Anda di halaman 1dari 72

Costy Pandjaitan, SKM.

, MARS

Disampaikan pada acara


Pendidikan & Pelatihan Tingkat Dasar
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
Wisma Harapan Kita Bidakara, 7-10 Desember 2015

CURICULUM VITAE
My name : Costy Pandjaitan,CVRN,SKM,MARS
Education : CVRN,SKM,MARS
My DOB : 15 Agustus 1957
My status : Married
Organisasi: Perdalin, HIPPII, ICAs, Pokja PPI Kemenkes, PERSI
Contact : 0815 100 78374, 081296327022, PIN 28BC2DEB Email: costypandjaitan@yahoo.com
Work Experiences:
Cardiac Emergency Unit RSCM (1979 1984)
Cardiac Emergency Unit NCCH Harapan Kita (1984 1999)
Infection Prevention Control Practitioner (1999- 2006)
Head of Infection Prevention Control Practitioner (2006- 2012)
Kasub.Komite Keperawatan bidang mutu (2012-2013)
Education/Course
:
Basic Course Infection Control APSIC, Singapore (2001)
Advanced Course Infection Control APSIC , Singapore (2001)
Advanced Course Infection Control Hong Kong, (2004)
MOT Course Infection Control , MOH (2006)
MOT Course Infection Control WHO/CDC, Thailand (2008)
Congress APSIC, Hong Kong ( 2003),Singapore (2005)
MALAYSYA (2007),MACAU (2009),Melbourne ( 2011), Shanghai (2013)
Congress Infection Prevention Control, Tokyo(2009)
Course Infection Prevention Control APSIC, Singapore (2010)
Course Infection Prevention Control CDC/WHO, Hong Kong (2010)
Course Infection Prevention Control TB (2010)

Tim Penyusun buku:


1.Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes
2.Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
3.Pedoman PPI di GILUT
4.Pedoman PI HIV P2PL
NARA SUMBER PPI:
1. BUKR Kemenkes
6. Pelkesi
2. Kopartemen PPI PERSI
3. Perdalin
4.HIPPII
5.IHT Rumah Sakit

Experiences in abroad :
Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine ( 2011)
Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012)

Tujuan Umum
Setelah selesai pembelajaran ini, peserta memahami
EPDEMIOLOGI HAIs

Tujuan Khusus
Setelah selesai pembelajarann ini peserta memahami

Pendahuluan
Latar Belakang
Pengertian Surveilans
Tujuan Surveilans
Metode Surveilans
Tahapan Surveilans

Pendahuluan
Latar Belakang
Pengertian
Tujuan
Metode Surveilans
Tahapan Surveilans

Healthcare
Associated
Infections

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)

Struktur Organisasi

MASALAH KESEHATAN
DI SELURUH DUNIA

Menghambat proses
penyembuhan

Komite PPI
Tim PPI ( ICP/IPCN)

SURVEILANS

LATAR BELAKANG
H

PPRA

A
I

HH
APD
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

s
Airborne
Droplet
Contact

Menerapkan
Bundles of
HAIs

Komite PPI
Tim PPI
Monev
Audit

Internal
Eksternal

Struktur organisasi
Uraian tugas

Healthcare Associated Infections (HAIs)


Data di Indonesia
bagaikan fenomena
gunung es
Kegiatan surveilans
pasif
Kegiatan surveilans
dilakukan oleh orang
yang belum kompeten

