Anda di halaman 1dari 18

Kerajaan Allah

Kerajaan Allah yang didirikan oleh Yesus Kristus


sang Mesias adalah topik utama Injil Matius, Markus
dan Lukas.[1] Karenanya, kita sering mendengar kata
Kerajaan Allah dan tentu kita semua berharap untuk
masuk ke dalamnya. Syukur kepada Tuhan, oleh
kemurahan-Nya, kita semua yang sudah dibaptis dan
menjadi anggota Gereja-Nya, telah termasuk dalam
bilangan Kerajaan Allah itu (lih. Mat 28:18-20),
[2] namun kita harus terus berjuang untuk tetap
melaksanakan perintah Tuhan untuk tetap tinggal di
dalamnya (lih. Mat 7:21). Kerajaan Allah memang
bersifat rohani, tinggal di hati kita, dan sudah dimulai
sejak kita hidup di dunia, tetapi kesempurnaannya
dicapai saat akhir jaman, saat Kristus menyatakan
DiriNya (lih. Kol 3:4).
Kerajaan Allah dalam Injil Matius
Injil Matius sering disebut sebagai Injil Pemenuhan
dan Injil
Kerajaan, dan kedua tema ini
sesungguhnya mengacu pada satu maksud, yaitu
bahwa kedatangan Kerajaan Allah bukanlah sesuatu
yang baru, melainkan pemenuhan dari janji-janji Tuhan
pada Perjanjian Lama. Injil Matius dikenal sebagai
Injil Kerajaan, karena begitu seringnya Injil ini
menyebutkan tentang Kerajaan Allah yang disebut
sebagai Kerajaan Sorga, yaitu sebanyak 51 kali.
[3] Sorga di sini adalah istilah dalam bahasa Aram
yang berarti sama dengan Allah.

Injil Matius mengajarkan beberapa makna Kerajaan


Allah, yaitu Kerajaan Kristus Sang Mesias di dunia,
pemenuhan Kerajaan Allah di Surga, dan pengakuan
akan hak Allah di dalam setiap jiwa manusia.[4] Karena
begitu pentingnya Kerajaan Allah ini, maka Yesus
mengajarkan kita dalam doa Bapa Kami untuk
memohon kedatangan Kerajaan Sorga, yaitu pada saat
kehendak-Nya terjadi di dunia ini, termasuk di dalam
diri kita. Sekarang masalahnya, sungguhkah kita
menghayati permohonan ini yang setiap kali kita
ucapkan dalam doa Bapa Kami, Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendak-Mu Selanjutnya, Konsili
Vatikan II menjelaskan, bahwa Gereja merupakan
benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia. Sementara
itu, Gereja lambat-laun berkembang, mendambakan
Kerajaan yang sempurna, dan dengan sekuat tenaga
berharap dan menginginkan, agar kelak dipersatukan
dengan Rajanya dalam kemuliaan benih awal Kerajaan
Allah (Lumen Gentium, 5).
Kerajaan Allah seperti dijabarkan dalam Mat
9:35- 10:8
Pada
pembahasan
perikop
ini,
kita
melihat
bahwa Yesus
datang
ke
dunia
untuk
memberitakan tentang Kerajaan Allah. Sebagai
pemenuhan janji Allah, Yesus adalah pendiri Kerajaan
Allah itu di dunia, yang diawali dengan pewartaan
ajaran-Nya dan ditandai dengan mukjizat-mukjizat.
Tugas pewartaan dan kuasa melakukan mukjizat itu
kemudian diberikan kepada para rasul. Sampai
sekarang kita melihat bagaimana pewartaan dan kuasa
mukjizat itu diteruskan oleh para pengganti para rasul

di dalam Gereja-Nya, maka kita dapat mengetahui


bahwa Kerajaan Allah yang dikatakan di dalam Injil
merupakan sesuatu yang terjadi saat ini dan terus
disempurnakan sampai akhir jaman.
Mat 9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia
mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan
Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Dari perikop sebelumnya, kita mengetahui bahwa


