1. Anatomi
Bentuk ginjal menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap kemedial. Pada
sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat sruktur - struktur pembulu darah, sistem limfatik,
sistem syaraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.
Ginjal terletak di rongga abdomen ,retroperitoneal primer kiri dan kanan kolumna
vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritoneum. Batas atas
ginjal kiri setinggi iga ke- 11 dan ginjal kanan setingi iga ke- 12 dan batas bawah ginjal kiri
setinggi vertebra lumbalis ke-3. Setiap ginjal memiliki panjang 11- 25cm, lebar 5-7 cm, dan
tebal 2,5 cm.ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa150170 gram dan pada wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang, sisi
dalamnya menghadap ke vertebra thorakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal
terdapat kelenjar suprarenal.
Struktur ginjal, setiap ginjal dilengkapi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang dapat
membungkusnya ,dan membentuk pembungkus yang halus. Didalamnya terdapat struktur
ginjal, warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di sebelah luar,dan bagian medulla
di sebelah dalam. Bagian medulla ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa
berbentuk piramid,yang disebut piramid ginjal. Puncakpuncaknya langsung mengarah ke
helium dan berakhir di kalies.kalies ini menghubungkan ke pelvis ginjal.
Anatomi nefron
Nefron,Struktur halus ginjal terdiri aatas banyak nefron yang merupakan satuan
satuan fungsional ginjal,diperkirakan ada 1000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron
mulai berkas sebagai kapiler (badan maphigi atau glumelurus) yang serta tertanam dalam
ujung atas yang lebar pada urineferus atau nefron. Dari sisni tubulus berjalan sebagian
berkelok kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proximal tubula itu
berkelok kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan
tubula penampung yang berjalan melintasi kortek atau medulla, untuk berakhir dipuncak
salah satu piramidis.
KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Gagal Ginjal Kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana keseimbangan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit menyebabkan uremia.( digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4956
Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
irreversibel dan progresif dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia.
(jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/.../63
oleh
DR
Sulistyaningsih - 2012 - Artikel terkait)
2. Etiologi
a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
b. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
c. nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
d. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
e. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus
ginjal
f. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
g. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
h. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra
i. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
www.stikeskusumahusada.ac.id
3. Patofisiologi
Mekanisme yang dapat menyebabkan CKD adalah glomerulosklerosis, parut
tubulointerstisial, dan sklerosis vaskular
Glomerulosklerosis
Progresifitas menjadi CKD berhubungan dengan sklerosis progresif glomeruli yang
dipengaruhi oleh sel intraglomerular dan sel ekstraglomerular. Kerusakan sel intraglomerular
dapat terjadi pada sel glomerulus intrinsik (endotel, sel mesangium, sel epitel) dan ekstrinsik
(trombosit, limfosit, monosit/makrofag).
Sel endotel dapat mengalami kerusakan akibat gangguan hemodinamik, metabolik
dan imunologis. Kerusakan ini berhubungan dengan reduksi fungsi antiinflamasi dan
antikoagulasi sehingga mengakibatkan aktivasi dan agregasi trombosit serta pembentukan
mikrotrombus pada kapiler glomerulus serta munculnya mikroinflamasi. Akibat
mikroinflamasi, monosit menstimulasi proliferasi sel mesangium sedangkan faktor
pertumbuhan dapat mempengaruhi sel mesangium yang berproliferasi menjadi sel
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Anemia normokrom normositer dan normositer (MCV 78-94 CU), sering ditemukan
pada pasien gagal ginjal kronik. Anemia yang terjadi sangat bervariasi bila ureum darah
lebih dari 100 mg% atau bersihan kreatinin kurang dari 25 ml per menit
Kelainan saluran cerna
Mual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian pasien gagal ginjal
kronik terutama pada stadium terminal. Patogenesis mual dan muntah masih belum
jelas, diduga mempunyai hubungan dengan dekompresi oleh flora usus sehingga
terbentuk amonia. Amonia inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa
lambung dan usus halus. Keluhan-keluhan saluran cerna ini akan segera mereda atau
hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika.
