Anda di halaman 1dari 16

Rangkaian Penguji Penguat Operasional (Operational Amplifier, Op-Amp)

A. TUJUAN
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk membuat rangkaian yang dapat digunakan
untuk memeriksa penguat operasional (Op-Amp) dan membandingkan antara Op-Amp
yang baik dan yang rusak
B. LANDASAN TEORI
Sebuah op-amp merupakan sebuah rangkaian terintegrasi (IC) linier yang mampu
memberikan penguatan yang sangat besar dan dapat dioperasikan pada interval tegangan
yang cukup lebar. Op-amp mampu memberikan penguatan sampai setinggi 100.000 untuk
sebuah op-amp dalam keadaan rangkaian hubung-terbuka sampai hanya sebesar 1 (satu)
kali saat digunakan sebagai rangkaian pengikut tegangan (voltage follower).
(Firdaus, 2010 : 5)
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen
analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, noninverter, integrator dan differensiator. Secara umum, umpanbalik positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat
terukur.

Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial)
yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada
yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop
gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp
LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik
tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp
1

menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran
rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input
op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi
input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input
op-amp LM741 mestinya sangat kecil.

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule,
yaitu :

Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian opamp.
(robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Operational+Amplifier.doc)
16.1 Dasar-dasar Penguat Operasional
Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan
dan satu keluaran. Opamp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated
circuit, IC).

Gambar 16.1 Sebuah blok Op-Amp

Gambar 16.1 menunjukkan sebuah blok opamp yang mempunyai berbagai tipe dalam
bentuk IC. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga beberapa ribu
rupiah. Seperti terlihat pada gambar 16.1, opamp memiliki masukan tak membalik v+
(non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan
dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya
jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat
keluaran akan sefase. Sebuah opamp biasanya memerlukan catu daya 15 V. Dalam
menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan. Data keadaan
ideal opamp dan kinerja IC 741 seperti terlihat pada tabel 16.1.
Idealnya, jika kedua masukan besarnya sama, maka keluarannya akan berharga nol dan
tidak tergantung adanya prubahan sumber daya, yaitu

dimana A berharga sangat besar dan tidak tergantung besarnya beban luar yang terpasang.

Tabel 16.1 Sifat ideal dan data yang sebenarnya dari Op-Amp IC 741
Keterangan :
a) Tegangan ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh v+ dan
v terpisah untuk mendapatkan keluaran 0 volt.
b) Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan seberapa
berbeda kedua arus masukan.
c) Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran besarnya arus basis
(masukan).
Untuk menghindari keluaran yang berosilasi, maka frekuensi harus dibatasi, unity gain
frequency memberi gambaran dari data tanggapan frekuensi. Ini hanya berlaku untuk
isyarat-kecil saja karena untuk isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan nilai
dv dt o / sehingga keluaran bentuk-penuh hanya dihasilkan pada frekuensi yang relative
rendah.
(kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari...II.../bab16-penguat-operasional.pdf)
4

C. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada eksperimen ini adalah sebagai
berikut.

No.
1.

Nama Alat
Fungsi
Resistor (2 k, 200 Sebagai penahan arus

2.

k, 560 k, 390 )
Kapasitor (0,01 F, Sebagai penyimpan muatan

3.
4.

100 V)
IC Op-Amp ( A741)
Osiloskop

Sebagai penguat
Sebagai
penampil

NST

JU

0,5 mA

2,5 mA

0,1 Volt

15 Volt

bentuk

gelombang baik untuk sinyal


5.
6.
7.
8.

Multimeter Analog
Switch
Speaker
Pencatu Daya

masukan atau sinyal keluaran


Sebagai alat ukur
Sebagai saklar
Sebagai penguji audio
Sebagai sumber tegangan

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan


D. PROSEDUR EKSPERIMEN
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada eksperimen ini adalah
sebagai berikut.
1. Menyusun rangkaian penguji Op-Amp seperti pada gambar berikut.

Gambar 1. Rangkaian penguji Op-Amp

Gambar 2. Rangkaian Penguji Op-Amp (tampak dari atas)

Gambar 3. Rangkaian Penguji Op-Amp (tampak dari samping)

Gambar 4. Rangkaian Penguji Op-Amp (tampak dari samping)


2. Menyalakan pencatu daya pada 15 Volt dan mencatat besarnya arus yang
3.
4.
5.
6.

mengalir pada kaki-kaki RL 2 KOhm.


Menghubungkan kaki-kaki RL 2 Kohm ke osiloskop.
Mengamati bentuk gelombang yang tampak pada osiloskop.
Membuat sketsa bentuk gelombang yang teramati pada kaki-kaki resistor RL.
Memeriksa suara/audio dari IC yang dipasang dengan cara menyalakan

speaker.
7. Mengulangi poin 2 poin 6 untuk keempat resistor lainnya.

E. DATA PENGAMATAN
1. Untuk IC Op-Amp A741 (0) :
8

Sketsa bentuk gelombang keluaran :

Gambar 5. Bentuk gelombang keluaran pada Op-Amp IC A741 (0)

Arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 KOhm : 0,01 mA


Tes Audio : Speaker berbunyi lemah.

2. Untuk IC Op-Amp A741 (1) :

Sketsa bentuk gelombang keluaran :

Gambar 6. Bentuk gelombang keluaran pada Op-Amp IC A741 (1)

Arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 K Ohm : tidak terbaca arus


Tes Audio : Speaker tidak berbunyi.