Yesus
tidak
hanya
mengajar
tetapi
juga
menyembuhkan. Ia menyembuhkan orang lumpuh (Mat
9:1-8), wanita yang sakit perdarahan (9:20-22), dua
orang buta (9:27-30), orang bisu dan kerasukan setan
(9:32-34), bahkan Ia membangkitkan orang mati, yaitu
anak kepala rumah ibadat (9:23-26). Sungguh tiada
yang mustahil bagi Yesus, sebab Ia adalah Putera
Allah. Namun yang perlu kita perhatikan juga adalah
bagaimana Yesus melihat dosa sebagai kelemahan
manusia, seperti pada kisah orang lumpuh itu. Yesus
mengampuni dosanya terlebih dahulu, dan sebagai
akibatnya orang lumpuh itu berjalan (lih. Mat 9:2-7).
Permenungan pribadi:
Apakah aku percaya bahwa tiada yang mustahil
bagi Tuhan? Dan bahwa jika Ia mau, Ia dapat
menyembuhkan aku?
Jika aku sakit dan datang kepada Tuhan untuk
minta disembuhkan, apakah aku terlebih dahulu
mohon ampun untuk segala dosaku? Ataukah aku
hanya terpaku pada penyakitku saja?

Bagaimana reaksi-ku jika aku menyaksikan


sendiri kesembuhan yang dialami oleh seseorang
karena rahmat Tuhan, apakah aku percaya dan
memuji Tuhan, ataukah aku bersikap curiga?
9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan
kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang
tidak bergembala.

Yesus menyembuhkan karena Ia mengasihi. Mari


kita mengingat, bahwa Yesus adalah perwujudan belas
kasihan Allah yang sempurna kepada manusia (lihat
artikel: Belas Kasihan Tuhan adalah Kabar Gembira
utama!). Ia adalah Sang Gembala yang baik, yang
selalu rindu untuk mempersatukan domba-domba-Nya.
Di sini kita melihat betapa segala mukjizat yang
dilakukan-Nya adalah untuk membawa manusia untuk
bersatu di dalam satu kawanan, dengan Ia sendiri
sebagai Kepalanya.
Permenungan pribadi:
Apakah aku selalu mengingat belas kasihan
Yesus, sehingga aku selalu mau untuk tinggal di
dalam kawanan domba-Nya? Apakah aku segera
bertobat setiap kali kusadari aku telah berdosa
dan meninggalkan kawanan tersebut?
Apakah aku berbelas kasihan terhadap sesama,
terutama pada mereka yang sakit, menderita,
atau mereka yang rindu untuk mengenal Yesus
lebih dalam? Apa yang kulakukan terhadap
mereka?

Apa
yang
sudah
kuperbuat
memperkenalkan Yesus pada orang lain?

untuk

Apakah aku termasuk golongan orang-orang


yang berjuang untuk persatuan Gereja, ataukah
yang memecah- belah Gereja?
9:37-38 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang
banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian
itu.

Ayat ini begitu pas untuk menggambarkan saat ini,


yaitu bahwa ada banyak orang yang rindu untuk
menerima Kabar Gembira, sedangkan jumlah para
pekerja/ pewarta Kabar Gembira itu sedikit. Yesus
menginginkan kita berdoa memohon kepada Tuhan
agar Ia menggerakkan banyak orang mau bekerja
mewartakan Injil Kerajaan Allah ini. Dan dengan doa
kita, Allah berjanji akan mengirimkan para pekerja itu.
Permenungan pribadi:
Apakah aku sudah berdoa untuk rahmat
panggilan Allah, agar semakin banyak orang mau
terlibat dalam tugas pewartaan Injil ini, entah
melalui kehidupan membiara ataupun kerasulan
awam?
Apakah aku sendiri terpanggil untuk secara
khusus menjadi imam/ biarawati? Apakah aku
sudah dengan sungguh-sungguh berdoa untuk
mengetahui kehendak Allah dalam hidupku?