Kelainan mata
Visus hilang (azotemia amaurosis) hanya dijumpai pada sebagian kecil pasien gagal
ginjal kronik. Gangguan visus cepat hilang setelah beberapa hari mendapat pengobatan
gagal ginjal kronik yang adekuat, misalnya hemodialisis. Kelainan saraf mata
menimbulkan gejala nistagmus, miosis dan pupil asimetris. Kelainan retina (retinopati)
mungkin disebabkan hipertensi maupun anemia yang sering dijumpai pada pasien gagal
ginjal kronik. Penimbunan atau deposit garam kalsium pada conjunctiva menyebabkan
gejala red eye syndrome akibat iritasi dan hipervaskularisasi. Keratopati mungkin juga
dijumpai pada beberapa pasien gagal ginjal kronik akibat penyulit hiperparatiroidisme
sekunder atau tersier.
Kelainan kulit
Gatal sering mengganggu pasien, patogenesisnya masih belum jelas dan diduga
berhubungan dengan hiperparatiroidisme sekunder. Keluhan gatal ini akan segera hilang
setelah tindakan paratiroidektomi. Kulit biasanya kering dan bersisik, tidak jarang
dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea frost.
Kelainan selaput serosa
Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai pada gagal
ginjal kronik terutama pada stadium terminal. Kelainan selaput serosa merupakan salah
satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.
Kelainan neuropsikiatri
Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi sering
dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik. Kelainan mental berat seperti konfusi, dilusi,
dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering dijumpai pada pasien GGK.
Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa
hemodialisis, dan tergantung dari dasar kepribadiannya (personalitas).
Kelainan kardivaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif (GJK) pada gagal ginjal kronik sangat kompleks.
Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi sistem vaskular,
sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal dan
dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.bila ureum darah lebih dari 100 mg% atau
bersihan kreatinin kurang dari 25 ml per menit.
(digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9246)
6. Komplikasi
Bila ginjal tidak berfungsi sebagai salah satu alat pengeluaran (ekskresi), maka sisa
metabolisme yang tidak dikeluarkan tubuh akan menjadi racun bagi tubuh sendiri dan
mengakibatkan hipertensi, anemia, asidosis, ostedistrofi ginjal, hiperurisemia dan neuropati
parifer. Pada sebagian kecil kasus (10%), hipertensi mungkin tergantung renin dan refrakter
terhadap kontrol volume natrium ataupun dengan anti hipertensi ringan. Bila K+ serum
mencapai kadar sekitar 7 mEq/l, dapat terjadi aritmia yang serius dan juga henti jantung.
Hiperkalemia makin diperberat lagi oleh hipokalsemia, hiponatremia, dan asidosis metabolik
kronik yang ringan pada penderita uremia biasanya akan menjadi stabil pada kadar
bikarbonat plasma 16 sampai 20 mEq/l. Anemia berupa penurunan sekresi eritropoeitin oleh
ginjal yang sakit maka pengobatan yang ideal adalah penggantian hormon ini. Pada
hiperurisemia kadar asam urat yang meninggi maka dihambat biosintesis yang dihasilkan
oleh tubuh dan neuropati perifer biasanya simtomatik tidak timbul sampai gagal ginjal
mencapai tahap akhir.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17097/4/Chapter%20II.pdf oleh SI Muharni 2010
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut (Doengoes, 2000:628) pada pasien Gagal Ginjal Kronik di lakukan pemeriksaan,
yaitu :
a. Kreatinin plasma meningkat, karena penurunan laju filtrasi glomerulus.
b. Natrium serum rendah / normal.
c. Kalium dan fosfat meningkat.
d. Hematokrit menurun pada animia Hb : biasanya kurang dari 7-8 gr/dl.
e. GDA : PH : penurunan asidosis matabolik (kurang dari 7,2).
f. USG ginjal.
g. Pielogram retrograde.
h. Arteriogram ginjal.
i. Sistouretrogram.
j. EKG.
k. Foto rontgen.
l. SDM waktu hidup menurun pada defisiensi eritopoetin.
m. Urine :
Volume : oliguria, anuria
Warna : keruh.
Sedimen : kotor, kecoklatan.
BD : kurang dari 1,0125.
Klerin kreatinin menurun.
Natrium : lebih besar atau sama dengan 40 m Eq/L.
Protein : proteinuria.
8. Pentalaksanaan
Penatalaksanaan konservatif gagal ginjal kronik lebih bermanfaat bila penurunan faal
ginjal masih ringan, yaitu dengan memperlambat progresif gagal ginjal, mencegah
kerusakan lebih lanjut, pengelolaan uremia dan komplikasinya, kalsium dan fosfor untuk
mencegah terjadinya hiperparatiroidisme sekunder, kadar fosfor serum harus dikendalikan
dengan diet rendah fosfor dan hiperurisemia (Suhardjono, 2001).