3. Untuk IC Op-Amp A741 (2) :

Sketsa bentuk gelombang keluaran :

10

Gambar 7. Bentuk gelombang keluaran pada Op-Amp IC A741 (2)

Seting Osiloskop :
Time/div = 1 ms/div
Volt/div = 1 Volt/div ; 1,2 div
Vp-p = 1,2 Volt
Arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 KOhm : 1,85 mA
Tes Audio : Speaker berbunyi

4. Untuk IC Op-Amp A741 (3) :

Sketsa bentuk gelombang keluaran :

11

Gambar 8. Bentuk gelombang keluaran pada Op-Amp IC A741 (3)


Seting Osiloskop :
Time/div = 1 ms/div
Volt/div = 1 Volt/div ; 1,2 div
Vp-p = 1,2 Volt

Arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 KOhm : 1,8 mA.


Tes audio : Speaker berbunyi

5. Untuk IC Op-Amp A741 (4) :

Sketsa bentuk gelombang keluaran :

12

Gambar 9. Bentuk gelombang keluaran pada Op-Amp IC A741 (4)


Seting Osiloskop :
Time/div = 1 ms/div
Volt/div = 1 Volt/div ; 1,2 div
Vp-p = 1,2 Volt

Arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 KOhm : 1,85 mA.


Tes audio : Speaker berbunyi

F. PEMBAHASAN
Penguat operasional (Operational Amplifier, Op-Amp) merupakan sebuah
perangkat penguat yang dapat memberikan penguatan yang sangat besar. Terdapat
berbagai jenis penguat operasional, salah satunya adalah Op-Amp IC A741. Pada
eksperimen kali , dilakukan pengujian pada Op-Amp IC A741, apakah masih berfungsi
dengan baik atau sudah rusak. Manfaat dari eksperimen ini tentunya adalah dapat
mengetahui keadaan suatu IC, sehingga ketika ada eksperimen yang memanfaatkan IC
Op-Amp A741, dapat terlebih dahulu dicek, apakah Penguat tersebut dalam keadaan
baik atau tidak, sehingga praktikum yang menggunakan Op-Amp IC A741 dapat

13

berjalan dengan lancer dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan
teori-teori yang ada di buku.
Pada percobaan ini, kelompok kami menggunakan 5 buah Op-Amp IC A741,
dengan maksud untuk mengetahui ciri-ciri IC yang bekerja dengan baik dan ciri-ciri IC
yang rusak. Dengan menggunakan rangkaian penguji Op-Amp IC A741, penguat yang
baik memberikan arus sebesar 1 4 mA pada kaki-kaki RL 2 KOhm, dan ketika
dihubungkan ke osiloskop, gelombang yang tampak adalah gelombang kotak, serta ketika
speaker di-ON-kan, akan berbunyi. Dari data pengamatan yang diperoleh, diketahui
terdapat 3 Op-Amp IC A741 yang masih baik kondisinya dan sisanya berada dalam
keadaan yang tidak baik. Pada Op-Amp IC A741 (0), arus yang terukur sangat kecil
(hampir tidak terbaca oleh Multimeter Analog), ketika kaki-kaki RL 2 KOhm
dihubungkan ke osiloskop, tidak tampak gelombang kotak, dan ketika saklar di-ON-kan,
speaker tidak berbunyi. Hal ini berarti Op-Amp IC A741 tersebut rusak. Pada Op-Amp
IC A741 (1), tidak ada arus yang terbaca pada Multimeter Analog, dan ketika kaki-kaki
RL 2 KOhm dihubungkan ke osiloskop, tidak tampak gelombang kotak, dan ketika
speaker di-ON-kan, tidak terdengar adanya bunyi. Hal ini juga menandakan bahwa OpAmp IC A741 tersebut juga telah rusak. Pada Op-Amp IC A741 (2), arus yang terukur
adalah sebesar 1,85 mA. Ketika dihubungkan ke osiloskop, tampak adanya gelombang
kotak dan terdengar adanya bunyi ketika speaker di-ON-kan. Hal ini menandakan bahwa
Op-Amp IC A741 ini berada dalam keadaan yang baik. Pada Op-Amp IC A741 (3),
arus yang terukur pada kaki-kaki RL 2 KOhm adalah sebesar 1,8 mA. Ketika
dihubungkan ke osiloskop, tampak adanya gelombang kotak dan ketika speaker di-ONkan, terdengar adanya bunyi, hal ini juga menandakan bahwa Op-Amp IC A741 ini
berada dalam keadaan baik. Sedangkan pada Op-Amp IC A741 (4), arus yang terukur
pada kaki-kaki RL 2 KOhm adalah sebesar 1,85 mA. Ketika dihubungkan ke osiloskop,
juga tampak adanya gelombang kotak dan ketika speaker di-ON-kan, terdapat adanya
bunyi. Hal ini juga menandakan Op-Amp IC A741 tersebut berada dalam keadaan baik.
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan ini adalah sebagai
berikut.
14

1. Penguat operasional merupakan sebuah rangkaian terintegrasi (IC) yang dapat


memberikan penguatan yang sangat besar.
2. Ciri-ciri penguat operasional yang baik adalah diantaranya, arus yang terukur pada
kaki-kaki RL adalah sebesar 1 4 mA, jika dihubungkan pada osiloskop, tampak
adanya gelombang kotak dan ketika dilakukan tes audio pada speaker, terdengar
bunyi.
3. Dari 5 buah IC Op-Amp yang diuji, hanya 3 buah Op-Amp yang berada dalam
keadaan baik, sisanya rusak.

DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, 2010, PENUNTUN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II, Laboratorium
Fisika Lanjutan, F-MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.
(robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Operational+Amplifier.doc)
(http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-diklat/teknik/elektronika/elektronika-dasar-IIuniv-negeri-jember/bab16-penguat-operasional.pdf)

15

16

Anda mungkin juga menyukai