Jika aku sudah berkeluarga dan memiliki anakanak: apakah aku sendiri sudah membina iman
mereka, dan mengarahkan mereka, jika ada yang
ingin menjadi biarawan/ biarawati?
10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa
kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan
segala penyakit dan segala kelemahan

Untuk meluaskan Kerajaan Allah, Yesus memilih kedua


belas rasul yang diberi-Nya kuasa melakukan mukjizat
dan kesembuhan. Di sini kita melihat bahwapemilihan
para rasul berkaitan dengan misi pewartaan
Kerajaan Allah. Karena itu hirarki Gereja yang
menjadi penerus para rasul itu (Paus, para uskup dan
imam) melanjutkan karya Kristus untuk membangun
Kerajaan Allah di dunia ini.
Di sini kita juga melihat bahwa menjadi rasul itu bukan
merupakan hak seseorang, tetapi merupakan
karunia. Tak seorangpun dapat meng-klaim bahwa ia
berhak untuk menjadi seorang imam, namun Yesus
sendiri yang dengan kebijaksanaan dan kemurahan
hati-Nya memilih orang-orang tertentu untuk menjadi
para rasul-Nya.
Permenungan pribadi:
Percayakah aku pada kuasa sakramen-sakramen
Gereja, yang melaluinya Kristus memberikan
kuasa kepada para penerus rasul-Nya untuk
mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan
penyakit?

Apakah aku cukup menghormati para penerus


rasul Kristus, yaitu para imam uskup, dan Paus
dalam sikap dan percakapanku sehari-hari?
Apakah aku menerima ajaran mereka dan
menerapkannya?
Bagaimana reaksiku jika ada orang yang mengklaim ia berhak menjadi imam dan memisahkan
diri dari kesatuan Gereja?
Jika aku seorang imam, sadarkah aku jika Tuhan
telah mengurapiku, menguduskan tanganku
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya? Dan
bahwa kuasa-Nya yang ajaib telah diberikan-Nya
kepadaku untuk menguduskan umat-Nya?
10:2-4 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut
Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan
Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius
pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot
dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Yesus memilih kedua belas rasul, yang dimulai dengan


Petrus. Ayat ini adalah satu di antara banyak ayat
dalam Kitab Suci yang selalu menyebutkan Petrus
sebagai yang pertama dari semua rasul yang lain (lih.
Mat 10:1-4; Mrk 3:16-19; Luk 6:14-16; Acts 1:13).
Kadang-kadang para rasul disebut sebagai Petrus dan
teman-temannya (Luk 9:32). Petrus sering berbicara
atas nama semua rasul (Mt 18:21; Mrk 8:29; Luk
12:41; Jn 6:69). Nama Petrus ditulis di dalam Alkitab
sebanyak 191 kali (162 kali sebagai Petrus atau Simon
Petrus, 23 kali sebagai Simon, and 6 kali sebagai

Kephas). Sebagai perbandingan, Yohanes hanya


disebut sebanyak 48 kali. Archbishop Fulton Sheen
pernah menghitung bahwa semua nama rasul
digabungkan hanya disebut 130 kali. Semua hal ini
menunjukkankeutamaan Rasul Petrus dibandingkan
dengan rasul-rasul yang lain.
Kedua belas rasul yang dipilih oleh Yesus ini adalah
orang-orang sederhana. Mereka kebanyakan adalah
nelayan. Namun begitu dipilih, mereka meninggalkan
pekerjaan mereka dan langsung mengikuti Yesus.
Kerajaan Allah dimulai dari orang-orang kecil dan
sederhana, maka tak heran Yesus menyebutkan bahwa
Kerajaan Allah adalah seperti biji sesawi, biji yang kecil
namun setelah bertumbuh dapat menjadi besar (Mat
13:31-32).
Permenungan pribadi:
Apakah aku menghormati Paus Benediktus XVI
sebagai pengganti rasul Petrus? Apakah aku
berdoa baginya, dan bagi intensi-intensinya?
Apakah tanggapanku jika mendengar bahwa
Allah memilih orang-orang yang sederhana?
Apakah aku bersyukur atau mencemooh?
10:5-6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka: Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk
ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada dombadomba yang hilang dari umat Israel.