Sumber: Laporan data HAIs RSJPDHK Lomba Bicomensial

Grafik 2: Data infeksi nosokomial berdasarkan jenis infeksi


nosokomial

No

Mikroorganisme

VAP

IADP

ISK

Total

Psudomonas Aeruginosa

132

146

19.6

Klebsiella Pneumonia

95

100

13.4

Acinetobacter Bawmanii

83

92

12.4

Staph.Epidermidis

65

17

86

11.5

Staph. Viridans

68

68

9.2

Candida Sp

32

17

15

64

8.6

Acinobacter Haemoliticus

38

48

6.4

Enterobacter Gergoviae

43

47

6.3

Eschericia Coli

35

38

5.3

10

Staphy.Aureus

34

35

4.7

11

Serratia Marcescens

10

1.3

12

MRSA

10

10

1.3

Total

625

81

38

744

100

Sumber Data : Laporan tahunan PPI th 2009 RSJPDHK

Microorganism

Total

Staph.Epidermidis

30

21.7

Acinetobacter Bawmanii

25

17.7

Klebsiella Pneumonia

15

10.6

Staphy.Aureus

15

10.6

Psudomonas Aeruginosa

12

0.8

Staph. Viridans

11

0.7

Strepto. Anhemoliticus

0.7

Acinobacter Haemoliticus

0.6

Enterobacter Arogenes

0.6

Enterobacter Gergoviae

0.6

141

100

Total

Bentuk penyajian data bentuk Tabel dengan memakai kolom dan baris

SURVEILANS

Salah satu program dari PPI


Aktifitas yang sangat penting dan luas
Dilakukan oleh IPCN yang berkompteten
Secara aktif dan terus menerus
Indikator keberhasilan program PPI
NNIS oleh CDC,

NNIS (National Nosocomial


Infection Surveillans) pertamakali
th 1970
Menurun 32 %, tanpa Surveilans
Meningkat 18 %
RSJPDHK menurun 40 %

PENGERTIAN SURVEILANS

Pengumpulan data kesehatan yang


penting secara terus menerus
sistematis, analisis dan interpretasi dan
didesiminasikan kepada pihak pihak
yang berkepentingan secara berkala
untuk digunakan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi suatu
tindakan pelayanan kesehatan

TUJUAN
SURVEILANS

Memperoleh data dasar


Kewaspadaan dini KLB
Menilai standard mutu pelayanan
Sebagai sarana mengidentifikasi
malpraktek
Menilai keberhasilan suatu program PPI
Meyakinkan para klinisi
Sebagai suatu tolok ukur akreditasi

Infeksi lain
Scabies
Diare

Dekubitus

Infeksi
Daerah
Operasi

SURVEILENS
(Masalah yang ada)

Plebitis

Infeksi
Pneumonia

Infeksi
Pneumonia
Akibat
Ventilator

Infeksi
Saluran
Kemih
Infeksi
Aliran Darah
Primer

Hospital wide, traditional


Surveillance
Periodic Surveillance
Prevalence Surveillance
Target Surveillance
Outbreak threshold

Hospital wide traditional surveillance

Surveilens yang prospektif dan terus menerus


mensurvei semua area perawatan, untuk
mengidentifikasi pasien yang terjadi infeksi selama di
rumah sakit.
Data dikumpulkan dari catatan medis, catatan
keperawatan, laboratorium, perawat ruangan.
Metode surveilens ini cukup mahal dan memerlukan
banyak waktu.
Rate infeksi , pola mikroorganisme dihitung setiap
bulan.
Metode surveilens ini adalah metode pertama yang
dilakukan oleh CDC pada tahun 1972

Periodic Surveillance
Ada beberapa cara dalam periodic Surveilens.
Salah satunya mengikuti cara metode Hospital
Wide Traditional Surveillance, tetapi pada
periodic surveilens hanya dilakukan secara
interval seperti satu bulan dalam satu semester.
Namun yang paling sering dipakai pada periodik
surveilens adalah mengikuti metode Target
Surveillance.
Metode lain melakukan survei pada satu atau
beberapa unit pada masa periode tertentu
kemudian pindah lagi ke unit lain

Prevalence Surveillance

Prevalence Surveillance adalah menghitung jumlah aktif


infeksi selama periode tertentu.
Aktif infeksi dihitung semua jumlah infeksi baik yang
lama maupun yang baru ketika dilakukan survei.
Jumlah aktif infeksi dibagi jumlah pasien yang ada pada
waktu dilakukan survei. Oleh karena semua aktif infeksi
dihitung yang lama dan baru maka rate infeksi biasanya
lebih tinggi dari rate insiden.
Prevalence Surveillance dapat digunakan pada populasi
khusus seperti infeksi mikroorganisme khusus :
Methicillin- Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE)

Target Surveillance

Banyak pendekatan kepada Target


surveilens
Fokus kepada critical care unit,
operasi kardiotorasik, transplantasi,
hemodialisis,bakteremia,infeksi luka
operasi, Ventilator Associated
Pneumonia