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Gejala
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
telapak,tangan, disritmia jantung.
Nadi
lemah
halus,hipotensi
ortostatik
menunjukan
hipovolemia,
pucat,
kecenderungan perdarahan.
3) Integritas ego
Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak
berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian
4) Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, atau
konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan, oliguria,
dapat menjadi anuria.
5) Makanan/ cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penuruna berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di
mulut (pernapasan amonia), penggunaan diuretic
Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit /
kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi / lidah,
penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom kaki
gelisah,
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat
malam hari)
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.
8) Pernapasan
Gejala : napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
9) Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual
terjdai peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal., petechie,
10) Seksualitas
Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas
11) Interaksi social
Gejala
kesulitan
menentukan
kondisi,
contoh
tak
mampu
bekerja,
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet berlebih dan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
3.
danprosedur dialysis
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan pada
citra diri dan disfungsi seksual.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, dan program penanganan
3. Perencanaan
DIAGNOSA
NOC
NIC
DOMAIN 2
KELAS 5
00026
Kelebihan Volume Cairan
NOC :
Fluid balance
Hydration
Nutritionalstatus : food
and fluid intake
NIC :
Manajemen Cairan
Pertahankan posisi tirah
berbaring
Buat jadwal masukan
cairan
Timbang berat badan
secara berkala
Monitor ttv
Pantau haluaran urine
Kriteria Hasil :
TD dalam rentang yang
Batasan Karakteristik :
singkat
Asupan berlebihan
dibanding output
Tekanan darah berubah
Tekanan arteri
pulmonalis berubah
Peningkatan CVP
Distensi vena jugularis
Perubhan pada pola
diharapkan
CVP dalam rentang yang
diharapkan
Tekanan arteri rata-rata
dalam rentang yang
diharapkan
Nadi perifer teraba
Keseimbangan intake
( karakteristik,warna ,
ukuran)
Keseimbangan cairan
tidak ada
Berat badan stabil
Tidak ad asites
Tidak ada distensi vena
Tidak ada edema perifer
Hidrasi/kulit
Membran mukosa basah
secara 24jam
Monitor tanda dan
Pleura efusi
Hb dan hematokrit
menurun
Perubhan elektrolit
Khususnya perubahan
berat jenis
Suara jantung SIII
Reflek hematojugular
positif
Perubahan status
abnormal
Tidak ada sunken eyes
Urine output normal
Mampu berkeringat
Tidak demam
Monitoring Cairan
mental,
kegelisahan,kecemasan
Mekanisme pengaturan
melemah
Asupan cairan
berlebihan
Asupan natrium
berlebihan
disfungsi hati)
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmolaritas urine
Monitor BP,HR,RR
Monitor tekanan darah
orthotastik dan
hemodinamik invasif
Catat secara akurat
Nutritional status:
Nutritional status :
food fluid intake
Nutritional status :
jumlah
Nutrition management
makanan
Kolaborasi dengan ahli
Kelas 1: makanan
Batasan karakteristik
nutrient intake
Wight control
Adanya peningkatan
dengan tujuan
Berat badan ideal
(Recomended Daily
-
Allowance)
Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
Mudah merasa
Kriteria hasil :
nutrisi yang
meningkatkan intake
kebutuhan nutrisi
Menunjukan
Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
badan
Mampu
mengidentifikasi
dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk
dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
peningkatan fungsi
pengecapan dari
mencegah komplikasi
Berikan makanan yang
menelan
Tidak terjadi
terpilih ( sudah
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta
dikonsultasikan
yang berarti
adanya kekurangan
-
makanan
Dilaporkan adanya
sensasi rasa
Perasaan
ketidakmampuan untuk
mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal
dengan atau tanpa
bagaimana membuat
catatan makanan
harian
Monitor jumlah nutrisi
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
patologi
Kurang berminat
terhadap makanan
Pembuluh darah
Nutrition monitoring
normal
Monitor adanya
steatorrhea
Kehilangan rambut
(rontok)
Suara usus hiperaktif
Kurangnya informasi,
misinformasi
makan
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
Faktor-faktor yang
berhubungan :
bisa dilakukan
Monitor interaksi anak
Ketidakmampuan pemasukkan
dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor kadar
albumin, total protein,
kesukaan
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan
intake nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral
Catat jika lidah
berwarna magenta,
3. DOMAIN 4:
Aktivitas/Istirahat
KELAS 4:s
Respons
Kardiovaskular/Pulmonal
Kode NDX (00092)
Intoleran aktivitas
Defenisi : Ketidakcukupan
energy
psikologis
atau
fisiologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang
harus
atau
yang
ingin
dilakukan.