Ayat ini kadang disalah-artikan, karena tidak dibaca


dalam konteks keseluruhan ayat di Alkitab. Malah ada
orang-orang yang berpendapat bahwa Yesus hanya
datang untuk orang Yahudi. Tentu saja tidak demikian.
Yesus ingin sebanyak mungkin orang dapat masuk
menjadi anggota Kerajaan Allah, seperti yang
dikatakan-Nya dalam amanat agung sebelum Ia naik ke
surga (Mat 28:18-20). Pada kesempatan itu, Yesus juga
menjanjikan karunia Roh Kudus yang menjadikan para
rasul sebagai saksi-Nya mulai dari Yerusalem, lalu
meluas ke seluruh Yudea dan Samaria, dan akhirnya
sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). JadiKerajaan Allah
direncanakan Yesus untuk disebarkan ke seluruh
dunia, dan karenanya bersifat universal, yaitu untuk
semua orang.
Kenyataan bahwa Yesus memerintahkan agar para
rasul pergi mewartakan kepada umat Israel terlebih
dahulu itu berhubungan dengan rencana Allah yang
telah memilih Israel sebagai bangsa pertama untuk
menerima tawaran Sang Mesias.[5]
Permenungan pribadi:
Apakah aku termasuk dalam bilangan domba
yang hilang?
Apakah aku telah mewartakan Kristus pertamatama di dalam lingkungan keluargaku? Di dalam
lingkungan pekerjaanku?
Apa yang kuperbuat jika aku mendengar seorang
teman/ saudaraku meninggalkan Gereja/ tidak

lagi beriman kepada


mengajaknya kembali?

Kristus?

Apakah

aku

Apakah aku pilih-pilih dalam berteman? Apakah


aku sudah menyapa mereka yang belum pernah
menyapaku?
Apa yang kuperbuat untuk membuat umat di
paroki lebih bersatu, saling memperhatikan dan
menolong, terutama kepada yang menderita dan
berkekurangan?
10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Perkataan Yesus ini mengingatkan kita pada seruan


Yohanes
Pembaptis
(Mat
3:2).
Injil
Matius
menyebutkan seruan Yohanes ini setelah menjabarkan
kisah kelahiran Yesus, sang Raja (Mat 2:2) yang
disembah oleh para Majus. Kerajaan Sorga sudah
dekat, di sini menunjuk kepada Yesus, Sang
Mesias; karena misi Yohanes Pembaptis adalah untuk
mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus. Kerajaan
Sorga yang disebutkan oleh Yesus juga menunjuk
kepada diri-Nya, seperti yang dijelaskan oleh Yesus
sendiri melalui perumpamaan penabur (lihat Mat 13:24
dan 13:37). Yesus menabur benih di dunia, dan benih
gandum itu akan dibiarkan tumbuh bersama lalang
sampai masa menuai di akhir jaman (Mat 13:30). Di
sini kita melihat bahwa Kerajaan Allah telah didirikan
oleh Yesus, namun kesempurnaannya dicapai pada
akhir jaman, saat gandum itu dipisahkan dari lalang;
saat orang-orang yang baik dipisahkan dari yang jahat.

