi
berhubungan
itu
kemungkinan
dapat
hidupnya, bahkan
metode SBAR
Pada hasil penelitian setelah
pemakaian dokumentasi timbang
terima
pasien.
kejadian (3,3 %)
dampak
terjadinya
insiden
dari
keselamatan
pasien
secara
SBAR
dimana
rumah
sakit
aman.
properti,
keselamatan
peningkatan
alokasi
Sementara,
insiden
pasien
yang
selanjutnya
adalah
konsekuensi
hukum.
yang
meningkat
masuk
ke
perawatan
setiap
insiden
kejadian yang
lama
disebut
dibutuhkan
untuk
pengobatan.
dapat
meningkatkan
keselamatan
pasien
berkaitan
dengan
pengawasan
yang
adalah
proses
baik
atau
baik,
berpendidikan
tenaga
dan
yang
kompeten,
Insiden
Keselamatan
Pasien
(WHO 2009.)
Komunikasi
dilakukan
dengan
jika
baik
tidak
akan
keselamatan
Hietala, 2014 ).
pasien,
(Dunsford
kondisi
klinis
keselamatan
pasien,
juga
keselamatan
pasien
efektif
1.3
Dokumentasi
pengaruh
dokumentasi
dengan
menggunakan checklist/dokumen
telah dibuktikan
oleh Dufour,
keselamatan
(2012)
penelitiannya
dalam
angkatan
udara,
pada
meningkatkan
keselamatan
pasien.
Komunikasi
membagikan
SBAR,
signifikan
komunikasi
SBAR.
pemakaian
ruang
pelaporan
keselamatan
dan
di
Surakarta.
dibuktikan
pasien
pasien
setelah
Penelitian
dengan
insiden
yang
pemakain
metode
dalam
perawat
dalam
meningkatkan
rangka
Komunikasi
keselamatan
SBAR
adalah
mempromosikan
metode
pelaporan
yang
keselamatan
sehingga
keselamatan
meningkatkan
pasien
(Kaisa
KESIMPULAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
pemakaian
komunikasi
bahwa :
terbukti
efektif
1 Insiden
Keselamatan
Pasien
sebelum
terima
Penelitian
lain
dilakukan
timbang
dengan
metode
tentang
komunikasi
SBAR
yang
berpengaruh
terhadap
biaya
2 Insiden
perawatan
dirumah
sakit
setelah
Keselamatan
dilakukan
Pasien
timbang
menyimpulkan
komunikasi
strategi
bahwa
SBAR
berbasis
meningkatkan
interprofessional
metode
merupakan
bukti
untuk
komunikasi
dan
efektif.
Terdapat
signifikan
pengaruh
yang
mengenai
masa
depan,
di
ruang
Medikal
BedahbRS.
Panti
Waluyo
petugas
kesehatan
dalam
keperawatan
menggunakan
SARAN
akan
memberikan
informasi
yang
berharga,
khususnya
dalam
bebrapa saran :
Keselamatan
Sakit,
bertujuan
komunikasi
dalam
pelayanan
dokumentasi
sebagai
antar
perawat
berbagai
situasi
kesehatan
dalam
potensi
meningkatkan
untuk
komunikasi
tim
upaya
Mutu
Pasien
sehingga
Rumah
harapannya
utama
mempengaruhi
pasien,
dan
yang
keselamatan
berbagai
jenis
keselamatan
pasien.
interprofessional
dalam
pelayanan
secara
memberikan
penelitian
holistik
pasien
dan
dan
keselamatan pasien.
praktek
pasien.
diteliti,
dari
misalnya
segi
timbang
SDM
terima
penelitian
yang
melengkapi
hasil
DAFTAR PUSTAKA
Adreoli, A., Fancott, C., Velji, K et al . (2010). Using SBAR to Communicate Falls risk and
manajement
Journal Healthcare
Joint
Commission
Akreditasi
Rumah
Sakit,
Enam