Outbreak threshold

Survei dilakukan ketika terjadi


Out break
Peningkatan hasil kultur
positif
Isolasi meningkat

Perencanaan

Seleksi
Hasil akhir pelayanan
Membuat Definisi HAIs

Pengumpulan data
Analisis data

Menghitung data HAIs


Stratifikasi

Interpretasi Data
Komunikasi /disiminasi data
Evaluasi

1.Kaji Populasi
Setiap rumah sakit memiliki karakteristik pasien yang
berbeda-beda, serta resiko yang bervariasi.
Pertama harus diidentifikasi kejadian dan populasi yang
akan disurvei.
Sistem surveilens sebaiknya didasarkan pada evaluasi
dari populasi yang spesifik.
Pasien pasien yang berada di ruang intensif,
neonatus, pediatrik adalah sumber yang dapat di
targetkan pada populasi yang beresiko tinggi HAIs

1.Kaji Populasi
Untuk mencapai informasi dan mengerti karakterisrtik
populasi dapat dikaji beberapa hal seperti : tipe pasien
yang dilayani, diagnosa yang paling sering, tindakan
yang sering dilakukan, operasi atau tindakan invasive.
Sumber informasi ini dapat di ambil dari catatan
medik, catatan keperawatan, data operasi, hasil
laboratorium

Populasi
Jumlah keseluruhan dari unit (subjek/objek) yang akan
diamati/diukur/analisa

Sampel
Sebagian jumlah dari populasi yang
nilai/karakteristiknya diukur, dan dipakai untuk
menduga karakteristik dari populasi

2.Seleksi hasil atau process


Suatu rumah sakit jarang melakukan surveilens
untuk seluruh area perawatan.
Metode surveilens adalah suatu hal yang prioritas.
Hasil atau proses menjadi ukuran untuk
melakukan surveilens.
Hasil dari pelayanan, bisa negatif seperti
infeksi, injuri, lama hari rawat meningkat atau
positif seperti sembuh /pasien puas

3.Buat definisi surveilens (CDC,WHO)


Pada surveilens semua unsur-unsur data harus di
definisikan dengan jelas, termasuk hasil/infeksi, process,
populasi, faktor resiko.
Definisi valid, konsisten, akurat.
Pada umumnya definisi infeksi nosokomial/HAIs merujuk
kepada definisi yang dikembangkan oleh CDC (Centers
for Disease Control ), namun ada beberapa rumah sakit
yang memodifikasinya.

2.Seleksi outcome atau process


Process adalah merupakan tahapan/ langkah-langkah

yang diambil untuk mencapai hasil seperti


kepatuhan terhadap policy/prosedur.
Hasil dan Proses termasuk didalam perencanaan
surveilens, hal ini penting untuk menentukan populasi
yang akan diambil.
Pemilihan populasi boleh juga berdasarkan morbiditas,
mortalitas atau parameter yang lain.

3.Buat definisi surveilens (CDC,WHO)


Suatu infeksi diklasifikasikan sebagai infeksi nosokomial/HAIs
jika tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi ketika
pasien baru masuk rumah sakit
Umumnya infeksi nosokomial/HAIs terjadi setelah 48 jam pasien
masuk rawat rumah sakit dan 10 hari setelah pasien pulang
rawat. Tetapi dapat berbeda sesuai dengan masa inkubasi dari
penyakit tersebut. Bisa lebih pendek dari 48 jam seperti gastro
enteritis yang disebabkan Norwalk Virus, atau lebih dari 10 hari
seperti Hepatitis A , B.

3.Buat definisi surveilens (CDC,WHO)


Infeksi Luka Operasi dapat terjadi dalam 30 hari paska
operasi tanpa implant, jika ada implant sampai satu
tahun paska operasi.
Infeksi harus dipertimbangkan sebagai HAIs jika ada
hubungan dengan prosedur tindakan dan pemakaian
alat- alat medis.

Proses pengumpulan data sebaiknya dilakukan oleh


orang-orang yang sudah mempunyai pengetahuan ,
pengalaman dan berkualitas.
Personil surveilens mencari informasi dari sumbersumber yang tepat, mengaplikasikan dan mencatat data
dengan metode yang tepat

Format pengumpulan data dapat dientry


dikomputer dan atau formulir kertas. Pengumpulan
data dapat dilakukan seara concurrently
(Prospective dan atau retrospective tergantung
pada sumber sumber yang ada.
Concurrent surveillance pengumpulan data diawali
ketika pasien masih dirawat.
Keuntungannya informasi data dapat diambil pada
saat kejadian, interview kepada petugas kesehatan,
interaktif dapat dicapai , informasi dapat di ketahui
bila tidak dicatat di catatan medical.