Kerajaan Sorga ini mengacu pada Kerajaan Allah yang


diberitakan oleh Yesus melalui ajaran-ajaran-Nya yang
disertai dengan tanda-tanda mukjizat-Nya. Perintah
Yesus ini serupa dengan dikatakan-Nya sebelum Dia
naik ke surga, pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala
sesuatu
yang
telah
Kuperintahkan
kepadamu. (Mat 28:20). Dengan demikian, Yesus
menjadikan Pembaptisan sebagai pintu gerbang
untuk
memasuki
Kerajaan
Allah itu,
dan
Pembaptisan harus diikuti dengan melaksanakan
segala perintah-Nya.
Sekarang, apakah Kerajaan Allah sudah dekat bagi
kita? Jawabnya tentu, YA! Karena Yesus sang Raja
hadir dalam Ekaristi, jadi setiap kita menyambut
Ekaristi, kita menyambut Yesus dan KerajaanNya,
karena keduanya tak terpisahkan. Jadi Kerajaan Allah
bukan
saja
hanya
dekat,
tetapi
malah
menghampiri dan bersatu dengan kita di dalam
Ekaristi. Saat kita menerima Ekaristi, Kerajaan Allah
bagi kita adalah di sini dan sekarang (here and now),
yang merupakan gambaran jaminan kemuliaan
Kerajaan
Surgawi
yang
akan
datang.[6](lihat
artikel: Sudahkah Kita Pahami Pengertian Ekaristi?)
Ekaristi memampukan kita untuk tinggal di dalam
kasih dan berbuat kasih, sehingga dengan demikian
kita dapat menjadi saksi yang hidup tentang kehadiran
Kerajaan Allah di dunia ini. Jadi, walaupun
kesempurnaan Kerajaan Allah itu dicapai di surga,
namun sejak sekarang sudah dapat kita alami.

Kehadiran Kristus di hati kita menjadikan Kerajaan


Allah itu hadir di sini dan sekarang.
Sebagai tambahan, menurut Paus Benediktus XVI
dalam bukunya Jesus of Nazareth, Kerajaan Allah dapat
diartikan dalam 3 hal: 1) Yesus sendiri, karena seperti
diajarkan oleh Origen, Yesus adalah Kerajaan Allah
yang menjelma menjadi manusia; 2) Kerajaan Allah
ada di dalam hati manusia yang berdoa memohon
kedatangan Kerajaan Allah itu; 3) Gereja yang
merupakan perwujudan Kerajaan Allah di dalam
sejarah manusia.[7]
Permenungan pribadi:
Apakah aku menghayati kedatangan Kerajaan
Allah, saat aku menyambut Yesus yang hadir
dalam Ekaristi?
Apakah aku layak disebut sebagai anggota
Kerajaan Allah? Bagaimana dengan perkataan
dan perbuatanku, apakah sesuai dengan ajaran
Kristus?
Apakah
aku
cukup
Pembaptisanku?

mensyukuri

rahmat

Apakah
aku
memiliki
semangat
untuk
menyebarkan Injil Kerajaan Allah kepada semua
orang?

Apakah aku sudah berbuat kasih untuk memberi


kesaksian tentang kehadiran Tuhan di dalam
hidupku?
Apakah aku menyadari bahwa di dalam hatiku
ada Kerajaan Allah?
Apakah aku menghormati Gereja dan semua
ajarannya, karena Gereja adalah perwujudan
Kerajaan Allah di dunia?
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah
orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan
cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Kuasa untuk melakukan tanda mukjizat diberikan oleh


Yesus kepada para rasul secara cuma-cuma, karena itu
Yesus tidak menginginkan mereka menarik keuntungan
materi dari pelayanan mereka. Inilah yang menjadi
tanda para hamba Allah sejati. Jika mereka meniru
teladan Yesus dan para rasul, maka mereka haruslah
hidup sederhana, tanpa menarik keuntungan pribadi
dari segala pelayanan misi Kerajaan Allah.
Permenungan pribadi:
Jika aku melakukan tugas pewartaan Injil,
apakah aku mencari keuntungan pribadi dari
tugas pelayanan tersebut?
Jika aku mampu, apakah aku mau melakukan
tugas pelayanan di Gereja dengan cuma-cuma?
Dan melakukannya dengan suka cita?

Jika aku ketahui ada tetangga/ umat yang sakit,


maukah aku mengunjungi dan berdoa bagi
kesembuhannya?
Apakah aku mendukung semua pastor, terutama
pastor paroki, dengan doa-doaku, agar Roh
Kudus
memberkati
karya
mereka
untuk
menyembuhkan dan mengusir kuasa jahat?
Marilah kita berdoa

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.


