Anda di halaman 1dari 9

EPILEPSI

1.

Kriteria Diagnosis :
Klinis :
Suatu keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan epilepsi yang berulang,
yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan, bangkitan epilepsi sendiri adalah suatu
manifestasi klinik yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang abnormal,
berlebih dan sinkron, dari neuron yang (terutama) terletak pada korteks serebri.
Aktivitas paroksimal abnormal ini umumnya timbul intermiten dan self- limited.
Sindroma Epilepsi adalah penyakit epilepsi yang ditandai oleh sekumpulan gejala
yang timbul bersamaan (termasuk tipe bangkitan, etiologi, anatomi, faktor
presipitan usia saat awitan, beratnya penyakit, siklus harian dan prognosa).
Klasifikasi Epilepsi : (menurut ILAE tahun 1989) :
a. Behubungan dengan lokasi
1) Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan)
a) Benign childhood epilepsy with centro-temporal spikes
b) Childhood epilepsy with occipital paroxysmal
c) Primary reading epilepsy
2) Simptomatik (dengan etiologi yang spesifik atau nonspesifik)
a) Chronic progressive epilepsia partialis continua of childhood
(Kojewnikows syndrome)
b) Syndromes characterized by seizures with specific modes of
precipitation
c) Epilepsi lobus Temporal/ Frontal/ Parietal/ Ocipital
3) Kriptogenik
b. Umum
1) Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan)
a) Benign neonatal familial convulsions
b) Benign neonatal convulsions

c) Benign myclonic epilepsy in infancy


d) Chidlhood absence epilepsy (pyknolepsy)
e) Juvenile absence epilepsy
f) Juvenile myoclonic epilepsy (impulsive petit mal)
g) Epilepsies with grand ma (GTCS) seizures on awakening
h) Others generalized idiophatic epilepsies not defined above
i) Epilepsies with seizures precipitated by specific modes of activation
2) Kriptogenik/ Simptomatik
a) West syndrome (infantile spasms, blitz Nick-Salaam Krampfe)
b) Lennox-Gastaut syndrome
c) Epilepsy with myoclonic- astatic seizures
d) Epilepsy with myoclonic absence
3) Simptomatik (dengan etiologi yang spesifik atau non spesifik)
a) Dengan etiologi yang Nonspesifik
(1)

Early myoclonic encephalopathy

(2)

Early infantile epileptic encephalopathy with suppression burst

(3)

Other symptomatic generalized epilepsies not defined above

b) Sindroma spesifik
Bangkitan epilepsi yang disebabkan oleh penyakit lain

c. Tidak dapat ditentukan apakah fokal atau umum


1) Campuran bangkitan umum dan fokal
a) Neonatal seizures
b) Severe myoclonic epilepsy in infancy
c) Epilepsy with continuous spike wave during slow-wave sleep
d) Acquired epileptic aphasia (Landau-Kleffner syndrome)
e) Other undeterminated epilepsies
2) Campuran bangkitan umum atau fokal (sama banyak)
d. Sindrom khusus
Bangkitan yang berhubungan dengan situasi:

a) Febrile convulsion
b) Isolated seizures atau isolated status epilepticus
c) Seizures occurring only when there is an acute metabolic or toxic event,
due to factors such as alcohol, drugs, eclampsia, nonketotoic
hyperglycemia

Klasifikasi Bangkitan Epilepsi : (menurut ILAE tahun 1981)


a. Bangkitan Parsial (fokal)
1) Parsial sederhana
a) Disertai gejala motorik
b) Disertai gejala somato-sensorik
c) Disertai gejala psikis
d) Disertai gejala autonomik
2) Parsial kompleks
a) Disertai dengan gangguan kesadaran sejak awitan dengan atau tanpa
automatism
b) Parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran dengan atau tanpa
automatism
3) Parsial sederhana yang berkembang menjadi umum sekunder
a) Parsial sederhana menjadi umum tonik klonik
b) Parsial kompleks menjadi umum tonik klonik
c) Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi umum tonik
klonik
b. Bangkitan Umum
1) Bangkitan Lena (absence) & atypical absence
2) Bangkitan Mioklonik
3) Bangkitan Klonik
4) Bangkitan Tonik
5) Bangkitan Tonik-klonik
6) Bangkitan Atonik

c. Bangkitan yang tidak terklasifikasikan

2.

Diagnosis Banding :
a. Bangkitan Psychogenik
b. Gerak Involunter (Tics, headnodding, paroxysmal choreoathethosis/ dystonia,
benign sleep myoclonus, paroxysmal torticolis, startle response, jitterness,
dll).
c. Hilangnya tonus atau kesadaran (sinkop, drop attacks, TIA, TGA, narkolepsi,
attention deficit).
d. Gangguan respirasi (apnea, breath holding, hiperventilasi)
e. Gangguan perilaku (night terrors, sleepwalking, nightmares, confusion,
sindroma psikotik akut)
f. Gangguan persepsi (vertigo, nyeri kepala, nyeri abdomen)
g. Keadaan episodik dari penyakit tertentu (tetralogy speels, hydrocephalic
spells, cardiac arrhythmia, hipoglikemi, hipokalsemi, periodic paralysis,
migren, dll).

3.

