Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI FARMAKOLOGI II

ANTELMENTIK

Dosen Pengampu:
Anggun Setya W, S,Farm.,Apt

Disusun Oleh:
Reni Solikhin

14080061

Winda Utami

14080065

Ivanny Aida Lestari

14080066

Diah Zuwidatul Husna

14080067

Siti Umi Nadzifah

14080068

DIII FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL
2015/2016

ANTELMENTIK
I.

Pendahuluan
A. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip dan melakukan
maserasi minyak atsiri yang berfungsi sebagai antelmentik dari temu

hitam.
Mahasiswa diharapkan dapat membandingkan khasiat antelmentik
pada temu hitam dan pirantel pamoat terhadap cacing tanah.

B. Dasar teori
Antelmentik adalah obat yang digunakan untuk memberantas atau
emngurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat
cacing efektif tehadap satu macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat
sebelum menggunakan obat tertentu. Kebanyakan obat cacing digunakan
secara oral pada saat makan atau setelah makan. Beberapa obat cacing perlu
diberikan bersama pencahar.
Penyakit cacingan sangat mengganggu manusia, cacing di dalam tubuh
manusia akan mengambil sari makanan di dalam tubuh dan menyebabkan
gejala klinik mulai dari yang ringan sampai yang berat. Selain itu daya tahan
tubuh manusia yang terinfeksi akan melemah. Hal ini akan berakibat turunnya
kualitas sumber daya manusia yang ada.
Anthelmentik diklasifikasikan berspektrum luas (broad spectrum) dan
berspektrum sempit (narrow spectrum).
Yang termasuk anthelmentik berspektrum

luas

(broad

spectrum

anthelmentic or mayor classes):


Benzimidazol : Albendazol, Levamizol, Mebendazol, Oxfendazol
Levamizole/ morantel : Levamizol hidroklorid, Levamizol fosfat,

morantel
Macrorolytic lactones (MLS) atau mectins : Abamectin, Ivennectin,

Mixodectin
Yang termasuk anthelmentik berspektrum sempit (Narrow spectrum or
minor classes) :
Organophosphare compounds : Naphalophos
(Sallcynillides) subtistusi phenol : Closantel, Nitroxynil, Oxyclozanid
Triclabendazol
Selain itu, anthelmentik dapat berupa gabungan atau kombinasi
anthelmentik diatas. Dan ada anthelmentik yang menggunakan tanaman untuk
menurunkan jumlah telur, misalnya Viscum verrocosum.

Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2 kelompok,


yakni cacing pipih dan cacing bundar.
1. Platyhelminthes : Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh
dan berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini
adalah cacing pita (Cestoda) dan cacing pipih (Trematoda).
2. Nematode (roundworms). Ciri-cirinya berubah bulat, tidak bersegmen,
memiliki rongga ubuh dengan saluran cerna dan berkelamin terpisah.
Infeksi

cacing

ini

disebut

ancylostomiasis

(cacing

tambang),

trongyloidiasi, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing gelang) dan


trichuriasis (cacing cambuk).
Obat-obat penyakit cacing:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol


Piperazin, Dietilkarbamazin
Pirantel, Oksantel
Levamisol
Praziquantel
Niklosamida
Ivermectin
Banyak obat cacing memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau dua

jenis cacing saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki khasiat terhadap
lebih banyak jenis cacing (broad spectru) seperti mebendazol.
Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan
impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya
dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan
(glikogen) pada cacing.
Temu hitam (Curcuma aeruginosa). Temu hitam mempunyai banyak nama
daerah, diantaranya: temu erang (Sumatra), temu itam (Melayu), temu ireng
(Jawa), koneng hideung (Sunda), temo ereng ( Madura).
Temu hitam terdapat di Burma, kamboja, indocina dan menyebar sampai
ke pulau jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam
juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput atau di
lading pada ketinggian 400-750 mdpl. Tanaman tahunan ini mempunyai tinggi
1-2 m, berbatang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna

hijau atau coklat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjai , 2-9 helai. Helaian
daun bentuknya panjang bundar sampai lanset, ujung dan pangkal runcing,
tepi rata, pertulangan menyirip.
Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandanya keluar langsung
dari rimpang. Bunga mekar secara bergiliran dari kantong kantong daun
pelindung yang besar. Mahkota bunga berwarna kuning, rimpangnya cukup
besar dan merupakan umbi batang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran
berwana biru kehitaman dibagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai
aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau
pemisahan rumpun.
Kandungan kimia:
Rimpang temu hitam mengandung minyak atsiri, tannin, kurkumol,
kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron,
,

g-elemen,

linderazune,

kurkumin,

demethyoxykurkumin,

bisclemethyoxykurkumin.
Efek farmakologis dan hasil penelitian:
Hasil penelitian pengaruh rimpang temu hitam terhadap cacing askaris
babi in ultro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmot terpisah in vitro
seperti berikut. Perasan rimpang temu hitam dapat membunuh askaris babi
seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitude kontraksi
spontan usus. Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmentik)
rimpang temu hitam pada cacing askaris, ternyata daya anthelmentik minyak
atsirinya paling kuat dibandingkan dengan yang lain. Telah dilakukan
penelitian daya anthelmentik rimpang temu hitam ternyata dapat mematikan
cacing dalam waktu 7-17 jam atau 11-25 jam. Kandungan minyak atsiri
tersebar ada pada irisan temu hitam. Kadar minyak atsiri maksimum terdapat
pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/daun. Kadar
minyak atsiri yang tumbuh di hortus medicus selama tumbuh berkisar 0,25%0,5%.
Kegunaan:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Encok (rimpangnya)
Kegemukan badan
Cacing gelang/kremi
Kudis
Koreng
Kurang segar sehabis nifas/haid
cacing yang digunakan,
cacing tanah

Kerajaan : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Family : Lumbricoides
Jenis : Lumbricoides terretris
Annelid (dalam bahas lati = annulu = cincin) atau cacing gelang adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan Plathyhelminthes
dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun, Annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1mm hingga 3 m. contoh
annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya
simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
Annelida memiliki segmen dibagian luar dan dalam tubuhnya. Antara
satu segmen dengan segmen lainnya terdapat sekat yang disebut dengan septa.

Pembuluh darah, system sekresi dari system saraf diantara satu segmen
dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh
annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakan annelida dan sekaligus
melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang
(longitudinal). System pencernaan annelida sudah lengkap terdiri dari mulut,
faring, esophagus (kerongkongan), usus dan anus. Cacing ini sudah memiliki
pembuluh darah sekaligus memiliki system peredaran darah tertutup.
Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh
darah yang melingkari esophagus berfungsi memompa darah keseluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah system saraf tangga tali ganglia otak
terletak didepan fating pada anterior. Ekskresi yang terdiri dari netrida,
netrostom, dan netrotor. Nefrida (tunggal nnetridium ) merupakan organ
ekskresi yang terdiri dari saluran. Netrostom merupakan corong bersilia dalam
tubuh. Netrotor merupakan pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.
Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang
parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida
umumnya berada didasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang sebagian
hidup ditanah atau tempat tempat lembab. Annelida hidup diberbagai tempat
dengan membuat liang sendiri.
Annelida umumnya berproduksi secara seksual dengan pembentukkan
gamet. Namun ada juga yang berproduksi secara fregmentasi. Yang kemudian
bergenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hemafrodit) dan ada yang terpisah dari individu lain (gonokoris).
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

Polychaeta (cacing berambut)


Oligochaeta (cacing berambut sedikit)
Hirudinea

Anda mungkin juga menyukai