Surveilens setelah pasien pulang dilakukan pada


pasien paska operasi. Pasien operasi didata sampai
30 hari setelah operasi, jika ada implant sampai satu
tahun setelah operasi.
Sumber data diperoleh dari data dasar administratif,
catatan medical, komunikasi dengan
petugas/perawat,dokter, mengkaji pasien, laboratory,
pharmasi, radiology,.
Surveilens pasif bisa bias, karena data tidak di
reporting. Harus hati- hati menganalisa dan
menginterpretasikan data surveilens pasif.

Data-data yang harus dikumpulkan yaitu data demografi,


infeksi, laboratorium, faktor resiko spesifik seperti
pemasangan kateter urine untuk infeksi saluran
kemih/Urinary Tractus Infection (UTI) pemasangan central
vena line untuk infeksi aliran darah/ Bloodstream
Infection(BSI), pemasangan ventilator mekanik untuk
pneumonia sehubungan dengan pemakaian
ventilator/Ventilator-Associated Pneumonia (VAP).
Untuk faktor resiko infeksi luka operasi/Surgical Side
Infection (SSI) di data tanggal operasi, lama operasi, kelas
luka, ASA Score, emergensi atau elektif.
Data dikumpulkan setiap hari pada waktu yang sama dicatat
pada formulir yang sudah disediakan.

Di kumpulkan data Nominator dan Denominador.


Data nominator yaitu jumlah yang terinfeksi pada
pasien yang beresiko, sedangkan data Denominator
adalah tabulasi dari kohort pasien yang beresiko
infeksi nosokomial.
Menurut NNISS ( National Nosocomial Infection
Surveillance System) denominator adalah jumlah
pasien, dan jumlah hari rawat pasien, total jumlah hari
pemakaian ventilator, central line, kateter urine.

- Observasi/Pengamatan
- Interview/Wawancara
- Kuesioner: Fixed or Closed, Openend,
- Sumber Sekunder

Kombinasi

Data-data yang harus dikumpulkan yaitu data demografi,


infeksi, laboratorium, faktor resiko spesifik seperti
pemasangan kateter urine untuk infeksi saluran
kemih/Urinary Tractus Infection (UTI) pemasangan central
vena line untuk infeksi aliran darah/ Bloodstream
Infection(BSI), pemasangan ventilator mekanik untuk
pneumonia sehubungan dengan pemakaian
ventilator/Ventilator-Associated Pneumonia (VAP).
Untuk faktor resiko infeksi luka operasi/Surgical Side
Infection (SSI) di data tanggal operasi, lama operasi, kelas
luka, ASA Score, emergensi atau elektif.
Data dikumpulkan setiap hari pada waktu yang sama dicatat
pada formulir yang sudah disediakan.

Di kumpulkan data Nominator dan Denominador.


Data nominator yaitu jumlah yang terinfeksi pada
pasien yang beresiko, sedangkan data Denominator
adalah tabulasi dari kohort pasien yang beresiko
infeksi nosokomial.
Menurut NNISS ( National Nosocomial Infection
Surveillance System) denominator adalah jumlah
pasien, dan jumlah hari rawat pasien, total jumlah hari
pemakaian ventilator, central line, kateter urine.

- Observasi/Pengamatan
- Interview/Wawancara
- Kuesioner: Fixed or Closed, Openend,
- Sumber Sekunder

Kombinasi

Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh penelitinya sendiri

Data Sekunder
Data yang diambil dari suatu sumber

6.Menghitung dan menganalisa data infeksi


Data dicatat pada formulir yang sudah dibuat, kemudian
diorganisasikan sesuai pola yang mengandung arti.
Data surveilens dicatat secara sistematis di formulir.
Sebaiknya di entry di data base computer.
Jika data dimasukkan dalam data base computer maka
dengan mudah dapat dilakukan plot jumlah atau rate
infeksi setiap saat untuk mengidentifikasi trend yang
ada.