Batasan karakteristik :
Respon tekanan darah
abnormal
terhadap
aktivitas
Respon
frekuensi
jantung
abnormal
terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang
mencerminkan aritmia
NOC
Energy conservation
Activity tolerance
Self care : ADLs
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai
peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR
Mampu
melakukan
aktivitas
sehari-hari
(ADLs) secara mandiri
Tanda-tanda
vital
normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Mampu berpindah :
dengan atau tanpa
bantuan alat
Status
kardiopulmunari
adekuat
Sirkulasi status baik
Status respirasi :
scarlet
NIC
Activity Therapy
- Kolaborasi
dengan
tenaga
rehabilitasi
medic
dalam
merencanakan
program terapi yang
tepat
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
- Bantu untuk memilih
aktivitas
konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan
fisik,
psikologi dan social
- Bantu
untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas
yang
diinginkan
- Bantu
untuk
mendapatkan
alat
bantuan
aktivitas
seperti kursi roda, krek
Perubahan
EKG
yangmencerminkan
isekmia
Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
Dispnea
setelah
beraktivitas
Menyatakan
merasa
letih
Menyatakan
merasa
lemah
ventilasi adekuat
-
dilakukan
tindakan
Bantu
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk
membuat
jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
Sediakan
penguatan
positif bagi yang aktiv
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi
diri
dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, social dan
spiritual.
Pain management
Lakukan pengkajian
Kelas 1
keperawatan selama .x 24
Kode dx (00132)
nyeri secara
Nyeri akut
Kriteria hasil :
komprehensif
Factor Berhubungan
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu mengontrol nyeri
termasuk lokasi,
dengan:
tehnik
Batasan karakteristik:
jantung
Perubahan frekuensi
(mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
factor presipitasi
Observasi reaksi non
verbal dari
non-farmakologi
karakteristik, durasi,
ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
klien
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
Melaporkan nyeri secara
verbal
nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
nyeri
Evaluasi pengalaman
normal
tentang
ketidakefektifan,
control nyeri masa
lampau
Bantu klien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi factor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang tehnik
non farmakologi
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter
Analgesic
administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
WOC
vaskuler
Diabetes melitus
Kista ginjal
hipertensi
Auto imun
Ginjal kehilangan
kemapuan laju filtrasi
glomerulus
GFR menurun
Hiertrofi struktural dan
fungsional
hiperfiltrasi
Adaptasi fungsi
Infeksi
Toksik: obat
TB jamur
Reaksi antigen
antibody
nefrotoksik
Terjadi kerusakan
pada nefron
Skelrosis nefron
Penurunan fungsi nefron
progresif
CKD
Cadangan ginjal
BUN, Kreatinin
meningkat
asimtomatik
hipoalbuminuria
Pembengkakan
pergelangan kaki,
tangan, wajah,
perut
eritropotin
Retensi Na
Anemia
Total CES
Sekresi protein
terganggu
Syndrome uremia
pruritis
MK:
Kelemahan
Volume
Interstisial
Sekresi protein
terganggu
Sintesis 1,25dihydroxyvitamin D
atau kalsitriol
Syndroma
uremia
Tekanan
kapiler
Oedema
MK: Kelebihan volume
cairan
perpospetenia
pruritus
Kegagalan mengubah
bentuk inaktif ca
Gangguan
keseimbangan
asam basa
Asam lambung
Preload
Hipertrofi ventrikel
kiri
MK: Gangguan
integritas kulit
Absorbsi ca
Hipokalsemia dan
osteodistrofi
MK: Hambatan
mobilitas fisik
Nausea,
vomiting
Iritasi
lambung
Edema paru
MK: Gangguan
pertukaran gas
MK:
Ketidakseimbang
an nutrisi:
kurang dari
kebutuhan tubuh