Pemeriksaan Penunjang :
a. EEG
b. Laboratorium : (atas indikasi)
1) Untuk penapisan dini metabolik
Perlu selalu diperiksa :
a) Kadar glukosa darah
b) Pemeriksaan elektrolit termasuk kalsium dan magnesium
Atas indikasi :
a) Penapisan dini racun/ toksik
b) Pemeriksaan serologis
c) Kadar vitamin dan nutrient lain

Perlu diperiksa pada sindroma tertentu


a) Asam Amino
b) Asam Organik
c) NH3
d) Enzym Lysosomal
e) Serum laktat
f) Serum piruvat
2) Pada kecurigaan infeksi Susunan Saraf Pusat akut
Lumbal Pungsi
c. Radiology :
1) Computed Tomography (CT) Scan kepala dengan kontras
2) Magnetic Resonance Imaging kepala (MRI)
3) Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) : merupakan pilihan utama
untuk epilepsy
4) Functional Magnetic Resonance Imaging
5) Positron Emission Tomography (PET)
6) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
d. Gold Standard
1) EEG iktal dengan subdural atau depth EEG
2) Long term video EEG monitoring

4.

Konsultasi :
-

5.

Perawatan Rumah Sakit :


-

6.

Terapi :
Medikamentosa
Pemilihan obat anti epilepsi (OAE) sangat bergantung pada bentuk bangkitan dan
sindroma epilepsi, selain itu juga perlu dipikirkan kemudahan pemakaiannya.
Penggunaan terapi tunggal dan dosis tunggal menjadi pilihan utama. Kepatuhan
pasien juga ditentukan oleh harga dan efek samping OAE yang timbul.
Antikonvulsan utama
a. Fenobarbital : dosis 2 4 mg/ kgBB/ hari
b. Phenitoin : 5 8 mg/ kgBB/ hari
c. Karbamasepin : 20 mg/ kgBB/ hari
d. Valproate : 30 80 mg/ kgBB/ hari
Keputusan pemberian pengobatan setelah bangkitan pertama dibagi dalam 3
kategori :
a. Definitely treat (pengobatan perlu dilakukan segera)
Bila terdapat lesi struktural, seperti :
1) Tumor otak
2) AVM
3) Infeksi : seperti abses, ensefalitis herpes
Tanpa lesi struktural :
1) Terdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung (bukan orang tua)
2) EEG dengan gambaran epileptik yang jelas
3) Riwayat bangkitan siptomatik
4) Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi Susunan Saraf Pusat
5) Status epileptikus pada awitan kejang
b. Possibly treat (kemungkinan harus dilakukan pengobatan)
Pada bangkitan yang tidak dicetuskan (diprovokasi) atau tanpa disertai faktor
resiko diatas
c. Probably not treat (walaupun pengobatan jangka pendek mungkin diperlukan)
1) Kecanduan alkohol
2) Ketergantungan obat-obatan
3) Bangkitan dengan penyakit akut (demam tinggi, dehidrasi, hipoglikemia)
4) Bangkitan segera setelah benturan di kepala

5) Sindroma epilepsi spesifik yang ringan, seperti kejang demam, BECT


6) Bangkitan yang diprovokasi oleh kurang tidur

PEMILIHAN OAE BERDASARKAN TIPE BANGKITAN EPILEPSI


TIPE BANGKITAN
OAE LINI PERTAMA
OAE LINI KEDUA
Bangkita
parsial Fenitoin, karbamasepin Acetazolamide,
(sederhana

atau (terutama untuk CPS), clobazam,

kompleks)

asam valproat)

clonazepam,

ethosuximide, felbamate.
gabapentin, lamortrigine,
levetiracetam,
oxcarbazepine, tiagabin,
topiramate,

vigabatrin,

phenobarbital,
pirimidone
Bangkitan umu sekunder

Karbamasepin,

Idem diatas

phenytoin, asam valproat


Bangkitan umum tonik Karbamazepin,
klonik

phenytoin,

Acetazolamide,
asam clobazam,

valproat, phenobarbital

clonazepam,

ethosuximide, felbamate.
gabapentin, lamortrigine,
levetiracetam,
oxcarbazepine, tiagabin,
topiramate,

Bangkitan lena

Asam
ethosuximide

vigabatrin,

pirimidone
valproat, Acetazolamide,
(tidak clobazam,

tersedia di Indonesia)

clonazepam,

lamortrigine,
phenobarbital,
pirimidone

Bangkitan mioklonik

Asam valproat

Clobazam, clonazepam,

ethosuximide,
lamortrigine,
phenobarbital,
pirimidone, piracetam

Penghentian OAE : dilakukan secara bertahap setelah 2- 5 tahun pasien bebas


kejang, tergantung dari bentuk bangkitan dan sindroma epilepsi yang diderita
pasien (Dam, 1997). Penghentian OAE dilakukan secara perlahan dalam beberapa
bulan

7.

Standar Rumah Sakit :


-

8.

Penyulit :
-

9.

Informed Consent :
-

10.

Standar Tenaga :
-

11.

Lama Perawatan :
-

12.

Masa Pemulihan :
-

13.

Output :
-

14.

Patologi Anatomi :
Hanya khas pada keadaan tertentu seperti hypocampal sclerosis dan mesial
temporal sclerosis.

15.

Autopsi/ Risalah Rapat :


-

Sumber : Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis (SPM) & Standar Prosedur Operasional
(SPO) NEUROLOGI, koreksi tahun 1999 & 2005, Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia, 2006.

Anda mungkin juga menyukai