Numerator dihitung angka kejadian infeksi, sedangkan


denominator dihitung populasi yang beresiko. Menghitung
dan menganalisa data pakai metode statistical.
Populasi yang beresiko Surgical Site Infection (SSI) atau
Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah semua pasien yang
dilakukan operasi.
Populasi Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah
semua pasien yang memakai ventilator.
Populasi Urinary Tractus Infection (UTI) atau Infeksi
Saluran Kemih (ISK) adalah semua pasien yang memakai
kateter urine

Untuk menghitung surveilens yang dipakai adalah insiden


rate.
Insiden Rate infeksi luka operasi adalah jumlah pasien
infeksi luka operasi ( Numerator) dibagi jumlah total kasus
operasi ( Denominator) dikali 100 % .
Sedangkan Rate VAP/ISK/IADP adalah jumlah
VAP/ISK/IADP ( Numerator) dibagi total jumlah hari
pemakaian alat ( Denominator) dikali 1000

6.Menghitung dan menganalisa data infeksi


Insiden Rate ISK
Jumlah ISK
----------------------------------------------------------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter urine menetap
dalam kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang kateter urine
menetap 20 orang, total hari pemakaian kateter urine 80
hari.Jumlah pasien ISK dua orang, maka rate ISK adalah
2/80 X 1000 = 25

Insiden Rate VAP


Jumlah VAP
-------------------------------------------------- X 1000
Jumlah hari pemakaian Ventilasi Mekanik dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang
ventilasi mekanik lima orang, total hari
pemakaian ventilasi mekanik 20 hari.Jumlah
pasien VAP dua orang, maka insiden rate VAP
adalah 2/20 X 1000 = 100

Insiden Rate IADP


Jumlah IADP
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral
dalam kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang
kateter vena central 10 orang, total hari
pemakaian kateter vena sentral 40 hari.Jumlah
pasien IADP dua orang, maka insiden rate IADP
adalah 2/40 X 1000 = 50

Insiden Rate Plebitis


Jumlah Plebitis
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian intra vena perifer dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang intra vena
perifer 50 orang, total hari pemakaian kateter vena perifer
200 hari.Jumlah pasien Plebitis 10 orang, maka insiden
rate Plebitis adalah 10/200 X 1000 = 50

Insiden Rate ILO


Jumlah ILO
----------------------------------------- X 100
Jumlah kasus operasi dalam kurun waktu
tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah kasus
operasi SC 20 orang, terjadi ILO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/20 X 100 = 10 %

Tabel 1. Surgical Site Infection ( SSI) rate


No. CABG
Operations

122

No. SSIs

Rate (%)
(No. SSI No.
CABG 100

1.6

Table 2. Ventilator-associated pneumonia


(VAP) rate
No. Ventilator
days in
pediatrics ICU
(PICU)

801

No. VAPs
in PICU

Rate per 1000


ventilator days
(No. VAPs No.
ventilator days 1000)

6.2

Table 3. Peritoneal dialysisrelated peritontis

Total peritoneal
dialysis months
(total cumulative
months all patients
received dialysis during
specified time period)

989

No. of
peritonitis
cases

Rate per 1000


dialysis months
(No. peritonitis Total
dialysis months 1000

11

11.1

Table 4. Fall rates stratified by risk category


Risk category

No. Patient
days

No. Falls

Fall rate per 1000 patient


days
(No. falls No. patient days
1000)

Green (low risk)


0-10 points

436

2.3

Yellow (medium risk)


11-20 points

528

7.6

Red (high risk)


>20 points

265 3 11.3

11.3

Tabel 6. BSIs rates stratified by risk body weight

Birth weight
(g)

Central line
days

No Central
line/ umblical
line associated
BSIs

< 1000

412

19.4

1001- 1500

322

12.4

1500- 2500

269

7.4

> 2500

363

5.5

Infection rate
per 1000 central
line days

Mean:
Rata-rata hitung, diperoleh dengan cara
menjum-lahkan semua nilai observasi yang
didapat dan kemudian dibagi dengan
jumlah/banyaknya observasi yang ada. Apabila
X adalah variabel yg diamati, dan observasi yg dilakukan
sebanyak n, maka nilai-nilai observasinya adalah: X 1, X2,
X3,.....Xn-1, Xn. Nilai observasi tertentu dari variabel X diberi
simbol : Xi, Nilai rata-rata diberi simbol: X (X-bar).
Rumus Mean

Xi
X = -------n

Median:
Nilai observasi yang terletak ditengah-tengah
setelah observasi disusun (secara array) menurut
besarnya nilai
Mode:
Suatu nilai observasi yang frekwensinya ditunjukkan
oleh puncak-puncak kurva distribusinya.