Bapa di Surga, aku mengucap syukur untuk Sabda-Mu
yang mengingatkan aku tentang indahnya KerajaanMu.
Aku
bersyukur
karena
Engkau
telah
mengangkatku untuk menjadi anggota Kerajaan-Mu
lewat Sakramen Pembaptisan. Terima kasih ya Tuhan,
untuk karunia rahmat Pembaptisan ini. Ampunilah aku
jika aku belum sungguh-sungguh layak disebut sebagai
anggota Kerajaan-Mu, terutama jika aku kurang
mengimani bahwa Engkau sanggup melakukan segala
sesuatu, jika aku kurang bersyukur kepada-Mu dan jika
aku gagal melakukan semua ajaran-Mu. Buatlah aku
menyadari bahwa dengan menyambut Kristus dalam
Ekaristi, aku menyambut Engkau sendiri. Bukalah
mata hatiku agar melihat bahwa di dalam Ekaristi aku
menerima mukjizat terbesar: Engkau yang ilahi mau
masuk ke dalam tubuhku yang fana, karena Engkau
mau
mengangkatku,
menyembuhkanku,
dan
membebaskan aku dari kematian kekal akibat dari
dosa-dosaku. Yesus, bantulah aku supaya dapat hidup
sesuai dengan ajaran-Mu agar dengan demikian aku

dapat menjadi saksi yang hidup untuk meluaskan


Kerajaan-Mu. Bantulah aku untuk taat kepada mereka
yang telah Engkau pilih sebagai penerus para rasulMu, agar bersama-sama dengan mereka, aku dapat
turut mewartakan Kerajaan-Mu sampai ke ujung dunia.
Bapa, terimalah doa ini yang kusampaikan di dalam
nama Putera-Mu Yesus Kristus.
Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.
[1] John E. Steinmueller and Kathryn Sullivan, Catholic
Biblical Encyclopedia, New Testament, (Joseph F.
Wagner Inc., NY, 1956), p. 374.
[2] Lihat Lumen Gentium, Dokumen Vatikan II,
Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, 9, Kedudukan
umat itu ialah martabat dan kebebasan anak-anak
Allah. Roh kudus diam di hati mereka bagaikan dalam
kenisah. Hukumnya perintah baru itu mencintai,
seperti Kristus sendiri telah mencintai kita (lih. Yoh
13:34). Tujuannya Kerajaan Allah, yang oleh Allah
sendiri telah dimulai di dunia, untuk selanjutnya
disebarluaskan, hingga pada akhir zaman diselesaikan
oleh-Nya juga, bila Kristus, hidup kita, menampakkan
diri (lih. Kol 3:4), dan bila makhluk sendiri akan di
merdekakan
dari
perbudakan
kebinasaan
dan
memasuki kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah
(Rom 8:21). Oleh karena itu umat masehi, meskipun
kenyataannya tidak merangkum semua orang, dan tak
jarang nampak sebagai kawanan kecil, namun bagi
seluruh bangsa manusia merupakan benih kesatuan,

harapan dan keselamatan yang kuat. Terbentuk oleh


Kristus sebagai persekutuan hidup, cinta kasih dan
kebenaran, umat itu oleh-Nya diangkat juga menjadi
upaya penebusan bagi semua orang, dan diutus
keseluruh bumi sebagai cahaya dan garam dunia (lih.
Mat 5:13-16).
[3] Dom Bernard Orchard, A Catholic Commentary on
Holy Scripture, (Thomas Nelson and Sons, NY, 1953) p.
852-853, Injil Matius menyebutkan tentang Kerajaan
ini sebanyak 51 kali, sedangkan Markus 14 kali, dan
Lukas 39 kali.
[4] Ibid., p. 853
[5] Ibid., p. 869
[6] Lihat Katekismus Gereja Katolik, 1402, 1419
[7] Joseph Ratzinger, Pope Benedict XVI, Jesus of
Nazareth, (Double Day, New York, USA, 2007), p.49-50

Yang ditulis oleh St. Agustinus itu benar, sebab


memang Gereja adalah Kerajaan Kristus di dunia, yang
hadir dalam misteri, atau, yang masih merupakan
benih, yang baru mencapai kepenuhannya di Surga
kelak. Demikian yang diajarkan oleh Katekismus
Gereja Katolik sehubungan dengan pengertian Gereja
dalam hubungannya dengan Kerajaan Allah:
KGK 763
Tugas Putera dan alasan pengutusan-Nya
ialah melaksanakan rencana keselamatan Bapa dalam

kepenuhan waktu (Bdk. LG 3; AG 3). Sebab Tuhan


Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan
kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang
sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab
(LG 5). Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus
mendirikan Kerajaan surga di dunia. Gereja
adalah Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam
misteri (LG 3).
KGK 764
Kerajaan itu menampakkan diri
kepada orang-orang dalam sabda, karya, dan
kehadiran Kristus (LG 5). Mereka yang menerima
sabda Yesus telah menerima Kerajaan Allah (ibid).
Benih dan awal Kerajaan ini adalah kawanan kecil
(Luk 12:32) orang-orang, yang Yesus telah kumpulkan
di sekeliling-Nya dan yang gembala-Nya adalah Dia
sendiri (Bdk. Mat 10:16; 26:31; Yoh 10:1-21). Mereka
membentuk keluarga Yesus yang sebenarnya (Bdk. Mat
12:49). Mereka yang Ia himpun di sekitar-Nya,
diajarkan-Nya satu cara bertindak yang baru dan satu
doa khusus (Bdk. Mat 5-6).
KGK 765
Tuhan Yesus memberi kepada
persekutuan-Nya sebuah struktur yang akan
tinggal sampai Kerajaan-Nya disempurnakan.
Pada tempat pertama terdapat pilihan kedua-belasan
dengan Petrus sebagai pemimpin (Bdk. Mrk 3:14- 15).
Mereka mewakili kedua belas suku bangsa Israel (Bdk.
Mat 19:28; Luk 22:30). dan dengan demikian
merupakan batu-batu dasar Yerusalem Baru (Bdk. Why
21:12-14). Keduabelasan itu (Bdk. Mrk 6:7) dan muridmurid yang lain (Bdk. Luk 10:1-2). mengambil bagian
pada perutusan Kristus, pada kekuasaan-Nya, tetapi
juga pada nasib-Nya (Bdk. Mat 10:25; Yoh 15:20).

Melalui semua tindakan ini Kristus mendirikan dan


membangun Gereja-Nya.
KGK 768
Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh
memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan
aneka karunia hierarkis dan karismatik (LG 4).
Melalui Dia Gereja, yang diperlengkapi dengan
karunia-karunia Pendirinya, dan yang dengan setia
mematuhi perintah-perintah-Nya tentang cinta kasih,
kerendahan
hati,
dan
ingkar
diri, menerima
perutusan untuk mewartakan Kerajaan Kristus
dan Kerajaan Allah, dan ia [Gereja] adalah benih
dan permulaan dari Kerajaan itu di dunia. (LG 5).
KGK 769
Gereja hanya akan disempurnakan
dalam
Kerajaan
surgawi
(LG
48), waktu
kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaanNya. Sampai saat itu Gereja berlangkah dalam
penziarahannya di tengah-tengah penganiayaan dunia
dan penghiburan Allah (Agustinus, civ. 18,5 1) (Bdk.
LG 8). Gereja sadar bahwa di dunia ini ia masih jauh
dari Tuhan, di perasingan (Bdk. 2 Kor 5:6; LG 6) dan
merindukan Kerajaan yang disempurnakan, agar
dipersatukan dengan rajanya dalam kemuliaan (LG
5).
Penyempurnaan
Gereja
dan
melalui
dia
penyempurnaan dunia dalam kejayaan, tidak akan
terlaksana tanpa ujian-ujian besar. Baru sesudah itu
semua orang yang benar sejak Adam, dari Abel yang
saleh sampai ke orang pilihan terakhir, akan
dipersatukan dalam Gereja semesta di hadirat Bapa
(LG 2).

Anda mungkin juga menyukai