Saat ini ukuran nilai tengah dapat diperoleh


dengan mudah dengan bantuan
kalkulator/komputer.

STRATIFIKASI

Dalam suatu studi populasi sering lemah


homogen, seharusnya dibedakan umur,
gender, severity , dilakukan stratifikasi.
Pasien Infeksi luka operasi dibagi dalam
jenis operasi, usia, kategori risiko (jenis
luka, T time, ASA Score).
Infeksi saluran kemih dibagi menurut jenis
kelamin, pada pasien neonatus, dibagi
kedalam kategori berat badan

Stratifikasi Infeksi Luka Operasi dengan kategori resiko

Jumlah kasus
operasi

Jumlah infeksi

Infeksi rate
per 100 kasus

40

2.5

50

20

25

Kategori
Resiko

Data harus diinterpretasi dengan cepat dan tepat, untuk


mendapatkan informasi/makna penemuan, apakah ada
masalah infeksi nosokomial, yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi nosokomial apakah ada
penyimpangan , dimana terjadi kenaikkan atau
penurunan yang cukup tajam.

Perhatikan dan bandingkan kecenderungan


menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
patogen penyebab bila ada.
Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi/HAIs, jika ada data
yang mendukung relevan dengan masalah yang
dimaksud

- Bandingkan dengan BENCHMARK


NHSN/NNIS

Distribusi data sedapat mungkin harus mudah


dimengerti, sederhana dan menarik
Disebarluaskan segera
Memerlukan kemampuan
menggunakan komputer
SPSS, Epid Info, WHO-net
Excel

Tulisan (textular)
Tabel ( tabular)
Gambar/grafik (diagram )

Histogram
Diagram garis ( line diagram )
Diagram batang ( bar diagram )
Diagram pinca ( pie diagram
Diagram tebar ( scatter diagram )
Pictogram
Mapgram
Box Whisker Plot
Pareto

Dapat menjawab
Apa,
Dimana,
Kapan

Judul tabel
Harus singkat,jelas dan lengkap
Dapat menjawab: apa, dimana, kapan
Nomor tabel
Keterangan-keterangan
Keterangan yang diperlukan untuk menjelaskan mengenai halhal tertentu yang tidak bisa dituliskan dalam badan tabel
Sumber
Jika mengutip tabel dari laporan orang lain, cantumkan sumber
tabel

Hal-hal yang diperhatikan dalam penyajian


Grafik/Diagram
Judul singkat, jelas dan lengkap
Dalam menggambar memerlukan dua sumbu sebagai
ordinat dan axsis
Skala tertentu
Nomor gambar
Foot note
Sumber

Laporan sistematik, tepat waktu, informatif


Disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting
mudah dianalisa dan di interpretasi.
Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat
dijelaskan diri sendiri
Tujuan untuk:
Memperlihatkan pola infeksi nosokomial dan
perubahan yang terjadi (trend)
Memudahkan analisis dan interpretasi data
Komunikasi/Pelaporan dengan narasi
singkat,rekomendasi, tindak lanjut

Cara penyajian data bisa dalam bentuk


tabel:biasanya menunjukkan frekuensi
kejadian dengan kategori yang berbeda atau
sub bagian suatu variable,
bentuk grafik :menggambarkan kecenderungan
menurut waktu,
diagram batang : menggambarkan
perbandingan,
diagram Pie : menggambarkan proporsi

Laporan dibuat secara periodik,


tergantung institusi bisa setiap
bulan, triwulan, tahunan.
Laporan dilengkapi dengan
rekomendasi tindak lanjut bagi
pihak terkait dengan peningkatan
infeksi.

Laporan didesiminasikan kepada


pihak-pihak terkait
Tujuan diseminasi agar pihak terkait
dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi
pengendalian infeksi .

Audit proses tahapan


Ketepatan data
Kualitas data
Ketepatan analisa

Outcome Assesment
Apakah system surveilans sesuai objektif

Pelaksanaan surveilans merupakan kegiatan


yang penting dan luas dalam program PPI
Pelaksanaan surveilans dilaksanakan oleh
individu yang profesional
Metode observasi langsung merupakan
Golden Standard
Pelaksanaan surveilans meliputi
perencanaan,pengumpulan
data,analisa,interpretasi,komunikasi dan
evaluasi

Anda mungkin juga menyukai